Februari 28, 2011

Goku Shabu dan Citywalk

Kerjaan saya di weekend kali ini adalah menikmati hujan yang mengguyur Jakarta habis2an. Subhanallah derasnya. Sampai-sampai sewaktu lagi berjalan menuju Citywalk, jarak dari mobil yang satu ke mobil lainnya yang padahal begitu dekat, jadi samar-samar. Basah kuyup deh dan payung saya ketinggalan di Vitamin Science, Citywalk. Udah lama nggak skin care lagi. Hampir setahun saya nggak laporan ke Natasha Skin Care. Dan karena liat promo Vitamin Science di dealkeren.com, ya udah, sekalian nyobain. Bedanya dengan Natasha, Vitamin Science nggak ada dokternya. Sewaktu kuliah dulu rajin banget deh perawatan wajah, bahkan sampe sebulan 2 kali. Giliran udah kerja, punya duit sendiri, malah semakin males, dan kulit kusaaam minta ampun, hiks. Buat kalian female bloggers, sering2 ya merawat wajah karena polusi kota mengakibatkan wajah kusam minta ampun dan bikin cepat tua. Apalagi kalau kalian sering lembur di kantor dan kurang istirahat (gw banget nih).

Sepulang dari Vitamin Science, langsung pergi ke J.CO beli Frozen Yoghurt dan mampir ke Breadtalk beli roti. Lapar sih, trus harus menjawab telpon, jadinya nongkrong dulu di J.CO. Saya merasa agak aneh karena duduk sendirian di J.CO, ngunyah roti dan makan Fro-Yo, baca brosur Vitamin Science, dan menelepon. Ntah apa pandangan orang melihat saya waktu itu. Sok sibuk deh kayaknya, huehehehe.

Roti, Fro-Yo, dan Brosur. Satu tangan lagi sedang pegang hp.

Goku Shabu
Teman saya tiba2 datang ke Jakarta dan besoknya dia harus kembali ke Sydney. Mendengar dia cerita tentang Aussie, jadi teringat blognya Cipu. Kurang lebih ada persamaannya, at least sama2 mahasiswa S2 yang beruntung mendapatkan beasiswa. Saya pengeeeeennnn T_T.
Hidangan pembuka
Salmon Cheese Roll Rp. 21.000
Untuk menikmati waktu ngobrol, kita mampir di Goku Shabu di Setiabudione. Thanks for BNI Cards for 50% discount. Habis2an makan di Resto ini, bayarannya jadi kayak makan di tempat makan biasa. Suasana Restonya tenang banget, jadi agak malu sewaktu saya dan teman2 tertawa sampe ngakak. Jujur aja, baru kali ini saya makan Shabu. Jadi sewaktu makanannya dihidangkan, kita rada ngasal masukin bumbu ini itu sampe puedesss banget. Trus semua sayuran kita masukin aja. Dan kita nggak tau gimana cara matikan kompornya.
Untuk urusan makanan, Shabunya enak banget deh. Saya juga suka banget sama Mix Dragon Roll, perpaduan antara nasi gulung, cheese, abon, rumput laut, dan mayonaisse yg buanyaak bangeet. Salmon Cheese Roll juga enak, cuma porsinya kurang banyak. Cuma 4 biji. Mana kenyang. Untuk Goku Spicy Roll, ditengahnya ada ranjau super pedesss.. Gile, sampe huaaah, huuuuh, huaaah, huuuh deh >_<.
Suasana restaurant

Australian beef Regular Sushi Rp. 65.000, Ocha Rp. 14.000, Nasi Rp. 7.500
Goku Spicy Roll (atas) Rp. 32.000 dan Mix Dragon Roll Rp. 35.000

Spicy Salmon Karage Rp. 19.500

Kita cuma membayar Rp.145rban untuk makanan sebanyak itu. Murah kan?!

Februari 24, 2011

Aku Sayang Ayah

Well pals, makasih banget udah mau baca postingan saya sebelumnya Seandainya Aku Tau Siapa Dia. Makasih juga untuk komentar2nya. Sebenarnya kalau komentarnya negatif, saya nggak mau posting cerita yang satu ini. Cerita ini masih diikutkan dalam Kontes Cerita Anak Immanuel's Notes. Kalau kalian mau baca postingan yang ini duluan baru Seandainya Aku Tau Siapa Dia, nggak apa2 juga sih.Ceritanya berkaitan. Hanya saja cerita yang bakalan saya posting ini terjadi sebelum Haekal bertemu dengan Wawan.  Untuk cerita2 berikutnya yang ada hubungannya dengan Haekal, saya akan berikan label CRUSH. Okelah, Cekidot!

***

“Ayah, Haekal juara kelas lagi. Minggu depan Ayah disuruh hadir sama ibu guru. Bisa hadir nggak, Yah?”
Ayah memanggil Mr. Yayat dan menyuruh beliau untuk mengosongkan semua jadwalnya pada hari Sabtu minggu depan. “Ayah akan hadir, Haekal tenang saja!” jawab Ayah dan hal itu membuatku lega.
Sebulan yang lalu, ibu meninggal. Biasanya urusan mengambil rapor di sekolah, menemai aku mengikuti berbagai perlombaan, membantuku membuat PR adalah pekerjaan Ibu. Aku benar-benar kehilangan. Sampai sekarang aku masih belum mengerti kenapa ibu meninggal. Padahal Allysha, adikku, masih kecil.
***
“Juara 1, Muhammad Haekal Al-Farishi.”
Suara bapak kepala sekolah terdengar seantero sekolah. Ayah dengan bangganya berjalan ke atas panggung. Ayah memberikan sedikit kata sambutan yang intinya beliau sangat bangga padaku. Aku senang sekali. Setelah itu Ayah, aku, Allysha, dan 5 pengawalku merayakannya dengan makan di sebuah Restaurant, hal yang hampir selalu keluargaku lakukan setiap penerimaan rapor. Hanya saja sekarang satu kursi sudah kosong. Aku masih mengingat Ibu. Wanita paling indah dan penyayang untuk ku kenang.
***
Aku melihat Ayah sedang menangis seraya menatap foto ibu. Aku mendekati Ayah dan memeluk pinggangnya. Ayah sedikit terkejut karena kedatanganku.
“Jangan nangis, Yah… Haekal jadi ikut-ikutan sedih.” Aku terisak.
Ayah duduk di tempat tidur, lalu mengangkatku ke pangkuannya. “Ayah kangen sama Ibu, nak!” Ayah memelukku erat. “Haekal pasti kangen Ibu juga ‘kan?”
Aku mengangguk. “Haekal masih nggak ngerti, Yah…”
Ayah tiba-tiba memegang dada kirinya. Saat itu aku lihat Ayah seperti menahan sakit tapi hanya sebentar saja. Ayah kemudian menatapku. “Kita masih harus menjaga Allysha ya sayang…”
***
Temanku berulang tahun. Aku dan Allysha sudah bersiap-siap untuk datang kesana ditemani oleh Ms. Silvi pengawalku. Kalau saja ibu ada disini, pasti ibu akan menemani kami sambil berkenalan dengan para orangtua teman-temanku yang lain. Tiba-tiba Ayah pulang dari kantor dan langsung masuk ke mobilku.
“Mulai sekarang, Ayah yang akan menemani kalian ke acara ulang tahun ya…” Kata Ayah sambil tertawa.
“Ibu...” kata Allysha terisak.
Saat itu aku melihat mata Allysha berkilau dan berubah menjadi merah. Ayah menyadarinya dan langsung memeluk Allysha. “Ayah disini Allysha…” dan seketika mata Allysha kembali seperti semula. Aku melihat mata Allysha seperti ini ketika ibu meninggal di tepi danau waktu itu. Aku masih tidak mengerti kenapa. Aku juga melihat binatang seperti Dinosaurus besar dengan wajah sangat menyeramkan di samping jenazah ibu. Tapi aku masih tidak mengerti…

