Desember 31, 2012

Cocorico Cafe

Postingan ini melanjutkan acara kuliner saya di Bandung ketika liburan Natal kemarin. Karena malam hujan terus, jadinya saya memutuskan untuk makan di Resto ini siang hari. Cocorico Cafe ini berlokasi di Jalan Bukit Pakar Timur no. 19 Bandung (022 2503262). Sepertinya ini adalah Resto baru karena perasaan dulu sewaktu kuliah nggak pernah lihat deh. Bangunannya menurut saya sangat unik, dipinggir bukit, dan arsitektur bangunannya bertumpuk-tumpuk.
Tampak dari Samping
Tampak Depan
Bagaimana dengan interiornya? Resto ini bekerja sama dengan Magnum Filter karena tulisannya ada dimana-mana. Kalian bisa memilih mau duduk di sofa atau duduk dengan seraya menikmati pemandangan indah. Kalau saya pastinya selalu ingin duduk di spot yang bisa langsung menghadap pemandangan. Indah sekali, tidak kalah dengan lampu-lampu ketika malam. Berbeda dengan The Valley yang pernah saya posting sebelumnya, Resto ini memiliki atap kaca. Jadi tetap bisa menikmati pemandangan indah dan langit biru atau pun mendung tanpa takut basah.
Bagian Sofa
Dibawah atap kaca
Pemandangan indah
Untuk makanan menurut saya standard saja, baik harga dan rasanya. Tidak ada yang terlalu spesial. Saya makan Bebek Sambal Hijau (Rp. 35,000) dan Nasi Goreng Kampung (Rp. 33,000) yang tingkat kepedasannya bisa dipilih. Saya tidak terlalu kuat pedas, jadi saya pesan yang pedas sedang. Bebek sambal hijaunya agak alot. Saya lumayan kesulitan makannya kalau menggunakan sendok garpu. Mau nggak mau harus pakai tangan. Untuk ayam yang disajikan di nasi goreng kampung juga agak alot sih dan walaupun sudah pesan yang pedas sedang, tetep aja cabe rawit di nasi gorengnya nggak nahan. Untuk kalian yang suka pedas mungkin suka, tapi kalau saya nggak kuat, hehehe. Saya suka memesan Soup of The Day (Rp. 19,000) sebagai makanan pembuka dan penutup karena sewaktu kesini sedang dalam kondisi sangat lapar. Soupnya enak banget, kental, dan gurih. Mantap banget deh apalagi disajikan dengan roti.
Nasi Goreng Kampung
Bebek Sambal Hijau
Nah, minumannya disini menurut saya enak banget. Saya pesan Xtreme Choco (Rp. 24,000) adalah minuman dengan hasil coklat yang di blender, dengan float diatasnya. Xtreme banget deh enaknya, apalagi saya pecinta coklat. Saya juga mencicipi Blue Velvet (Rp. 21,000) yang merupakan minuman soda dengan 1 scope es krim diatasnya. Sangat nikmat dan lezat deh. Saya suka banget. Karena keasyikan ngobrol dan suasana hujan membuat suhu jadi dingin banget, akhirnya saya memesan Hot Ginger (Rp. 15,000) dan Cappucino (Rp. 21,000). Hot Gingernya saya campurkan brown sugar, jadinya sangat pas untuk cuaca dingin. Untuk Cappucino, saya tidak mencicipinya karena saya emang sangat tidak suka kopi. Tapi untuk penyajiannya sangat cantik, ada bentuk hati diatasnya.
Menu minuman
Soup of the day, Xtreme Choco, dan Blue Velvet
Hot Ginger dan Cappucino
Resto ini cocok banget untuk nongkrong karena suasananya memang sangat asyik. Interiornya unik dan ada piano ditengah-tengah resto. Sepertinya dibawah resto bakalan ada penambahan interior lagi karena masih ada pembangunan. Selamat mencoba ya. Mungkin ketika kalian membaca postingan ini, sudah malam tahun baru. Selamat tahun baru 2013 yaaa. Semoga tahun depan semakin baik. Dan insya Allah saya sedang berada di Ujung Genteng ketika postingan ini di publish :D

