Hmm teman2 semua, besok Rabu tgl. 29 Juni 2011, saya berencana kopdar dengan beberapa teman blogger. Buat kalian yang ada di Jakarta atau kebetulan lagi berada di Jakarta karena liburan, ayuk kita ngumpul di Foodcourt Plaza Senayan jam 11 siang. Ditunggu yah!
Cerita kali ini ada hubungannya dengan keseharian saya sebagai konsultan. Tapi tetap saja, orang, waktu, dan tempat disamarkan. Cerita juga diberi banyak bumbu penyedap. Eits, cerita ini juga belum tentu tentang saya ya.
***
#Kejadian Pertama
Akhirnya, aku pulang juga ke kampung halaman. Tenang, ini bukan berarti aku resign dari kantorku di Jakarta sekarang. Aku sedang dipercaya menjadi leader di sebuah projek sebuah software ‘Budgeting’ rumah sakit umum terbesar di Banda Aceh. Ntah udah berapa kali aku berdoa dan mencari-cari projek di tanah kelahiranku dan meminta beberapa orang teman untuk membantuku. Setelah projek dapat, aku terus berusaha membujuk atasanku agar aku saja yang ditempatkan disana. Akhirnya berhasil juga.
#Kejadian Kedua
Setelah pesawat mendarat, aku langsung dijemput dan dibawa ke rumahku. Aah, benar-benar suasana yang aku rindukan. Setelah berapa lama di ibukota, pulang cuma lebaran, nggak nyangka kalau sekarang akan liburan (walaupun harus kerja) dalam waktu beberapa bulan. Aku sengaja minta supaya kantor nggak usah nyewa hotel atau Mess untukku karena aku mau tinggal di rumah. Lumayan kan, bisa mengirit duit projek dan aku lebih nyaman tinggal di rumah. Aku naek taksi menuju rumahku tersayang. Cuma ada adikku di rumah dan dia juga lagi kuliah. Orang tuaku tinggal di Lhokseumawe, jadinya rumah ini sepi. Aku bersiap-siap sebentar, mandi, makan siang, dan berangkat menuju rumah sakit dengan mobil kesayanganku.
Setelah pesawat mendarat, aku langsung dijemput dan dibawa ke rumahku. Aah, benar-benar suasana yang aku rindukan. Setelah berapa lama di ibukota, pulang cuma lebaran, nggak nyangka kalau sekarang akan liburan (walaupun harus kerja) dalam waktu beberapa bulan. Aku sengaja minta supaya kantor nggak usah nyewa hotel atau Mess untukku karena aku mau tinggal di rumah. Lumayan kan, bisa mengirit duit projek dan aku lebih nyaman tinggal di rumah. Aku naek taksi menuju rumahku tersayang. Cuma ada adikku di rumah dan dia juga lagi kuliah. Orang tuaku tinggal di Lhokseumawe, jadinya rumah ini sepi. Aku bersiap-siap sebentar, mandi, makan siang, dan berangkat menuju rumah sakit dengan mobil kesayanganku.
#Kejadian Ketiga
Aku sampai di Rumah Sakit. Aku menghampiri resepsionis dan dia mengantarku ke ruang rapat. Belum ada siapa-siapa di dalam. Aku hanya menunggu sambil memainkan Iphone-ku dan mendengarkan album Taylor Swift kesukaanku. Tidak lama kemudian, beberapa orang dokter masuk dan memperkenalkan diri. Aku merasa seperti seorang pasien sakit parah yang akan ditangani banyak dokter. Aku menyalami mereka satu-persatu dan terkejut dengan salah satu dokter. Orang yang sudah lama sekali tidak pernah kulihat.
Aku sampai di Rumah Sakit. Aku menghampiri resepsionis dan dia mengantarku ke ruang rapat. Belum ada siapa-siapa di dalam. Aku hanya menunggu sambil memainkan Iphone-ku dan mendengarkan album Taylor Swift kesukaanku. Tidak lama kemudian, beberapa orang dokter masuk dan memperkenalkan diri. Aku merasa seperti seorang pasien sakit parah yang akan ditangani banyak dokter. Aku menyalami mereka satu-persatu dan terkejut dengan salah satu dokter. Orang yang sudah lama sekali tidak pernah kulihat.