Semua orang tua yang hadir di pesta ulang tahun keheranan karena Ayah yang datang. Mereka terlihat sangat menghormati Ayah. Mereka terlihat sangat ramah kepada Ayah dan memperlakukan Ayah lebih spesial dari tamu yang lain. Ayah sangat ramah. Beliau tersenyum lebar dan rela duduk diatas karpet seperti para tamu yang lain. Padahal tuan rumah sengaja menaruh kursi untuk Ayah. Aku melihat Ayah masih mengelus-elus dada kirinya.
***
“Mr. Yayat, Ayah kok sering memegang dada kirinya ya?” tanyaku pada salah satu dari lima pengawal yang paling setia di rumahku.
“Benarkah begitu Tuan muda?” tanya Mr. Yayat panik.”
Aku mengangguk. “Ayah sakit ya?”
Mr. Yayat terlihat bingung. “Tuan baik-baik saja kok. Tenang saja ya.”

Bahkan dalam beberapa bulan ini Ayah sering terlihat batuk-batuk dan menahan sakit pada dada kirinya sambil mengatur napas. Aku mulai berpikir yang tidak-tidak. Yang aku tau sampai saat ini adalah, Ayah orang yang paling kuat.
***
Ayah sekarang harus menggunakan kursi roda ketika hari pengambilan raporku. Mr. Irham dan Mr. Iqbal yang membantu Ayah berjalan menaiki tangga menuju panggung untuk memberikan kata sambutan. Hari ini aku naik kelas 4 SD. Ayah sangat bahagia. Beliau berpidato dengan pelan dan memegang dada kirinya. Ntah kenapa aku melihat banyak orang tua yang terharu. Ayah, aku mencintaimu lebih daripada yang bisa aku bayangkan.

Ketika dirumah, Ayah masuk ke kamarku dan berbaring disebelahku.
“Ayah akan memberitau Haekal banyak hal malam ini. Ayah belum tau sampai kapan Ayah bisa bertahan.”
“Ayah sakit apa?” tanyaku seraya terisak.
“Haekal anak laki-laki. Berjanjilah untuk tidak akan menangis.” Kata Ayah meyakinku.
“Ayah punya penyakit jantung dan semakin parah. Serasa kematian begitu dekat.”
Aku shock, tetapi aku masih berjanji untuk tidak menangis.
“Haekal tau, Ayah dan Ibu berbeda. Karena itu Haekal dan Allysha berbeda.”
“Maksudnya, Yah?” aku kebingungan.
“Keluarga kita, garis keturunan Ayah ditakdirkan untuk dapat memanggil dan menguasai para penjaga dimensi lain, Guardian.” Ayah lalu menjentikkan jarinya dan dengan tiba-tiba seluruh dinding, atap, dan jendela kamar berubah menjadi besi. Seketika aku terbelalak dan terbangun dari posisiku berbaring.
Udara seperti tersobek. Aku memperhatikan sobekan itu dengan seksama dan muncul tangan berselaput dari dalamnya. Aku mendekati Ayah karena ketakutan. Seekor binatang, bukan, itu dinosourus yang ada disebelah jenazah ibu waktu itu. Dia ada di kamar ini dan keluar dari sobekan udara ntah bagaimana caranya. Aku gemetar ketakutan. Aku hampir mati rasanya.
“Haekal ingat Guardian ini?”
“Di…dia ada di sebe…lah jenazah ibu,” jawabku gemetaran. “Ayah yang memanggilnya ya? Ayah membuat ibu terluka…” Air mataku menetes.
“Ayah tidak akan pernah melukai ibu, Haekal.” Jawab Ayah lembut. “Tanpa sengaja Allysha memanggilnya karena melihat para penjahat itu ingin melukai ibu.”
“ALLYSHA??” Aku kaget setengah mati. “Bahkan Haekal aja nggak tau cara panggilnya, Ayah.”
“Haekal memang nggak akan bisa memanggilnya.” Dinosourus itu mendekati Ayah dan Ayah membelainya. “Haekal mengikuti garis keturunan ibu sebagai manusia biasa, sedangkan Allysha mengikuti garis keturunan Ayah. Sebenarnya Ayah menikahi ibu agar garis keturunan Ayah selesai ketika Ayah meninggal. Tidak usah lagi ada orang yang bisa memanggil para Guardian karena hal itu membuat dia terpaksa mengikuti berbagai macam perang.”
Haekal tambah tidak mengerti.
“Allysha memiliki sisi jahat. Suatu hari dia akan menikmati pertarungan sampai mati. Haekal tau, dari garis keturunan Al-Farishi, orang-orang yang memiliki sisi jahat sangat sulit mengendalikan kekuatannya. Untuk orang normal seperti Ayah, Ayah akan dengan gampangnya menghentikan Dyno ketika akan menyerang ibu. Tapi Allysha tidak akan bisa kecuali dia dilatih dari kecil. Dan sisi jahat Allysha suatu hari bisa digunakan untuk membangkitkan Guardian terhebat, TerraGuardian.”
Haekal tercengang.
“Ayah mengubah kamar ini menjadi lemari besi agar tidak ada orang yang bisa mendengarkan pembicaraan kita. Tidak ada orang yang bisa ayah percaya selain anak Ayah sendiri. Ayah menguasai dua TerraGuardian terhebat, Machinoo 1st dan Lelona 2nd. Ayah belum tau persis di dunia ini ada berapa TerraGuardian tapi menguasai satu TerraGuardian saja akan membuat kita menjadi pemimpin dan paling berkuasa. Dan yang pasti, akan memimpin perang. Dulu sewaktu ibu masih hidup, beberapa kali terjadi perang dan Haekal masih sangat kecil. Sekarang sudah aman, paling tidak untuk dalam waktu yang lama.”
“Kalau saja Ayah meninggal nanti, Ayah mengkhawatirkan Allysha. Tidak ada lagi yang akan menjaganya. Bahkan Haekal sendiri berada dalam bahaya. Ayah tidak akan pernah rela, tidak akan pernah.”
“Kan ada Mr. Yayat, Mr. Irham, Mr. Iqbal, Mr. Leo, dan Ms. Silvi.”
“Ayah percaya mereka, tapi tetap saja, tidak ada yang lebih Ayah percaya di dunia ini melainkan anak Ayah sendiri.”
“Lalu, apa yang harus Haekal lakukan?”
“Mungkin waktu Ayah tidak lama lagi. Ayah akan membagikan setiap pengawal kita 10% dari kekuatan Ayah pada mereka dan Ayah akan mengatakan pada mereka kalau Ayah memberikan mereka 20% sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Ayah akan memberikan 50% kekuatan Ayah pada Haekal termasuk dua TerraGuardian. Mungkin rasanya akan sangat menyakitkan, mengubah manusia biasa penjadi orang terkuat. Tapi, Ayah yakin Haekal bisa.”
“Kenapa Ayah terlalu yakin? Haekal takut…”
“Karena Haekal anak Ayah. Haekal adalah orang yang sama kuatnya seperti Ayah, bahkan akan lebih kuat. Bagaimana? Siap?”
Haekal menangis, “Haekal tidak akan pernah siap kehilangan Ayah.” Dia memeluk Ayah erat dan menangis terisak-isak. Ayah memeluk Haekal erat. “Tidak ada yang tau tentang kematian, nak.”

