Rasanya otak saya kepenuhan inspirasi untuk menulis buku
CRUSH 2. Selain karena permintaan semakin banyak untuk melanjutkan buku
pertamanya, beberapa film dan banyak kejadian seru membuat inspirasi saya
semakin membludak. Tapi tenang ya, saya sedang mengusahakan untuk segera
diterbitkan dan berada di toko buku kesayangan kalian. Buat yang mau membaca
yang pertama, sekarang udah ada di seluruh Gramedia, Toko Gunung Agung,
Togamas, dan beberapa toko buku lainnya.
Terlalu banyak kejadian yang terjadi setelah mereka datang.
Kemarin aku hampir mati. Untung Allysha menyelamatkanku. Dan yang paling parah
lagi adalah sisi jahat Allysha keluar lagi dan sekarang dia tidak bisa kembali.
Sejauh ini Allysha masih bisa dikendalikan. Tapi aku tidak tau sampai kapan.
Aku juga tidak mungkin mengurungnya agar tidak memperparah suasana. Bisa-bisa
Allysha memanggil TerraGuardian untuk menghancurkan rumahku.
Aku memutuskan untuk menggunakan Jamm (Guardian waktu) dan kembali ke 30
tahun yang lalu dan aku tidak kembali ke dunia biasa. Aku pergi menuju Desa
Para Pemanggil Guardian. Dulu, Ms. Silvi membunuh seorang kakek disini.
Sekarang aku yang harus mencari tau sendiri sebenarnya Desa seperti apa ini.
Jamm tidak mendaratkan aku dengan mulus. Aku jatuh dari
langit dan tersangkut di dahan pohon. Kalau bukan karena ilmu bela diriku yang
sangat hebat, mungkin aku harus tinggal diatas pohon dan berharap ada orang
yang lewat untuk menolongku. Aku turun dari pohon dan berjalan menyusuri jalan
setapak. Suasana terasa angker. Tiba-tiba aku merasakan kehadiran beberapa
guardian. Aku menoleh dan melihat five element (5 guardian dengan kekuatan api,
air, angin, tanah, dan petir) sedang berputar dan berkejar-kejaran. Tubuh
mereka tidak sekecil di duniaku. Ukuran mereka normal, sama seperti aku. Kenapa
mereka bisa sebebas itu berkeliaran kemana pun? Mereka menyadari kehadiranku
dan mendekat.
Aku bergumam dalam hati. Aku memanggil five element juga,
dan milikku lebih kecil. Sesama five element jadi saling bertatapan. Aku jadi
terkikik sendiri melihat mereka. Aku meninggalkan five element milikku disana
dan melanjutkan berjalan menyusuri hutan. Aku melihat seorang laki-laki yang
sedang tidur santai. Aku mendekatinya tapi seketika ada bola cahaya yang
mencegahku.
"Siapa?" tanya laki-laki itu.
"Umm, saya tersesat disini." Jawabku.
Laki-laki itu bangun dan menatap kearahku. Sejenak aku
terdiam menatapnya. Dia bangun dan menghilangkan bola pelindungnya. Ntah kenapa
tiba-tiba mataku jadi panas menatap matanya. Seolah rasa rinduku selama ini, sejak aku berumur 6 tahun, terlalu dalam.

"Kenapa denganmu?" tanyanya.
"Ayah..." panggilku lirih.
Dia mengernyit, "Ayah?" tanyanya heran.
"Umurku baru 23 tahun. Aku bahkan belum menikah. Bagaimana aku punya
anak?"
Aku jadi bingung harus menjelaskan apa. Aku memperkenalkan
diri saja, "Namaku Haekal."
"Ouh, aku Salman Al-Farishi." Ucapnya sambil mengangkatkan tangan.
"Namaku Haekal Al-Farishi Ayah..."
Salman terkejut, "HEEE? Mana mungkin." Dia masih tidak terima. "Dan jangan
panggil aku Ayah!"
"Ayah, baca pikiranku." Aku memberikan tanganku
padanya.
Salman menyentuhnya, "Kau seorang pemanggil
Guardian??" herannya.
"Aku memiliki 4 TerraGuardian dan 2 diantaranya
diwariskan oleh Ayah."
"Machinoo 1st dan Lelona 2nd? Kau memilikinya?"
Aku mengangguk.
"Dan aku punya anak laki-laki di masa depan?"
Salman memegang dagunya seraya berpikir. "Ahh, mungkin aku kelamaan tidur siang disini dan
aku harus segera pulang."
Ayah kembali menatapku. "Aaaah, tapi kau nyata. AKU PUNYA
ANAAAK?" Ayah berteriak. Tampaknya Ayah masih kurang menerima kenyataan.
"Ayah," kataku menenangkan.
"Haduwwh, jangan panggil aku Ayah." Kata Ayah
geram tapi lucu. Aku jadi terkikik. Sepertinya dia masih tidak menyangka kalau
anaknya bakalan datang. Rasanya aku kangen. Sudah 15 tahun aku tidak melihat
Ayah. Sekarang malah bertemu dengan Ayah versi sangat muda.
"Tunggu!" kata Ayah. "Kalau kau memang
berasal dari masa depan dan aku adalah Ayahmu, lalu dimana aku pada saat
sekarang? Maksudku, saat kamu datang ke masa ini, aku ada dimana?"
Rasanya mataku langsung panas kembali. Aku seolah tak sanggup mengucapkan, "Ayah sudah meninggal...
Bahkan sejak aku berusia 6 tahun." Sahutku seraya terisak.
"Apa?" Ayah langsung terdiam membeku. Dan aku tak sanggup menceritakan kejadian sebenarnya.
Dan perjalananku ke dunia para Guardian pun dimulai...