Februari 24, 2011

Aku Sayang Ayah

Well pals, makasih banget udah mau baca postingan saya sebelumnya Seandainya Aku Tau Siapa Dia. Makasih juga untuk komentar2nya. Sebenarnya kalau komentarnya negatif, saya nggak mau posting cerita yang satu ini. Cerita ini masih diikutkan dalam Kontes Cerita Anak Immanuel's Notes. Kalau kalian mau baca postingan yang ini duluan baru Seandainya Aku Tau Siapa Dia, nggak apa2 juga sih.Ceritanya berkaitan. Hanya saja cerita yang bakalan saya posting ini terjadi sebelum Haekal bertemu dengan Wawan.  Untuk cerita2 berikutnya yang ada hubungannya dengan Haekal, saya akan berikan label CRUSH. Okelah, Cekidot!

***

“Ayah, Haekal juara kelas lagi. Minggu depan Ayah disuruh hadir sama ibu guru. Bisa hadir nggak, Yah?”
Ayah memanggil Mr. Yayat dan menyuruh beliau untuk mengosongkan semua jadwalnya pada hari Sabtu minggu depan. “Ayah akan hadir, Haekal tenang saja!” jawab Ayah dan hal itu membuatku lega.
Sebulan yang lalu, ibu meninggal. Biasanya urusan mengambil rapor di sekolah, menemai aku mengikuti berbagai perlombaan, membantuku membuat PR adalah pekerjaan Ibu. Aku benar-benar kehilangan. Sampai sekarang aku masih belum mengerti kenapa ibu meninggal. Padahal Allysha, adikku, masih kecil.
***
“Juara 1, Muhammad Haekal Al-Farishi.”
Suara bapak kepala sekolah terdengar seantero sekolah. Ayah dengan bangganya berjalan ke atas panggung. Ayah memberikan sedikit kata sambutan yang intinya beliau sangat bangga padaku. Aku senang sekali. Setelah itu Ayah, aku, Allysha, dan 5 pengawalku merayakannya dengan makan di sebuah Restaurant, hal yang hampir selalu keluargaku lakukan setiap penerimaan rapor. Hanya saja sekarang satu kursi sudah kosong. Aku masih mengingat Ibu. Wanita paling indah dan penyayang untuk ku kenang.
***
Aku melihat Ayah sedang menangis seraya menatap foto ibu. Aku mendekati Ayah dan memeluk pinggangnya. Ayah sedikit terkejut karena kedatanganku.
“Jangan nangis, Yah… Haekal jadi ikut-ikutan sedih.” Aku terisak.
Ayah duduk di tempat tidur, lalu mengangkatku ke pangkuannya. “Ayah kangen sama Ibu, nak!” Ayah memelukku erat. “Haekal pasti kangen Ibu juga ‘kan?”
Aku mengangguk. “Haekal masih nggak ngerti, Yah…”
Ayah tiba-tiba memegang dada kirinya. Saat itu aku lihat Ayah seperti menahan sakit tapi hanya sebentar saja. Ayah kemudian menatapku. “Kita masih harus menjaga Allysha ya sayang…”
***
Temanku berulang tahun. Aku dan Allysha sudah bersiap-siap untuk datang kesana ditemani oleh Ms. Silvi pengawalku. Kalau saja ibu ada disini, pasti ibu akan menemani kami sambil berkenalan dengan para orangtua teman-temanku yang lain. Tiba-tiba Ayah pulang dari kantor dan langsung masuk ke mobilku.
“Mulai sekarang, Ayah yang akan menemani kalian ke acara ulang tahun ya…” Kata Ayah sambil tertawa.
“Ibu...” kata Allysha terisak.
Saat itu aku melihat mata Allysha berkilau dan berubah menjadi merah. Ayah menyadarinya dan langsung memeluk Allysha. “Ayah disini Allysha…” dan seketika mata Allysha kembali seperti semula. Aku melihat mata Allysha seperti ini ketika ibu meninggal di tepi danau waktu itu. Aku masih tidak mengerti kenapa. Aku juga melihat binatang seperti Dinosaurus besar dengan wajah sangat menyeramkan di samping jenazah ibu. Tapi aku masih tidak mengerti…

Semua orang tua yang hadir di pesta ulang tahun keheranan karena Ayah yang datang. Mereka terlihat sangat menghormati Ayah. Mereka terlihat sangat ramah kepada Ayah dan memperlakukan Ayah lebih spesial dari tamu yang lain. Ayah sangat ramah. Beliau tersenyum lebar dan rela duduk diatas karpet seperti para tamu yang lain. Padahal tuan rumah sengaja menaruh kursi untuk Ayah. Aku melihat Ayah masih mengelus-elus dada kirinya.
***
“Mr. Yayat, Ayah kok sering memegang dada kirinya ya?” tanyaku pada salah satu dari lima pengawal yang paling setia di rumahku.
“Benarkah begitu Tuan muda?” tanya Mr. Yayat panik.”
Aku mengangguk. “Ayah sakit ya?”
Mr. Yayat terlihat bingung. “Tuan baik-baik saja kok. Tenang saja ya.”