***
Hari pengambilan rapor, kali ini Mr. Yayat yang mengambilnya. Ayah sudah tidak bisa bangun lagi dari tempat tidurnya. Sehari-hari Ayah hanya ditemani para pengawal dan Allysha. Allysha harus home-schooling karena dia pernah hampir membunuh teman sekolahnya karena kekuatannya.

Seluruh pengawal dan Allysha disuruh keluar ruangan. Haekal hanya tinggal berdua dengan Ayah.
“Hae…kal…” panggil Ayah lirih seraya menyodorkan tangan.
Haekal mendekat dan terisak.
“Ayah akan memberikan dua TerraGuardian pada Haekal.” Ayah menyentuh dadaku. “Mungkin agak sakit, tapi tolong tahan ya.”
Sekejap ketika tangan Ayah menyentuh dadaku, aku kesakitan setengah mati. Rasanya sangat panas dan bagaikan ditusuk ribuan jarum. Aku berusaha menahan sakit dan tidak berteriak. Hal itu membuatku jatuh tersungkur, berkeringat, dan ngos-ngosan. Aku berhasil menahannya, dan berhasil mendapatkan dua TerraGuardian.
“Haekal akan terbiasa dengan para Guardian suatu hari.” Suara Ayah semakin lemah.
Yang ada dipikiranku hanya bagaimana caranya agar Ayah sembuh. Tiba-tiba muncul Guardian berpakaian dokter dan membawa suntikan besar. Ayah menyentuhnya dan dia hilang seketika.
“Jangan buang-buang energi untuk menyembuhkan Ayah. Lebih baik panggil Allysha kesini dan lima pengawal kita.”
Aku berlari keluar lalu memanggil Allysha dan lima pengawal kami. Aku dan Allysha naik ke tempat tidur dan memeluk Ayah.
“Ayah sayang kalian berdua. Haekal, jaga Allysha ya sayang.” Itu kata-kata terakhir Ayah. Aku menangis sejadi-jadinya sampai lelah. Allysha pun ikut menangis. Aku yatim piatu sekarang. Tiada Ibu, tiada Ayah.
***

Setelah tujuh hari semenjak Ayah di makamkan, pikiranku mulai kembali normal dan mulai menerima kenyataan. Aku masuk ke ruang kerja Ayah dan mencoba membaca seluruh berkas yang pernah Ayah tinggalkan. Suatu hari aku akan menjalankan semua perusahaan milik Ayah. Aku juga menemukan beberapa buku, tentang para Guardian.
Suatu hari aku akan sehebat Ayah. Menjaga Allysha dan memimpin dunia. Kasih sayang Ibu dan Ayah terasa kurang. Tapi aku tidak akan menyia-nyiakan kasih sayang itu. Aku berjanji, sampai mati…

Februari 21, 2011

Seandainya Aku Tahu Siapa Dia

Minggu ini hanya menghadiri pesta ulang tahun anaknya teman saya. Mau cerita di blog tapi sedang tidak punya banyak waktu. So, selamat menikmati cerita berikut ini ya.

***
Wawan jalan ke dapur. Disana dia liat Ibu masih sibuk meng-ungkep ayam dengan bumbu. Sejak Ayahnya meninggal, setiap malam Ibunya Wawan berdagang ayam bakar dan ayam goreng dengan membuka warung kecil di samping rumah. Wawan bertugas menjadi kasir dan membungkus makanan.  Karena otaknya yang cerdas, Wawan hampir tidak pernah menggunakan kalkulator untuk menghitung total harga makanan dan uang kembalian. Padahal dia masih kelas 3 SD.

“Bu, Wawan pengen bakso. Boleh?”
Ibu menggeleng.
“Kan minggu ini Wawan belum makan…”
Ibu hanya menatap Wawan yang berarti, “Sekali nggak boleh, tetap nggak boleh.”
Wawan mendengus dan bilang, "Wawan mau jalan-jalan aja deh.”

Wawan mengeluarkan sepeda dan menyusuri jalan-jalan setapak di kampung. Semula dia mau pergi ke rumah Budi, tapi pagar rumah Budi di gembok. Sepertinya Budi sedang pergi. Wawan kembali mengayuh sepedanya. Tanpa sengaja di sebuah sudut rumah, Wawan melihat seorang anak laki-laki sedang celingak-celinguk melihat ke kiri dan kanan. Keliatannya dia bukan anak kampung ini. Wawan mendekatinya. Anak itu kaget setengah mati.
“Kamu ngapain disini?”
Anak itu menggeleng dan menaruh telunjuknya di bibir, “Ssssttt…”
Wawan tambah bingung. “Kamu lagi ngumpet ya?”
“Sssstttt!!” katanya dengan mata melotot.
Wawan merasa aneh. “Ya udah deh, selamat ngumpet ya. Saya mau nyari makanan dulu.”
Tiba-tiba terdengar suara, “Kruuuuk!” Wawan kaget dan sepertinya suara itu berasal dari perut anak itu. “Kamu lapar ya?”
Mata anak itu berkaca-kaca sambil memegang perutnya. Wawan jadi bingung, ‘gimana caranya ngajak anak ini makan ya? Kalau dibawa pulang ke rumah, ntar bisa ditanyain abis-abisan sama ibu. “Kamu punya uang nggak untuk beli makan?”
“Kita cari tempat yang aman untuk ngobrol ya,” kata anak itu tiba-tiba.
“Ya udah, sini aku bonceng. Nama kamu siapa? Aku Wawan.”
“Aku Haekal. Biar aku saja yang bonceng kamu. Aku kuat kok.”
“Setidaknya aku lebih kenyang dari kamu. Ayo naik.”

