Maret 28, 2011

When I Can’t Say Sorry

Sebentar lagi saya akan mengadakan Give Away lhooo...!! Hayoo hayoo, pada mau 'kan? Makanya, simak segala bentuk postingan Story dari saya.

***

“Ini yang terakhir, aku menang!” ucap Salman.
Musuh masih bertekuk lutut. Wajahnya penuh luka. “Aku benar-benar tidak menyangka kau bisa memenangkan perang ini.”
sumber disini

“Pada dasarnya aku memang tidak suka perang. Keadaan yang memaksaku. Kalau saja kau menurutiku dari awal, perang ini tidak perlu terjadi.”
“Lalu apa yang akan kau perbuat pada kami?”
Salman terdiam seraya menatap seluruh musuh. “Menurut kalian, apa yang harus aku lakukan?”
“Bunuh saja kami semua! Kalah perang adalah hal yang memalukan.”
“Kau tenang saja, tidak akan pernah lagi ada perang setelah ini. Aku ingin hidup aman dan tentram bersama anak dan istriku.”
“Lalu para Guardian ini?”


Salman menatap Machinoo 1st dan Lelona 2n. “Mereka juga butuh istirahat ‘kan? Meredam banyak perang itu bukan pekerjaan gampang. Hampir setiap hari aku harus memanggil mereka. Aku juga capek. Para pengawalku juga capek.”

Seluruh musuh terdiam, menunggu keputusan Salman terhadap hukuman yang akan mereka dapatkan. Ini adalah perang terakhir yang dimenangkan olehnya. Sejak dia masih muda hingga menikah dan mempunyai dua orang anak, dia harus menghadapi berbagai peperangan. Orang jahat terlalu banyak, musuh datang silih berganti.

“Ini perang terakhirku. Kalian kubebaskan!”
Semua terkejut, termasuk para pengawal Salman.

“Selama aku masih hidup, aku akan menjaga ketentraman ini. Dan ingat, kalau saja aku menemukan kalian berkeliaran dan melakukan hal yang membuatku marah, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian semua. Tidak, aku tidak akan membunuh, tapi aku akan mengirim kalian ke dimensi lain. MENGERTI?”

Seluruh musuh bersorak. Pikiran mereka tentang hukuman sangat mengerikan yang akan diberikan Salman seketika sirna. Salman tersenyum bahagia. Dia langsung mengembalikan seluruh guardian ke dimensi lain dan pulang ke rumah.


***

Aisyah tersenyum lebar menyambut Salman pulang. Haekal dan Allysha yang masih sangat kecil ikut menyambut kedatangan Salman dan hanya bisa memeluk pinggang Ayah mereka. Ini adalah hal yang paling membahagiakan di dalam hidupnya.

“Kalian berdua udah makan?”
“UDAHH!” jawab Haekal dan Allysha serentak.
“Kalau ‘gitu sekarang kalian main dulu ya. Ayah mau ngobrol dulu dengan ibu.”
Mr. Yayat dan Mr. Irham menggendong Haekal dan Allysha, lalu membawa mereka ke kolam renang yang ada di belakang rumah.
Aisyah memeluk Salman seraya tersenyum, “Aku ingin mendengarkan berita baik.”
“Aku menang, sayang. Mungkin tidak akan ada perang lagi dalam waktu yang lama.”
“Aku tidak perlu was-was lagi menantimu pulang ‘kan?”
“Untuk sementara, semua sudah usai. Kita kembali ke kehidupan bahagia. Oh iya, bagaimana kalau kita pergi berlibur? Dengan anak-anak juga.”
“Setuju!” jawab Aisyah spontan. “Udah lama ya rasanya kita nggak pernah berlibur. Aku sibuk ngurusin Haekal dan Allysha, sedangkan kamu sibuk meredam perang.”
“Ada teman yang menawarkan Villa-nya di tepi danau yang indah. Kita menginap disana aja ya.”