Desember 29, 2012

The Valley Bistro Cafe

Kali ini saya akan mereview salah satu Resto yang paling ingin saya kunjungi sewaktu kuliah. Dulu pas masih kuliah nggak mampu kesini karena nggak ada duit lebih tepatnya. Hehehehe. Jujur aja, mungkin The Valley Bistro Cafe ini adalah Resto termahal di Dago Pakar. Lokasi berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28 (Dago) Bandung (022-2511450). Agak sedikit bingung sewaktu mau kesini karena jalannya agak nyempil. Kalau kalian tau Sierra Cafe & Lounge, tinggal jalan lurus terus keatas Sierra, nanti ada belokan ke kanan.
Tampak depan dari parkiran
Resort Hotel
Ketika tiba ke Resto ini, saya memilih tempat di outdoor. Niat awal karena ingin menikmati suasana citylight kota Bandung yang romantis. Paling pas kesini memang sama pacar, hihihi. Kebanyakan pasangan-pasangan sih yang kemari. Tapi banyak juga keluarga. Oh ya, saya suka melihat outfit pelayannya karena seperti bodyguard. Bahkan ada yang menggunakan jas. Sepertinya memang beda kelasnya kalau mau makan disini.
Outdoor
Pemandangan di sore hari
Lampu-lampu hiasan
pengunjungnya rameee
Well, sempat browsing-browsing dulu sebelum kesini. Banyak yang posting kalau menu daging disini enak banget. Sewaktu membuka daftar menu, sebenarnya agak kaget juga dengan harga makanan berkisar 100rban. Ada juga jenis pasta 80rban. Kalau dibandingkan dengan Resto di Jakarta, mungkin masih termasuk mahal juga harga segitu. Saya memesan Beef Stew Stroganoff (Rp. 115,000) dan Tenderloin Steak (Rp. 115,000). Harganya lumayan WOW ya. Resto ini memang sangat mantap untuk urusan masakan dengan daging. Steaknya sangat lembut teksturnya, saosnya juga enak. Penyajiannya juga unik dan menggugah selera banget. Untuk Beef Stew Stroganoff, penyajiannya lebih unik. Ada payung kecil menancap di nasi. Baru kali ini saya makan masakan daging dengan kacang mete. Enak banget dan unik deh rasanya. Kacang mete tidak hanya enak untuk dimakan dengan coklat, tapi juga untuk daging. Porsi makanannya juga jumbo, jadi kalian tidak usah takut bakalan nggak kenyang.
Beef Stew Stroganoff
Tenderloin Steak
Untuk minuman, saya memesan Rainbow Juice dan Strawberry Alaska. Harganya Rp. 39,500. Hampir semua minuman harganya segitu dan menurut saya cukup mahal. Penyajiannya juga sangat keren dengan float dan hiasan buah-buahan di pinggiran gelas. Kalau untuk masalah rasa minuman ya sama-sama aja dimana-mana Rainbow Juice adalah ada 3 juice dalam 1 gelas, dan Strawberry Alaska adalah juice strawberry yang sangat segar sekali. Oh ya, kalian akan disuguhkan air putih yang bisa refil berkali-kali
Rainbow Juice dan Strawberry Alaska
Diluar dari makanannya, sewaktu saya kemari, Bandung sedang mengalami musim hujan. Untung saya duduk di bagian outdoor yang ada kanopinya. Tapi menurut saya kanopi tidak terlalu menolong juga karena hujan terlalu deras dan saya terkena tempiasnya. Mungkin karena kanopinya berselang-seling dan tidak semua meja tertutup kanopi. Seandainya ada atap berupa kaca bening sehingga tidak mengurangi keindahan malam, mungkin bakalan lebih indah.
Citylight
Terlepas dari itu, kalian akan merasa sangat worth makan disini. Selain karena pemandangan citylight-nya subhanallah indah, live music, dan udara dingin yang membuat suasana sangat romantis. Kalian akan dikenakan Service Charge 5.5% disini. Mahal memang, tapi pelayanannya memang five star deh. Bahkan ketika saya udah bayar bill, lalu saya masih mau stay untuk berfoto-foto, tiba-tiba ada tamu yang langsung duduk di meja saya (walaupun saya sudah selesai), tapi pelayannya langsung menegur tamu itu. Selama saya masih ada dan belum pulang, sekali pun saya sudah membayar, meja masih milik saya. Saya merasa tersanjung sama pelayanannya. Semula juga saya duduk bukan di meja yang langsung menghadap citylight. Tapi saya tinggal bilang sama pelayannya, mereka langsung me-reserve untuk saya. Sekali pun banyak orang yang tiba-tiba datang dan mengambil meja saya, mereka tetap akan menjaga meja itu untuk saya. Ahh, memuaskan sekali.