Yang terpikir oleh Wawan pertama kali adalah membawa Haekal ke kebun miliknya. Disana banyak buah jambu dan pisang. “Haekal, kamu makan buah dulu aja ya. Daripada kamu kelaparan di jalan.”
Haekal mengangguk cepat. Ketika sampai di kebun, Wawan menyandarkan sepeda ke pohon jambu. Iya langsung memanjat pohon dan membiarkan Haekal melongo di bawah karena melihat Wawan yang memanjat dengan cepat. Setelah dapat banyak, Wawan kemudian memanjat ke pohon di sebelah pohon jambu, kemudian mencoba meraih beberapa buah pisang (mana mungkin memanjat pohon pisang). Kemudian dia turun dan menyerahkan semua buah ke Haekal. Setelah makan, gantian Haekal membonceng Wawan menuju rumah Wawan. Sampe di rumah, Wawan memperkenalkan Haekal pada Ibu dan bercerita kalau Haekal sedang kabur dari rumah. Ibu merasa kasihan karena Haekal belum makan, jadinya Haekal disuruh makan. Sebagai rasa terima kasih, Haekal bersedia membantu Ibu berjualan di warung nanti malam.
***

Wawan masih menjadi kasir dan membantu membungkus makanan. Kali ini Haekal bertugas mengelap meja dan mencuci piring. Ia kelihatan sangat kaku mengerjakannya, tapi ia tetap berusaha. Perkiraan Wawan semakin kuat, kayaknya Haekal ini anak orang kaya deh. Mana mungkin cuci piring aja nggak bisa kalau bukan anak orang kaya.

Tiba-tiba Wawan ketakutan. Preman yang dulu pernah meminta uang jatah jualan datang. Udah beberapa bulan ini preman itu nggak pernah datang lagi karena di penjara. Sekarang dia udah bebas. Ibu terlihat kaget. Orang di warung sudah pulang semua dan nggak mungkin minta tolong. Dulu sewaktu teriak minta tolong, preman ini langsung mengobrak-abrik warung.
“Mana jatah saya?” tanya preman itu seraya melotot ke Ibu.
Ibu gemetaeran, lalu langsung membuka laci. Malam ini ibu untung dua ratus lima puluh ribu. Preman itu mengambil semua uang ibu sambil tertawa terbahak-bahak.

BYUUURRR! Haekal menyiram air bekas cuci piring ke preman itu. Wawan, Ibu, dan tidak terkecuali si preman terdiam mematung. Preman itu melihat ke arah Haekal. Ia menaruh uang diatas meja dan berjalan mendekati Haekal. Aneh, Haekal sama sekali tidak terlihat ketakutan. Ia menatap preman itu tajam.

Preman itu membunyikan seluruh jarinya, “Cari mati?”
“Kematian pasti akan datang, nggak usah dicari,” jawab Haekal ketus.
Wawan dan ibunya merinding ketakutan. Haekal tetap biasa aja. Preman itu langsung melayangkan tinjunya ke Haekal, dan dengan santainya Haekal menahannya. Haekal menggenggam tangan Preman, memutarnya sampai bunyi KRETEK! KRETEK! Preman itu langsung teriak kesakitan seraya memegang tangannya. Ia sampai membungkuk menahan sakit. Haekal menendang kepala preman sampai preman itu jatuh pingsan.

Wawan dan Ibu terkejut setengah mati.
“Panggil polisi, Wan… Orang kayak gini nggak bisa dibiarkan berkeliaran.”
Wawan langsung berlari memanggil Pak Hansip. Preman itu siuman dan merinding melihat Haekal. “Ampuun, ampuun…” katanya memohon.
“Kalau saya tau Anda datang lagi kesini, jangan pernah berharap bertemu hari esok.”
Pak Hansip datang dan membawa preman itu pergi.

Haekal membantu Wawan mengepel warung dan membereskan semuanya. Sebenarnya Wawan dan Ibu sangat ingin bertanya tentang Haekal, tapi mereka tidak berani. Setelah semuanya beres, Wawan mengajak Haekal tidur di kamarnya yang sempit dan panas. Haekal mengambil sebuah buku dan mengipas badannya.
“Wan, pasti kamu mau bertanya padaku, ‘kan?” tanya Haekal tiba-tiba.
“Iya Kal, tapi takut kamu marah.”
“Aku Superman, Wan…” kata Haekal. “Kamu percaya nggak?”
Wawan kebingungan. “Percaya aja deh. Kan kamu kuat.”
Haekal terkikik. “Tapi sayangnya aku bukan Superman, Wan.” Ia memejamkan matanya.
Wawan ikut memejamkan mata, walaupun dia masih nggak yakin.
***
Keesokan paginya, ada tiga orang pria dewasa menjemput Haekal ke rumah Wawan. Dua diantara mereka kembar. Ibu dan Wawan kembali terkejut. Haekal keluar dari kamar Wawan dan berjalan menuju orang-orang yang menjemputnya.
“Tuan…” ucap salah satu dari mereka.
Haekal memeluk Wawan. “Terima kasih ya untuk makanan dan tempat tinggalnya.” Ia juga mencium tangan Ibu. “Saya pamit, Bu. Maaf merepotkan.”
Wawan mengantarkan Haekal sampai pagar rumah. Tangan Haekal digandeng salah seorang dari tiga pria itu.
Tiba-tiba Haekal teringat sesuatu. Ia merogoh saku celananya dan mendapatkan sebuah buku. Haekal mendekati Wawan dan memberikan buku itu. “Sebagai hadiah dan kenang-kenangan dariku. Suatu hari kamu akan mengerti. Ketika kita beranjak dewasa dan masih diberi umur panjang, kita pasti akan bertemu. Saat itu aku yakin kamu mengerti arti buku ini. Sampai jumpa!”

Haekal pergi. Tanpa berpikir panjang lagi, Wawan membuka halaman pertama buku itu.
“Dunia ini dipenuhi oleh banyak hal. Baik terlihat maupun tidak terlihat. Diantara hal itu ada yang dikuasai oleh manusia dan ada yang tidak dapat. Sampai suatu hari hal yang terlihat itu meminta hak mereka untuk digunakan dalam peperangan hidup dan mati.
Untuk menguasai hal yang terlihat mungkin mudah, sedangkan sesuatu yang tidak terlihat sangat sulit. Nyawa taruhannya. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat hal yang tak terlihat. Dan hanya orang-orang yang terpilih yang bisa menguasai hal yang tak terlihat itu. Hal itu adalah Guardian, penjaga dimensi lain.”

Wawan terkejut dan berhenti membaca. Dia melihat punggung Haekal dari kejauhan. Haekal terlihat sedikit menoleh dan melirik Wawan. Tiba-tiba Wawan melihat sebuah mata di punggung Haekal yang teramat sangat besar dengan bola mata kuning. Seperti mata seekor reptile. Wawan gemetaran sampai bukunya terjatuh. Mata itu pun seketika menghilang.
Pikiran Wawan kacau dan hanya bisa menerka satu hal, Haekal adalah penguasa Guardian, penjaga dimensi lain.

Cerita ini diikutsertakan pada Kontes Cerita Anak Immanuel's Notes. Cerita asli lebih panjang dari yang ada di blog. Happy Reading!

Februari 18, 2011

Mr. Chicken & Si Mbak

Tiba2 teringat kejadian lucu di kosan lama. Kebetulan saya mem-posting cerita ini di Facebook tapi belum pernah mempostingnya di blog. Semoga menjadi inspirasi buat kalian.

