April 11, 2010

Sebelum Hari Itu

Nothing so special these days. Cuma kerjaan kantor yang belom begitu banyak dan saya sedang malas jalan2. Maklumlah, saya mau pergi ke Ciamis plus Pangandaran sekalian. Jadi mau hemat duit dulu. Jadi saya mau bercerita aja ya. Oh ya, cerita yang saya buat ini semua terinspirasi dari kehidupan nyata yang udah dibumbui sedemikian rupa dan jadi cerita yang menurut saya lumayan bagus untuk dibaca. So, just check it out!

Kali ini kejadian yang dialami temanku sebelum malam itu. Tepat setelah serangan jantung yang membuatnya terbujur kaku di pusaranya. Anak yang ceria dan aku nggak pernah tau kalo dia punya tubuh yang lemah. Selama kuliah, dia sehat2 aja. Nggak pernah bilang ini itu yang berhubungan dengan tubuhnya apalagi penyakitnya. Dia terkenal sebagai cewek yang pintar, straight forward, suka makan, suka shopping, dan banyak yang naksir. Dia suka banget ngecengin cowok ganteng. Setiap udah ngeceng, pasti malamnya ke kamarku (kita 1 kosan) dan cerita dengan antusias. Saya suka mendengar dia bercerita karena dia selalu cerita tentang hal yang indah2 dari kecengannya. Dia jarang mau nge-gosip. Dia lebih suka cerita tentang dia dan kecengan2nya yang udah banyak banget menurutku.

Pernah suatu hari dia beneran suka sama seorang cowok, mereka udah jalan2 kesana kemari, dinner bareng, ngerayain ulang taun dia bersama2, tapi 'tu cowok malah jadian dengan cewek lain. Saat itu dia keliatan sedih sewaktu cerita padaku. Tapi sedihnya itu agak aneh, dia tetep cerita, nada suaranya agak sendu, tapi wajahnya tetap aja terlihat tidak mau ambil pusing. Palingan kalo udah gitu, dia akan nongkrong semalaman, nonton bioskop, makan banyak, hura-hura, kemudian sembuh sakit hatinya dan mulai ngeceng cowok baru. Dia nggak suka banget mendengar kata2 gombal. Beberapa dari kecengannya yang suka juga padanya dan suka nge-gombal, pasti bikin dia il-fil.

Sewaktu wisuda, sebenarnya dia pengen ada cowok yang dia sayang datang. Tapi saat itu sih kata dia nggak ada yang dia sayang. Jadi aku bingung sendiri melihatnya. Kehidupan cintanya agak aneh. Kalo menurutku sih dia 'tu yang terlalu banyak memilih dan nggak mau mikirin perasaan cowok yang juga ngecengin dia. Pernah ada yang suka dia dan bilang ke aku, eh dia malah nolak dengan bilang kalo dia ngga suka yang sebaya. Padalah dia sendiri pernah ngecengin yang lebih muda. Ckckckckck...

Akhirnya kita 1 kantor. Kita diterima di kantor yang sama. Berkenalan dengan orang baru dan kita bekerja dalam tim. Kebetulan kita 1 tim dan ada cowok ganteng juga dalam tim kita. Aku sih udah tau kalo dia pasti bakalan ngecengin 'tu cowok. Aku bilang ke dia, kalo beneran kamu suka, ya yg seriuslah. Capek juga nge-dengerin dia cerita banyak cowok tapi ngga ada yang jadi. Dari matanya sih, aku menangkap kalo temenku ini pasti mau main2 lagi. Nggak akan serius. Tapi ternyata lain...