Bahkan dalam beberapa bulan ini Ayah sering terlihat batuk-batuk dan menahan sakit pada dada kirinya sambil mengatur napas. Aku mulai berpikir yang tidak-tidak. Yang aku tau sampai saat ini adalah, Ayah orang yang paling kuat.
***
Ayah sekarang harus menggunakan kursi roda ketika hari pengambilan raporku. Mr. Irham dan Mr. Iqbal yang membantu Ayah berjalan menaiki tangga menuju panggung untuk memberikan kata sambutan. Hari ini aku naik kelas 4 SD. Ayah sangat bahagia. Beliau berpidato dengan pelan dan memegang dada kirinya. Ntah kenapa aku melihat banyak orang tua yang terharu. Ayah, aku mencintaimu lebih daripada yang bisa aku bayangkan.

Ketika dirumah, Ayah masuk ke kamarku dan berbaring disebelahku.
“Ayah akan memberitau Haekal banyak hal malam ini. Ayah belum tau sampai kapan Ayah bisa bertahan.”
“Ayah sakit apa?” tanyaku seraya terisak.
“Haekal anak laki-laki. Berjanjilah untuk tidak akan menangis.” Kata Ayah meyakinku.
“Ayah punya penyakit jantung dan semakin parah. Serasa kematian begitu dekat.”
Aku shock, tetapi aku masih berjanji untuk tidak menangis.
“Haekal tau, Ayah dan Ibu berbeda. Karena itu Haekal dan Allysha berbeda.”
“Maksudnya, Yah?” aku kebingungan.
“Keluarga kita, garis keturunan Ayah ditakdirkan untuk dapat memanggil dan menguasai para penjaga dimensi lain, Guardian.” Ayah lalu menjentikkan jarinya dan dengan tiba-tiba seluruh dinding, atap, dan jendela kamar berubah menjadi besi. Seketika aku terbelalak dan terbangun dari posisiku berbaring.
Udara seperti tersobek. Aku memperhatikan sobekan itu dengan seksama dan muncul tangan berselaput dari dalamnya. Aku mendekati Ayah karena ketakutan. Seekor binatang, bukan, itu dinosourus yang ada disebelah jenazah ibu waktu itu. Dia ada di kamar ini dan keluar dari sobekan udara ntah bagaimana caranya. Aku gemetar ketakutan. Aku hampir mati rasanya.
“Haekal ingat Guardian ini?”
“Di…dia ada di sebe…lah jenazah ibu,” jawabku gemetaran. “Ayah yang memanggilnya ya? Ayah membuat ibu terluka…” Air mataku menetes.
“Ayah tidak akan pernah melukai ibu, Haekal.” Jawab Ayah lembut. “Tanpa sengaja Allysha memanggilnya karena melihat para penjahat itu ingin melukai ibu.”
“ALLYSHA??” Aku kaget setengah mati. “Bahkan Haekal aja nggak tau cara panggilnya, Ayah.”
“Haekal memang nggak akan bisa memanggilnya.” Dinosourus itu mendekati Ayah dan Ayah membelainya. “Haekal mengikuti garis keturunan ibu sebagai manusia biasa, sedangkan Allysha mengikuti garis keturunan Ayah. Sebenarnya Ayah menikahi ibu agar garis keturunan Ayah selesai ketika Ayah meninggal. Tidak usah lagi ada orang yang bisa memanggil para Guardian karena hal itu membuat dia terpaksa mengikuti berbagai macam perang.”
Haekal tambah tidak mengerti.
“Allysha memiliki sisi jahat. Suatu hari dia akan menikmati pertarungan sampai mati. Haekal tau, dari garis keturunan Al-Farishi, orang-orang yang memiliki sisi jahat sangat sulit mengendalikan kekuatannya. Untuk orang normal seperti Ayah, Ayah akan dengan gampangnya menghentikan Dyno ketika akan menyerang ibu. Tapi Allysha tidak akan bisa kecuali dia dilatih dari kecil. Dan sisi jahat Allysha suatu hari bisa digunakan untuk membangkitkan Guardian terhebat, TerraGuardian.”
Haekal tercengang.
“Ayah mengubah kamar ini menjadi lemari besi agar tidak ada orang yang bisa mendengarkan pembicaraan kita. Tidak ada orang yang bisa ayah percaya selain anak Ayah sendiri. Ayah menguasai dua TerraGuardian terhebat, Machinoo 1st dan Lelona 2nd. Ayah belum tau persis di dunia ini ada berapa TerraGuardian tapi menguasai satu TerraGuardian saja akan membuat kita menjadi pemimpin dan paling berkuasa. Dan yang pasti, akan memimpin perang. Dulu sewaktu ibu masih hidup, beberapa kali terjadi perang dan Haekal masih sangat kecil. Sekarang sudah aman, paling tidak untuk dalam waktu yang lama.”
“Kalau saja Ayah meninggal nanti, Ayah mengkhawatirkan Allysha. Tidak ada lagi yang akan menjaganya. Bahkan Haekal sendiri berada dalam bahaya. Ayah tidak akan pernah rela, tidak akan pernah.”
“Kan ada Mr. Yayat, Mr. Irham, Mr. Iqbal, Mr. Leo, dan Ms. Silvi.”
“Ayah percaya mereka, tapi tetap saja, tidak ada yang lebih Ayah percaya di dunia ini melainkan anak Ayah sendiri.”
“Lalu, apa yang harus Haekal lakukan?”
“Mungkin waktu Ayah tidak lama lagi. Ayah akan membagikan setiap pengawal kita 10% dari kekuatan Ayah pada mereka dan Ayah akan mengatakan pada mereka kalau Ayah memberikan mereka 20% sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Ayah akan memberikan 50% kekuatan Ayah pada Haekal termasuk dua TerraGuardian. Mungkin rasanya akan sangat menyakitkan, mengubah manusia biasa penjadi orang terkuat. Tapi, Ayah yakin Haekal bisa.”
“Kenapa Ayah terlalu yakin? Haekal takut…”
“Karena Haekal anak Ayah. Haekal adalah orang yang sama kuatnya seperti Ayah, bahkan akan lebih kuat. Bagaimana? Siap?”
Haekal menangis, “Haekal tidak akan pernah siap kehilangan Ayah.” Dia memeluk Ayah erat dan menangis terisak-isak. Ayah memeluk Haekal erat. “Tidak ada yang tau tentang kematian, nak.”

