Mei 31, 2012

Klenteng Sam Poo Kong

Setelah dari Jalan Pendanaran, saya naik taksi ke tempat istimewa ini dengan ongkos 20rban. Saya lupa tepatnya berapa. Tidak begitu jauh juga mengingat taksi di Semarang tarif bawah adalah Rp. 4500. Pasti kalian bingung dengan namanya. Apaan sih kelenteng yang satu ini? Orang Indonesia keturunan Cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya berarsitektur Cina sehingga mirip sebuah kelenteng.  Jujur saja, pertama sampai kesini, saya takjub dan bingung. Saya berpikir, saya tuh sedang berada di Semarang atau di China yah? Gedungnyaaaaa, benar-benar membuat saya takjub. Oh iya, masuk kesini harus membayar tiket masuk Rp. 3000.
Pintu gerbang
Lapangan Parkir
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Di wikipedia ditulis ada Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an". Cuma saya tidak menghampiri Gedung Batunya karena masuk kesana untuk sembahyang dan membayar Rp. 20.000. Kalian disini juga bisa menyewa kostum China untuk berfoto seharga Rp. 75.000. Jadi kan udah mantap bener suasana China-nya.
Tempat penyewaan kostum
Nggak tau ini gedung apa
Area sembahyang
Patung Laksamana Cheng Ho
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Awalnya saya bingung lagi kenapa banyak patung-patung pemujaan, padahal laksamana cheng ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Ada beduknya
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa ada seorang awak kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia merapat ke pantai utara semarang dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa selalu mangalami pendangkalan diakibatkan adanya sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.
Pintu gerbang belakang
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

6 comments:

Tri Setyo Wijanarko mengatakan...

Kamu nggak sewa kostumnya mut? Lumayan buat foto2 :D

Fardelyn Hacky mengatakan...

Wow, keren.
makasih udah mau berbagi cerita, ya. jadi tau ada tempat ini :)

Unknown mengatakan...

wah itu persis Istana di China yg pernah aku kunjungi...

D Ndezz mengatakan...

Jadi bener bener pengen ke Semarang...

nabung ahh.. heheee

zachflazz mengatakan...

ini tempat saya mein dulu...

paket wisata mengatakan...

Hi...Ikutan Nulis Journal Travel yuk di www.traveloista.com, ada bayarannya lho..
Paket Wisata

Follow me

My Trip