September 28, 2010

Karena Dia Seorang Dokter

Friends, saya memang suka bercerita di blog. Label "Story" di blog saya itu hampir semuanya terinspirasi dari kisah nyata atau cerita yang saya dengar dari teman2 saya. Setiap cerita biasanya saya tambahin bumbu penyedap biar lebih enak dibaca, hehehe. Jadi jangan pernah bosan baca ya.

***

Sempat agak sebel padanya. Karena terlalu sibuk, dia masih mikir2 jemput aku di bandara. Aku baru balik setelah sekian lama meninggalkannya dan dia masih nggak yakin mau jemput aku. Tapi setelah sedikit mengancam, akhirnya dijemput juga. Dia bilang dia sibuk dan aku masih nggak ngeh dia sesibuk apa sihhh? Sebel banget kalo dia bilang sibuk inilah, itulah. Selama di mobil, aku cerita banyak hal dengan antusias dan dia terlihat agak pucat. Dia tetap berusaha menanggapi, tapi cuma gitu2 aja. Aku jadi ngambek lagi deh. Tiba2 hp nya bunyi. Dia angkat dan kelihatan panik. "Kita ke rumah sakit sebentar ya." katanya. Aku terdiam melihat dia langsung berbalik arah ke rumah sakit. 

Sesampai di RS, dia mengambil jas putihnya di jok belakang mobil dan berlari ke ruang emergency. Dia suruh aku tunggu di mobil dan menyerahkan kunci mobil kepadaku karena mana tau aja aku mau pulang duluan. Aku ikut2an turun dari mobil dan menuju UGD. Aku shock melihat seorang pasien dengan kepala banyak sekali darah. Seketika aku pusing, mual, dan langsung mencari kursi untuk duduk. Aku nggak sanggup melihat darah sebanyak ituuuuu... Setelah menenangkan diri, aku masuk UGD. Aku melihat dia dengan wajah ekstra stress dari balik jendela. Tangannya masih berusaha menjahit kepala pasien. Aku shock lagi, dan keluar dari UGD. Bisa2 kalo lama disitu, aku ikut2an masuk UGD. Beberapa saat kemudian, dia keluar dari UGD. Aku langsung menghampirinya tapi kalah cepat dengan keluarga pasien kecelakaan tadi. Dia mengatakan kalo pasien itu sudah meninggal dan aku tersentak kaget. Keluarga pasien langsung menangis dan nyaris pingsan. Dia melihatku lalu menghampiriku, "Kamu pucat banget?" Aku menjawab, "Mungkin karena kecape'an." 

Dia nggak tau kalo aku melihatnya dari tadi. Tiba2 seorang perawat menghampirinya. "Dok, untung bgt anda ada disini. Pasien yang masuk semalem mengalami pendarahan hebat. Dr. spesialis kandungan masih dalam perjalanan kesini. Kalo nggak segera di operasi, dia bisa meninggal." Dia melihatku sejenak dan bilang, "Tunggu ya!" lalu berlari menuju ruang operasi. Dia meninggalkanku lagi. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang dan mencoba menyusulnya. 
Di depan ruang operasi aku melihat suami pasien sedang menangis. Aku duduk di dekatnya dan bertanya, "kenapa pak?" "istri saya, saya takut terjadi apa2." Aku malah jadi lemas dan speechless. Nggak tau mau gimana caranya menenangkan bapak itu. Sejam kemudian, perawat keluar dari ruang operasi dan membawa seorang bayi lucu. Bapak itu menyambut dengan bahagia. Dia keluar setelah suster dan mengatakan pada bapak itu kalau istrinya selamat. Kalau saja tadi harus menunggu dokter yang satu lagi, mungkin akan terlambat. Bapak itu tidak henti2nya mengucap syukur. 

Dia kemudian melihatku dan aku melihatnya. "Kamu pucat." kata dia. "Gimana ngga pucat? Aku tuh hampir mati cemas nungguin kamu di depan ruang operasi." Dia ketawa, "Hahaha, kita makan yuk!" Beneran, selera makanku hilang banget saat itu. Badanku jadi lemes banget. Lain dengan dia yang walaupun tampak stress, masih berusaha becanda denganku. Dia bilang, "Aku pengen banget kamu ngeliat gimana aku selama ini disini. Kenapa ngga bales sms, kenapa ngga nelpon, dan kenapa ngga maen kesana." Aku mengangguk pelan. Tiba2 ada seorang dokter menghampirinya, "Pasien yang 2 hari lalu masuk ruang isolasi, baru aja meninggal." Dia langsung kaget, "HA? Padahal tadi pagi sebelum saya ke bandara udah mendingan kok." "Setelah kamu pergi tadi, tiba2 dia sesak napas lagi. Perawat disana agak kalang kabut waktu nyari kamu nggak ada. Mungkin agak telat manggil dokter lain, ya udah deh." 

