Maret 20, 2010

Mesjid Kubah Mas dan Universitas Indonesia

Ini pertama kalinya saya berkunjung ke Depok. Kota ini kecil, cuma ada beberapa tempat yang membuat saya penasaran. Semula saya ingin menemani teman saya ke JobFair (inget JobFair inget beberapa bulan yang lalu. Setiap ada JobFair saya pasti hadir) yang diadakan di UI. Saya naek kereta Ekspres dari Gambir (Rp.11rb). Ini kereta Jepang bangeeet. Persis sama kayak di dorama Jepang yang biasa saya tonton di laptop. Nyaman banget karena hari Sabtu orang2 pada dikit yang naek kereta. Cuma saya rada bingung turun dimana karena kadang2 nama Stasiun itu nggak keliatan dari dalam kereta. Ya udah, saya nanya aja sama mbak2 yang duduk disebelah saya dimana stasiun UI. Dia langsung menjelaskan dengan baek. Ketika saya turun, adek saya udah nungguin di stasiun. Dia saya jadiin tour guide selama di Depok.

Universitas Indonesia
Pertama saya dan adek nganterin temen saya, Nopy, ke Balairung UI. Wah, gileeee orang2nya. Rameeee buangeeeet! Haduwwh, sebanyak itu orang2 yang masih jobless disini. Mungkin ribuan kali yah. Saya udah mengingatkan Nopy kalau bakalan sebanyak ini saingan dia sewaktu nyari kerja. Selagi nungguin Nopy mengadu nasib di dalam, saya dan adek pergi berkeliling UI. Nyobain pake bus warna kuning. Bus ini pelan banget jalannya. Jadinya walaupun kita berdiri nggak seram kayak di busway sampe terombang-ambing kayak naek roller coaster. Kita keliling2 UI hampir semua fakultas deh kayaknya. Yang menarik itu jembatan TekSas (Fakultas Teknik dan Sastra). Jembatannya bagus lho, gabungan warna merah dan kuning. Sewaktu kita kesana, lagi banyak mahasiswa yang nge-cat ulang jembatannya. Jadi lebih bagus. Saya juga di bawa ke gedung arkeologi. Banyak candi2 gitu, trus ada gua. Ngga tau itu gua jadi-jadian, atau beneran. Pegel juga jalan dari 1 fakultas ke fakultas lain dan bikin perut lapar. Kita pergi ke kantin Psikologi. Wah, bahagia banget saya liat harga makanan semurah meriah itu. Maklumlah area mahasiswa mana ada yang mahal2 banget. Tapi ada Resto Korea juga disini dan harganya baru standar Cafe mantap. Makan puding yang seharusnya di Resto Rp.20rban di Cafe biasa, di kantin ini cuma Rp.7rb. Asik bangeet.

Mesjid Kubah Mas
Justify FullSetelah shalat zuhur di mesjid UI, saatnya melanjutkan perjalanan ke Mesjid Kubah Mas. Mesjid ini adalah mesjid nomor satu yang pengen banget saya kunjungi di Indonesia. Udah beberapa hari ini saya nanya2 temen gimana pergi kesana pake angkot. Dari UI, kita bisa naek angkot apa aja yang menuju terminal. Nah, sampe terminal, kalian naek angkot 03. Perjalanan naek angkot 03 ini lamaaaaaa banget sampe bosen gw di angkot. Nanya ke ibu2 di dalam angkot dimana kita harus turun kalo mau ke kubah mas. Nanti ada pertigaan gitu yang ada angkot 102, kalian turun disitu dan naek angkot 102. Sebentar banget udah sampe ke mesjid indah ini. Dari pintu masuk aja udah keliatan betapa LUAAAASSSS dan INDAAAAAHH banget.....!! Mana cuaca lagi mendung banget tapi hujannya cuma gerimis dikit2 aja. Jadi nggak gitu panas untuk berkeliling mesjid ini.
Kalau mau masuk mesjid ini, pintunya di pisah antara pria dan wanita. Untuk wanita, kalian harus pake jilbab kalo mau masuk kesini. Di pintu masuk di jaga sama ibu2 yang siap menegur kalo kita nggak nitip sepatu, nggak pake jilbab, atau ada pria salah masuk.
Nah, hasil googling saya tentang mesjid kubah mas dari wikipedia. Kalo mau lebih lanjut, googling sendiri yakk..!

Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu. Dengan luas kawasan 50 hektar, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

Masjid Kubah Mas Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.
Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.
Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.

(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Dian_Al_Mahri)

Sewaktu ngeliat rumahnya si Dian Al-Mahri itu, guedeeeeeeeee buangeeeeet. Gile tuh, udah kayak rumahnya Tao Ming Tse di Meteor Garden, mungkin lebih gede kali yah. Tapi nggak boleh masuk ke area rumahnya. Tukang kebunnya banyak banget. Tuh fotonya cuma bisa diambil dari depan doang. Kita shalat Ashar di mesjid. Rupanya selalu ada kultum seusai shalat. Dengerin kultum sebentar, foto2 lagi, dan pulang deh. Kita pulang lagi naek angkot yang sama cuma berbalik arah. Kali ini angkot 03 malah berhenti di stasiun Depok Baru. Ya udah, langsung beli tiket kereta api Ekonomi AC (Rp. 6rb). Turun di stasiun Tebet dan sampailah saya kembali ke Jakarta. Huff, bener melelahkan, tapi seruuu! Kapan2 berpetualang lagi ahh...

11 comments:

Sou Stalker mengatakan...

Gak pake makan-makan lagi yak ? Hehe. .
met pagi ya . .

Arum Suryaningtyas mengatakan...

masjid kubah mas kereennnnnn buangett ya....

met weekend.. :D

Anonim mengatakan...

Saya pernah ke Masjid Kubah Emas
Subhanallah, keren :)

Unknown mengatakan...

udah lama gak ke UI. dulu kuliah di sana sih. sekarang makin bagus ya

fanda dan fanny mengatakan...

mampir juga di blog kami yg ini. thanks ya

richo mengatakan...

aku pernah liat di tv masjidnya, pengen benere kesana.... kliatane bagus buanget gt....

Meutia Halida Khairani mengatakan...

maklumlah, penyandang mesjid termegah se-asia tenggara..
kalo dipikir2 bisa ngebangun mesjid semewah ini, berarti siapa ya orang terkaya di Indonesia?

Riesta Emy Susanti mengatakan...

aku uda pernah ke masjid kubah emas...
pas malem lebih bagus lho...
subhanallah...

Unknown mengatakan...

wich bisa buat panduan ke Depok nich,,he,e

Unknown mengatakan...

Trimakasih sangat bermanfaat bagi yg dari daetah.

Unknown mengatakan...

Trimakasih sangat bermanfaat bagi yg dari daetah.

Follow me

My Trip