Akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan
di kota Semarang. Kalian tau, saya membawa buku catatan tempat rekreasi di
Semarang. Memang sih tidak mungkin mengunjungi semua satu-persatu. Tapi
setidaknya saya bisa berkeliling kota dengan puas.
Saya menunggu bus di Jalan
Semarang – Solo ketika berada di Salatiga. Akhirnya lewatlah bus yang semalam
saya naiki dari Semarang ke Salatiga. Saya sudah mengeluarkan uang 60rb untuk
bertiga. Ternyata saya ketika saya berikan 50rb, dikembalikan 20rb. Saya tanya,
“berapa ongkosnya?” “10rb mbak”. Wah, semalem saya dibohongin 2x lipat. Huft!
Ya sudahlah, nggak dibo’ongin ya nggak belajar. Saya bilang sama kondekturnya
untuk berhenti di Watugong (sesuai dengan referensi yang saya baca). Ternyata
pas banget saya berhentinya di depan plang bertuliskan Viharanya persis di depan Makodam IV/Diponegoro Semarang.
Tulisan di pinggi jalan |
Nah, hasil googling saya, Watugong
adalah nama sebuah kawasan di tepi Selatan Kota Semarang. Namanya seunik ikon
kawasan ini, yaitu sebuah batu berbentuk gong. Itulah sebabnya masyarakat
setempat saat membina jalan raya di kawasan ini menyebutnya “watugong” atau batu
seperti gong. Jujur aja, saya saya sama sekali nggak tau asal nama ini sendiri
dari mana.
Vihara ini sempat terlantar
selama kurang lebih 8 tahun namun sekarang bangkit kembali di bawah binaan
Sangha Theravada Indonesia. Keindahan menara vihara ditambah keunikan ornamen
dan eksterior bangunannya telah menarik banyak para pelancong maupun peziarah
untuk mendatanginya, termasuk saya. Pertama datang kemari itu berasa seperti
sedang berada di China ketika melihat menara pagodanya. Keren sekali.
Rencananya di vihara ini nantinya akan dibangun Buddha rupang setinggi 36 meter
yang terbuat dari perunggu. Udah ada plang lokasi pembangunannya.
Pagoda tertinggi di Indonesia |
Ketenaran nama Watugong tidak
hanya terbatas di sebuah batu yang sekarang masih ada dan dilindungi. Watugong
selalunya dikaitkan dengan nama vihara Avalokitesvara di kawasan Vihara
Buddhagaya yang berdiri tak jauh dari bukti fisik Watugong. Vihara ini tinggi
menjulang 7 tingkat dan diresmikan tahun
2006. Seorang donatur pengikut Buddha bernama Po Sun Kok memprakarsai pembangunan
vihara setinggi 45 meter ini dari yang asalnya sebuah vihara kecil. Karena
ketinggiannya, Museum MURI menetapkan vihara ini sebagai vihara tertinggi di
Indonesia.
Didalam pagoda |
Istimewanya, beberapa bahan
vihara sengaja didatangkan dari Cina, seperti railing tangga batu, tiang batu
yang berjumlah dua dengan ukiran menawan, serta genting pun diimport dari Cina.
Sisanya didatangkan dari sumber tempatan. Tahun 1955 YM Bhante Narada dan
Bhante Ashin meresmikan vihara ini.
Bangunan vihara ini berbentuk
segi delapan dengan tingkat 2 hingga 6 menampilkan patung Dewi Kwan Im, dewi
welas asih, yang dipuja di vihara ini. Hanya saja di vihara ini tidak terdapat
anak tangga untuk menuju ke puncak vihara. Dewi Kwan Im ditempatkan menghadap 4
penjuru mata angin guna memancarkan kasih sayangnya ke segala sudut arah mata
angin. Dimaksudkan, agar Dewi yang selalu menebarkan cinta kasih tersebut bisa
menjaga Kota Semarang dari segala arah. Selain itu sedikitnya ada 20 patung
Kwan Im dipasang di sini. Saya hanya mengambil foto-foto narsis disini. Oh iya,
Vihara Buddhagaya Watugong merupakan vihara pertama di Indonesia setelah
keruntuhan kerajaan Majapahit.