***
Okelah, gw mau cerita sesuatu yang aneh. Udah hampir 5 bulan mungkin gw di Jakarta dan gw mengalami hal aneh tentang 2 ekor ayam. Mungkin beberapa dari kalian tau kalo gw takut ayam (berasa paruhnya itu serem banget), makanya kalo ngeliat ayam bawaannya pengen disantap. Hahahaha, rada ga nyambung yah? Tapi ini cerita beneran. Suatu hari sewaktu gw nungguin temen gw mau berangkat kantor, ada 2 ekor ayam jantan genduuuuttt (dan terlihat sangat lezat). Nah, salah 1 dari ayam itu nyamperin gw. Reaksi gw langsung diam mematung. Pake acara dia ga pindah2 lagi, stay right beside me!! OMG!!
Betapa mesranya mereka
Tiba2 sang pemilik ayam yang sedang menyapu halaman melihat kejadian itu. Dia ngomel dong, dan kalian tau dia ngomel ke siapa? Ke Mr. Chicken ituuu..
"HEH, RUPANYA KAU DISITU. AYO SINI PULANG!"
Gw kaget dan melongo.
"Kalo maen jangan jauh2!!" kata si mbak itu. "Ntar kalo ilang gimana?"
Gw masi diam dan jadi tambah melongo ngeliat si ayam melangkah pulang dengan anggunnya. Dia nurut si mbak itu dong...
Gw memberanikan diri buat nanya ke si mbak. "Mbak, ayamnya ngerti ya?"
Si mbak ngga peduli sama gw dan masi ngomel ke Mr. chicken. What happen in this chicken world lately yah...? Ayam sudah mulai mengerti bahasa manusia dan bisa diomelin pula'. ckckckck

Pelajaran berharga : kalo ngeliat ayam di jalan, cobain aja diomelin. Ntar kalo gw ngeliat kalian ngomelin ayam, tenang aja, gw pasti ketawa.

Februari 16, 2011

Bebek Kwek-kwek

Seneng banget deh rasanya sewaktu ngeliat postingan saya sebelumnya tentang My Blog 2nd Birthday di komentar oleh banyak blogger. Ada yang sudah saya kenal sejak lama, ada yang baruuu aja saya kenal. Yang komen di postingan sebelumnya saya kasih award deh. Ambil aja, pajang aja di blog kalian masing2. Semoga kita bisa bersahabat baik yahhh.

Kalian tau, saya sempat sedih karena nggak jadi ke Ujung Genteng. Hiks..hiks.. Pelampiasannya ya saya pergi ke salon dan menghabiskan waktu disana berjam-jam. Duh, memang sih karena lembur melulu di kantor, badan berasa remuk redam. Butuh tukang pijat juga, ya udah sekalian deh di pijit2 di salon. Ternyata rada brutal juga tuh beautician-nya. Punggung, pinggang, dan badan saya di bunyi-in KRAK! KRUK! KREK! Sampe lemes deh T_T. Trus tangan dan kaki saya juga dibunyi-in, KREK! KRUK! KRAK! Adoooow!!! Mungkin karena nggak biasa dipijit kayak gitu, jadi rada syok juga. Tapi setelah itu badan langsung enakan sih. Bersendawa mulu jadinya. Masuk angin beneran nih karena sering pulang malam.

Oh iya, seminggu yang lalu saya pengen makan bebek yang puedess dan mantap. Akhirnya hunting tempat makan yang jualan bebek deh.

Bebek Goreng Midio
Jeruk Panas dan Jus Mangga
Bebek Kremes dan Bebek Cabe Ijo
Nah, warung bebek yang satu ini pas di pinggir jalan banget daerah Tebet. Seberang SMA kalau nggak salah. Lumayan rame sih disini untuk makan siang. Saya agak lupa harganya. Berkisar antara Rp. 20rb seporsi deh. Kalau minuman masih dibawah Rp.10rb. Saya nggak ingat harganya karena struk pembeliannya bukan saya yang pegang. Biasanya kalau struk sama saya, saya pasti kasih detail harga. Kalau rasa sih standar ya. Sambalnya juga nggak pedes2 amat. Porsi nasinya sedikit kalo menurut saya.
Tampak Depan


Bebek Kaleyo
Bebek Rica Pedas Rp. 18.000
Nah, kalau tempat makan bebek yang satu ini ya, rameeeeenyaaaa gilaaaaa. Ntah karena kemaren saya pergi kesini pas malam minggu juga sih. Sewaktu ngeliat spanduk yang terpasang, rupanya warung ini pernah didatangi oleh Pak Bondan dan bebeknya dapat gelar Maknyuss. Menarik sekali berarti warung ini. Ya udah, tanpa menunggu lama, saya duduk dan memilih pesanan. Ada menu baru, Bebek Rica-Rica. Saya ngga pernah membayangkan kalau bebek di Kaleyo ini pedassnya huaaaaaaaaaaaa T_T. Ditambah saya milih yang rica-rica lagi, huaaaaaa!!! Gile bener, sambel rica2nya itu ya, hasil ulegkan dari cabe superbanyak ditambah kemangi lagi. Ihh, pedesnya sampe ke tenggorokan deh. Tissue sekotak yang disedia-in sama warung habis buat saya ngelap air mata dan ingus. Malah saya pake tissue sendiri yang tebal dan 3ply. Saya salah pesan minum lagi, Lemon Tea Panas (Rp. 5.500), gimana nggak mampus kepedesan gitu trus minum minuman panas. Gile, nangis beneran deh. Harga nasi uduknya Rp. 4.000 dan es teh manis Rp. 3.000.
Suasana yang super duper rameeeee
Ayam Bakar Kremes Rp. 13.000
But, actually this is a very great taste of duck. Bebeknya empuk, sensasi pas makan juga ampuuun deh. Saya jadi memperhatikan reaksi orang2 sewaktu menikmati bebeknya. Teman saya yang makan ayam bakar kremes yang level pedasnya dibawah saya sedikit. Rasanya pengen menyemburkan api dari mulut deh. Well, saya makan Bebek Kaleyo daerah Cempaka Putih. Ada juga di Rawamangun dan di satu daerah lagi tapi lupa. Bukanya dari jam 6 sore, jadi nggak mungkin makan siang disini.

Silahkan mencoba. Lapor saya ya kalo reaksi pedas yang kalian rasakan sama dengan saya. Hehehehe.

Februari 13, 2011

My Blog 2nd Birthday

Whoaa, akhirnyaaa! Sudah 2 tahun saya menulis blog. Teringat dulu nulis diary di software My Diary dari Metro. Eh lupa kalo pindahin folder software itu, pasti tulisan kita hilangg semua. Huaa, dan kejadian itu berlangsung 2x. Akhirnya memutuskan nulis blog, walaupun 2 tahun yang lalu kayaknya sepi2 aja blog saya. Tapi tetep berusaha memposting dengan baik dan bener.
Target di ulang tahun blog saya yang kedua ini sih sebenarnya simple. Ada 200 postingan dan 200 follower. Walaupun banyak orang yang usia blog nya baru beberapa bulan, tapi followernya udah lebih dari 200.