#Kejadian Keempat
Aku duduk di bangku taman menunggunya. Beberapa kali ku-bbm, nggak dibales. Untung ada laptop, jadinya aku nggak akan bosan. Aku mulai melihat-lihat file rumah sakit yang diberikan padaku dan browsing internet karena di rumah sakit ini tersedia jaringan wi-fi super kencang. Tidak lupa menyalakan lagu Taylor Swift, I’m addicted to her songs. Setengah jam berlalu. Aku mengangkat kepalaku dan melihat kiri dan kanan. Kemana cowok itu? Kok nggak datang-datang? Well, mungkin dokter emang sibuk. Sejam kemudian, dia datang. Aku lega melihatnya.
Aku duduk di bangku taman menunggunya. Beberapa kali ku-bbm, nggak dibales. Untung ada laptop, jadinya aku nggak akan bosan. Aku mulai melihat-lihat file rumah sakit yang diberikan padaku dan browsing internet karena di rumah sakit ini tersedia jaringan wi-fi super kencang. Tidak lupa menyalakan lagu Taylor Swift, I’m addicted to her songs. Setengah jam berlalu. Aku mengangkat kepalaku dan melihat kiri dan kanan. Kemana cowok itu? Kok nggak datang-datang? Well, mungkin dokter emang sibuk. Sejam kemudian, dia datang. Aku lega melihatnya.
#Kejadian Kelima
Gile, aku pusing melihat darah berceceran di lantai. Ada pasien kecelakaan yang baru aja masuk UGD. Aku menyesal parkir terlalu jauh dari pintu masuk. Kalau pagi, parkiran rumah sakit penuh. Aku jadi harus parkir di dekat UGD. Aku masuk ruang rapat dengan wajah pucat. Aku kaget, kali ini para dokter datang lebih dulu dariku. Mereka sengaja menggunakan ruangan ini untuk rapat pagi selagi menungguku.
Gile, aku pusing melihat darah berceceran di lantai. Ada pasien kecelakaan yang baru aja masuk UGD. Aku menyesal parkir terlalu jauh dari pintu masuk. Kalau pagi, parkiran rumah sakit penuh. Aku jadi harus parkir di dekat UGD. Aku masuk ruang rapat dengan wajah pucat. Aku kaget, kali ini para dokter datang lebih dulu dariku. Mereka sengaja menggunakan ruangan ini untuk rapat pagi selagi menungguku.
#Kejadian Keenam
Jam 8 pagi, aku terbangun dan terkejut. Aku telaat banguuun. Aku buru-buru mandi. Aku janji untuk rapat

Setelah jam 4 sore aku akan menelepon atasanku untuk berdiskusi. Memang tidak setiap hari, tapi akan rutin aku lakukan untuk memberikan laporan.
#Kejadian Ketujuh
Senin datang lagi. Aku rapat lagi, begitu seterusnya. Tapi kali ini aku jadi nggak begitu antusias datang ke rumah sakit. Aku makan siang sendirian di Cafétaria dan berusaha menelepon Alvian, tapi nggak diangkat. Dia hanya meneleponku malam. Bbm-ku juga jarang di bales. Mungkin aku baru sadar kalau dia susah dihubungi lewat hp karena selama ini kami selalu bertemu. Bbm-an juga baru sekali sewaktu mau menjemputku nonkrong malam itu. Selebihnya kami bertemu terus. Biasanya aku akan buru-buru menelepon atasanku untuk berdiskusi setelah jam 4 sore. Kali ini aku selalu mencoba meneleponnya. Kadang diangkat, kadang nggak. Tapi, kenapa aku jadi kepikiran tentang dia.
