Hari-hari sepertinya semakin indah selama ini. Aku diterima di Jakarta Internation School (JIS), salah satu sekolah paling prestigious di Indonesia bersama teman-temanku. Selain itu, aku juga senang karena Rudi, seorang cowok yang ikut jalur beasiswa juga, tidak lulus, tapi tetap masuk JIS jalur reguler. Aku sempat kaget karena dia masuk jalur reguler. Kalau bukan dia anak orang sangat kaya, mana mungkin dia mampu membayar uang masuk, uang pembangunan, dan uang sumbangan sekolah yang nominalnya hampir sama dengan dua rumahku.
Aku bahkan sekelas dengan Rudi. Cowok ini selalu membuatku tenang. Dia selalu berada disampingku. Aku tidak terlalu peduli dengan 8 orang cowok-cowok paling top di sekolah yang menjadi serbuan murid-murid JIS. Aku sudah punya Rudi, dan itu sudah cukup.
Sayangnya, aku terlibat dalam 3 orientasi paling mengerikan di sekolah. Aku ditunjuk untuk mengalahkan Xiung Lin, salah satu murid sekolah yang paling jago kung-fu. Memang, wajahku mirip Chinese karena aku keturunan Tionghoa. Tapi Kung-fu??? Aku bahkan sama sekali tidak pernah membayangkan untuk melawan orang yang selalu menang dalam pertandingan Kung-fu tingkat Asia. Untung saja Mang Junet, penjaga warung dekat kosan, bilang kalau ada Kong Lou Ye Han, yang bisa melatih Kung-Fu.
![]() |
http://whiteliesandblacktruths.wordpress.com/2010/01/05/bang/ |
Tapi ada suatu hari, setelah Interhigh. Rudi pergi untuk mencetak semua foto-foto sewaktu acara Interhigh disebuah toko. Tiba-tiba, dia tidak sengaja bertemu Dart, salah satu cowok paling populer di sekolah bersama 7 temannya yang lain. Tanpa sengaja Rudi melihat seseorang dari kejauhan hendak menembak Dart. Rudi mendorong Dart. Peluru itu cepat menembus jantungnya dan membuat semua foto yang dia cetak jatuh berhamburan. Saat itu, aku merasa dunia berhenti berputar...
NB : ini penggalan cerita dari novel saya THE PARTIJ
NB : ini penggalan cerita dari novel saya THE PARTIJ