Mungkin saya cinta banget sama angka 2. Pertama, karena saya anak kedua dari empat bersaudara. Kedua, saya lebih senang dapat ranking 2 daripada rangking 1 dulu sewaktu sekolah. Kesannya kalau ditanya orang, "ranking berapa?" kalau jawab, "satu", kok sombong bener ya?! Kalau jawab "dua", masih low profile, hahaha. Tapi saya nggak suka kok dapat IP dua koma...

Oke, saya akan membagi2kan award kepada kalian. Gambar di award adalah header blog saya yang dulu. Semoga kalian selalu ingat dengan header terdahulu. Hiks, jadi kangen sama tempate kemaren. Di blog kali ini saya pake warna merah. Sempat posting foto di header cuma kayaknya header yang satu ini lebih artistik dari pada pajang foto sendiri. Saya ganti juga tulisan di About Me, tulisan header, dan profile picture. Semuanya harus serba baru. Biar suasananya lebih baru dan memberikan semangat baru. Buat semua follower blog saya, silahkan diambil awardnya yah. Jangan lupa cantumin link saya dan review blog saya sedikittt saja (ngga usah panjang2) di postingan kalian. Terima kasih.

2nd Birthday Award
Akhir kata, mari sama2 saling support ya. Semoga suatu hari kita bisa kopdaran bareng. Paling nggak di Pesta Blogger tahun ini kita bisa jumpa. Aminn. Oh iya, karena beberapa hal mendadak, saya nggak jadi ke surganya para penyu. huaaaaa.. Insya Allah laen kali T_T.

Februari 09, 2011

Until Next Time (2)

Setelah banyak permintaan untuk tetap pergi ke Alaska, saya lanjutkan ceritanya. Oh ya, untuk ngerti jalan cerita yang saya tulis dibawah, kalian harus baca Until Next Time di postingan sebelumnya. Cekidot!

***

Dia hadir tiba2 di acara pernikahan teman gw. Cewek itu, pacar gw, tapi dia memergokiku sedang jalan dengan cewek lain. Pasti hatinya sedih banget. Yakin deh gw. Sebenarnya bukan salah gw juga, Sheila tuh yang selalu ngejer2 gw. Udah gw bilang berkali2 sama dia kalo gw udah punya pacar, tapi masiiiih aja ngejer gw. Walaupun lama2 enak juga di perhatiin, secara pacar gw nun jauh disana, ketemu cuma beberapa kali setaon. Tapi, emangnya gw suka sama Sheila? Emang sih, karena kita 1 tempat kerja, selalu ketemu, selalu cerita2 tentang kejadian hari ini, bahkan gw nggak cerita ke pacar gw. Tapi bukan berarti gw suka dia ‘kan?

Seperti ada kilat menyambar2 kepala gw, sewaktu liat dia nangis karena si Sheila nyanyi lagu (ntah apa judulnya) di acara pernikahan itu. Kalau gw denger sih, lagu itu emang rada2 romantis, apalagi kayaknya diperuntukkan buat gw. Cewek gw datang tiba2, gw lupaaa dia bakalan pulang hari itu, dan gw nggak nelpon dia untuk bilang mau jemput di bandara seperti yang gw lakukan biasanya. Tanpa pikir panjang lagi, gw kasi kunci mobil ke Sheila dan mengajak cewek gw pergi dari acara itu. Awalnya gw mau minta maaf dan menjelaskan semua kejadian sebenarnya itu nggak seperti yang dia liat. Gw shock waktu dia bilang mau ke Alaska. Gw mau nangis, walaupun cowok nggak boleh nangis kan sebenarnya. Gw sama sekali nggak terima. Gw bakalan sangat sangat jauh dari dia. Karena otak gw mulai kacau, gw kasih dia pilihan, suruh dia resign dari kerjaannya, atau gw kirim dia undangan bulan depan. Bingung juga gw undangan apaan. Tapi dia pasti berpikir undangan pernikahan gw dan Sheila. Gw turun dari mobil, berharap dia nyusul gw, tapi dia malah langsung pergi. Sial, dari situ ke rumah gw kan jauh. Terpaksa deh naek becak. Untung Sheila udah nganterin mobil gw ke rumah, jadinya nggak perlu berpikir bakalan ketemu Sheila lagi untuk ambil mobil.

Gw mencoba ke rumahnya langsung pas malam. Baru nyampe pagar depan, gw nggak berani masuk. Gw mau telp ke hp-nya, jadi nggak enak juga. Haduuwh, jadi teringat dulu gw selalu nungguin dia disini kalau mau jalan2. Daripada gw aneh diliatin orang2, gw langsung jalan masuk ke pagar rumahnya. Gw ketok pintunya, gw bel, nggak ada yang keluar. Gw telpon dia, “Hallo.” Ternyata diangkat. “Kamu dimana?” Dia malah nangis dan jawab, “Aku belum bisa jawab pilihan kamu tadi siang. Sori yah.” Langsung ditutup. Lho? Gw padahal bukan mau nanya soal itu.

Gw lihat tetangganya datang menghampiri, “Orang rumah ini pada pergi semua jalan2. Besok kan Tiara berangkat ke Alaska.” Gw kaget. “Besok????” Tetangga itu heran. “Emangnya nggak dikasi tau?” Gw menggeleng dan memutuskan untuk nungguin dia di depan rumahnya. Kalaupun harus sampai besok pagi, ya udahlah. Gw masuk ke mobil dan menyalakan radio.

3 jam kemudian, dan gw udah ketiduran di mobil. Dia mengetuk pintu jendela gw. Gw kaget dan langsung turun dari mobil. Matanya keliatan sembab. “Kamu nangis terus ya daritadi?”
Dia mengangguk. “Aku masih terus bakalan sayang sama kamu. Tapi aku benar2 harus ke Alaska. Aku udah berpikir matang2. Mungkin kamu memang bukan jodoh aku. Aku juga nggak akan menahan kamu untuk menikah bulan depan. Besok aku pergi ke Alaska dan juga pergi dari kehidupan kamu. Selamat tinggal ya. Terima kasih untuk semuanya.”
Gw mendengus. Mata gw udah berkaca2. “Aku selalu berpikir, suatu hari kita akan menikah, tinggal serumah, dan punya anak2 yang lucu. Aku sekolah lagi, dan kamu menunggu aku di rumah. Berpikir seperti itu bisa membuat semangatku muncul tiba2. Dan sekarang aku harus menghapus semua pikiran itu.” Dia nangis dan bilang, “Aku juga selalu berpikir seperti itu. Ketika kamu benar2 mapan, aku akan resign dan jadi istri yang baik. Tapi pikiran ini harus berhenti sampai disini. Kamu sudah menemukan cewek yang bisa selalu ada di dekatmu, sedangkan aku harus mencari lagi.”
“Aku nggak pernah mencintai Sheila.” Akhirnya gw bilang juga.
“Jangan bohongin aku lagi ya. Semoga suatu saat kita ketemu lagi.” Dia berjalan masuk ke rumahnya.

