Cerita ini terinspirasi dari seseorang yang menjadikan mesjid adalah tempat ibadah dan tempat untuk menuntut ilmu. Saya hanya ingin berbagi pada kalian, mungkin bisa menginspirasi, mungkin juga bisa mengambil hikmah dari kisahnya :)
***
Malam ini adalah tarawih pertama di bulan Ramadhan. Rasanya ingin sekali aku melakukan i'tikaf panjang dan mengaji di mesjid berhubung besok adalah hari Sabtu. Setelah shalat tarawih berjamaah selesai, aku mengambil tempat agak pinggir dan mulai berzikir. Masih tersisa beberapa orang yang melakukan i'tikaf bersamaku. Termasuk imam mesjid. Ntah kenapa, aku sangat menyukai imam yang satu ini. Selain bacaan shalatnya sangat indah dan syahdu, ceramahnya tadi tentang Khulafaur Rasyidin juga sangat menggebu-gebu. Benar-benar membuat hatiku bergetar.
Selagi aku berzikir, aku melihat seseorang mendekati imam mesjid. Aku beristirahat sebentar seraya melihat gerak-geriknya.
"Pak Ustadz, bolehkah saya mengobrol dengan bapak beberapa saat?"
Pak Ustadz tersenyum dengan sangat ramah, "Tentu saja boleh."
"Saya seorang Mu'alaf," ucap laki-laki itu.
"Alhamdulillah," kata Pak Ustadz, "Selamat datang wahai saudaraku."
Laki-laki itu terseyum.
"Kalau boleh tau, sejak kapan memeluk islam?"
"Sejak tadi siang. Saya sengaja memilih waktu ketika akan Ramadhan. Pacar saya bilang, kalau masuk islam itu menghapuskan segala dosa dan bulan Ramadhan adalah saat yang sangat tepat untuk beramal. Jadi, saya ingin diri saya benar-benar bersih sehingga dalam diri saya hanya ada amalan baik saja."
"Keputusan yang sangat baik, nak." Pak Ustadz tersenyum lebar. "Pacar kamu pasti gadis yang baik hati."
Laki-laki itu mengangguk. "Saya mencintainya dan saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mencintai islam. Oleh karena itu Pak Ustadz, saya ingin belajar mengaji. Kalau bisa sebaik bapak."
"Tentu saja boleh. Saya selalu berada di mesjid ini. Kamu bisa menemui saya 5 waktu di mesjid dan saya juga memiliki banyak santri. Mari kita belajar bersama."
"Bagaimana kalau dimulai dari malam ini?" tanya laki-laki itu.
Tiba-tiba Pak Ustadz melihatku. Aku tersenyum.
"Wahai anak muda, kemarilah!" Pak Ustadz memanggilku. Aku langsung menghampirinya. "Mau banyak pahala?" Aku mengangguk. "Ajarkan dia mengenal huruf Al-Qur'an sampai lancar membacanya. Setelah itu, kamu temui saya lagi."
Namaku Rahman. Aku seorang eksekutif muda sebenarnya, hanya saya aku sekarang mengajar membaca Al-Qur'an seseorang yang sebaya denganku bernama Steven. Steven itu orangnya pandai, hanya 3 hari dia bisa menamatkan bacaan buku Iqra'. Setelah lulus 3 hari masa probation bersamaku, aku serahkan dia kepada imam mesjid. Rasanya aku malu kalau Steven saja begitu bersemangat mempelajari islam, sedangkan aku palingan hanya beri'tikaf dan berzikir saja.

Di lima hari sebelum lebaran, aku pulang kampung sehingga tidak melihatnya lagi di mesjid sampai setelah lebaran. Sebulan setelah itu, dia memberikan undangan padaku, pak Ustadz, dan beberapa orang-orang di mesjid yang dekat dengannya. Aku melihatnya didampingi oleh seorang gadis berkerudung yang sangat cantik. Mungkin itulah calon istrinya. Bagaimana denganku? Hmm, insya Allah aku akan datang ke pesta pernikahannya.
Buat yang mau beli makeup Korea, silahkan Like Fan Pages saya ya :)