Kura-kura lucu |
Di tingkat teratas, patung
Amitaba, guru besar para dewa dan manusia ditempatkan sebagai simbol bahwa
ditingkat ke-7, kesucian tercapai. Di puncak vihara terdapat stupa yang
menyimpan butir-butir mutiara yang keluar dari Sang Buddha.
Patung buddha di dalam pagoda |
Bangunan lainnya yang tak kalah
penting ialah Gedung Vihara Avalokitesvara atau Dharmasala. Ruangan besar
dengan patung Buddha di dalamnya yang digunakan untuk memaparkan ajaran-ajaran
dan nilai-nilai Dharma. Tempat ini sudah berdiri sejak 1955 dan nilai
pentingnya ialah bahwa disinilah pertama kali semua persatuan Buddhisme
dihimpunkan.
Gedung Vihara Avalokitesvara |
Patung buddha di dalam Gedung Vihara Avalokitesvara |
Seorang biksu bernama Naradha
dari Srilanka datang tahun 1955 ke tempat ini membawa dua bibit pohon Bodhi
dimana Buddha mendapatkan pencerahan saat duduk di bawahnya. Pohon tersebut
ditanam di Watugong dekat vihara dan tumbuh subur. Di bawah pohon ini, akan
didapatkan patung Buddha duduk dalam posisi mudra. Satu pohon lagi ditanam di
dekat Candi Borobudur tetapi sudah hilangkan karena dianggap merusak bangunan
candi. Saya ada berfoto juga dibawah pohon ini. Ada hal unik, saya melihat aqua
gelas di dunia budha. Teman saya mengambilnya, lalu menaruhnya lagi karena
takut aquanya itu merupakan sesaji untuk budha. Tapi iseng banget juga yah ada
orang menaruh aqua disitu.
Pohonnya |
Salah satu peninggalan vihara tua
di Watugong ialah patung Buddha tidur di bawah pohon Sala. Sejarah mencatat
bahwa Sang Buddha dilahirkan di bawah pohon Sala, dan begitu pun saat
meninggalnya, Buddha menghembuskan nafas terakhir di antara dua pohon Sala.
Pohon ini harum bunganya menyebar sesaat berada di dekatnya. Selain itu, dikenal juga dari buahnya yang
jatuh ke tanah dan terbelah akan mengeluarkan bau tak sedap. Nampak ada nilai
filosofi yang terkandung dari pohon ini.
Buddha lagi bobo' |
Lingkungan sekitar vihara ditata
apik dan asri dengan banyaknya pepohonan ditanam sehingga membuat suasana
rindang untuk Anda beristirahat atau bersantai. Ada juga rumah-rumah kecil
disekitar vihara yang mungkin untuk ditinggali para biksu. Semua ruangan dan
bangunannya terawat. WCnya juga sangat bersih. Saya jadi betah berlama-lama
disini karena angin semilir dan membuat ngantuk.
Rumah-rumah kecil |
Tempat nyantaiiii |
7 comments:
Ga sempat masuk kesini pas ke Semarang, cuman sempat lewat depannya doang. Thanks for the info mut
Ada yang lagi mood banget nulis nih hahaha.
waahhh...
tempatnya bagus,
bisa jadi pilihan kalo berkunjung ke kota Semarang...
salam kenal yah...
arsitektur viharanya keren ya...
:)
pasti ada patung budha tidur...
waduh jadi kangen semarang.
itu tempat saya jalan2 dulu.
ditipu rasanya ga enak... seharusnya angkot pasang tarif yang jelas di kendaraannya
bentuknya persis yah kayak kuil2 di china sana? :P
kebetulan pernah main kesini, fun fact : itu pohon yang dibawahnya ada patung buddha itu udah ada dari sebelum pagoda ini dibangun loh.. main juga ke blog saya ya mba : wisata semarang
Posting Komentar