***
Hari pengambilan rapor, kali ini Mr. Yayat yang mengambilnya. Ayah sudah tidak bisa bangun lagi dari tempat tidurnya. Sehari-hari Ayah hanya ditemani para pengawal dan Allysha. Allysha harus home-schooling karena dia pernah hampir membunuh teman sekolahnya karena kekuatannya.

Seluruh pengawal dan Allysha disuruh keluar ruangan. Haekal hanya tinggal berdua dengan Ayah.
“Hae…kal…” panggil Ayah lirih seraya menyodorkan tangan.
Haekal mendekat dan terisak.
“Ayah akan memberikan dua TerraGuardian pada Haekal.” Ayah menyentuh dadaku. “Mungkin agak sakit, tapi tolong tahan ya.”
Sekejap ketika tangan Ayah menyentuh dadaku, aku kesakitan setengah mati. Rasanya sangat panas dan bagaikan ditusuk ribuan jarum. Aku berusaha menahan sakit dan tidak berteriak. Hal itu membuatku jatuh tersungkur, berkeringat, dan ngos-ngosan. Aku berhasil menahannya, dan berhasil mendapatkan dua TerraGuardian.
“Haekal akan terbiasa dengan para Guardian suatu hari.” Suara Ayah semakin lemah.
Yang ada dipikiranku hanya bagaimana caranya agar Ayah sembuh. Tiba-tiba muncul Guardian berpakaian dokter dan membawa suntikan besar. Ayah menyentuhnya dan dia hilang seketika.
“Jangan buang-buang energi untuk menyembuhkan Ayah. Lebih baik panggil Allysha kesini dan lima pengawal kita.”
Aku berlari keluar lalu memanggil Allysha dan lima pengawal kami. Aku dan Allysha naik ke tempat tidur dan memeluk Ayah.
“Ayah sayang kalian berdua. Haekal, jaga Allysha ya sayang.” Itu kata-kata terakhir Ayah. Aku menangis sejadi-jadinya sampai lelah. Allysha pun ikut menangis. Aku yatim piatu sekarang. Tiada Ibu, tiada Ayah.
***

