April 07, 2010

The Youngest The Richest

Seperti biasa, blog juga bisa dijadikan tempat untuk menulis cerita pendek kan. Check it out!

1. Karena terlalu kaya, aku jadi bosan dengan kehidupanku. Hidup sangat berkecukupan, sekolah di tempat elit dengan teman2 yang selalu cari muka. Huh, ingin rasanya aku menampar muka mereka satu-persatu biar mereka sadar kalo aku nggak suka di deketin cuma karena kekayaanku. Kakekku salah satu raja minyak di Arab, pemegang saham hotel bintang 7 di Dubai, pemilik beberapa resort besar di Hawaii, dll. Ayahku memiliki pabrik tekstil terbesar di India, segala perkebunan sawit di Indonesia, perkebunan anggur di Swedia dan Irlandia, pemilik saham salah satu merk elektronik terbesar di Jepang, dll juga. Ibuku juga pemilik perusahaan perhiasaan dengan desain termahal di dunia. Nggak sanggup kusebutkan satu-persatulah kekayaan keluargaku, capek. Yang kena imbas ya aku. Sejak SMA aku belajar mati2an untuk menangani bisnis keluarga. Aku hampir selalu mengikuti rapat bersama keluargaku dan tidak jarang aku yang memimpin rapat. Kalau sekedar menyetujui ini itu atau mengevaluasi ini itu sih, tidak perlu gelar master untuk melakukannya. Tinggal melihat dan mempelajari hal2 yang biasa dilakukan oleh orang tua kita, kita akan bisa melakukan apa yang mereka lakukan. Bahkan salah satu majalah tentang orang2 kaya menyebutkan kalau aku adalah The Youngest, The Richest.

2. Karena bosan dengan kegiatan 'orang kaya', aku memutuskan kuliah ke Indonesia. Dengan nilai di ijazahku yang super duper keren dan uangku yang banyak, aku bisa masuk ke universitas negri terbaik disana. Cuma aku ingin hidup seperti mahasiswa lain, dengan catatan setiap tidak ada kuliah, aku harus video conference memimpin rapat di berbagai belahan dunia (thanks God for technology). Kalo ada libur beberapa hari, aku akan keluar negri untuk memimpin rapat2 membosankan. Huuuuuh!

3. Semester awal, aku agak menyendiri. Aku tidak terbiasa bergaul dengan teman2 yg sangat biasa saja. Mereka pintar, selalu menyapa, dan berkumpul di sudut kampus untuk berdiskusi. Beberapa kali mereka mengajakku gabung. Awal2nya aku takut mereka seperti temen2 SMA ku. Ternyata mereka berbeda. Mereka sangat baik, suka bercanda, dan suka menertawai logatku yang kayak Cinta Laura. Ahh payah, aku harus lebih fasih berbahasa Indonesia. Mereka sama sekali tidak pernah tanya tentang keluargaku. Mereka cuma nanya aku tinggal dimana. Aku bilang, aku tinggal di kosan belakang kampus (sekertarisku bilang jangan sampe aku menyebutkan apartemen tempatku tinggal karena para mahasiswa disitu akan shock betapa mahalnya tempat itu). Kalau ada kerja kelompok, aku yang datang ke kosan mereka. Haduwh, betapa sumpek dan bau apek tempat tinggal mereka. Aku sampe sesak napas. Cuma aku harus bertahan. Kemana2 aku jalan kaki dan naek angkot. Aku selalu berkeringat dan terpapar matahari. Kalau pun ada kegiatan himpunan kampus sampai malam, aku baru minta jemput sekertarisku dengan mobil yang biasa saja, bukan Mercy keluaran terbaru seperti biasanya. Awalnya aku takut naek angkot, jalan kaki malam2, apalagi ke tempat2 sepi. Memang sih, setiap sudut jalan ada pengawalku yang menjagaku dengan menyamar. Termasuk menyamar jadi bapak penjaga warung, tukang sapu jalan, dan sopir angkot. Aku memang terlalu aman. Setiap waktunya makan siang, kalau kebetulan lagi ada di kampus, aku ikut dimana pun temanku mengajaknya. Beberapa kali aku diare gara2 makan di pinggir jalan. Tapi lama2 perutku tahan juga.

