Setiap orang mungkin memiliki negara impian. Kalian tau, negara yang saya ingin kunjungi adalah Alaska. Ingin menikmati suasana disana, menikmati dinginnya suasana dan es ketika musim dingin. Menikmati satwa liar dan berbagai acara budaya. Mungkin beberapa orang cinta Eropa for its herritage and culture also fashion mode. But for me, i love Alaska.
Cerita dibawah merupakan kelanjutan cerita di postingan sebelumnya. Cekidot!
***
Sempat galau berapa hari setelah dia pergi ke Alaska. Makan nggak mood, jalan2 nggak mood, ke rumah sakit juga nggak mood. Huff, beberapa kali mengirimkan email untuk minta no.telp dia disana, nggak ada balasan. Facebook dan twitternya juga deactivate. Datang ke rumahnya untuk minta no.hp, tapi semuanya nggak ada yg mau kasih tau. Huaaa, serasa dunia runtuh.
Gw masih melanjutkan aktivitas yang itu-itu aja di rumah sakit. Ketemu pasien, operasi, dan beberapa hal yang membuat shock. Gw masih dekat dengan Sheila. Setelah menceritakan semua kejadian sebenarnya, dia mulai mengerti dan tidak mengejar gw lagi. Tapi, rada sedih juga nggak ada yang perhatian sama gw. Hubungan dengan Tiara resmi berakhir dan gw menolak Sheila. Dunia berasa hampa tanpa cewek, shit!
Keluar dari kamar operasi, gw mendengar Prof. Razzaq, spesialis jantung yang sangat gw kagumi, ngobrol dengan Prof. Nova, spesialis kulit dan kelamin.
"Kita harus mengajak seorang dokter umum kesana. Paling nggak, orang daerah sendiri harus mendapat ilmu juga. Ngapain kita memberikan ilmu ke negara orang melulu, sedangkan di negara sendiri jarang."
"Emangnya ada yang qualify? Di Alaska nanti kan pesertanya dokter2 hebat dari seluruh dunia." tanya Prof. Nova.
Gw langsung angkat tangan, "Saya mau ikut Prof!"
Prof Razzaq dan Prof Nova langsung terheran2. Prof Nova bilang, "Kamu yakin sekali?"
"Saya ingin menjadi dokter besar suatu hari nanti. Beberapa hari ini saya berusaha keras untuk belajar terus untuk memperkaya ilmu saya. Cuma saya merasa ada hal yang kurang dari semua itu. Andai saya diberikan kesempatan untuk datang ke seminar internasional?" Gw merasa sok tau deh.
"Kita memang butuh asisten sih," kata Prof. Nova. Lalu Prof. Razzaq bilang, "Saya akan melihat track record kamu selama di Rumah Sakit dan di kampus dulu. Kalau memenuhi syarat, kita akan bawa kamu. Tapi, ingat, bukan kamu saja yang ingin pergi kesana."
Gw jalan ke ruangan Prof Razzaq beberapa hari kemudian. Gw kaget setengah mati ketika melihat surat yang menyatakan keberangkatan gw ke Alaska. Prof. Razzaq bilang, "Saya baru tau kalau kamu adalah mantan Ketua Umum Perkumpulan Mahasiswa Kedokteran seluruh Indonesia dan pernah summer intern ke Meksiko." Gw cuma cengengesan aja. "Kamu memang qualify untuk ikut saya. Bersiap2lah untuk mendapatkan pengalaman menakjubkan disana."
Kayaknya gw speechless sewaktu keluar dari ruangan Prof. Razzaq. Otak gw berputar, apa yang harus gw lakukan pertama kali. Oh tidak, gw harus pergi ke rumah Tiara. Kalau perlu, gw mohon2 sama orang tuanya untuk minta alamat dia disana.
"Tante pleaaaaasssssssseeeeeeeeeeeee!" gw memohon sama Mamanya. "Minta alamat Tiara tante, Pleaaaseeeeeeeeee!" Gw sogok mamanya, gw bawain kue setiap hari sampe mamanya bosen. Akhirnya, 'tu tante luluh juga dan gw dikasi alamat yang gw sendiri bingung. Untung seminar gw diadakan di satu kota dengan Tiara.
Menghabiskan belasan jam di pesawat dan transit sana-sini, akhirnya sampai juga di Alaska. Gile, negara ini dingin amaaat. Bingung gw, ini musim apa sih?! Gw bilang sama Prof. Razzaq dan Prof. Nova untuk menyelesaikan urusan gw dulu, baru menyusul ke hotel. Gw naek taksi dan memberikan alamat dia pada pak sopir. Ternyata deket juga dari bandara. Pas sampai, gw bel berkali2, dan seseorang yang keluar dari rumah bilang kalau Tiara lagi kerja. Hmm, baru jam 4 sih, dia biasanya balik jam 5.
Sejam gw tunggu diluar, haduwh dinginnya.....!! Tapi kok Tiara belom pulang ya? 2 jam kemudian, belom nongol juga. Lama2 gw bisa mati kedinginan nih. Gw meringkuk dan membenamkan seluruh kepala supaya hangat. Tiba2 gw denger seseorang bilang, "Excuse me sir?"