Setelah tujuh hari semenjak Ayah di makamkan, pikiranku mulai kembali normal dan mulai menerima kenyataan. Aku masuk ke ruang kerja Ayah dan mencoba membaca seluruh berkas yang pernah Ayah tinggalkan. Suatu hari aku akan menjalankan semua perusahaan milik Ayah. Aku juga menemukan beberapa buku, tentang para Guardian.
Suatu hari aku akan sehebat Ayah. Menjaga Allysha dan memimpin dunia. Kasih sayang Ibu dan Ayah terasa kurang. Tapi aku tidak akan menyia-nyiakan kasih sayang itu. Aku berjanji, sampai mati…

51 comments:

Muhamad Ratodi mengatakan...

hmm...saya keasikan baca ceritanya mbak mut...berasa jadi Haikalnya :) keren mbak...ditunggu lanjutannya ah...

Multibrand mengatakan...

Satu lagi cerita asyik yang saya baca pada saat berkunjung ke blog anda yang menarik ini.

Semoga sukses!

Gaphe mengatakan...

sedih banget Mut ceritanya, nggak ngebayangin Haekal akan menjadi anak yang seperti apa nanti..bertumbuh tanpa kasih sayang ayah bunda..

ayahnya meninggal karena sakit, aih...

Ajeng Sari Rahayu mengatakan...

keren ceritanya, haru :)

Rika Purba mengatakan...

kerennnnn....

tapi masih bingung dengan Guardiannya.. :)

Elsa mengatakan...

serasa nonton film science fiction gitu,
sekaliber avatar!!!
keren sih ceritanya, imajinasiku langsung kemana mana...ya itu tadi, jadi serasa nonton film beneran!!!!

naratif.blogspot.com mengatakan...

hhikkkssss..
aku terharu bacanya.
kpan terbit ke buku ni??

yuni mengatakan...

sedihhh...
tapi maunya lebih panjang,jadi kesannya ga dipotong2 ceritanya :]

Unknown mengatakan...

wash ini fiksi fantasiya. dibuat buku aja,

TM Hendry mengatakan...

Benarkah begitu Tuan muda?”

Jawabnya : Iya, jd ikut terharu membacanya...

Penghuni 60 mengatakan...

Ya ampun sob,
badanku gemetar baca cerita ini, seolah2 ikut merasakan ketegangannya.

ini bnr2 crita fantasi yg paling aku suka...

catatan kecilku mengatakan...

Fantasinya luar biasa lho... Hebatnya lagi bisa dibuat cerita yg hebat spt ini.

the other mengatakan...

Jadi penasaran dg cerita haikal selanjutnya deh, mbak

Unknown mengatakan...

si tia bikin cerita nanggung2, argh -_-
ab lagi makan jadi kluar air mata gini bacanya..

biar para blogger lain ga penasaran, gmn klo masukin cerita awalnya? ini kan prekuel cerita aslinya..

dv mengatakan...

bener tu kata mbak elsa, baca ceritanya sambil berimajinasi..keren!

penasaran sama kekuatan jahat Allysha,masih to be continued kan ni?

Cerita Dewasa mengatakan...

Wah Saliudt banget Dah...    

Rin mengatakan...

Duuh, mbaa, saia ikut penasaran dengan ceritanyaa.. dilanjutin doonk.. sampe gede allysa dan haekalnyaa..

Unknown mengatakan...

Lanjutin dong... :P

Meutia Halida Khairani mengatakan...

^andika : gw pinjemin deh bukunya.. ada di kosan..

moonlite! mengatakan...

aduh kasian banget :(( jadi yatim piatu. gimana rasanya ya? tapi pencitraannya okay nih mbak ♥ sukses loh buat tulisan berikutnya :*

Rizkyzone mengatakan...

bener2 cemut2 nih mb' kepala saya bacanya he... he... he....

yang sayabelum paham dasetelah menbaca cerita diatas, terra guardian itu apa yh mb' ?

ghost mengatakan...

aku jugak mau ada kuasa terraguardian nih...

Anonim mengatakan...

satu komentar dari saya : "Hebaaat"
hebat bisa nulis ky gini. sukses yaaa

exort mengatakan...

hufff...sori gw skip baca postingan ya
(jadi keinget alm papa)

free download ASME, API and AWS mengatakan...

hebat amat nih bocah.....salam kenal gan

Tip Trik Blogger mengatakan...

salam persahabatan
cerita yang bagus kawan

DESY SHARE mengatakan...

postingan yang bagus kawan

Download mengatakan...

aku juga sayang ayah sob

Cerita Dewasa mengatakan...