Aku stress lagi. Gara2 aku maksa dia jemput, seorang pasien meninggal. Aku langsung nangis, saat itu juga. Dokter itu sampe heran melihatku nangis. Dia juga jadi takut melihatku nangis di Cafetaria yang begitu rame. Terpaksa dia mengajakku meninggalkan Cafetaria. "Kita pulang aja yuk." 

Sewaktu jalan menuju parkiran, ada seorang anak kecil menghampiri kita. "Om dokter," panggilnya. Dia tersenyum dan jongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak kecil itu. "Halo Fandi," jawabnya. "Om, Fandi mau kasi om coklat." Anak kecil itu memberikan coklat silverqueen. "Wah, ada apa ini?" Dia menerima coklat dengan tersenyum lebar. "Makasih ya om. Papa Fandi sekarang udah sembuh dan boleh pulang. Fandi sengaja nungguin om dokter di parkiran ini karena om pasti parkirin mobil disini kan?" Aku tersentuh lagi. Dia tersenyum lebar dan mengelus2 kepala Fandi. "Kalo udah besar, Fandi mau jadi dokter juga kayak om supaya bisa menolong orang2 seperti Papa." Dia bilang, "Janji ya!" Fandi mengangguk mantap lalu berlari menuju ruang pasien. 

Dia menatapku lagi, "Dapat coklaat deh!" seraya tersenyum lebar. Saat itu aku melihatnya sangat bahagia, tadi dia sangat stress. Dia cemas, ingin menangis, dan tersenyum lebar. Beberapa bulan ini aku hanya mendengar suaranya melalui telepon, nggak setiap hari tapi rutin, curhat2nya tentang pasien dan rasa stressnya. Sekarang aku melihat dan merasakannya langsung bagaimana dia disini. Aku merasa bersalah, merasa egois, dan merasa jahat. Aduuuh, maunya aku nggak usah dibawa kesiniiii... 

Beberapa hari kemudian, dia menelponku setelah sekian lama ngga nelpon dan nggak mengangkat telponku. "Sori ya, akhir2 ini sibuk. Jaga malem lagi nih." Aku menjawab, "Iya ngerti. Trus kapan maen kesini?" Tiba2 bunyi telpon masuk, tuuuut tuuuut... Dia bilang, "Nanti aku telpon lagi. Ada telpon masuk dari UGD. See you." Telpon mati. Well, huff!

48 comments:

denx mengatakan...

Pertamaxxxxx Gannnn...:p

* comment first, read later * :D

Meutia Halida Khairani mengatakan...

okay2, KEDUAXX.. awas kalo ngga baca..

non inge mengatakan...

ndak pernah bosen mba' untuk baca...

*baca kata pengantar terus komentar dulu baru baca lagi*

Unknown mengatakan...

Wah.,,.pacar kamu dokter ya????
Emang kudu sabar ya....
Pasti sibuk banget pak dokter itu....

NURA mengatakan...

salam sobat
memang kalau Dokter sibuk,jadi harus bisa mengerti dan memahami profesinya mba.
sabar mba.

Fir'aun NgebLoG mengatakan...

Mantab bgt dech ceritanya....
tapi klo kepanjangan jadi males dech bacanya :p hehehe

Aryadevi mengatakan...

bagusnya nanti ada format baru dalam dunia penulis..yaitu cerblog ^_____^

Anak Nelayan mengatakan...

comment dulu baru baca..salam kenal

exort mengatakan...

resiko pacaran ama artis eh dokter emang gitu ya

Meutia Halida Khairani mengatakan...

namanya juga cerita, banyak pake bumbu penyedap juga sih. hehehe
harus sabar..sabar..

Cipu mengatakan...

saya terus terang ga suka cerita model cerpen gini, apalagi kalo isinya tentang cerita cinta hahahha it is so old school

Tapi cerita ini lain dari yang lain, ada sesuatu yang bisa dipelajari. Ah, saya jadi teringat Grey's Anatomy, Keep writing

Thanks sudah mampir di blog ku yah

Cipu

Anonim mengatakan...

baca cerita jugalah aku biar awat muda hehheehe salam kenal sobat..

AeArc mengatakan...

cerblog XD

jeffry ganteng mengatakan...

hahahaha..
ciee yg pacarnya dimana2...
laen kali ceritain ttg si "A" ya.. =))

Unknown mengatakan...

yah, kadang pacar yg bukan dokter aja sibuk, apalagi yg dokter. mesti sabar deh.

om rame mengatakan...

dokter adaLah pekerjaan yang muLia, sehingga sesibuk apapun beLiau hendaknya mendapat support yang baik agar Lebih semangat untuk tetap membantu antar sesama. sebagao makhLuk sosiaL yah kadang membutuhkan dan kadang dibutuhkan oLeh orang Lain.

mohon maaf yah Mbak, saya baru sempat mampir Lagi disiniii...

dieka mengatakan...

woohh.. jadi dokter repot juga yah... ampe kyk gtuh...