Silahkan mencoba ya. Sebenarnya The Valley itu ada Suki Garden yang merupaka Resto Jepangnya. Kalian bisa makan All U Can Eat di Suki Garden. Mungkin lain kali saya akan makan kesitu. Walaupun banyak Resto di Jakarta dimana fine dining bisa mencapai sejuta sekali makan, tapi untuk saya Resto ini masih cukup worth untuk dicoba :D

Desember 27, 2012

Iga Bakar Mas Giri

Perasaan udah lama banget nggak posting kuliner lagi. Sebenarnya di Jakarta saya lumayan sering kuliner, tapi nggak ada yang terlalu spesial. Kecuali kalau restoran sangat sangat unik, baru mau saya posting. Oh ya, saya akan mulai rajin blogwalking lagi deh. Tadi saya cobain blogwalking sejenak, ternyata banyak teman-teman yang template blognya sudah berubah ya. Saya ketinggalan jauh :(
Penampakan dari depan
Suasana didalam
Baiklah, kali ini saya akan mereview sebuah tempat makan yang menyediakan iga, namanya Iga Bakar Mas Giri. Alamatnya Jalan R.E Martadinata No. 113 Bandung (022-4261451/4262908). Saya merasa pas banget momentnya ketika makan disini karena saya sangat lapar. Rasanya ingin pesan sebanyak mungkin. Untuk makanan, saya pesan Iga Penyet (Rp. 30,000), Steak Iga (Rp. 35,000), dan Sup Iga (Rp. 21,000). Nah, harga makanan disini itu tergantung ukuran iganya. Kalau besar berarti 30rban, kalau kecil 20rban. Kebetulan untuk Sup Iga, saya dapat iga yang kecil.
Daftar menu
Iga penyetnya benar-benar enak. Sambalnya ijo, bisa langsung dicocol. Pedasnya segerrr banget. Saya suka sekali. Steaknya juga empuk dan enak. Kuah sup iga sangat gurih. Pas rasa bumbu-bumbu masakannya. Semua dagingnya empuk. Untuk orang yang sering sakit gigi seperti saya, tekstur iga yang sangat empuk seperti ini sangat menolong. Saking menikmati makanannya, saya pesan nasi 1 bakul Rp. 15,000. Lapar mata nih tampaknya.
Steak Iga
Iga Penyet
Sup Iga
Yang paling berkesan bagi saya adalah minumannya. Pesanan saya sederhana, hanya Lemon Tea (Rp. 7,000) dan Teh Tarik (Rp. 11,000). Lemon Teanya benar-benar sedaappppp. Rasa tehnya itu berbeda dengan teh biasa. Wangi sekali dan nikmat. Teh tariknya juga mantep bener deh. Ini pasti karena tehnya yang memang beda. Apalagi kita minum di saat hujan melanda bandung dengan derasnya dan awet. Heran deh, hari itu hujan nggak berhenti sama sekali dengan kuantitas yang sama lebatnya dari siang sampai malam. Wajar deh kalau banjir.
Melahap segalanya
Well, tempat makan yang satu ini memang paling pas untuk pencinta Iga. Harganya juga masih sangat bersahabat. Selamat mencoba ya.