Cowok yang satu ini duduk bersebelahan dengan dia. Awalnya sih sifat temenku yang cuek2 tapi mau, masih kelihatan di mataku. Temenku mulai ngobrol dan ternyata cowok itu adalah orang yang sangat ramah, suka ngobrol, dan kalo mendengarkan orang ngobrol pasti serius dan menatap mata. Temenku langsung salah tingkah gitu. Kalo makan siang, temenku selalu berusaha duduk di dekat cowok itu. Ntah kenapa, sambutan dari cowok itu pun positive. Setiap hari kalo datang ke kantor, cowok itu pasti bercerita ke temanku apa yang dia alami sepulang kantor kemarin sampe datang ke kantor hari ini. Aku tidak tau juga tentang hal itu, tapi temanku yang selalu cerita. Kadang kalo 'tu cowok nggak ke kantor, aku mergokin mereka chatting panjang2. Kalo di kosan juga mereka suka chatting. Kalo cowok itu nggak datang, temenku pasti tau kenapa. Dan kalo temenku nggak datang dan bos kita nanya, cowok itu pasti yang langsung menjawab. Sekarang juga kalo makan siang, temenku suka masakin cowok itu. Sebenarnya aku senang juga karena mereka dekat, cuma aku pengen kalo kali ini serius.

Kalo ada acara di kantor untuk membuat kantor lebih kekeluargaan, mereka selalu ikut dan kalo ada perlombaan sering menang. Waktu itu lomba makan coklat, temanku penggemar berat coklat dan dia menang. Cowok itu juga menang. Lomba masak dan orang kantor sengaja membuat mereka sekelompok dan mereka menang. Lomba bulu tangkis, ganda campuran, dan mereka menang juga. Gile, pasangan yang paling keren deh mereka di kantor. Kalo ada tanding sepakbola, temenku paling antusias men-support cowok itu. Cuma, yang bikin aku agak sedih, mereka nggak jadian. Mereka cuma sebatas dekat aja.

Ada kabar di kantor kalo 'tu cowok akan dikirim ke Amerika untuk tugas kantor dan dalam waktu 2 tahun. Mendengar kabar itu, temenku langsung sedih. Dia bilang ke aku kalo dia nggak rela sebenarnya. Dari situ aku tau kalo ternyata temanku benar2 suka sama cowok itu. Cuma mau gimana? Ini udah kewajiban kantor. Dia cerita sambil menangis dan memelukku. Sesekali dia mengurut dadanya. Kukira cuma karena ingin menenangkan perasaan, dia mengurut dada. Di kantor juga dia terlihat sedih. Tu cowok sih masih kayak biasa, selalu menegur dan mengobrol bersama temanku. Cowok itu juga bilang terang2an di depanku kalo 2 tahun itu waktu yang singkat. "Jadi nggak usah sedih ya!" katanya nyantai dengan tersenyum seperti biasa. Tapi mata temanku nggak bisa bohong kan? Dia keliatan sedih. Di kosan, temenku bilang kalo dia udah capek kayak gini terus. Dia nggak mau nyatain perasaan dan nggak sanggup nungguin cowok itu nyatain. Kata temenku, "kadang perasaan cinta itu menyesakkan ya? Bikin sering meriang 'n ngga enak badan." Aku kira sih dia bercanda.

Ada perlombaan bulu tangkis lagi di kantorku dan perlombaan diselenggarakan 3 hari sebelom keberangkatan cowok itu ke Amerika. Hadiahnya netbook. Karena hadiahnya keren, jadinya cuma ada 1 orang yang menang. Nggak peduli cewek atau cowok, semuanya dipertandingkan 1 lawan 1. Orang2 kantor sangat antusias menyambutnya. Tapi temanku malah nggak. Dia cuma baca sekilas dan jalan mendekatiku, "Aku nggak suka netbook. Kecil dan bikin sakit mata. Jadi kalo aku menang, netbooknya buat kamu ya," sambil tertawa. "Aku juga nggak akan kalah!" kataku. "Ah nggak mungkin kamu menang lawan aku. Aku kan juara bulu tangkis dari kecil, hehehe." Ya, aku mengakui kalo dia emang terlalu jago bulu tangkis.

