Mungkin malam ini orang-orang Jakarta sedang ngumpul di Bundaran H.I menyambut Jakarta Night Festival, atau main ke Monas untuk melihat kembang api. Atau juga, BBQ-an sama teman-teman. Bagaimana dengan saya? Seharusnya saya main ke Monas juga, berencana jalan kaki dari kosan ke Jl. Sudirman, lalu menikmati jalan malam-malam sampai ke Bundaran H.I. Memang itu rencana saya, setelah menyetok banyak makanan untuk sekedar BBQ atau makan bersama orang yang saya cintai. Sengaja ijin pulang cepat di hari senin untuk menyelesaikan tontonan KDrama saya The Heirs, jadi malam tahun baru bisa puas jalan-jalan.
Ternyata itu hanya rencana, Allah yang menentukan. Toh malam kemarin rasanya ada halilintar yang datang tiba-tiba ke kamar saya. Saya terpaksa mem-Pause tontonan saya, mendengarkannya berbicara, seperti mimpi buruk. Libur Natal yang begitu panjang ternyata tidak membuatnya cukup untuk meninggalkan saya. Padahal, masih banyak hal yang ingin saya ceritakan setelah seminggu tidak bertemu dengannya.
Saya masih mau bercerita kalau saya tidak lulus ujian. Terlalu naif memang kalau harus mendaftar ujian sehari sebelum hari H dan berakhir dengan nilai jelek. Huft, udah lama nggak ikut ujian malah berakhir dengan nilai sangat jelekkk.. Ahh, sama seperti kamu yang selalu saya sebut jelek, dompet jelek, handphone jelek, semuanya. Dan saya nggak lulus ujian T_T
Saya sempat berantem dengan teman saya hanya karena masalah hotel yang nggak mau saya book karena shared bathroom dan berakhir dengan membooking kamar hotel yang langsung menghadap ke laut. Ketika membuka jendela, kita bisa langsung merasakan angin musim semi yang berhembus dari pantai. Kalau memang mau shared bathroom, sekalian saja pilih laut, biar bisa mandi di laut, also shared bathroom. Mungkin kamu nggak akan penasaran dengan hotel yang saya booking. Mau jelek atau nggak, pasti kamu terima saja. Tidak ada penolakan sama sekali, dan juga nggak akan mau melihatnya. Seandainya kamu tau betapa indahnya tempat-tempat itu. Pasti akan banyak bintang di langit yang bisa kita nikmati bersama ketika duduk-duduk di pinggir pantai nantinya. Saya sudah tidak bisa lagi menceritakannya secara langsung dengan penuh ekspresi seperti biasanya, jadi bacalah email.
Semua hal untuk merayakan tahun baru sudah siap, beberapa teman sudah saya hubungi, tapi semuanya batal begitu saja. Hmmph, hanya bisa memandangi boneka Cony diatas meja yang kamu dapatkan untuk mengganti permintaan saya tentang sebuah kamera yang pernah kamu janjikan. Tidak akan ada lagi makan nasi padang, lalu movie marathon yang selalu kita lakukan setiap weekend, makan takoyaki di Okirobox, bangun pagi hanya sekedar bercerita tentang makeup yang saya pakai lalu berjalan ke halte busway, dan tidak akan ada lagi cerita-cerita seru sepulang kantor.
Semua hanya karena kamu harus memilih satu diantara dua pilihan. Kenapa tidak memilih dua-duanya saja? Kenapa harus menyakiti diri sendiri hanya untuk melihat orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu peduli tentang keseharian kamu? Kenapa selalu mereka yang menjadi prioritas? Kenapa bukan saya? Padahal mereka hanya tau tentang akhir dari sebuah cerita saja, bukan bagaimana mencapai akhir dari cerita tersebut. Apa mungkin karena saya tidak terlalu berharga untuk dipertahankan? Dan terakhir, kenapa tidak mengatakan hal itu pada tanggal 2 Januari 2014 saja? Setidaknya, janji untuk merayakan tahun baru bersama bisa ditepati terlebih dahulu. Atau akhir bulan Maret 2014 saja? Jadi kita bisa terus mengumpulkan foto indah seperti yang pernah saya ceritakan dulu.
Selamat Tahun baru buat kamu. Kita tidak pernah merayakannya di Jakarta...