Esoknya, gw replace jadwal operasi dan berangkat menuju bandara. Gw melihat keluarganya dan dia udah masuk ke dalam ruang tunggu. Untung penjaga pintu bandara adalah teman gw dan gw boleh masuk. Gw liat dia duduk diam dengan tatapan kosong. Gw hampiri dia, dia bediri dan keheranan. Gw peluk dia seakan2 nggak akan gw lepas lagi. Mungkin dia sesak napas karena gw peluk kayak gitu. Setelah itu dia harus berangkat. Kata2 gw sebelum dia pergi, “Kita lihat aja, sampai kamu pulang nanti, siapa yang paling setia?”
Dia bilang, “Sampai saat itu, aku masih cinta kamu.”
Gw hanya melihat pesawatnya terbang memecah awan.

Februari 06, 2011

Until Next Time

Wah, nggak nyangka. Ntar lagi blog ini ulang tahun. Sudah hampir 2 tahun umurnya. Kalo manusia, udah bisa jalan, ngomong dikit2, and udah mulai mengenal orang2. Hmm, kalo analogi utk blog mungkin pengunjungnya jadi makin banyak. Sebenarnya kalo dibandingkan postingan pas kuliah dan pas udah kerja, lebih banyak pas waktu masih kuliah. Mungkin karena banyak waktu luang dan saya bukan mahasiswi yang sibuk2 amat. Hehehe. By the way, i'll write a story. Terinspirasi dari lagu di playlist saya sekarang. Semoga kejadian di dunia nyata nggak se-tragis ini. Cekidot!

***

Surat keputusannya keluar. Aku harus pergi ke Alaska. Sempat shock sewaktu dibilang harus kesana. Perasaanku bercampur-aduk. Dulu sewaktu masih kecil, kadang2 sering bilang ke Papa begini, “Pa, kalau nanti udah gede, pengen ke Alaska ya. Disana banyak hutan dan pohon pinus, bisa naik kuda sepuasnya.” Dan Papa cuma jawab, “Perkataan adalah doa, semoga Allah mendengarnya. Aminn.”

Masih melihat berkas2 yang berserakan diatas meja. Saat itu langsung meraih handphone dan menelepon Papa. Papa terdengar sangat gembira tapi agak sedih juga karena aku bakalan sangat jauh darinya. Mama juga jadi ikut2an sedih. Padahal aku pergi maksimal 2 tahun. Tapi Mama masih aja sedih dan menyuruh aku pulang dulu ke rumah sebelum benar2 berangkat kesana. Aku setuju. Mungkin aku berangkat ke Alaska dari Singapore aja. Lebih dekat juga dengan kampung.

Kali ini aku meneleponnya, dan seperti biasa, jam segini dia nggak akan mengangkat telepon. Ku tulis pesan singkat, “Call me back. Urgent!”

Sejam kemudian dia meneleponku, “Kenapa, Yank?” Aku bingung mau bilang apa. “Aku mau pulang nih.” Trus dia nanya, “Kapan? Aku lagi diluar kota. Kayaknya nggak bisa jemput.” Aku langsung kecewa. “Belum tau sih. Nanti deh aku kabarin lagi.” Setelah itu dia bilang, “Oh, ya udah. Nanti lagi yah. Dadah!”

Jadinya aku nggak mengabarinya. Mungkin aku udah bête duluan kali yah. Mama dan Papa yang menjemputku di bandara. Aku peluk mereka se-erat mungkin bahkan sampai menangis. Baru nyadar, sejak SMA aku udah tidak berada disamping mereka. Kali ini aku harus berada benar2 jauuuh dari mereka. Aku juga bertemu dengan Tommy di bandara, dan kita sama2 kaget. “Kok ada disini? Nggak dijemput sama dia ya?” Aku malah heran. “Bukannya dia lagi ada di luar kota?” Tommy jawab, “Udah balik kok semalem. Emangnya nggak ngasih tau?” Aku cuma tersenyum.

Sampai di rumah, aku pinjam mobil Papa dan meluncur ke rumahnya. Mobilnya nggak ada. Jangan2 dia masih kerja. Tiba2 dia datang. Semula aku ingin langsung turun dari mobil dan menghampirinya. Tapi dia bersama dengan seorang cewek. Dia keluar dari mobil dengan terburu2 dan masuk rumah. Mungkin kaca film mobilku terlalu hitam sampai dia nggak ngeh kalo aku parkir pas di depan rumahnya. Aku telpon handphonenya dan aku melihat cewek itu mengangkat handphone-nya tapi nggak dijawab. Dia keluar lagi dari rumah, masuk mobil, dan langsung pergi. Aku shock! Masa’ dia nggak tanda sama mobilku?? Dan dia sama sekali nggak lihat handphonenya.

Aku ikuti dia. Dia pergi ke sebuah rumah. Dia dan cewek itu turun. Sepertinya ada orang meninggal. Aku jadi merasa aneh karena nggak turun. Nggak nyampe’ 15 menit, dia udah keluar lagi dari rumah itu. Aku seperti pengintai deh. Aku ikuti lagi kemana dia pergi. Wah, kali ini dia datang ke acara pernikahan. Duh, aku mulai lapar. Aku turun dari mobil dan ikut2an masuk ke gedung tempat pesta berlangsung. Untung aja aku selalu menyediakan make-up kit komplit di tas. Jadinya bisa langsung dandan ala pesta.

Aku melihatnya bersama cewek itu. Bersalaman dengan banyak orang dan pasti semua mengira itu adalah pasangannya. Aku baru ngeh, ternyata ini adalah pesta salah satu temen SMA-ku dan banyak sekali teman2ku hadir. Semua surprise melihatku di pesta itu dan aku masih tidak mau terlalu menarik perhatian orang2. Aku nggak mau orang2 tau kalo aku sedang mengintai, mengintai dia. Aku tidak terlalu banyak ngobrol, hanya menikmati hidangan.

Tiba2 cewek itu naek ke atas panggung. Seperti acara pernikahan biasanya, pasti pengunjung sering diminta untuk menyanyikan sebuah lagu.

ku menunggu, ku menunggu kau putus dengan kekasihmu
tak akan ku ganggu kau dengan kekasihmu
ku kan selalu di sini untuk menunggumu

cinta itu ku berharap kau kelak kan cintai aku
saat kau telah tak bersama kekasihmu
ku lakukan semua agar kau cintaiku

haruskah ku bilang cinta
hati senang namun bimbang
ada cemburu juga rindu
ku tetap menunggu

haruskah ku bilang cinta
hati senang namun bimbang
dan kau sudah ada yang punya
ku tetap menunggu

Rossa – Ku menunggu

Aku langsung terbelalak. Suaranya sebening embun. Semua tamu sampe memberikan applause meriah, termasuk dia. Tapi, apa maksud cewek itu nyanyi seperti itu? Matanya malah nggak lepas memandang dia. Hatiku mulai kacau. Aku menarik lengan dia. Dia kaget setengah mati melihatku. “Kamu? Ada disini?” Mataku berkaca2. Aku melihat ke panggung lagi dan cewek itu kembali menyanyikan lagu kedua.

ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian
mencoba mencari celah dalam hatimu

aku tahu ku takkan bisa
menjadi seperti yang engkau minta
namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
menjadi seperti yang kau minta

dan aku tahu dia yang bisa
menjadi seperti yang engkau minta
namun selama aku bernyawa aku kan mencoba
menjadi seperti yang kau minta

Seperti Yang Kau Minta - Chrisye

“Kenapa dia nyanyi lagu itu?” Aku menahan supaya nggak nangis dan aku agak mengecilkan suara. “Aku ngeliat kamu sama dia terus dari tadi.” Dia mengalihkan pembicaraan. “Kamu nyampe hari ini yah?” Aku mengangguk. “Dalam rangka apa kamu pulang tiba2?” Cewek itu turun dari panggung dan mendekati kami. “Suaraku bagus kann??” Dia tersenyum. Aku menatap cewek itu dan cewek itu tersenyum padaku. “Temanmu ya?” Dia malah bertanya padaku, “Kamu kesini pake’ apa? Mobil?” Aku mengangguk. Dia mengeluarkan kunci mobil dan memberikan pada cewek itu, “Kalo mau pulang pake’ aja mobilku. Aku pergi dulu.” Kemudian dia menarik lenganku, “Kita pulang yuk.”

“Dia bukan siapa2 kok,” katanya tiba2 sambil menyetir mobil. “Mungkin dia memang selalu berada disampingku ketika aku dalam masalah. Langsung mendengar curhatku, membawakanku makanan kalo aku sakit, dan selalu meneleponku setiap hari. Walaupun dia tau aku punya kamu.” Aku terdiam. “Dan hari ini dia mau menemaniku pergi ke acara pernikahan.”

“Aku mau berangkat ke Alaska," kataku berat.
Dia langsung kaget setengah mati. “HAH?”
Aku melanjutkan, “Dan aku pulang kesini karena aku mau pamitan dengan kamu.”
Dia langsung meminggirkan mobil karena takut nggak konsen nyetir. “Berapa lama?”
Aku jawab, “Minimal 6 bulan.”
Matanya langsung berkaca2. Aku nggak pernah melihatnya seperti itu. “Aku nggak bisa terima…”
Aku diam saja.
“Kamu sama aja memberikan cewek itu kesempatan untuk berhasil mendapatkanku.”
Aku masih diam saja.
“Kamu nggak pernah sayang sama aku ‘kan sebenarnya?”
Pertanyaan itu membuat aku seperti disambar petir. Aku langsung nangis.
“Kamu lebih milih kerjaan. Aku sibuk, kamu sibuk. Sekarang kamu pasti seneng banget ‘kan dikirim ke Alaska?”
“Itu mimpiku dari kecil. Baru kali ini aku punya kesempatan untuk mewujudkannya.”
Dia mendengus. “Kita udah jarang banget ketemu dan jarang bicara. Bagaimana kalau aku kasih kamu pilihan?”
Aku menatapnya lekat2, begitu juga sebaliknya.
“Berhenti kerja dan berada disini bersamaku, atau bulan depan aku akan mengirimkanmu undangan?”
“Undangan apa?” Air mataku mengalir tambah deras.
“Menurutmu undangan apa?” Dia turun dari mobil. “Until next time!” Lalu berjalan pergi.

Aku terdiam terisak. Aku tidak mengejarnya. Bagaimana aku bisa memilih salah satu dari hal itu. Aku butuh uang dan cinta dia. Sampai sekarang aku masih berpikir. Mana mungkin aku tahan melihat undangan darinya, melihat semua foto2 pernikahannya di facebook, atau bahkan 2 tahun kemudian, aku melihat anaknya. Andai aku bisa memilih? Bagaimana menurut kalian?

Februari 03, 2011

BlackBerry for IMLEK

Postingan saya yang ke 200. Wah, nggak nyangka udah banyak banget yang saya tulis selama 2 tahun ini. Liburan imlek nggak kemana2 deh saya. Pengen bermalas2an aja di kosan. Lumayan untuk mempersiapkan liburan minggu depan. Insya Allah kalo nggak ada halangan, minggu depan saya mau pergi ke surganya para penyu. Hayooo, dimana itu??? Silahkan tunggu postingan saya sewaktu Valentine nanti.

Anyway, saya mendapatkan email beberapa gambar Blackberry Curve 3G. Lucu2 banget warnanya. Kalian suka sama yang mana? Saya sih Pink, of course.



Untuk menyambut IMLEK, Blackberry juga banyak menyediakan aplikasi baru. Beberapa aplikasi hanya tersedia di unit tertentu seperti di Torch, Bold 9700, Bold 9780 atau Curve 3G yang support di OS 5 dan OS 6. Berikut sedikit info tentang aplikasinya:

1. Message Prevue (US$1.99)

Busy playing mahjong this CNY and your hands are not free to check your phone? Message Prevue provides a pop up box for users to read who’s emailing or texting without having to key in the password.

Users can download the application from the link below or can scan the QR code.
http://appworld.blackberry.com/webstore/content/20634?lang=en

2. Photo Editor (US$0.99)
Take pictures this Chinese New Year with your BlackBerry device and edit them right away with this handy photo editor. Once done, you can share photos easily through social networking sites. What better way to treasure the moments with family?

Users can download the application from the link below or can scan the QR code.
http://appworld.blackberry.com/webstore/content/13546?lang=en

3. Smiley Pack (US$0.99)
Have so much to express this festive period but too little emoticons to do it? Download the Smiley Pack- Icons Fancy Characters and Smileys for BlackBerry Messenger and send creative messages to loved ones.

Users can download the application from the link below or can scan the QR code.
http://appworld.blackberry.com/webstore/content/16549?lang=en

4. Battery Saver (US$0.99)
Track your battery usage and with this app that also helps users to boost and optimise usage so that you never run out when visiting family to celebrate.

Users can download the application from the link below or can scan the QR code.
http://appworld.blackberry.com/webstore/content/11924?lang=en


5. Chinese Zodiac (US$2.99)
Chinese Zodiac application for BlackBerry is a Chinese astrology/horoscopes application that converts your western birth date to a Chinese lunar birth date, and finds out your animal sign. Lead a happy and prosperous life with this zodiac application, available for constant consultation.

Users can download the application from the link below or can scan the QR code.
http://appworld.blackberry.com/webstore/content/7282?lang=en

6. Mahjong Solitaire (US$2.99)
Mahjong Solitaire is a puzzle game based on the classic Chinese game for four persons. The goal of the game is to remove all tiles from the board by paired matching. Try this game for excellent graphics and long term addictive play. Don’t just play it at Chinese New Year, play it all through the year!

Users can download the application from the link below or can scan the QR code.
http://appworld.blackberry.com/webstore/content/572?lang=en

Nggak semua aplikasi saya tampilin. Yang menarik aja, hehehe. Finally, buat yang suka banget sama kelinci, silahkan menempel stiker kelinci di Blackberry kalian masing2. Mumpung dalam setahun ini diisi sama kelinci. Hmm, jadi teringat makan sate kelinci di Lembang, Bandung.

Semua isi postingan ini berasal dari email saya yah.

Follow me

My Trip