Setelah puas berkeliling Candi
Ratu Boko, selanjutnya saya berkunjung ke Candi Prambanan dengan menggunakan
shuttle bus. Jujur aja, saya baru pertama kali kesini. Mungkin ada diantara
kalian yang bukan orang Yogyakarta tapi sudah berapa kali kesini. Memang Candi
Prambanan adalah salah satu tujuan wisata ketika Study Tour SD, SMP, SMA. Well,
berhubung jaman saya SD, SMP, dan SMA, banyak hal terjadi di Aceh termasuk
tsunami, jadi tidak memungkinkan mengadakan study tour ke luar kota. Ketika saya datang kesini, karena tanggal 17 itu tanggal merah di kalender, jadinya ramai sekali anak sekolah study tour kesini.
Prambanan adalah candi Hindu
terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi
Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha
Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa
sejarahwan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai
kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa
kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya penganut
Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi
ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga
kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha
aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan
keagamaanya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Tampak depan |
Penduduk lokal warga Jawa di
sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak
tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang
telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat
menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi
ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang
dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam, serta
putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai candi Prambanan
dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini
ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik
perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu
Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles,
menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan
lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun.
Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah
menyuburkan praktek penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855
Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah
dari bilik candi. Beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran
besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di
sepanjang Sungai Opak. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda
dan dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi
untuk bahan bangunan dan pondasi rumah.
Candinya sedang dipugar |
Pemugaran dimulai pada tahun
1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an.
Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh.
Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige
Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah
arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran
beribu-ribu batu secara sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran
kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun
1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun
1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia
dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Arca |
Stupa |
Pintu masuk ke kompleks bangunan
ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap
bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah
gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
- 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
- 3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
- 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
- 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti
- 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
- 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
Maka terdapat total 240 candi di
kompleks Prambanan.
Candi agak kecil |
Aslinya terdapat 240 candi besar dan
kecil di kompleks Candi Prambanan,Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8
candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi
perwara yang belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar,
yang tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan
terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang
terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona
tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.
Salah satu patung dalam candi |
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan cukup signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan kemuncak wajra berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat ditutup dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang diakibatkan gempa ini
Candi lagi |
Kami keluar dari Kompleks Candi
Prambanan sekitar jam 5:30 sore dimana adzan magrib berkumandang. Rasanya nggak
kuat lagi kalau harus menaiki kendaraan umum yang sama ketika pergi tadi. Udah
kehabisan tenaga untuk berdesak-desakan dengan penumpang lainnya juga.
Akhiranya, saya melihat taksi lewat. Oh ya, baru di Yogyakarta dan Solo saya
melihat ada taksi dengan mobil Avanza. Tapi mereka tidak berargo. Terjadilah
tawar-menawar yang sengit untuk minta diantarkan ke Salatiga dari prambanan.
Akhirnya kita dapat harga Rp. 200rb dan mobil pun berjalan menuju Salatiga.
Perjalanan ditempuh dengan waktu 3 jam dan sepanjang perjalanan saya tidur di
mobil. Subhanallah lelahnya. Kebayang kalau naik kendaraan umum, mau berapa jam
di jalan. Phiuhhh.
6 comments:
alasan didirikan candi dijaman dulu itu buat apa ya ka?
apa mereka dulu tinggal di dalamnya?
hai mba, aku juga senang wkt jalan2 di prambanan. ajaib ya n indah bgt :)
Ternyata Candi Prambanan udah hampir rampung dipugar ya (klo diliat dari foto2nya)?
terakhir ke candi prambanan klo nggak salah 6 bulan setelah gempa yogya waktu itu, sekarang2 tiap ke Jogja malah nggak pernah ke Prambanan karena aku kira masih dipugar dan masih banyak bambu dan pager :)
Asiknya yang lagi liburan... :)
wah, asik tuh main di Prambanan. Tapi sayang ada uyang sudah rusak karena gempa dulu ya :(
saya juga ada foto di candi prambanan. main2 ke blog saya ya.hhe
Kalo ke Yogya pasti saya kesini, entah kenapa setiap nemenin orang, mereka pasti maunya ke Prambanan
Posting Komentar