Mom's Story

Di mata saya, Ibu adalah wanita yang benar2 hebat. Sewaktu kecil, saya anak yang gampang sakit. Saya sering masuk ke klinik dekat rumah dan diopname. Tapi Ibu selalu menemani saya, menceritakan hal2 yang indah sehingga membuat saya sedikit melupakan rasa sakit yang menyesakkan dada. Waktu itu, Ibu selalu menggenggam tangan saya dan bilang, “Sabar ya nak, sakit itu adalah salah satu cara Allah menghapus dosa2.” Belakangan saya tau, sewaktu saya masuk emergency, ntah berapa kali Ibu menangis padahal di depan saya selalu terlihat sangat tegar dan tersenyum.

Ibu juga selalu bilang, “Ingatlah wajah sedih Ibu, kalo Tia (panggilan kecil saya) nakal di sekolah, malas belajar, dan melakukan hal2 yang keluar batas. Ingat wajah lelah Ibu yang capek ketika pulang mengajar, kalau tia mau membuang2 uang untuk hal2 yang nggak perlu.” Kata2 itu terngiang2 terus dan mengganggu pikiran saya. Sewaktu saya sekolah dulu, banyak teman yang mengajak membolos, tapi saya nggak mau dan nggak bisa. Sewaktu kuliah, apalagi di kota besar seperti Bandung dan apa saja bisa kita lakukan disana, saya tetap memikirkan nasehat Ibu. Saya teringat kata2 Ibu ketika ada yang mengajak untuk merokok, dugem, atau hura2 diluar batas. Ahh Ibu, sungguh wajahnya, kata2nya, selalu menyejukkan hati saya, meredam amarah, dan mengajarkan saya untuk menebar kasih sayang dan kelembutan sebagai seorang wanita yang sama seperti apa yang pernah dia berikan pada saya.

Mungkin, orang yang paling tidak bisa saya bohongi adalah Ibu. Saya akan menceritakan segala hal kepadanya. Saya tidak mau beliau khawatir karena saya terlalu jauh disini. Selamat hari ibu teman2. Ingatlah bahwa ada syurga di bawah telapak kakinya.

Andai usiaku berubah
Kubalas cintamu bunda
Pelitaku, penerang jiwaku
Dalam setiap waktu

-Sherina-