Februari 09, 2011

Until Next Time (2)

Setelah banyak permintaan untuk tetap pergi ke Alaska, saya lanjutkan ceritanya. Oh ya, untuk ngerti jalan cerita yang saya tulis dibawah, kalian harus baca Until Next Time di postingan sebelumnya. Cekidot!

***

Dia hadir tiba2 di acara pernikahan teman gw. Cewek itu, pacar gw, tapi dia memergokiku sedang jalan dengan cewek lain. Pasti hatinya sedih banget. Yakin deh gw. Sebenarnya bukan salah gw juga, Sheila tuh yang selalu ngejer2 gw. Udah gw bilang berkali2 sama dia kalo gw udah punya pacar, tapi masiiiih aja ngejer gw. Walaupun lama2 enak juga di perhatiin, secara pacar gw nun jauh disana, ketemu cuma beberapa kali setaon. Tapi, emangnya gw suka sama Sheila? Emang sih, karena kita 1 tempat kerja, selalu ketemu, selalu cerita2 tentang kejadian hari ini, bahkan gw nggak cerita ke pacar gw. Tapi bukan berarti gw suka dia ‘kan?

Seperti ada kilat menyambar2 kepala gw, sewaktu liat dia nangis karena si Sheila nyanyi lagu (ntah apa judulnya) di acara pernikahan itu. Kalau gw denger sih, lagu itu emang rada2 romantis, apalagi kayaknya diperuntukkan buat gw. Cewek gw datang tiba2, gw lupaaa dia bakalan pulang hari itu, dan gw nggak nelpon dia untuk bilang mau jemput di bandara seperti yang gw lakukan biasanya. Tanpa pikir panjang lagi, gw kasi kunci mobil ke Sheila dan mengajak cewek gw pergi dari acara itu. Awalnya gw mau minta maaf dan menjelaskan semua kejadian sebenarnya itu nggak seperti yang dia liat. Gw shock waktu dia bilang mau ke Alaska. Gw mau nangis, walaupun cowok nggak boleh nangis kan sebenarnya. Gw sama sekali nggak terima. Gw bakalan sangat sangat jauh dari dia. Karena otak gw mulai kacau, gw kasih dia pilihan, suruh dia resign dari kerjaannya, atau gw kirim dia undangan bulan depan. Bingung juga gw undangan apaan. Tapi dia pasti berpikir undangan pernikahan gw dan Sheila. Gw turun dari mobil, berharap dia nyusul gw, tapi dia malah langsung pergi. Sial, dari situ ke rumah gw kan jauh. Terpaksa deh naek becak. Untung Sheila udah nganterin mobil gw ke rumah, jadinya nggak perlu berpikir bakalan ketemu Sheila lagi untuk ambil mobil.

Gw mencoba ke rumahnya langsung pas malam. Baru nyampe pagar depan, gw nggak berani masuk. Gw mau telp ke hp-nya, jadi nggak enak juga. Haduuwh, jadi teringat dulu gw selalu nungguin dia disini kalau mau jalan2. Daripada gw aneh diliatin orang2, gw langsung jalan masuk ke pagar rumahnya. Gw ketok pintunya, gw bel, nggak ada yang keluar. Gw telpon dia, “Hallo.” Ternyata diangkat. “Kamu dimana?” Dia malah nangis dan jawab, “Aku belum bisa jawab pilihan kamu tadi siang. Sori yah.” Langsung ditutup. Lho? Gw padahal bukan mau nanya soal itu.

Gw lihat tetangganya datang menghampiri, “Orang rumah ini pada pergi semua jalan2. Besok kan Tiara berangkat ke Alaska.” Gw kaget. “Besok????” Tetangga itu heran. “Emangnya nggak dikasi tau?” Gw menggeleng dan memutuskan untuk nungguin dia di depan rumahnya. Kalaupun harus sampai besok pagi, ya udahlah. Gw masuk ke mobil dan menyalakan radio.

3 jam kemudian, dan gw udah ketiduran di mobil. Dia mengetuk pintu jendela gw. Gw kaget dan langsung turun dari mobil. Matanya keliatan sembab. “Kamu nangis terus ya daritadi?”
Dia mengangguk. “Aku masih terus bakalan sayang sama kamu. Tapi aku benar2 harus ke Alaska. Aku udah berpikir matang2. Mungkin kamu memang bukan jodoh aku. Aku juga nggak akan menahan kamu untuk menikah bulan depan. Besok aku pergi ke Alaska dan juga pergi dari kehidupan kamu. Selamat tinggal ya. Terima kasih untuk semuanya.”
Gw mendengus. Mata gw udah berkaca2. “Aku selalu berpikir, suatu hari kita akan menikah, tinggal serumah, dan punya anak2 yang lucu. Aku sekolah lagi, dan kamu menunggu aku di rumah. Berpikir seperti itu bisa membuat semangatku muncul tiba2. Dan sekarang aku harus menghapus semua pikiran itu.” Dia nangis dan bilang, “Aku juga selalu berpikir seperti itu. Ketika kamu benar2 mapan, aku akan resign dan jadi istri yang baik. Tapi pikiran ini harus berhenti sampai disini. Kamu sudah menemukan cewek yang bisa selalu ada di dekatmu, sedangkan aku harus mencari lagi.”
“Aku nggak pernah mencintai Sheila.” Akhirnya gw bilang juga.
“Jangan bohongin aku lagi ya. Semoga suatu saat kita ketemu lagi.” Dia berjalan masuk ke rumahnya.