Selalu Kwerrennn, Sip!

Ayoe Ritma mengatakan...

hmmm...top banget ceritanya...saya jadi terbawa kedalam dunia Haekal... (^_^)

kira mengatakan...

oh ayah, aku kan calon ayah. hehehe. semoga bisa jadi ayah yg baik juga...
keren. like it

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

mari ikutan yuk proyek yang lagi gw bikin.... klik aja gan linknya.... hehehehe... masih kurang naskah nih....

http://emmanuelthespecialone.blogspot.com/2011/02/mari-berbuat-suatu-buat-anak-anak.html

NOOR'S mengatakan...

Wah...baru mulai baca dan tahu bahwa ayahnya mengurus anaknya sendiri, jadi kebawa sedih...hiks...hiks. Tapi walaupun sendiri, dia mau dan mampu melakukan segalanya buat kedua anaknya...mantab bu ceritanya !

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

ini cerita haikalnya, jadi gtu sejarahnya :D
bagus bagus mbak suka ma ceritanya

Dwi mengatakan...

kayak x man, atau smallville.. :D,, yang pasti ditunggu lanjutannya...

TUKANG CoLoNG mengatakan...

ceritanya selevel begini, wah proyeknya nuel bakal sukses berat nih..
tapi saya masih ga ngirim, lagi konsen yugas akhir.. :(

r10 mengatakan...

ternyata cerita haikal genre fantasy, pantesan heran waktu cerita kemarin kok ada dinosaurusnya

adittyaregas mengatakan...

Ayah haikal yang hebat...
ada lanjutannya lgi gak hhe...

visit back http://adittyaregas.blogspot.com/

Yhantee mengatakan...

tiap masuk keblognya mbak meutia..... Hmmmmm.... :)

jadi ikutan terharu..... hiks...hiks...
nice post

Damar mengatakan...

hebat, sebuah cerita yang menarik dan mengalir dengan baik dan pakies sangat menikmatinya.
tentang dunia guardian terus terang pakies baru ngerti dari sini.
saya tunggu cerita berikutnuya

Merliza mengatakan...

bener kata mas pakies.. begitu mengalirnya sampe saya lupa.. ini sebenernya nyata atau gak ya?!?! hhmm... :( coba saya ulang lagi :(

Damar mengatakan...

datang lagi oot ya Mbak:
awarnya sudah saya update, terina kasih atas kepercayaannya. semoga menjadi jalin silaturrahim yang indah

RZ Hakim mengatakan...

Saya sudah menuntaskan cerita sebelumnya, tapi baru aja, hehe.. maap telat. Maksudnya, biar nyambung pas baca cerita yang ini.

Kayaknya bisa jadi novel nih Mbak;

yana mengatakan...

ceritanya bagus dan menarik
bagus untuk dipublikasikan melalui buku

cus mengatakan...

ini cerita kira-kira bakal ada lanjutannya kan, iya kan? .. :)

Meutia Halida Khairani mengatakan...

makasih ya semuanya..
sebenarnya ini cerita prekuel dari kisah aslinya yg udah beres jadi sebuah novel. but well, novel itu harus setia mengisi lemari pribadi saya karena belom ada penerbit yg mau menerbitkan. katanya sih tidak masuk kriteria mereka. hmm... bingung jg deh jadinya..

semoga ada penerbit yg membaca, tetep semangaaat!

tips keluarga harmonis mengatakan...

Heeeeuuuuhhh baca dah serius banget, smp diam sambil nyagga dagu pakai kedua jari2 tangan hingga cerita usai, ternyata eeeeh ternyata.....novel.
Saya suka banget ceritanya, mudah2an bisa terbit dan segera. Semoga.......

latifatul ali mengatakan...

bagus ceritanya, moga lanjutannya gak kalah asik dengan yg ni. slm knl !

gaelby mengatakan...

Assalamu'alaikum wr wb.
storinya asyik neh ! Dtunggu neh lanjutannya :)
Maaf bru smpat berkunjung, salam sobat :)

Aina mengatakan...

hikkkss...jadi inget ayah nun jauh di sana.... lam kenal mbak...

penginapan di jakarta mengatakan...

Salam dari jakarta selatan...
anda juga bisa kunjungi jasa pengamanan

Follow me

My Trip