Ketika perlombaan berlangsung, dia berhasil mengalahkan semua cewek dan cowok di kantor sampe akhirnya dia ketemu dengan cowok kecengannya di final. Sebelum bertanding, aku melihat dia ngos2an banget dan mengurut2 dada. Dia berdiri dan menatap lapangan. Tatapannya kosong. Aku menghampirinya untuk menenangkannya. Dia tiba2 berbisik, "Kali ini mungkin aku nggak tahan lagi. Tapi aku sayang kamu ya teman terbaikku dan aku pasti memenangkan perasaan dan pertandingan ini." Aku terdiam dan mencerna perkataannya. Pertandingan pun berlangsung, tapi aku merasa khawatir. Ntah kenapa aku merasa temanku itu terlihat terlalu memaksakan diri. Score mereka kejar2an dan pertandingan berlangsung sangat seru. Teman2 kantorku dan beberapa penonton lain juga bertepuk tangan meriah melihat permainan temanku dan cowok kecengannya. Wajar saja, cewek lawan cowok tapi terlihat imbang.

Hal yang mengherankan, pada saat akhir2 pertandingan, temanku melakukan smash dan dia menang. Seluruh penonton bersorak termasuk aku. Temanku menaruh raketnya di lapangan, menaruh tangan kanannya di dadanya, kemudian membentuk jari telunjuk dan jempol kiri dan kanannya jadi ♥ (love) dan mengarahkannya pada cowok itu dan tersenyum. Penonton langsung terdiam. Setelah itu dia mengacungkan jempol dan seketika ia terjatuh tak sadarkan diri. Aku langsung berlari ke lapangan, begitu juga teman2 kantorku. Cowok itu yang berada di seberang lapangan juga langsung menghampiri temanku.

Ketika di rumah sakit, dia masuk ruang ICU. Ternyata dia punya penyakit jantung dan aku baru tau. Kata dokter, sebenarnya penyakitnya nggak parah tapi dia nggak boleh sedih, makanya dia selalu terlihat ceria. Mungkin beberapa hari ini perasaannya terlalu sedih dan memicu jantungnya bekerja lebih banyak. Ditambah lagi dia terlalu memaksakan diri dalam bertanding yang sebenarnya dia sudah tidak sanggup lagi. Hanya sekitar 2 jam dia masuk ICU, nyawanya
tidak tertolong lagi. Aku menangis sejadi2nya karena dia sahabatku. Terasa terlalu sebentar kita berteman, tapi dia sudah pergi untuk selama2nya.

Netbook kantor hadiah untuknya diberikan padaku. Aku menatap netbook itu sambil menangis. Aku masuk ke kamarnya dan menyalakan laptopnya. Ku periksa semua folder pribadinya karena aku ingin mengopy data2nya ke netbook baru supaya aku bisa mengenangnya. Wallpaper laptopnya itu foto dia dan cowok itu. Aku melihat ada note yang di desktop laptopnya (dia pake aplikasi yang bisa menunjukkan note supaya kerjaannya nggak ada yang ketinggalan) tertanggal hari dia tanding bulu tangkis. Ada tulisan yang membuatku kembali menangis yang merupakan tafsiran dari gerakan2nya seusai pertandingan, "Ini hatiku, kuberikan cuma untukmu. Terima ya, oke? Aku udah nggak sanggup lagi, tapi aku suka kamu."

Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku, hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah, kau takkan terganti
(Takkan terganti)

7 comments:

non inge mengatakan...

waaaaaah...
like this post
dan ditutup dengan lagu yang sekarang lagi populer lagi dengan dinyanyikan marcel
paaaaaas banget ^^

aku juga suka lagu ituuuuu!!

have a nice day ^^

Meutia Halida Khairani mengatakan...

makasiee yah..

Unknown mengatakan...

sedih banget baca kisah temanmu. sayan gbanget ya..dia harus pergi sebelum bener2 jadian ama tuh cowok

Ratasoe mengatakan...

Wah sedih critax ..menyenth sekali. Semangt yo..

Anonim mengatakan...

ckckck.... tiya, i think i know ur friends... what's her name again????


hohoho, but nice story...like this..
^jempol jempol ^

- mengatakan...

Benar-benar mengalir...

Meutia Halida Khairani mengatakan...

makasi ya semuanya..
^nopy : yeah this is me, but i'm still alive..

Follow me

My Trip