Esoknya, gw replace jadwal operasi dan berangkat menuju bandara. Gw melihat keluarganya dan dia udah masuk ke dalam ruang tunggu. Untung penjaga pintu bandara adalah teman gw dan gw boleh masuk. Gw liat dia duduk diam dengan tatapan kosong. Gw hampiri dia, dia bediri dan keheranan. Gw peluk dia seakan2 nggak akan gw lepas lagi. Mungkin dia sesak napas karena gw peluk kayak gitu. Setelah itu dia harus berangkat. Kata2 gw sebelum dia pergi, “Kita lihat aja, sampai kamu pulang nanti, siapa yang paling setia?”
Dia bilang, “Sampai saat itu, aku masih cinta kamu.”
Gw hanya melihat pesawatnya terbang memecah awan.

34 comments:

me aishi mengatakan...

ending yg sedih.. terus menulis yah ^^

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

jelaslah semuanya.... ini emang cerita.. karna tokoh utamanya cowo... hahaha.... ampir aja saya kira nih pengalaman pribadi.. hehehe


so sweet... ^^

BeBek mengatakan...

Mbak Meutia, keren banget ceritanya...
belum lagi sudut pandang ceritanya di ambil beda dengan sebelumnya...
so sweet :)

Unknown mengatakan...

aduh, jadi sedih..masih cinta kamu..kalimat itu bikin gimana gitu.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

semua label 'Dokter' itu cerita yang bersambung-sambung loh =D

archer mengatakan...

heuheu C>I>N>T>A keep writting yach...

TUKANG CoLoNG mengatakan...

hiks... T_T

Nova Miladyarti mengatakan...

ceritanya sedih:'(

Anonim mengatakan...

meutia..this one really touchy :( some part was really happend on me..plus 'doctor's' label that you put..haha thats almost like my love story :p
actually i'm thinking how come you really make a story that simmilar with my life..?hehe

Gaphe mengatakan...

hiks hiks... sampai jumpa lagi -nya mana?

koq cuman pelukan doank..

ditunggu kisah di Alaskanya ya Mut!

Meutia Halida Khairani mengatakan...

^rani : because maybe we had the same story with the different person. Hiks, because he is a doctor, actually..

we can make a great movie from this stories.. hehe

Unknown mengatakan...

Halo Meutia,
Sewaktu membaca bagian pertama saya pikir anda benar2 menghadapi dilema: pilih pacar atau karier?
Rupanya hanya ceritra fiksi ya ?
Bagus anda menyakinkan.
Ceritra lainnya ditunggu.

Anonim mengatakan...

Yihaaaa...ini cerpen toh. Aku kira beneran :P

Penghuni 60 mengatakan...

gila, jantungku ampe deg2an baca ceritamu...
mungkin saking menghayatinya kali ya...

kata2 terakhir itu yg paling bikin tenang:
“Sampai saat itu, aku masih cinta kamu.”

hmmm, benarkah???
msh ada kelanjutanya gak nih...

oya, blogmu mau ultah ya...?selamat deh...

Theatre 61 mengatakan...

wah,foto profilnya ganti ya sob???
ceritanya seru abis,!!
kirain aku sih km yg mau ke Alaska.
ups, itu foto cowok siapa ya mejeng ama mobilnya, jangan-jangan......
hayoooo ngaku...
:D hehe

Muhammad A Vip mengatakan...

bakal seru nih kayaknya, butuh waktu berapa lama menunggunya Mbak.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

^Theatre 61 : itu foto nyolong dari google. hehe

Dwi mengatakan...

Endingnya sendu gitu, masih ada sambungannya gak?

TS Frima mengatakan...

menguji kesetiaan dengan jarak dan waktu ya ^^

catatan kecilku mengatakan...

Herannn.., kenapa ya tokoh fiksi disini selalu saja dokter? Jadi mikir2 nih....... :p

the others.... mengatakan...

Aku suka dg ceritanya... hanya sayang akhirnya belum happy end... hehehe

exort mengatakan...

lanjutin lagi dong, kisahnya jadi ldr alaska-jakarta, seru tuh

Unknown mengatakan...

Ya ngga apa2...itung2 sebagai imbalan ketika dia membohongi pacarnya..
uughhh...geram deh sama lelaki yang selingkuh..:D

marfin mengatakan...

salam kenal mbak saya izin follow mohon follow balik

dv mengatakan...

koq jadi merinding sih bacanya :D
keren! tadinya ga ngerti bacanya tp setelah baca yg pertama jadi ngerti de :D

salam kenal yah, skalian ijin follow :)

Unknown mengatakan...

Jadi curiga.... Alaska = Jakarta?

Rizkyzone mengatakan...

bicara soal cinta jangan samap CInta hanya menjadi sebuah Cerita Indah Namin tiada Arti

Shudai Ajlani mengatakan...

eh kayaknya disini ada yang baru deh, apanya yaaa *hmhm* oh template blognya yaa? :D

Anonim mengatakan...

hmm, cinta dan kesetiaan yah..?? alangkah bahagianya kalau ada cowok sesetia itu..

kiki andrian mengatakan...

beeegghh..
itu aku !!

Aryadevi mengatakan...

cerbung ala blogger ^_^...mba sudah ada karya yang di bukukan ga...kalau ada kirimi dong....^___^

Meutia Halida Khairani mengatakan...

^Black : waw, cerita kamu kali yahh

^aryadevi : belom ada sih. pengennya ada >_<

non inge mengatakan...

huwaaaaaaaaaaaa >,<
sedih iiiiiih...

ditunggu kelanjutannya sampai pulang dari alaska yah :D

dindasaurus mengatakan...

selamaat ultaah yaa buat blognya ;DDD
btw ak ga nyimak ceritanya abiis lagi blogwalkign ngebut nih...lagi dikejar2 bencoong..hepi blogging

Follow me

My Trip