Desember 26, 2012

8 Tahun Tsunami

Hmm, tanpa terasa, sudah 8 tahun berlalu sejak peristiwa dahsyat tahun 2004, Tsunami Aceh. Seolah-olah peristiwa itu baru terjadi beberapa bulan yang lalu. Masih teringat wajah-wajah teman-teman yang meninggal. Kadang-kadang kalau di jalan ketemu orang yang mirip dengan mereka, saya pasti berhenti dan memperhatikan orang itu. Seperti kemarin dalam travel menuju Jakarta, saya melihat orang mirip dengan Ivan, seorang teman yang selalu menyapa saya di lorong sekolah setiap pagi. Sayangnya, dia sudah meninggal.

Ntah mungkin peristiwa tsunami memberikan pelajaran sangat berharga bagi saya. 8 tahun yang lalu saya mengira saya akan segera mati ketika melihat ombak terlalu tinggi diatas rumah. Seolah-olah sedang kiamat. Hal yang membuat saya yakin kalau hari itu bukan kiamat adalah langit sangat cerah. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa langit terbelah ketika kiamat:

Surat Al – Infitar (1-3):
"Apabila langit terbelah. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. Dan apabila lautan dijadikan meluap" 

Surat Al-Qari'ah (4-5):
"Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan."

Mungkin saat itu, otak saya masih jalan dan saya tetap berpikiri untuk menyelematkan diri juga adik saya. Kalau memang hari ini bukan kiamat, saya ingin selamat. Tapi kalau memang kiamat, maka saya mau pasrah aja. Kalau kiamat 'kan mau lari sana sini juga pasti mati. Apalagi ketika melihat ombak bergulung-gulung menerjang rumah-rumah di belakang saya, perahu nelayan naik ke jalan, gempa dan getarannya sangat dahsyat, aah, seakan bumi retak saat itu.

Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk hidup.Walaupun kadang sempat terpikir, kalau saya mati saat itu, mungkin saya akan mendapatkan pahala syahid karena meninggal dalam bencana alam. Tapi, mungkin Allah memberikan kesempatan hidup untuk saya agar saya bisa berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Insya Allah tidak akan saya sia-siakan :)

Desember 21, 2012

Film Habibie dan Ainun

Kemarin saya akhirnya menonton film ini. Saya penasaran karena setiap nonton bioskop, saya selalu melihat trailernya dan sepertinya filmnya sedih. Jadi pengen nonton deh. Apalagi ini film tentang Pak Habibie, sosok yang menurut saya adalah orang yang sangat hebat. Saya memang belum membaca bukunya, tapi sepertinya film cukup menginterpretasikan isi buku deh.

Pemeran Habibie di film ini adalah Reza Rahadian. Duh aktingnya manteppp bener deh. Mana cowoknya guantengg. Hehehe. Logatnya bener-bener Pak Habibie. Kadang-kadang agak nggak jelas dengerin dia bilang apa. Syutingnya juga ada yang berlokasi di Jerman. Kalian akan dimanjakan dengan pemandangan indah kota Munich, Hamburg. 