Aisyah mengangguk dan memeluk Salman erat.
PRAAANGGG!!!
Salman dan Aisyah spontan kaget. Mereka berlari menuju suara pecahan itu dan mendapati Allysha ketakutan dan gemetaran.

“Allysha nggak apa-apa ‘kan sayang?” Aisyah langsung memeluk Allysha untuk menenangkannya.

Allysha diam saja seraya menatap guci yang pecah berkeping-keping. Para pembantu langsung bergegas membereskan pecahan kacanya. Salman merasa aneh dengan anaknya itu. Ia berlutut dan menatap Allysha lembut.

“Udah nggak apa-apa kok.”

Allysha menatap Salman tajam. Matanya berubah merah dan berkilau. Salman kaget. Bagaimana mungkin? Ia langsung memeluk Allysha erat dan menggendongnya.

“Ayah disini sayang. Allysha tenang aja ya…”

Seketika mata Allysha kembali normal. Ia merasa ngantuk dan tidur di pundak Salman. Salman mengelus-elus kepala Allysha.

“Kita bawa dia ke kamar ya,” ucap Salman pelan kepada istrinya.

Setelah beberapa saat berada di kamar Allysha sambil menemani Aisyah, Salman mengajak Aisyah ke kamar.

sumber disini
“Sayang, ada hal penting yang harus aku bilang.”
“Kenapa?”
“Tentang Allysha…”
Aisyah keheranan. “Allysha kenapa?”
“Mungkin agak susah menjelaskan hal ini padamu. Dalam keturunan pemanggil Guardian, beberapa dari kita ada yang memiliki sisi jahat. Orang-orang yang memiliki sisi jahat sangat menikmati pertarungan sampai mati dan sangat suka membunuh. Kalau saja sisi jahatnya sudah keluar, mungkin dia sama sekali nggak akan peduli siapa yang dia serang, asalkan nafsu membunuhnya terpenuhi.”


“Kamu membicarakan tentang siapa?” Aisyah mencoba memahaminya. Berhubung dia adalah manusia biasa sama dengan Haekal anaknya.
Salman menatap Aisyah, “Allysha anak kita. Dia memiliki sisi jahat.”
Aisyah terkejut, “Apa?”
Salman agak ragu meneruskan ucapannya. “Mungkin suatu hari, dia akan menjadi boomerang bagi keluarga kita.”
Aisyah spontan menangis. “Apa maksudnya boomerang?”
Salman langsung memeluk Aisyah. “Aku ada disini. Aku akan merasa berdosa kalau saja tidak bisa melindungi Allysha. Rasanya sangat menyedihkan kalau saja aku bisa meredamkan banyak perang tapi tidak bisa meredam sisi jahat di tubuh anakku sendiri.”
“Apa yang harus aku lakukan?”
“Jaga perasaan Allysha. Jangan sampai dia merasa ketakutan dan tertekan. Aku tidak terlalu tau pasti bagaimana reaksi sisi jahat itu sendiri. Tapi tanda-tandanya adalah, mata Allysha akan berkilau dan berwarna merah seperti tadi.”
“TADI??”
“Iya, sisi jahatnya muncul. Untung aku melihatnya dan sempat menenangkannya. Hilangkan rasa ketakutan pada dirinya. Untuk sementara, lakukan saja itu.”

Aisyah masih tidak mengerti. Jujur saja, ia jadi ketakutan.

***


Salman mengunjungi Guardian Village tanpa ditemani para pengawalnya. Ia ingin bertemu Penjaga altar untuk mengobrol. Mungkin tidak sembarang orang bisa masuk ke desa ini karena desa ini dijaga oleh para makhluk mengerikan.

Salman menoleh ke kiri dan kanan dan menemukan Penjaga Altar sedang duduk di bawah pohon.