4. Keluargaku heran melihatku yang lumayan dekil. Kalo sedang pulang ke Singapur (rumahku paling dekat), atau akan memimpin rapat di negara2 terdekat, aku harus ke salon seharian dulu. Kalau tidak begitu, orang2 akan heran melihat ku yang nggak cantik dulu. Oh iya, aku punya pacar. Ya, cowok yang keluarganya sama tajirnya sepertiku. Cuma dia nggak pernah tau kalau aku kuliah di universitas biasa. Maklumlah, dia terlalu sibuk dengan dunianya. Tapi lama2 aku capek juga memimpin rapat, ngerjain tugas kuliah, jalan sana sini, makan sembarangan, haduuuh. walaupun dengan begitu aku lebih bahagia. Teman2ku di kampus benar2 orang baik dan tulus. Kita bisa seru2an bareng ke kebun binatang yang kecil dgn binatang2 kurus, padahal aku bisa langsung ke Afrika untuk melihat yang lebih hebat; bisa rebutan barang diskon di departemen store (aku bisa membeli semua barang bermerk keluaran terbaru), senang cuma karena makan roti di bagi 2, dll. Oh ya, untuk keseharianku, aku tidak pernah memakai barang2 mahal. Semuanya hasil rebutan barang diskon di supermarket. Aku hanya pake baju mahal kalo ada rapat.

5. Nggak terasa aku lulus kuliah. Ketika wisuda, aku memaksa ayah dan ibuku pake baju batik biasa, bukan sutra, dengan sepatu yang biasa juga. Aku hanya memakai kebaya dengan harga dibawah 500rb. Inilah saat2 paling menyedihkan. Aku takut harus kembali ke kehidupanku yang dulu. Ternyata Ayah sangat baik. Beliau bilang, aku boleh melakukan apa saja selama aku bisa bertanggung jawab dan menanggung konsekuensinya. Akhirnya aku bersama teman2 kampusku ikutan jobfair. Kita berdesak2an memasukkan CV ke setiap perusahaan. Beberapa kali tes aku gagal. Aku sediiih. Kadang aku ngomel ke sekertarisku dan suruh dia beli perusahaan yang membuatku gagal tes. Sekertarisku pusing dan kewalahan. Mana mungkin aku boleh melakukan hal itu. Aku juga dipanggil wawancara beberapa kali. Ada pernah sudah masuk tahap 5 tes, tapi aku gagal. Aku pulang ke apartemenku dan berteriak sekencang2nya karena kesal. HUAAAA! MANA MUNGKIN AKU, ORANG YANG PALING HEBAT DALAM MEMIMPIN PERUSAHAAN DI DUNIA, TIDAK DITERIMA HANYA DENGAN PERUSAHAAN SEKECIL ITU??????

6. Akhirnya aku diterima kerja, dengan gaji yang bagiku sungguh sangat kecil. Tapi kali ini aku benar2 ingin tinggal di kosan. Aku ingin hidup dengan gaji segitu aja. Aku sama sekali nggak pake uangku yang milyar dollar. Aku ingin pake uang dari kantorku yang ini, tapi tetap pake internet dengan koneksi super kencang utk videoconference. Aku agak dehidrasi tinggal di kosan tanpa AC. Badanku lengket2 melulu karena terlalu banyak berkeringat. Kadang2 aku mandi tengah malam. Pergi ke kantor dan disuruh belajar banyak sebelum masuk ke pekerjaan sebenarnya. Benar2 melelahkan. Kadang aku lapar tapi duitku di ATM tinggal sedikit dan aku makan mie instant. Aku juga kadang ingin beli nasi goreng karena kasian sama penjualnya yang udah beberapa kali berkeliling komplek kosanku tapi belom ada yang laku. Kadang juga aku kasian liat tukang ojek, pedagang di pasar, pengemis di jalan, dan berbagai rakyat kecil lainya. Pernah sekali aku membeli roti kebab dan yg dijual di depan panti asuhan. Beberapa anak panti asuhan sedang bermain di luar dan melihatku makan. Aku jadi nggak enak. Dengan duit seadanya, aku membelikan mereka roti kebab. Huaaaa, kenapa semuanya menyedihkan?