Saya terharu banget sewaktu adegan Pak Habibie melamar ibu Ainun. "Mungkin saya tidak bisa menjanjikan apa-apa dengan kehidupan kita selanjutnya, tapi aku janji, aku akan menjadi suami terbaik buat Ainun." Ahhh, saya langsung terharu. Dulu kehidupan mereka di Jerman sangat sederhana. Bahkan Pak Habibi sewaktu mau pulang ke rumah, dia punya uang lagi untuk naik kereta. Padahal hujan salju dan membuat dia harus jalan sampai rumah. Sepatunya sobek lagi. Dirumah Ibu Ainun (diperankan oleh BCL) menunggunya. Kaki Pak Habibie sampai lecet karena jalan kaki dengan sepatu sobek. Dia lalu berjanji pada Ibu Ainun, "Aku akan membuat truk terbang untukmu dan Indonesia suatu hari."

Sepertinya salah kalau saya pernah berpikir kalau Pak Habibie lebih suka di Jerman. Nyatanya dia sendiri berjanji untuk mengabdikan diri pada Indonesia. Dia bahkan menuliskan surat untuk menulis janjinya. Ketika dia pulang ke Indonesia, dia tidak mau di sogok ini itu untuk proyek pengadaan pesawat terbang karena dari royaltinya pun dia sudah merasa cukup. Orang yang tegas, berpikir maju. Beliau orang yang ingin bangsa ini mandiri. Untuk itu sarana transportasi harus dibangun. Terlihat kebanggaan yang luar biasa ketika pesawat N250 terbang untuk pertama kali dan hasil karya anak bangsa.

Ketika sudah tidak lagi menjabat presiden, beliau kembali ke Pabrik pesawat dan menangis. Indonesia memiliki 17000 pulau. Kalau saja pesawat ini diproduksi secara massal. Duh, adegan ini bikin saya nangis banget. Apalagi sewaktu Ibu Ainun udah sakit-sakitan, beliau masih ingat untuk mempersiapkan obat suaminya, padahal beliau akan dioperasi. 

Ah, sudahlah. Nonton aja sendiri. Yang pasti, Indonesia masih memiliki orang yang sangat cinta pada negaranya, menginginkan bangsanya untuk maju. Orang yang pintar, sayang keluarga, dan baik hati. Semoga suatu hari proyek pembuatan pesawat milik anak bangsa bisa berlanjut dan beliau menyaksikannya dengan bangga. 

Sepertinya saya mau hunting bukunya. Tapi, nanti saya nangis lagi... Ah, sudahlah :)

Desember 14, 2012

Unjuk Rasa depan Gedung MPR-DPR

Hari ini sepertinya saya agak sial. Saya sudah berniat berangkat kerja pagi hari ini, tapi gagal. Saya sudah di halte busway sejak jam 8 pagi. Perhitungan saya jam 9 kurang itu sudah sampai ke kantor. Seperti biasa, saya naik busway di Karet Kuningan, transit di Kuningan Barat dan menuju Slipi Petamburan.

Ketika di Kuningan Barat, petugas busway bilang bahwa bus tidak melewati Senayan JCC dan Slipi Petamburan. Bakalan naik tol dan berhenti di halte Slipi Kemanggisan karena ada demo. Awalnya saya pikir, ya udah deh palingan saya bakalan jalan kaki dari Slipi Kemanggisan ke Slipi Petamburan. Jadi saya naik busway dengan santai bahkan membawa komik.

Setelah melewati halte LIPI, saya lihat banyak sekali bus di tol yang menurunkan penumpang dengan seragam dinas. Yang lebih aneh lagi adalah bus-bus itu berasal dari luar Jakarta. Ada dari Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan lainnya. Suasana mulai crowded dan saya sedang berusaha tenang sambil melanjutkan baca komik. Sesampai saya di halte Semanggi, penumpang busway disuruh turun semua karena jalan di blokir. Busway tidak bisa lewat sehingga kalau mau ke Grogol, harus mengambil jalan memutar dari Harmoni.

Saya masih berdiri melihat kearah jalan menuju Slipi dari Halte busway Semanggi. Saya melihat para polisi memperingatkan para kendaraan untuk tidak melintas dan mengambil jalan memutar. Tapi ada juga orang yang nekat menerobos. Udah dibilang jangan lewat, nanti kenapa-napa, masiiiih aja menerobos. Seolah-olah pada nggak sayang dengan nyawa sendiri. 