“Hallo, Pak!”
“Salman Al-Farishi. Apa kabar?” Penjaga Altar itu langsung menyalami tangan Salman dengan gembira.
“Kabar saya baik. Anda juga masih sangat sehat.”
“Saya harus sehat untuk menjaga altar para TerraGuardian. Baiklah, saya tau kalau Anda pasti punya tujuan khusus datang kemari kan?” Penjaga altar langsung menyuruh Salman duduk di atas sebuah batang pohon tua.
“Saya punya anak yang memilik sisi jahat.”
Penjaga altar kaget, “Benarkah? Bukankah pemilik sisi jahat itu sudah hampir punah di garis keturunan anda? Seingat saya, ayah pernah bilang, kalau sepupu kakek anda ada yang memiliki sisi jahat. Tapi beliau tidak berumur panjang. Ada yang bilang kalau beliau bunuh diri karena takut mengancam keluarganya kalau saja sisi jahatnya bangkit.”
Salman mendengus. “Saya tidak akan membiarkan anak saya mati. Saya juga tidak akan membiarkan dia menjadi boomerang untuk keluarga saya.”
“Anda terlalu kuat Salman. Anda memiliki 2 TerraGuardian terkuat dan memenangkan banyak perang. Seharusnya sekuat apa pun sisi jahat itu, dia tidak akan pernah bisa mengalahkan Anda. Apalagi kalau anak anda dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Bisa saja sisi jahat itu tidak akan pernah bangkit.”
“Saya harap begitu,” Salman tersenyum.

***

Liburan keluarga dimulai. Tidak salah ternyata Salman memilih Villa dengan pemandangan se-indah ini. Danaunya benar-benar bening dan pepohonan di sekitarnya terasa sangat menyejukkan. Allysha dan Haekal langsung berlari kesana-kemari. Mr. Yayat, Mr. Irham, dan Mr. Iqbal berjalan mengitari danau seraya menikmati pemandangan. Mr. Leo dan Ms. Silvi memilih untuk duduk dan memancing di pinggir danau.

“Tempat yang sangat indah ‘kan sayang?” kata Salman pada istrinya.
Aisyah tersenyum. “Udaranya benar-benar menyejukkan. Rasanya ingin pindah rumah kesini aja.”
“Boleh saja. Kita serahkan semua pekerjaan kantor pada para pengawal, hahahaha.”
“Wah, kamu jangan sejahat itu dong.”
“Kan cuma bercanda sayang.”
“Ayaaah,” panggil Haekal. “Temenin Haekal jalan kesana yuk! Ada tukang balon lewat.”

Salman melihat penjual balon sedang mengayuh sepeda melewati depan Villa. Ia langsung berjalan bersama Haekal kesana.

Aisyah mengawasi Allysha yang sedang bermain di pinggir danau. Tiba-tiba mulutnya dibekap dan ada sebilah pisau di lehernya. Aisyah ketakutan setengah mati. Mr. Leo dan Ms. Silvi sedang sibuk memancing sehingga tidak menyadari kejadian itu. Bagaimana cara meminta tolong?!

Allysha menoleh, lalu berteriak. “IBUUUU!!” seraya berlari kearah Aisyah. Seketika seseorang menggendongnya. Allysha memberontak seraya menangis. Teriakan Allysha menyadarkan Mr. Leo dan Ms. Silvi. Mereka lalu berlari untuk menyelamatkan Allysha dan Aisyah.

Mata Allysha berubah merah dan berkilau. Aisyah langsung ketakutan dan mencoba menggigit tangan orang itu sekuat tenaga. Pisaunya membuat leber Aisyah tersayat. Hanya saja ia tidak mempedulikannya. Ia harus mencegah agar sisi jahat Allysha tidak keburu bangkit.
Tiba-tiba Guardian besar seperti Dinosaurus muncul dari dalam danau. Aisyah terbelalak, begitu juga para penjahat, Mr. Leo dan Ms. Silvi. Allysha terlepas dari penjahat yang masih terbelalak melihat monster aneh itu.
Salman tersentak kaget. Kenapa tiba-tiba ada yang memanggil Guardian? Ia seketika menggendong Haekal dan berlari menuju Villa.

