Cerita menghiasi hari jumat kita yang penuh berkah. Selamat membaca dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Sebagian dari sini adalah pengalaman pribadi :)
Pertama kali aku melihatnya, cowok yang satu ini anak yang ganteng dan asyik untuk diajak ngobrol. Obrolan pertama kali dengannya adalah ketika aku bertanya, “Maaf, mushola dimana?” Dia dengan cuek menjawab, “itu disana,” sambil menunjuk sebuah ruangan.
Kita sering ngobrol dan bercerita. Ada hal yang mengherankan aku ketika teman2 di kampus mengajaknya shalat jumat. Dia dengan entengnya menjawab, “Aduh lagi ‘dapet’.” Salah seorang teman mengatakan, “Hati-hati ‘Ngga, ntar bisa aja besok lo kita sholatkan.” Dia jawab, “itu kan urusan ntar. Hehehehe.”
Namanya Angga. Dia temanku di kampus yang pintar. Aku sering minta dia mengajarkan mata kuliah yang sulit karena dia benar-benar pintar. Kalau saja dia gunakan kepintarannya untuk menghafal Al-Quran, mungkin aku akan mencintainya. Terkadang aneh, kita sedang ngumpul dan mendirikan shalat berjamaah, dia malah sibuk browsing internet. Sama sekali aku tidak pernah melihatnya shalat.
Suatu hari temanku Rina menghampiriku. “Hari ini ustadz Salman datang ke Mesjid kampus. Dia jadi imam shalat magrib juga.” Aku langsung antusias. Ustadz Salman adalah seorang ustadz dengan bacaan Al-quran terindah yang pernah kudengar. Suaranya menenangkan hati. Ceramahnya bisa membuat hatiku bergetar bahkan menitikkan air mata. “Aku pasti datang.” Aku melihat Angga. Aku ingin mengajaknya, tapi apa dia mau? Tiba2 Angga bilang, “Kamu naksir ya sama ustadz itu??” sambil meledekku. Aku jawab, “Mana ada cewek yang nggak suka sama ustadz itu.” Angga bilang, “Wahh, kalo aku bisa mengaji sekeren itu, kamu suka aku juga dong.” Dan aku menjawab, “bisa jadi.”
Aku senang, sekarang ustadz Salman punya jadwal sendiri untuk memberikan ceramah di mesjid kampus. Aku sering sekali membahas beliau di kelas. Angga terlihat kurang senang mendengar kami terus2an membahas beliau. “Hadeeeh, bingung deh. Tiada hari tanpa ustadz Salman,” celetuk Angga. Aku hanya heran dan tidak memperdulikan perkataannya.
***
Sejak pertama kali masuk kampus, cewek yang paling menyita perhatianku adalah Sarah. Dia sering memintaku untuk mengajarinya pelajaran di kampus dan aku selalu dengan senang hati mengajarinya. Wajahnya cantik sekali, apalagi dia menggunakan kerudung stylist yang sedang ngetrend di kampus. Duh, seakan senyumnya mengubah duniaku.
Tapi akhir2 ini dia sepertinya jatuh cinta sama ustadz. Kalo dari segi ganteng sih, aku nggak kalah dari ustadz itu. Tapi, kata Sarah, ‘tu ustadz pintar mengaji. Beuuuh, aku cuma bisa membaca saja, tidak bisa mengiramakan bacaan Al-Quran. Sebel juga dengerin Sarah selaluuuu membahas ustadz itu dengan antusias. Kayaknya aku cemburu. Awas aja ‘tu ustadz.
Untuk pertama kalinya aku shalat di mesjid kampus. Kali ini aku punya rencana untuk ustadz itu. Udah lama nggak shalat, untung nggak lupa. Selesai shalat isya, seluruh mahasiswa sudah pulang, aku menunggu ‘tu ustadz. Eits, pasti kalian menganggap aku akan mencelakainya kan? Tenang, aku udah banyak banget dosa. Kalau aku mencelakai ustadz ini, wahh, bisa kekal dalam neraka.
“Assalamu’alaikum Pak Ustadz,” salamku. “Wa’alaikum salam,” jawab ustadz dengan ekstra ramah. Gile yah, senyuman si ustadz benar2 berseri2. Orang ini memang memiliki hati yang sangat mulia tampaknya. “Ada perlu apa nak?” sapanya. “Ustadz, saya sirik nih sama ustadz.” Ustadz keheranan. “Saya punya satu permintaan. Saya akan bayar ustadz berapa pun. Saya orang kaya kok ustadz.” Pak ustadz semakin keheranan, “permintaan apa nak?” Dengan berat hati aku berkata, “Saya ingin belajar mengaji seindah ustadz.” Pak ustadz langsung tersenyum lebar. “Saya akan ajarkan. Tenang saja.” Aku bilang, “Tapi jangan digabungin sama mahasiswa lain ya ustadz. Saya bego’ banget dalam urusan mengaji.” Pak ustadz menjawab, “datanglah ke rumah saya. Kita belajar bersama.” Dan sejak saat itu, aku jadi rajin shalat dan mengaji.
