Setelah dari Jalan Pendanaran, saya naik taksi ke tempat
istimewa ini dengan ongkos 20rban. Saya lupa tepatnya berapa. Tidak begitu jauh
juga mengingat taksi di Semarang tarif bawah adalah Rp. 4500. Pasti kalian
bingung dengan namanya. Apaan sih kelenteng yang satu ini? Orang Indonesia
keturunan Cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat
bentuknya berarsitektur Cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Jujur saja, pertama sampai kesini, saya takjub
dan bingung. Saya berpikir, saya tuh sedang berada di Semarang atau di China
yah? Gedungnyaaaaa, benar-benar membuat saya takjub. Oh iya, masuk kesini harus
membayar tiket masuk Rp. 3000.
 |
Pintu gerbang |
 |
Lapangan Parkir |
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan,
yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana
Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah
Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Di wikipedia ditulis ada Tanda yang
menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya
tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan
bacaan Al Qur'an". Cuma saya tidak menghampiri Gedung Batunya karena masuk
kesana untuk sembahyang dan membayar Rp. 20.000. Kalian disini juga bisa menyewa kostum China untuk berfoto seharga Rp. 75.000. Jadi kan udah mantap bener suasana China-nya.
 |
Tempat penyewaan kostum |
 |
Nggak tau ini gedung apa |
 |
Area sembahyang |
 |
Patung Laksamana Cheng Ho |
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua
Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Sekarang tempat tersebut
dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat
untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan
sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Awalnya saya bingung lagi
kenapa banyak patung-patung pemujaan, padahal laksamana cheng ho adalah seorang
muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat
agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat
memberikan pertolongan kepada mereka.
 |
Ada beduknya |
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati
laut jawa ada seorang awak kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh.
Kemudian ia merapat ke pantai utara semarang dan mendirikan sebuah masjid di
tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu
sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa
selalu mangalami pendangkalan diakibatkan adanya sedimentasi sehingga
lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.
 |
Pintu gerbang belakang |
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena
ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa
Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang
ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan
ajaran-ajaran Islam.
6 comments:
Kamu nggak sewa kostumnya mut? Lumayan buat foto2 :D
Wow, keren.
makasih udah mau berbagi cerita, ya. jadi tau ada tempat ini :)
wah itu persis Istana di China yg pernah aku kunjungi...
Jadi bener bener pengen ke Semarang...
nabung ahh.. heheee
ini tempat saya mein dulu...
Hi...Ikutan Nulis Journal Travel yuk di www.traveloista.com, ada bayarannya lho..
Paket Wisata
Posting Komentar