Februari 28, 2012

Self Publishing

Saya jadi ingin berbagi pada kalian tentang topik yang satu ini. Tidak dipungkiri, hampir seluruh blogger ingin bisa menulis sebuah buku, diterbitkan, dan dijual. Kenyataannya untuk tembus ke penerbit itu lumayan susah dan jadilah timbul ide untuk menerbitkan sendiri. Kalian jangan berpikiran negatif dulu ketika sebuah penerbit menolak tulisan kalian. Hal itu bisa jadi bukan berarti karya kalian yang jelek, tapi beberapa penerbit memang memiliki kriteria sendiri untuk buku yang diterbitkan.

Nah, mungkin ada beberapa hal yang bisa saya bagi di postingan kali ini. Insya Allah bisa menginspirasi kalian.
1. Selalu percaya diri untuk mencoba mengirimkan naskah ke penerbit besar. Contohnya Gramedia, Grasindo, Bentang, Republika, Bukune, dll. Setiap penerbit memiliki kriteria. Jadi pelajari dulu kriterianya, atau lihatlah buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Kalian bisa mengirimkan semua karya kalian ke beberapa penerbit sekaligus.

2. Apabila di tolak, jangan berkecil hati. Kalian bisa coba selfpublishing. Apa itu selfpublishing? Kalian bisa menerbitkan hasil karya kalian sendiri.Tapi ingat beberapa pertimbangannya. 
  • Usahakan cari editor untuk naskah kalian sendiri. Karena tulisan acak-acakan, banyak salah ketik, benar-benar sangat menganggu. Kalau perlu perbanyak teman-teman  untuk membaca karya yang kalian tulis.
  • Buatlah cover depan, belakang, dan bagian tengah. Cover paling tidak harus merepresentasikan isi buku. Kalau bisa, buatlah cover se-menarik mungkin atau ajaklah teman/saudara yang kuliah atau bekerja di bagain desain untuk membantu. Bantuan mereka bisa menekan biaya desain 'kan?!
  • Daftarkan buku ke Perpustakaan Nasional untuk mendapatkan ISBN. ISBN ini berguna apabila kalian menawarkan buku kalian untuk dijual di toko buku. Toko buku akan mudah mendata buku. Dari pengalaman saya, Perpustakaan Nasional akan menyuruh kita menuliskan nama penerbit. Karena cetak sendiri, maka fungsi kalian sebagai penerbit dan kalian harus beri nama yang 'menjual'. Siapa tau kedepannya akan menjadi penerbit besar. Proses perolehan ISBN gampang dan gratis kok. Tinggal datang kesana membawa surat pengantar dan permohonan ISBN, lalu tinggal tunggu 10 menit, jadi deh.
  • Carilah percetakan kalau ingin mencetak sendiri. Atau kalau kalian ingin benar-benar tidak mengeluarkan biaya, bisa ke nulisbuku.com atau yang lainnya. Keuntungannya adalah kalian benar-benar tidak mengeluarkan biaya dan royalti kalian akan dibayarkan per 3 bulan paling kurang. Tapi keuntungannya tidak begitu besar. Kalau kalian cetak sendiri, kalian bisa untung 3 sampai 4 kali lipat, hanya saja untuk memasarkannya butuh effort yang luar biasa dan biaya agak besar. Tapi masih mampu di jangkau lah.
  • Selamat berjualan. Kalau kalian memiliki blog, mungkin agak memudahkan dalam menjual buku apalagi kalau blog kalian punya pembaca setia dan sudah terkenal. Berjualan bisa dimulai ke orang-orang terdekat dulu seperti sahabat dan saudara. Kalian bisa menyuruh orang-orang yang membaca buku untuk mereview isi buku sebagai masukan.
  • Masukkan juga ke toko buku. Biasanya toko buku besar meminta 3000 eksemplar dan kalau kalian punya duit, apa salahnya mencetak langsung 3000, karena semakin banyak mencetak, ongkos cetak jadi lebih murah. Kalau kalian tidak sanggup mencetak 3000 buku, cetaklah 1000 dan tawarkan ke distributor. Biasanya distributor meminta keuntungan 50-50. Kalau kalian ingin untung besar dan tidak mau mencetak banyak, tidak ada salahnya mencetak 500 eksemplar dan menyerahkannya ke toko buku langsung. Saya melakukan hal ini dan alhamdulillah banyak yang terjual.
  • Apabila media lokal atau nasional pernah menulis tentang kalian baik sebagai penulis atau pun blogger, percaya deh, pasti permintaan buku kalian langsung meningkat.
  • Satu hal lagi yang harus kalian ingat, buku tidak basi. Jika buku kalian tidak laku minggu ini, bisa dipasarkan minggu depan, bulan depan, maupun tahun depan asalkan kalian benar-benar sabar dan berusaha.
3. Cobalah kirim ke penerbit luar negri. Hal ini memerlukan kemampuan bahasa inggris yang sedikit lebih baik dari biasanya. Apa salahnya mencoba? Salah satu adik kelas saya di kampus, di tolak oleh semua penerbit lokal, tapi sangat berjaya di Eropa. Bahkan sudah dipasarkan ke beberapa negara di Amerika dan Asia. Indonesia malah belum memasarkannya. Mungkin dalam waktu dekat. Penerbit luar suka dengan cerita fantasi. Saya jadi ingin mencobanya. Ayoo kalian coba juga.