***
Ntah ada angin apa, aku melihat Angga selalu shalat sekarang. Dulu kalau ada kerja kelompok, dia tidak pernah absen. Sekarang dia sering absen. Katanya kalau malam dia sering ada urusan. Ntah urusan apa. Pernah suatu kali aku melihatnya memarkir mobil tidak jauh dari rumah nenekku. Aku mendekati mobilnya yang dia parkir di depan mesjid komplek. Aku terkejut, dia sedang bersama ustadz Salman. Aku mengintipnya, dia sedang belajar mengaji, dan aku takjub. Alhamdulillah…
Suatu kali di mesjid kampus, ustadz Salman mempersilahkan seseorang menggantikannya menjadi imam. Suaranya terdengar tidak asing, tapi sangat indah. Aku jadi penasaran dengan cowok ini. Karena berada di barisan cewek, aku tidak bisa melihatnya.
Aku dan teman2ku yang cewek nebeng mobil Angga ke luar kota. Karena sudah tiba waktu magrib, kami mampir di sebuah musholla kecil di jalan. Hanya Angga satu2nya cowok disitu dan dia harus jadi imam. Saat itu, baru aku yakin, kalau cowok yang meng-imami shalat di mesjid kampus waktu itu adalah Angga. Suaranya sangat indah, memecah keheningan malam di tempat sunyi seperti ini. Setelah selesai shalat, Angga menghadapku dan berkata, “Aku sudah bisa mengaji sebagus ustadz Salman. Berarti kamu bisa suka sama aku ‘kan, Sarah?” Aku tersenyum. Sejak saat itu, hari2 jadi lebih indah.
24 comments:
Semoga semakin banyak angga2 lainnya yang mau belajar, dan banyak sarah2 lainnya yang menjadi pemicu.
Sungguh niatnya bukan untuk mendapatkan hati orang lain, tp sebagai pendorong itu tidak ada salahnya..
Kak bikin buku kumpulun cerpen aja,,, hhe
wah bagus nih, cerita nya dari dua sisi...
setuju sama Tito, bikin kumpulan cerpen, mut.
nice story, cerita simple tapi mengandung makna yang dalam :)
nice cerita gan, mengandung makna yang dalem banget :'(
terus berkarya ya gan, mantep mantep banget nih ceritanya 0-0p
ceritanya bikin ane sedih nih gan, ane belum terlalu bisa ngaji
ceritanya bagus dan manis mbak, hehehe... suka!
cerpen apa kisah nyata Meut, selalu senang dengan ceritamu Meut
ayo Meut, ini mau dijadikan kumpulan cerpen kan?? :)
Semoga bia diambil hikmahnya. Amen.
Ceritanya bagus banget, jago kamu kalau mengolah kata2 menjadi cerita indah ya?
Tapiii..., kok aku penasaran ya? Bagian mana yg cerita pribadi #wink :p
rupanya ini cerpen ya kak..
suka bacanya :D
menarik
keep writing (^^)/*
ceritanya baguus ka. make 2 sudut pandang orang yang berbeda.
dan angga.. aku mau jadi kayak angga. belajar ngaji dengan suara indah :) aminnnn :D heheheheh..
Ada PR buat mbak, mohon dikerjakan ya, hehehe... :D
Link PRnya dibawah ini:
http://www.elliousgrinsant.blogspot.com/2011/12/11-hal-11-jawaban-11-pertanyaan.html
bisa mengaji karna cintana. so sweet ceritanya, mbak. :)
aku suka gaya berceritanya, dibagi jadi dua "aku", bagus. :)
Mutia, ini cerita benaran apa hanya anganmu saja, kalo beneran, duuuuh indah betul harimu sama angga.
Wk wk wk - Salam
ceritanya unyuuu hihi
uhuk uhuk hatchi hatci
eits ga boleh lho niat belajar ngaji krn ingin menaklukan hati wanita :D
*shoutmix 1 januari 2012 versi gratisnya mau tutup, coba aja buka situsnya
Suka ceritanya, dari 2 sudt pandang, atau istilah kerennya point of view.. *apa deh, haha*
Tapi saya agak ga sreg sama motif si Angga buat berubah.. Berarti dia berubahnya bukan karena Allah dunk.. Padahal kayanya ada hadis atau apa gitu yg bilang kalo hijrahnya karena wanita, dunia dan harta, yang didapet ya cuman itu doang. Ridho Allah-nya ga dapet...
*CMIIW ya Kak.. ;-)
@Hilyah : bagaimana kalo tu cewek yg jadi motivasi dia untuk mendapatkan ridha Allah? ;)
Hehe, maaf baru tau kl ada komen..
Btw, kalo jadi motivator si ga papa kali ya..?? Hhaha, ilmu agama saya masih cetek Kak..
Oiya, kalo mo pesen crush bisa lewat Kakak langsung ya?? Saya bisa pesen gak?? Sekalian di-TTD-in gituuu.. ;)
Iya bisa Hilyah. Kirim alamat kamu ke rancupid.meutia@gmail.com biar bisa dihitung ongkos kirimnya. Saya ada rek BCA dan BNI. Bisa dipilih mau transfer ke mana :)
Jadi inget pas ustadz Solmed datang ke acara halal bi halal kantor, semua ibu-ibu duduk di depan dan antusias mendengarkan ceramah sang ustadz hehe...
Posting Komentar