“Ja..ngan ganggu ibuku!” ucap Allysha dengan suara sangat menyeramkan. “Mati~~!”
Aisyah berlari menuju para penjahat dan mencoba menghalangi guardian itu.
“Ingat wajah ibu ya sayang kalau suatu hari nanti kejadian seperti ini terjadi lagi.”
Ibu tersenyum dan Guardian itu menghancurkan juga membunuh semua orang dihadapannya. Mr. Leo dan Ms. Silvi sempat menghindar tapi tidak sempat menyelamatkan Aisyah.

Tiba-tiba saja guardian itu membeku dan menghilang. Salman dan Haekal berada di belakangnya. Tangan Salman bersinar.

“Tuan besar!!!” teriak Mr. Leo dan Ms. Silvi.
“Aku terlambat membekukannya—,” mata Salman masih terbelalak dan dia terlihat sangat syok.

Allysha menatap Salman tajam seraya menyeringai. Air mata Salman menetes. Haekal langsung teriak dan menangis seraya berlari ke arah Aisyah, “IBUUUUUU!”

Salman menyentuh dada Allysha. Seketika matanya kembali normal dan ia pingsan. Salman menggendong Allysha dan memberikannya pada Ms. Silvi. Salman lalu mendekati Aisyah. Air matanya mengalir semakin deras. Haekal bahkan sudah meraung-raung di sebelah Aisyah.

“Maafkan aku! Maafkan aku! Aku bahkan tidak bisa melindungi anak dan istriku sendiri. Kalau saja aku berada disini terus bersamamu, Aisyah……!!!”

***

Salman kembali ke Guardian Village dengan membawa Haekal. Ia takut kalau sisi jahat Allysha kembali, ia akan menyerang Haekal duluan. Apalagi Haekal hanya anak biasa tanpa kekuatan apa pun.

“Istri saya meninggal,” kata Salman. “Dan semua terjadi begitu cepat, ketika sisi jahat anak saya muncul.”
“APA?” Penjaga altar tersentak kaget. “Bagaimana mungkin? Anda ada disana ‘kan? Anda juga memiliki para pengawal yang sangat luar biasa.”
“Saya tidak ada gunanya…” ucap Salman lirih.

Penjaga altar terdiam.

“Memenangkan banyak perang tetapi tidak bisa melindungi istri sendiri. Memiliki 2 TerraGuardian terkuat tapi tidak bisa menghentikan Guardian seperti Dyno untuk membunuh orang yang paling saya sayangi di dunia.” Air mata Salman menetes. “Dan saya takut tidak bisa melindungi kedua anak saya suatu hari.”
“Maksud anda?”
“Saya jadi tidak memiliki kepercayaan diri untuk melindungi Haekal dan Allysha. Bisa saja suatu hari saya meninggal, sedangkan mereka berdua masih belum dewasa.”
Penjaga Altar memperhatikan Haekal yang sedang berjalan-jalan di sekitar pohon-pohon. “Sepertinya dia bisa.”
“Maksud Anda?” seakan Salman tak percaya.
“Kekuatan Anda bukan hanya bisa diturunkan, tetapi bisa juga diwariskan. Bukan begitu, Tuan Salman Al-Farishi?!”
Salman kemudian melihat Haekal. Tidak ada orang yang bisa ia percaya selain anaknya sendiri.

30 comments:

Anonim mengatakan...

Wow..!! Ceritanya bagus, Tia.. :)
itu lanjutannya cerita guardian yang lalu?
Give Away tuh apaan sih, Tia?

Cipu mengatakan...

When you can't say sorry, then Don't heheheheheh *dikemplang*

TUKANG CoLoNG mengatakan...

ditunggu giveawaynya.. :))

Meutia Halida Khairani mengatakan...

giveaway itu bagi2 hadiah :D

Unknown mengatakan...

wah, saya gak pernah menyimak dg baik nih. hehhee..