7. Aku hanya memimpin rapat lewat internet aja, nggak pernah datang ke tempatnya lagi dalam beberapa minggu ini. Ketika ayahku marah, baru aku datang ke negara terdekat dan langsung pulang besoknya. Kalo kerja kantoran kan full 5 hari dari pagi sampe sore dan pulangnya aku udah teparr. Nggak bisa selalu pergi2 ke negara ini itu kayak kuliah. Ini benar2 perjuangan besar. Yang anehnya, orang2 di kantor sama sekali nggak curiga denganku. Bahkan bosnya juga nggak kenal aku. Bos yang satu ini nggak pernah baca majalah tentang orang2 kaya ternyata. Masa' nggak tau cewek the youngest the richest ada di kantornya. Aku juga baru liat kalo ada bos yang sebaik dia. Selalu mengobrol dengan kami dan tau gosip2 terkini tentang karyawannya. Belom lagi dia suka iseng. Lucu deh.
Pacarku mulai curiga. Kali ini dia beberapa kali bertanya pada orang tuaku kemana aku pergi dan kenapa aku nggak pernah hadir di rapat lagi. Ortuku hanya bilang aku sedang berlibur dan aku nggak mau diganggu. Kadang kalo aku kebetulan lagi ada di Singapur, baru aku bertemu dengannya. Aku malah merasa nggak suka lagi sama dia. Dia nggak istimewa di mataku. Aku lebih suka melihat cowok di kantor yang pintar, pekerja keras dan sangat baik.

8. Suatu hari, banyak bule' di kantorku sedang rapat di lantai dasar. Aku turun ke bawah bersama teman2 yang lain untuk beli makan siang. Bule' itu melihatku dan menyapaku, "Hei Misstress! Howdy." Semua teman2 kantorku heran, termasuk seorang bos yang seharusnya sedang rapat dengan bule' itu. Bos itu tanya pada bule', "Do you know her?" "Of course. She is my boss boss. The owner of a half world greatest company." Mataku langsung terbelalak. "Who are you? You've got a wrong person." Bule itu langsung bingung,"No Miss, last saturday you attended the meeting in Singapore right?" Gila ni bule', dia datang ke rapatku kemaren. Kok dia bisa kenal aku. Tidaaaak! Aku langsung menarik teman kantorku dan pergi keluar. Aku bilang sama teman2ku utk nggak usah peduliin bule' itu. Bule' itu langsung heran. Bosku langsung mengklarifikasi kalau aku adalah karyawannya. Bule' itu masih bersikukuh. Dia agak marah pada bosku dan mengambil laptopnya untuk menyuruh bosku memasukkan namaku di google. Ternyata ada, dan aku memang the youngest the richest. Bosku dan beberapa bos lainnya langsung kaget setengah mati. Aku langsung mengirim sms ke sekertarisku utk menyelesaikan semua ini.

9. Aku udah diluar gedung ketika bule' itu dan bosku browsing namaku di google. Teman2ku masih heran. Dan aku mencoba terus meyakinkan mereka kalo bule2 itu salah orang. Tiba2 beberapa mobil mewah berjajar di depanku. Pacarku keluar dari salah 1 mobil itu. Aku terbelalak lagi. "Finally i found you!" Pacarku mendekatiku dengan menatap wajahku. "Where are you recently? Your face is soo dirty and not even pretty." Aku memperhatikan wajah teman2 kantorku yang keheranan. "Kalian makan duluan aja ya. Kita ketemu di kantor nanti." Aku langsung naek ke mobil pacarku dan pergi. Di dalam mobil aku marah. Aku bilang pada pacarku kalau inilah aku sekarang. Kerja di perusahaan dengan gaji kecil dan mencoba bertahan hidup. Hal seperti ini lebih menyenangkan daripada harus jadi putri raja. Tapi pacarku bilang, kalo hal itu nggak akan mungkin bertahan lama. Orangtuaku sudah mulai tua dan aku nggak mungkin membuang semua yg diusahakan kakek dan ayah dari zaman dulu. Kenapa aku ngga punya sodara kandung yang bisa menggantikanku ya?

10. Aku kembali ke kantor dan semua teman2 menatapku curiga. Wajah mereka penuh pertanyaan. Sepertinya ini semua akhir dari pekerjaanku. Sekertaris dan beberapa pengawalku keluar dari ruangan bos dengan raut wajah yg aku-tau-apa-artinya. Sekertarisku mendekatiku dan bilang, "Mistress, there's a meeting tomorrow in Pacific Place. This is very important." Aku mengangguk. Aku melihat bosku dan bilang, "Pak, saya undang bapak dan seluruh teman2 kantor datang ke rapat saya. Disana semuanya akan jelas. Hari ini saya izin pulang cepat ya." Aku mengambil tas dan beranjak pulang. Kali ini aku ngga pulang ke kosan. Tapi langsung ke hotel di Pacific Place. Jujur aja aku sedih. Baru 3 bulan berbahagia kerja jadi karyawan biasa, sekarang harus mengakhiri semuanya.