Fir'aun NgebLoG mengatakan...

ntar klo ada teleponan lagi, kasih tau aku lagi yach?!! jadi pengen tau kelanjutannya nich :p hehehe

Winny Widyawati mengatakan...

Ini kisah pribadi yg dibumbui mbak ? mm memang gurih jadinya koq hehehe :D

Meutia Halida Khairani mengatakan...

ya, dokter memang pekerjaan mulia sih.. their reason always reasonable to save the patient's life. Sibuk sih, cuma ya gitu dehh.. hahaha

^jeffry : ngga ada inspirasi gw buat bikin cerita si Mr. A.

penghuni60 mengatakan...

crita mba tuh seru semua, jd seneng bacanya, knp gak bikin novel aja mba...?
:)

Science Box mengatakan...

crita yg ini terinspirasi dari mana nih???

catatan kecilku mengatakan...

Huff... untun suamiku bukan dokter... hehehe

the others... mengatakan...

Keren ceritanya... aku suka.
Jadi mikir nih, kapan ya aku bisa buat cerita keren kayak ini..?

bliyanbayem mengatakan...

satu kata saja... sabar!! ^_^

non inge mengatakan...

oia dear...

awardnya udah aku pajang loh ^^

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

wth...

calon bini ane juga calon dokter
sestres ini kah saya nantinya?

Meutia Halida Khairani mengatakan...

kalo suami/istrinya direktur juga pasti sibuk setengah mati juga kan..

thanks ya semuanya yang udah baca.. saya senang sekali :)

Dunia Anak Kita mengatakan...

kuncinya cuma 3 kata mba Meutia, sabar, sabar, sabar ... hehehe. Cerita yang menarik!

Saung Web mengatakan...

Itulah resiko jadi pacar/ nyonya dokter yg bertanggung jawab thd profeinya mbak .. siip n selamat semoga rukun2 aja ya..

Dwi mengatakan...

kadang kita harus mengorbankan sedikit perasaan untuk orang yang kita sayangi. Apalagi untuk tujuan mulia, pasti akan ada balasannya. Sabar ya..

Rezky Pratama mengatakan...

enak punya pacar dokter
kalo sakit bisa langsung periksa
gratis
hahah

Shudai Ajlani mengatakan...

haha, aku mau cari pacar yang udah jadi dokter juga ah :p

Nur Fariska U mengatakan...

subhanallaaahh... punya pacar dokter : impianku >.<

yang sabar yah mbak. semoga langgeng :D
maaf, baru mampir ke sini. saya gak pernah blogging soalnya hehe

julicavero mengatakan...

namanya juga dokter...ya melayani org sakit kan...harus bersabar sih..

ethie mengatakan...

Harus ekstraa ekstra pengertian.. :D

Belajar Gratis mengatakan...

Mudah2 mudahan kita kita bisa lebih
mengerti tentang kerja seorang dokter.
Tidak mudah memang, tapi itulah pengabdian.
Bukan hanya dokter, bahkan seorang tukan sapu pun
punya tanggung jawab besar dan kita harus menghormati dan menghargainya..

Putri mengatakan...

Perlu ekstra sabar, ya, mbak... ^_^

salam kenal

Anonim mengatakan...

nice post mbak :)

dari bayi sampai sekarang --> dokter selalu ada dalam hidup aq nggak ketinggalan bau obatnya itu familiar bgt di hidung aq

salam kenal mbak :)

Meutia Halida Khairani mengatakan...

sama, dari dulu sampe sekarang dokter selalu ada di hidup aku.. huehehe

Anonim mengatakan...

nice post..paragraf pertamanya aku juga pernah ngalamin tuh..hehe nasib pacar dokter..dan aku long distance pula..dan kerjaanku yang FA juga bikin tambah jarang ketemu..hahaha miris :p

aqiqah mengatakan...

nice post..hmmm dokter gitu y")

aqiqah jakarta mengatakan...

resiko dokter:)

Diah Alsa mengatakan...

baru baca ini, baca lanjutannya aahhh..

jadiii, kapan nih bukunya terbit?? :D

Azasca mengatakan...

Wah... jadi inspirasi banget. Bolehnih dijadiin novel, cerita lagi dong kak kelanjutannya. Aku tunggu ya amarafaye@gmail.com

Fadhilah Ainun mengatakan...

Jadi ngerasa bersalah :')

tyas mengatakan...

sama mba meutia pacaran sm dokter stres banget aku... kdg emosiiiiiiii tp hdup adalah pilihan.. saat q pilih dia aku siap dgn sgala kelebihan kekurangannya... dokter oh dokterrr ��

Unknown mengatakan...

Sama mbak pacar aku jg dokter yg super duper sibuk,,kadang aku jg merasa kesepian dan emosi tpi setelah baca tulisan mbak ini trnyata aku jd sadar brarti aku mesti ektra sabar...makasih mbak uda menjadi inspirasi tulisan mbak ini

Follow me

My Trip