#Kejadian Kedelapan
Sebulan berlalu dan aku kembali ke Jakarta selama beberapa hari untuk berdiskusi dengan para atasan. Aku jadi kangen dia dan dia juga hampir setiap malam meneleponku. Setelah urusan di Jakarta beres, aku kembali ke Banda Aceh kali ini dengan membawa dua orang teman cowok. Mereka tinggal di hotel dan aku tetap tinggal di rumahku. Masa-masa develop terasa sangat melelahkan, tapi aku bilang pada teman-temanku kalau waktu makan siang, semua pekerjaan harus dihentikan. Biarlah otak beristirahat selama sejam supaya bisa memulai segala sesuatu lagi nanti. Jam makan siang juga waktunya aku bertemu Alvian. Kalau saja Alvian sibuk atau nggak bisa makan siang denganku, aku sedikit sedih. Aku juga nggak bisa cemburu dengan para dokter cewek teman-temannya. Mereka pasti harus bekerja sama menangani pasien. Lagipula, sepertinya juga semua orang sudah tau, kalau kita jadi memiliki hubungan khusus. Awalnya dua temanku heran melihat aku dan Alvian. Lama-lama mereka jadi sering menggoda aku. Kadang aku sampe nggak konsen kerja karena digodain melulu.
Sebulan berlalu dan aku kembali ke Jakarta selama beberapa hari untuk berdiskusi dengan para atasan. Aku jadi kangen dia dan dia juga hampir setiap malam meneleponku. Setelah urusan di Jakarta beres, aku kembali ke Banda Aceh kali ini dengan membawa dua orang teman cowok. Mereka tinggal di hotel dan aku tetap tinggal di rumahku. Masa-masa develop terasa sangat melelahkan, tapi aku bilang pada teman-temanku kalau waktu makan siang, semua pekerjaan harus dihentikan. Biarlah otak beristirahat selama sejam supaya bisa memulai segala sesuatu lagi nanti. Jam makan siang juga waktunya aku bertemu Alvian. Kalau saja Alvian sibuk atau nggak bisa makan siang denganku, aku sedikit sedih. Aku juga nggak bisa cemburu dengan para dokter cewek teman-temannya. Mereka pasti harus bekerja sama menangani pasien. Lagipula, sepertinya juga semua orang sudah tau, kalau kita jadi memiliki hubungan khusus. Awalnya dua temanku heran melihat aku dan Alvian. Lama-lama mereka jadi sering menggoda aku. Kadang aku sampe nggak konsen kerja karena digodain melulu.
#Kejadian Kesembilan
Pernah suatu malam kami bertiga lembur sampai jam 11. Alvian datang ke ruang kerjaku (kami diberikan ruangan sendiri agar mudah berkonsentrasi) karena dia juga jaga malam. Dia mengajakku keluar ke parkiran yang dekat dari ruang kerjaku. Kita berjalan ke tengah-tengah lapangan parkir.

Aku menengadah. Aku melihat berjuta bintang berkelap-kelip menyinari malam. Aku hampir nggak pernah lagi melihat pemandangan seindah ini selama beberapa tahun. Aku kuliah di Bandung, kerja di Jakarta, dan melihat bintang yang menghiasi langit adalah barang langka di kota besar.
“Sama indahnya seperti kamu.”
Musik di iphoneku berbunyi:
This night is sparkling, don't you let it go. I'm wonderstruck, blushing all the way home
I'll spend forever wondering if you knew. I was enchanted to meet you
This night is flawless, don't you let it go. I'm wonderstruck, dancing around all alone
I'll spend forever wondering if you knew. I was enchanted to meet you
-Taylor Swift-
Aku menatap Alvian. Bintang malam, tatapannya, dan music di iphone membuatku terbawa suasana. Andai saja malam ini tidak pernah berakhir.
***
NB: Ada hal aneh. Orang2 lebih suka beli novel saya daripada ikutan giveaway. Wew, nggak tau mau sedih atau senang ^__^
Buat yang mau ikutan, waktu masih ada sampe tanggal 30 Juni 2011 dan untuk info lebih lanjut bisa dilihat di