Akhirnya pada tanggal 25 Januari 2013 kemarin, saya bersama rombongan Backpacker Indonesia berangkat ke Dieng Plateu. Kayaknya ini rombongan paling rame deh. Sampai 70an orang dan EO-nya cuma si Joshua sendirian. Salut banget sama dia. Pasti dia pusing 7 keliling. Hihihiihi.
Well, kenapa saya tertarik pada Dieng? Awalnya sih karena baca postingan si Tyo di Wijanarko.net ketika dia main ke Dieng. Dieng juga merupakan dataran tertinggi di Jawa dan yang pasti sangat dingin. Udah mempersiapkan sweater, jaket 2 helai, sarung tangan, dan kaos kaki, juga jilbab pashmina untuk menghangatkan badan. Seperti biasa, meeting point di Semanggi dan sekitar jam 9 malam kami berangkat.
Saya kira lama perjalanan hanya 8-10 jam saja, mengingat bus biasanya jalannya kenceng banget di lintas Jawa. Eh ternyata oh ternyata, perjalanan ke Dieng dengan bus carteran ini memakan waktu 15 jam. OMG! Lama banget di jalannya. Mobil juga suka berhenti istirahat sampai setengah jam dan berentinya empat kali. Tambah lama deh nyampe'nya. Pokoknya, saya sampai alun-alun Wonosobo itu jam 12 siang. AARRGGH! Kasian anak-anak di meeting point Wonosobo yang udah datang sejak jam 9 pagi.
Baiklah, terlepas dari perjalanan yang begitu memakan waktu. Dari alun-alun Wonosobo kita menaiki mikrobus menuju Dieng. Kalau baca di stiker bus, dari Wonosobo ke Dieng tarifnya Rp. 8000. Perjalanan menuju Dieng menurut saya terus dan terus menanjak. Dari bus kita dapat menikmati pemandangan yang Subhanallah indahnya. Karena musim hujan, Dieng jadi berkabut dan dingiiiin. Padahal perjalanan dari Jakarta melelahkan, berkeringat, dan belum mandi, tapi begitu sampai di Dieng sama sekali tidak berpikir untuk mandi. Fyi, Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari pada musim hujan. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Pintu masuk Dieng |
Setiba di homestay, kita hanya menaruh barang di kamar, ambil jaket dan kamera, langsung pergi lagi ke tempat wisata. Memang tidak ada waktu untuk berleha-leha istirahat karena sudah banyak waktu yang terbuang di jalan. Mikrobus langsung mengantarkan kami ke kawah pertama bernama Kawah Sileri. Jaraknya tidak begitu jauh dari homestay.
Kawah Sileri |
Untuk menuju kawah Sileri, kita harus menuruni tangga sangat licin. Beberapa teman saya terpeleset tapi untung tidak sampai jatuh ke kebun kentang. Oh ya, pemandangan kiri dan kanan serta sejauh mata memandang adalah kebun kentang. Dieng memang memiliki lahan perkebunan sangat luas. Masyarakat setempat menanam kentang, kol, tomat, bawang, dan lainnya.
Pemandangan sekitar kawah difoto dari atas |
Pose dulu |
Ketika sampai di sekitar kawah yang bisa dilihat hanya dari atas, saya agak gemetaran juga. Tepi kawahnya agak curam dan lumpur di dalam kawah mendidih dengan suhu 80 derajat. Bayangkan saja kalau terpeleset masuk kedalamnya. Hiii! Asap dari kawah juga berbau belerang. Tapi saya bersin terus karena alergi dingin, hidung jadi mampet dan saya nggak perlu pakai masker deh.
Kawah di foto dari atas |
Difoto dari dekat |
Setelah puas menikmati pemandangan dan berfoto, perjalanan dilanjutkan ke Kawah Sikidang. Kawah yang satu ini lebih luas lagi dan mendebarkan. Ikuti terus perjalanan saya ya :)
14 comments:
sikidang dan sileri sih aman, kalo sinila agak berisiko loh Mbak. ati2 selalu di dieng.
Asik jg ya yg lg jalan2 trs nih..
tar jgn lp oleh2nya ya Mut.. hehe..
:D
waaah makais infonya :)
kereeennn..
harus kesana.. harus. *korek2 duit*
wah kawahnya seru banget gan
Aku juga belum pernah ke Dieng. Kok banyak ya tempat wisata yang belum aku kunjungi ternyata #sigh
kalau ga salah pernah aku ke dieng waktu study tour sma dulu :D
huaaahhh kerenan kak tempatnyaaa... dibanjarmasin mana ada -_-"
kapan ya saya bisa kesana secara cuman2? #mentalgratis
ikut menyimak gan
wah... asyik... jadi kepengen juga.. #mupeng
arrgghh Meutiaaaaa, *mupeng
btw gak sekalian ikut panen kentang? heheh
kawahnya bagus sekali indah
dieng nih emang top markotop ya
pemandangan sawahnya, orang orangnya.... menakjupkan
Farid Achmad Fikri
Kawah Silerinya sangat bagus viewnya dari sini kita bisa melihat Bukit Scooter dan Sikunir dari kawah ini
Posting Komentar