Akhirnya saya berjalan menuju Halte Benhil, transit dari Semanggi. Lalu saya naik busway langsung menuju Grogol. Untung tidak terlalu berdesakan didalam bus jadi saya bisa kembali baca komik. Sampai komik saya pun selesai, dan saya tiba di Halte Grogol. Saya sudah mengitari Jakarta pagi ini.

Ternyata perjalanan menuju kantor tidak terlalu mulus walaupun sudah sampai di Halte Grogol. Buswaynya juga nggak ada. AAHHH! Orang-orang sudah pada loncat keluar halte dan menyebrang jalan. Awalnya saya punya niat yang sama, tapi bus kota dan kopaja nggak ada yang lewat satu pun. Saya langsung menarik napas, tidak ada jalan lain, berarti saya harus jalan kaki. Dan perjalan pun dimulai. Untung saya sering hiking sehingga perjalanan saya ke kantor selama 45 menit terasa tidak terlalu berat. Untung juga cuaca nggak terik jadinya tidak terlalu berkeringat. Saya beli teh botol dulu di jalan agar tidak terlalu haus.

Setelah sampai di kantor, saya minum sebanyak-banyaknya dan beristirahat. Ahh, perjalanan panjang. Mana asap kendaraan parah banget lagi di jalan. Kalau hiking kan udaranya bersih. HUFT! Anyway, saya baca detik.com untuk cari tau ada apa sebenarnya. Sekalian lihat foto-foto para pengunjuk rasa.
dapat dari detik.com

Kalian bisa masuk ke http://foto.detik.com/readfoto/2012/12/14/132122/2118600/157/1/ribuan-polisi-amankan-demo-kades-di-dpr?991105462 untuk melihat foto-fotonya. Dari atas gedung kantor saya lihat banyak mobil putar balik di jalan tol karena melihat ada barisan mobil sangat panjang di depannya. Ahh, sungguh hari yang melelahkan sekali. Bagaimana nanti saya pulang ya? hmmm...

Desember 04, 2012

Ketika Bertemu Ayah

Rasanya otak saya kepenuhan inspirasi untuk menulis buku CRUSH 2. Selain karena permintaan semakin banyak untuk melanjutkan buku pertamanya, beberapa film dan banyak kejadian seru membuat inspirasi saya semakin membludak. Tapi tenang ya, saya sedang mengusahakan untuk segera diterbitkan dan berada di toko buku kesayangan kalian. Buat yang mau membaca yang pertama, sekarang udah ada di seluruh Gramedia, Toko Gunung Agung, Togamas, dan beberapa toko buku lainnya.

***
Terlalu banyak kejadian yang terjadi setelah mereka datang. Kemarin aku hampir mati. Untung Allysha menyelamatkanku. Dan yang paling parah lagi adalah sisi jahat Allysha keluar lagi dan sekarang dia tidak bisa kembali. Sejauh ini Allysha masih bisa dikendalikan. Tapi aku tidak tau sampai kapan. Aku juga tidak mungkin mengurungnya agar tidak memperparah suasana. Bisa-bisa Allysha memanggil TerraGuardian untuk menghancurkan rumahku.

Aku memutuskan untuk menggunakan Jamm (Guardian waktu) dan kembali ke 30 tahun yang lalu dan aku tidak kembali ke dunia biasa. Aku pergi menuju Desa Para Pemanggil Guardian. Dulu, Ms. Silvi membunuh seorang kakek disini. Sekarang aku yang harus mencari tau sendiri sebenarnya Desa seperti apa ini.