Gw mengangkat kepala, menatapnya, dan memeluknya. Kebiasaan gw, kalau meluk suka ngga sadar kalau orang yang gw peluk hampir nggak bisa bernapas. "Ti..a..ra..., sampai saat ini aku masih cinta kamu."
"Ouh please, aku nggak bisa bernapas!" kata Tiara. Gw melepasnya. Dia menatapku dan tersenyum, "Kamu kedinginan ya? Ayo masuk!"
Akhirnya, gw bisa hangat juga. Tiara membakar perapian dan menyalakan heater. Gw nyaris membeku dan sekarang udah mencair lagi. Dia membuatkan gw coklat hangat. Wahh, nyamannya disini. Sepi, tenang, cuma ada suara percikan api dari perapian. Tiara menatap gw dan nangis. "Ouh come on, jangan nangiss..." Dia bilang, "cuma nggak nyangka bakalan liat kamu disini." Gw tersenyum, "Kamu nggak punya pacar baru 'kan?" Pertanyaan aneh dari gw dan Tiara menggeleng. "Kamu sendiri? Sheila 'gimana?" tanya Tiara dan gw jawab, "Nothing happen." Tiara tersenyum. Akhirnya gw bilang, "Oke, selama aku disini, ayo jalan2. Ajak aku melihat dunia!!"
Hari pertama,
Gw beres cepat dari seminar dan memaksa Tiara untuk cepat pulang kantor. Well, gw sempat kaget melihat klien Tiara adalah robot. Terbengong-bengong gw dan melihat dia tersenyum melihat gw dan Tiara. Mungkin ada sesuatu sebelum ini. Sudahlah! Gw dan Tiara pergi menikmati kebudayaan Alaska. Melihat para Native Dancer yang sebagian adalah orang Indian. Mereka menari dan seluruh tariannya berisi cerita. Gw juga membeli berbagai kerajinan disana dan surprise melihat jaket Fur Parka dan melihat seorang wanita sedang mengeringkan ikan. Hmm, mereka suka makan ikan kering. Pengen beli Fur Parka, tapi kalo dibawa pulang ke Indonesia, nggak akan bisa dipake.
 |
Dancers in traditional ceremonial dress at the Chugach Heritage Center |
 |
Grup Aleut Performer atau orang indian yang tariannya bermakna berbagai cerita. |
 |
Women in Fur Parka (baju yang dipenuhi bulu serigala yang sangaaat tebal.) |
 |
An Athabascans woman prepares fish to be dried |
 |
Toko Souvenir (A gallery in Juneau houses beautiful Native Alaskan artwork) |
Hari Kedua,
Pergi ke Taman Nasional dan melihat binatang lucu2. Paling lucu adalah Muskoxen, gabungan antara Kambing, domba, dan Sapi. He? Kok bisa begitu? Tiara senang banget ngeliat binatang lucu2 disini. Prof. Nova dan Prof. Razzaq gw ajakin juga, kasian mereka stress dengan seminar. Hehehehe. Prof. Razzaq berbisik, "Kamu punya pacar diberbagai negara kayaknya?" Gw kaget dan melihat Tiara, untung dia nggak denger. "Tenang Prof, she is the one and only."
 |
Two Muskoxen = kambing + domba + sapi. |
 |
Kata Tiara, mereka imut |
 |
Rusa yang keren menurut gw |
 |
Kalo kata gw, binatang ini lebih imut dan sadar kamera ^_^ |
 |
Paus albino |
 |
Beruang hitam |
Hari Ketiga,
We're driving melihat indahnya pemandangan disini. Gunung, danau, pantai, ohh indahnya. Wajar aja waktu gw suruh Tiara untuk nggak pergi ke Alaska, dia nggak mau. Ya iyalah, mana ada orang nggak mau ke negara se-indah ini. Kita lanjut ber-Kayak (perahu mirip banana boat). Wah, pengalaman pertama melihat es dimana2. Surprise! Tiara staminanya kuat banget. Dia kuat mendayung kayak sejauh itu. Jadinya kita bisa menyusuri pesisir pantai dan melihat banyak hal.
 |
Hiking mencari edelweis |
 |
Melintasi dermaga |
 |
Melewati danau |
 |
Ber-kayak dan mencoba melalui terowongan |
 |
Melihat gunung es (semoga nggak ada kejadian kayak film Titanic >_<) |
 |
We approach the Sawyer Glacier, Tracy Arm |
 |
Pulang, kan udah malam |
Hari Ke-empat,
Seminar beres dan gw harus pulang. Hiks, hiks, 3 hari nge-date full dan cukup memuaskan rasa kangen gw. Gw nggak mau pulang sebenarnya, apalagi dia masiih lamaaa pulang. Tapi mau 'gimana lagi. Gw bilang ke dia, sampai kapan pun, gw tunggu dia pulang. Gw janji! Itu aja :D
NB : All Photos from www.travelalaska.com