TS Frima mengatakan...

wowo~~~~~
keren banget cerita fantasinya. ini masih bersambung ya?
ngomong2, idenya dari mana?

Hennyyarica mengatakan...

wow..wow..keren,,settingnya sama kayak novel "magical seira"-nya Sitta Karina.
cepetan postinga kelanjutannya ya! biar aku nggak penasaran.

aku serius! jangan lama-lama!

nuranuraniku.blogspot.com mengatakan...

salam sobat
wah mau mengadakan give away ya mba Mut? pasti pada mau ikut.
sudah disimak, dan masih ditunggu lanjutan ceritanya

Mila Said mengatakan...

wah.. keren nih ceritanya klo dibikin komik wkwkwk...

kira mengatakan...

cewek2 pinter bikin cerita ya...
aku g bisa2. hehehe
keren. lanjutkan...

Gaphe mengatakan...

Mut, saya nunggu giveawaynya aja dulu.. jadi saya belom baca ceritanya utuh. dibookmark dulu deh, ntar kalo udah keluar syarat giveawayna baru dibaca ulang lagi semuanya dari awal.. biar nyambung. heheheh..

#jujur banget

Sorri baru mampir soalnya lagi sibuk >.<

Fairysha mengatakan...

wah, ceritanya masih sambungan yang kemaren2 ya mbak..??

:) saya juga mau giveawaynya..^_^

exort mengatakan...

eh kenapa gw dibukuin aja, bagus nih
give awaynya apa toh?

Ajeng Sari Rahayu mengatakan...

sambungannya mbak Mut, ditunggu lho :D

yuni mengatakan...

sedihhhhhhhhhh....
cerita nya bikin penasaran kak...
sabar ya salman...

Multibrand mengatakan...

Kisah yang menarik seperti kisah2 anda terdahulu.
Give awaynya ditunggu ya.

adittyaregas mengatakan...

wah boleh nie ka aku mau ikut (^^)

cus mengatakan...

jangan2 giveaway nya, bakal disuruh njawab pertanyaan. :D

biar lebih tua, yang penting semangatnya tetep muda. *ngeles*

TM Hendry mengatakan...

Cerita yg dulu masih berlanjut, kirain saya udah the end...


D tunggu Give Awaynya Mba Tia.......Jihehehe...

Meutia Halida Khairani mengatakan...

give awaynya sedang dipersiapkan.. ngga jawab kuis kok..
ngga susah.. but mengasyikkan. huehehe

sekali2 gw mau ngerjain kalian jg >:)

Yhantee mengatakan...

waaaaah kalo masuk sini suka ama ceritanya.....

mau dunk Give Awaynya..... buruan ya mba... :)

makmalf mengatakan...

wah wah, jarang nge-blog jadi ketinggalan banyak nih.
Ditunggu give away nya... :)

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

flash back ya mut ini ceritanya :D

mau mau kutunggu give away darimu semoga tidak sulit hehehe :D

Nova Miladyarti mengatakan...

wew, kak mutia mu buat giveaway yah..pingin ikutan donk,hehhe

Dwi mengatakan...

Kalu untuk cerita kayaknya saya siap bersaing ngerebutin giveaway hehe.., walau ketinggalan beberapa episode, nanti saya simak lagi.

atikah mengatakan...

Wuih............ceritanya bagus. setelah besar gimana jadinya dgn Allysha? penasaran.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

klik aja label Crush utk kelanjutan ceritanya yahh :D

Unknown mengatakan...

ah inilah si tia ni, bikin cerita kurang detil selalu :-W..mnta lagi oi

wahyu85 mengatakan...

Lama gak mampir ternyata udah ada lanjutan ceritanya

terusin Mut, aku jadi makin penasaran, he3...

Bang Pendi mengatakan...

Wah, ceritanya seru tapi Bang Pendi ude bener2 ketinggalan nih. klo mo ikut giveaway kayaknya kudu semedi 7 hari 7 malem dulu nih, hehe

Follow me

My Trip