Nah, bagaimana dengan kalian? Ada hal yang mau dibagi dengan saya?

14 comments:

r10 mengatakan...

aku pengin sih bikin buku, tapi sekarang masih mengasah kemampuan menulis, sedikit demi sedikit aku akan mencoba menulis cerpen di blogku

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

sama kayak ario aku jg masih belajar menulis dulu karena aku merasa masih belum bisa menulis cerita yang bagus :D
makasih ya mut tipsnya :D

Aul Howler's Blog mengatakan...

Udah punya naskah novel.

rencananyaa sih gitu.
kalau udah dicoba ke penerbit gak bisa-bisa yaa...

self publishing aja

hihihi

wish me luck^^

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

intinya kalo self-publishing, mau ga mau harus pinter2 promosi.. kayaknya aku lebih suka ngajuin sendiri ke penerbit.... penerbit kan banyak di indonesia? hehehe.. JK Rowling aja berkali2 ditolak akhirnya malah best seller. :)

Ummul Khairi mengatakan...

dulu udah buat akun juga kak di nulisbuku.com karena baca tulisan kakak di harian aceh kalo gak salah. semangat 45 krn baca tulisan itu,hehe..

tapi trus mikir lagi, utk marketingnya agak sulit ya, harus bolak-balik toko buku. gitu gak sih kak?

Mila Said mengatakan...

cieeee.. yang buku nya laris manis hahaha.. btw, gw blom punyaaaa *jeduk

SYM mengatakan...

suatu hari nanti, amin... :)

Penghuni 60 mengatakan...

bisakah saya jd seorang penulis, meskipun blm memiliki komputer pribadi Mut?
karena saat ini saya sendiri sedang kewalahan menulis naskah novel saya, yg memang rencananya bakal self publishing, seperti kamu.

doain saya ya Mut...
oke semangat menulis!!!

Suci Mine mengatakan...

iya, betul banget mbak.. hehehe
jadi ketahuan kalau aku pengen banget punya buku...

hem... self publishing???

Gaphe mengatakan...

meski banyak ribetnya, tapi kepuasan dan komisi dengan self publishing tuh lebih dapet yaaa... jadiinget dulu jaman dewi lestari bikin rectoverso.. udah punya modal nama juga sih, jadi gampang lakunya..

hmm asal ada niat dan mau mencoba, dan yang penting action segera... pasti bisa kan!

Cipu mengatakan...

Mut,

Saya selalu kagum dengan mereka yang berani self-publishing. Saya sering kopdar dan ngobrol dengan Andrei Travellous yang senang berbagi suka duka nya dia self-publishing.

So, salut juga buat Mutia yang berani self publishing. Saya doakan semoga buku nya laku yah. Eh btw, saya belom beli bukunya Muti yang crush. Ntar yah kalo saya balik ke Indonesia

Meutia Halida Khairani mengatakan...

ayo ayo yg belom beli novel saya, silahkan dibeli dibeli.. hehehe

Dihas Enrico mengatakan...

solusinya yg bagus...
mereka para penulis besar kadang di tolak di awal...
lihat saja JK Rowling..
:)

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

Mba, saya mau daftarin buku saya ke perpustakaan nasional, mau ngurus ISBN-nya.... Itu gimana caranya supaya bisa dapet >> Tinggal datang kesana membawa surat pengantar dan permohonan ISBN, lalu tinggal tunggu 10 menit, jadi deh. <<

DApet surat pengantar dan permohonannya itu gimana? Jawab ke blog saya aja yah.... Penting banget....


:D

Makasih sebelumnya.... ^^

Follow me

My Trip