Jamm tidak mendaratkan aku dengan mulus. Aku jatuh dari langit dan tersangkut di dahan pohon. Kalau bukan karena ilmu bela diriku yang sangat hebat, mungkin aku harus tinggal diatas pohon dan berharap ada orang yang lewat untuk menolongku. Aku turun dari pohon dan berjalan menyusuri jalan setapak. Suasana terasa angker. Tiba-tiba aku merasakan kehadiran beberapa guardian. Aku menoleh dan melihat five element (5 guardian dengan kekuatan api, air, angin, tanah, dan petir) sedang berputar dan berkejar-kejaran. Tubuh mereka tidak sekecil di duniaku. Ukuran mereka normal, sama seperti aku. Kenapa mereka bisa sebebas itu berkeliaran kemana pun? Mereka menyadari kehadiranku dan mendekat.

Aku bergumam dalam hati. Aku memanggil five element juga, dan milikku lebih kecil. Sesama five element jadi saling bertatapan. Aku jadi terkikik sendiri melihat mereka. Aku meninggalkan five element milikku disana dan melanjutkan berjalan menyusuri hutan. Aku melihat seorang laki-laki yang sedang tidur santai. Aku mendekatinya tapi seketika ada bola cahaya yang mencegahku.

"Siapa?" tanya laki-laki itu.
"Umm, saya tersesat disini." Jawabku.
Laki-laki itu bangun dan menatap kearahku. Sejenak aku terdiam menatapnya. Dia bangun dan menghilangkan bola pelindungnya. Ntah kenapa tiba-tiba mataku jadi panas menatap matanya. Seolah rasa rinduku selama ini, sejak aku berumur 6 tahun, terlalu dalam.

"Kenapa denganmu?" tanyanya.
"Ayah..." panggilku lirih.
Dia mengernyit, "Ayah?" tanyanya heran. "Umurku baru 23 tahun. Aku bahkan belum menikah. Bagaimana aku punya anak?"
Aku jadi bingung harus menjelaskan apa. Aku memperkenalkan diri saja, "Namaku Haekal."
"Ouh, aku Salman Al-Farishi." Ucapnya sambil mengangkatkan tangan.
"Namaku Haekal Al-Farishi Ayah..."
Salman terkejut, "HEEE? Mana mungkin." Dia masih tidak terima. "Dan jangan panggil aku Ayah!"
"Ayah, baca pikiranku." Aku memberikan tanganku padanya.
Salman menyentuhnya, "Kau seorang pemanggil Guardian??" herannya.
"Aku memiliki 4 TerraGuardian dan 2 diantaranya diwariskan oleh Ayah."
"Machinoo 1st dan Lelona 2nd? Kau memilikinya?"
Aku mengangguk.
"Dan aku punya anak laki-laki di masa depan?" Salman memegang dagunya seraya berpikir. "Ahh, mungkin aku kelamaan tidur siang disini dan aku harus segera pulang."
Ayah kembali menatapku. "Aaaah, tapi kau nyata. AKU PUNYA ANAAAK?" Ayah berteriak. Tampaknya Ayah masih kurang menerima kenyataan.
"Ayah," kataku menenangkan.
"Haduwwh, jangan panggil aku Ayah." Kata Ayah geram tapi lucu. Aku jadi terkikik. Sepertinya dia masih tidak menyangka kalau anaknya bakalan datang. Rasanya aku kangen. Sudah 15 tahun aku tidak melihat Ayah. Sekarang malah bertemu dengan Ayah versi sangat muda.
"Tunggu!" kata Ayah. "Kalau kau memang berasal dari masa depan dan aku adalah Ayahmu, lalu dimana aku pada saat sekarang? Maksudku, saat kamu datang ke masa ini, aku ada dimana?"
Rasanya mataku langsung panas kembali. Aku seolah tak sanggup mengucapkan, "Ayah sudah meninggal... Bahkan sejak aku berusia 6 tahun." Sahutku seraya terisak.
"Apa?" Ayah langsung terdiam membeku. Dan aku tak sanggup menceritakan kejadian sebenarnya.

Dan perjalananku ke dunia para Guardian pun dimulai...

Follow me

My Trip