Desember 04, 2012

Ketika Bertemu Ayah

Rasanya otak saya kepenuhan inspirasi untuk menulis buku CRUSH 2. Selain karena permintaan semakin banyak untuk melanjutkan buku pertamanya, beberapa film dan banyak kejadian seru membuat inspirasi saya semakin membludak. Tapi tenang ya, saya sedang mengusahakan untuk segera diterbitkan dan berada di toko buku kesayangan kalian. Buat yang mau membaca yang pertama, sekarang udah ada di seluruh Gramedia, Toko Gunung Agung, Togamas, dan beberapa toko buku lainnya.

***
Terlalu banyak kejadian yang terjadi setelah mereka datang. Kemarin aku hampir mati. Untung Allysha menyelamatkanku. Dan yang paling parah lagi adalah sisi jahat Allysha keluar lagi dan sekarang dia tidak bisa kembali. Sejauh ini Allysha masih bisa dikendalikan. Tapi aku tidak tau sampai kapan. Aku juga tidak mungkin mengurungnya agar tidak memperparah suasana. Bisa-bisa Allysha memanggil TerraGuardian untuk menghancurkan rumahku.

Aku memutuskan untuk menggunakan Jamm (Guardian waktu) dan kembali ke 30 tahun yang lalu dan aku tidak kembali ke dunia biasa. Aku pergi menuju Desa Para Pemanggil Guardian. Dulu, Ms. Silvi membunuh seorang kakek disini. Sekarang aku yang harus mencari tau sendiri sebenarnya Desa seperti apa ini.

Jamm tidak mendaratkan aku dengan mulus. Aku jatuh dari langit dan tersangkut di dahan pohon. Kalau bukan karena ilmu bela diriku yang sangat hebat, mungkin aku harus tinggal diatas pohon dan berharap ada orang yang lewat untuk menolongku. Aku turun dari pohon dan berjalan menyusuri jalan setapak. Suasana terasa angker. Tiba-tiba aku merasakan kehadiran beberapa guardian. Aku menoleh dan melihat five element (5 guardian dengan kekuatan api, air, angin, tanah, dan petir) sedang berputar dan berkejar-kejaran. Tubuh mereka tidak sekecil di duniaku. Ukuran mereka normal, sama seperti aku. Kenapa mereka bisa sebebas itu berkeliaran kemana pun? Mereka menyadari kehadiranku dan mendekat.

Aku bergumam dalam hati. Aku memanggil five element juga, dan milikku lebih kecil. Sesama five element jadi saling bertatapan. Aku jadi terkikik sendiri melihat mereka. Aku meninggalkan five element milikku disana dan melanjutkan berjalan menyusuri hutan. Aku melihat seorang laki-laki yang sedang tidur santai. Aku mendekatinya tapi seketika ada bola cahaya yang mencegahku.

"Siapa?" tanya laki-laki itu.
"Umm, saya tersesat disini." Jawabku.
Laki-laki itu bangun dan menatap kearahku. Sejenak aku terdiam menatapnya. Dia bangun dan menghilangkan bola pelindungnya. Ntah kenapa tiba-tiba mataku jadi panas menatap matanya. Seolah rasa rinduku selama ini, sejak aku berumur 6 tahun, terlalu dalam.

"Kenapa denganmu?" tanyanya.
"Ayah..." panggilku lirih.
Dia mengernyit, "Ayah?" tanyanya heran. "Umurku baru 23 tahun. Aku bahkan belum menikah. Bagaimana aku punya anak?"
Aku jadi bingung harus menjelaskan apa. Aku memperkenalkan diri saja, "Namaku Haekal."
"Ouh, aku Salman Al-Farishi." Ucapnya sambil mengangkatkan tangan.
"Namaku Haekal Al-Farishi Ayah..."
Salman terkejut, "HEEE? Mana mungkin." Dia masih tidak terima. "Dan jangan panggil aku Ayah!"
"Ayah, baca pikiranku." Aku memberikan tanganku padanya.
Salman menyentuhnya, "Kau seorang pemanggil Guardian??" herannya.
"Aku memiliki 4 TerraGuardian dan 2 diantaranya diwariskan oleh Ayah."
"Machinoo 1st dan Lelona 2nd? Kau memilikinya?"
Aku mengangguk.
"Dan aku punya anak laki-laki di masa depan?" Salman memegang dagunya seraya berpikir. "Ahh, mungkin aku kelamaan tidur siang disini dan aku harus segera pulang."
Ayah kembali menatapku. "Aaaah, tapi kau nyata. AKU PUNYA ANAAAK?" Ayah berteriak. Tampaknya Ayah masih kurang menerima kenyataan.
"Ayah," kataku menenangkan.
"Haduwwh, jangan panggil aku Ayah." Kata Ayah geram tapi lucu. Aku jadi terkikik. Sepertinya dia masih tidak menyangka kalau anaknya bakalan datang. Rasanya aku kangen. Sudah 15 tahun aku tidak melihat Ayah. Sekarang malah bertemu dengan Ayah versi sangat muda.
"Tunggu!" kata Ayah. "Kalau kau memang berasal dari masa depan dan aku adalah Ayahmu, lalu dimana aku pada saat sekarang? Maksudku, saat kamu datang ke masa ini, aku ada dimana?"
Rasanya mataku langsung panas kembali. Aku seolah tak sanggup mengucapkan, "Ayah sudah meninggal... Bahkan sejak aku berusia 6 tahun." Sahutku seraya terisak.
"Apa?" Ayah langsung terdiam membeku. Dan aku tak sanggup menceritakan kejadian sebenarnya.

Dan perjalananku ke dunia para Guardian pun dimulai...

16 comments:

Unknown mengatakan...

wah, menarik banget...

zachflazz mengatakan...

wah, saya agak susah mengikuti ini. hehe.. anak muda banget

nuel mengatakan...

you're a success indie author....

salut juga sama kegigihannya mbak... :)

opickaza mengatakan...

sukses yah salam kenal aja yah

Unknown mengatakan...

eh, saya kemarin cari2 di toko buk sekitar rumah, hanya saja belum ada...

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@a.i.r kalo jakarta dan bandung seharusnya semua toko buku besar sudah ada :)

kalo mau bisa pesan ke saya

obat herbal asam urat mengatakan...

makasih gan

Obat herbal kanker serviks mengatakan...

info nya sangat bagus dan sanga menarik,,,,,,

Womenshare mengatakan...

Menarik

wmenshare.blogspot.com

Rose mengatakan...

Wah uda lama saya g ke sini,

Asyik, hebat mba ud nerbitin buku malah uda mau yg kedua, aiishhh keren2 #kemanaajague

Sukses mba buat lanjutannya

catatan kecilku mengatakan...

Mut... selamat ya, keren banget nih bukunya sdh beredar di gramedia, togamas dll. Laris manis ya?
Ayoo terus menulis ya?
Maaf lama gak mampir, karena emang lama libur ngeblog sih hehehe

Obat Kencing Manis mengatakan...

cerita yang menarik

Penghuni 60 mengatakan...

SIPLAH!
lanjuuuut teruuusss, makin seru aja nih dunia para Guardian..
:)

penghancur batu ginjal mengatakan...

kunjungan sore gan

Obat jerawat mengatakan...

info nya bangus banget nie gan ,,,,,,,,

Obat kanker kelenjar getah bening mengatakan...

nice post .........

Follow me

My Trip