11. Seluruh peserta rapat adalah pemilik saham perusahaan terbesar di seluruh dunia. Teman2 kantorku duduk di kursi yang sejajar dengan para pengawalku, sedangkan aku dan pacarku yang memimpin rapat. Ada bule' yang hadir ke gedung kantor kemaren juga di rapat ini. Dia duduk dekat dgn teman2ku. Hal ini benar2 sangat mengagetkan teman2 kantorku. Penampilanku di kantor dan ketika memimpin rapat tentu saja beda. Aku juga bisa dengan lugas dan tegas mengambil keputusan. Padahal di kantor kadang2 aku sering males dengan kerjaan yang sulitttt... Kalian tau, mengurusi berkas, memasukkan data, dll itu lebih melelahkan daripada memimpin rapat dengan pemilik perusahaan dan pemegang saham. Belom lagi ruang rapatnya yang super duper keren...

12. Rapat berakhir. Semua peserta rapat keluar. Hanya tinggal aku dan teman2 kantorku juga sekertaris pribadi yang selalu setia disampingku. Aku bilang pada mereka beginilah aku sebenarnya. Aku nggak pernah punya maksud utk membohongi siapa pun. Aku justru berterima kasih pada mereka karena dengan begini aku jadi tau kalau sangat sulit mencari uang. Belom lagi uang makan dan bayar kosan dengan gaji segitu terasa benar2 mencekik dan harus irit sana sini. Kadang2 sekertarisku kasihan melihatku yang makan seadanya padahal aku punya duit yang bisa membeli perusahaan makanan dan menggaji koki paling mahal di dunia. Cuma inilah hidupku saat ini, seorang milyarder terkaya dan termuda di dunia tapi mendadak miskin. Mungkin ini jadi latihan juga kalau suatu hari Tuhan ingin mengambil semua kekayaanku.

13. Untung saja orang2 kaya itu tidak lebih populer dari artis. Tidak ada TV yang menayangkannya sehingga aku masih aman2 saja disini. Tidak ada yang mengincarku, aku masi tetep bisa jalan seperti biasa dengan memakai pakaian biasa juga. Aku resign dari kantor dan juga memberikan jalan bagi kantorku utk jadi perusahaan besar. Teman2 kuliahku masih ada yg ngga tau tentangku. Yang mereka tau aku melanjutkan S2 ke luar negri karena beasiswa. Justru menurutku, perjalanan hidupku ini membuatku lebih bijak dalam bersikap. Aku membantu perusahaan2 yang kuanggap masi kecil untuk maju sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja. Perusahaan2 di daerah juga kubantu supaya terjadi pemerataan penduduk. Jakarta sudah terlalu banyak manusia. Aku masih sakit hati sewaktu nggak diterima kerja padahal udah capek2 ngantri panjang2 di jobfair dan deg2an banget karena mau interview. Aku juga menyumbang banyak uang ke kampus2 supaya bisa memperbaiki kualitas belajar mengajar dan menurunkan biaya kuliah agar semua orang bisa kuliah untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Oh ya, aku menyuplai dana dan roti kebab terlezat di Turki sebanyak mungkin ke panti asuhan yang dulu. Pemilik gerobak roti kebabnya pun ku kirim ke Turki untuk belajar jadi koki kebab handal. Aku juga jadi merasa aneh melihat uang pribadiku yang sudah terlalu banyak sekarang. Maklumlah, selama 5 tahun ini aku nggak pernah liat lagi. Setengahnya kusumbangkan. Aku jadi bingung sendiri mau kuapakan duit sebanyak ini.

14. Aku masuk majalah lagi. Kali ini gelarku jadi lebih panjang. "The Youngest, The Richest, The Kindest."

8 comments:

Nirmana mengatakan...

pertamax mengucapkan ciayyoooo dengan dapetin gelar yang lebih panjang!!!

kira mengatakan...

ini sih cerpan, cerita panjang,
heheh

Widya Putri mengatakan...

ckckck, siapa ya "the youngest, the richest, the kindest" itu....??

Meutia Halida Khairani mengatakan...

yang pasti orangnya ada kok.. huehehehe

Natural Nusantara mengatakan...

Keren, sip banget deh

Ratasoe mengatakan...

Brkunjung ;-), sebelumnya saya minta maaf ya, lo bru bs BW. saya tdk tw lo blog saya di follow ma mba, jd blogx mba dh ta follow blik. Salam kenal ya..tq ;-)..

Din Khudri mengatakan...

Best juga kalau jadi macam ni.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

ya, everything could be possible right?

Follow me

My Trip