Hmmm, lagi bengong-bengong, terus ada yang share di facebook. Cerita tentang seorang yang sangat dermawan. Karena cerita ini adalah hal yang baik, kenapa tidak saya share juga di blog. Postingan berikut saya ambil dari www.kisahislam.net
Mungkin semua orang didunia ini ingin menjadi konglomerat. Nah, tidak ada salahnya menjadikan Sulaiman Ar-Rajhi ini sebagai model. Beberapa hal penting yang ditulis tentang beliau adalah:
1. Majalah Forbes menyebutkan kakayaannya 7,7 milyar Dollar dan orang terkaya no 120 di dunia. Tetapi beliau tetap tampil dengan sederhana, berpakaian jubah putih bersih yang jauh dari kesan glamour dan berlebihan.
2. Beliau memulai usaha dari Nol, kehidupan masa
kecilnya sangat susah hingga pernah bekerja jadi kuli panggul dan
menjual kayu bakar di masa kanak-kanaknya. Tetapi dengan ketekunan,
hemat dan kerja keras serta tawakkalnya kepada Allah hingga akhirnya
beliau dan saudaranya memiliki “Kerajaan Bisnis Raksasa” di KSA dan
salah satunya adalah Bank Ar-Rajhi; Bank syariah terbesar di Dunia yang
ATM nya tersebar menjamur dan cabangnya terdapat nyaris di semua distrik
KSA.
3. Sangat-sangat dermawan, memiliki Yayasan Amal “raksasa” yang menyalurkan donasinya ke berbagai Negara –sebelum dilarang pasca 11 September 2002- sulit menghitung waqaf beliau dan jumlah masjid yang telah dibangunnya, serta donasinya untuk berbagai amal dakwah dan penyebaran ilmu.
4. Tidak meletakkan kekayaan di hatinya. Bahkan di masa tuanya kini beliau telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih “pakaian yang melekat di badan” dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal social dakwah Islam. Lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal.
5. Dari tetangga dan orang yang tinggal di lingkungannya disampaikan bahwa konglomerat kelas kakap ini selalu termasuk orang-orang yang datang paling awal ke masjid untuk sholat 5 waktu berjamaah, sehingga jika muadzin masjid telat sedikit maka sang konglomeratlah yang adzan. Bandingkan dengan konglomerat lainnya !!
6. Diantara masjid yang dibangunnya adalah Masjid Ar-Rajhi di distrik Rabwah, masjid ini terbesar ketiga setelah Masjidil Haram Mekah dan Madinah. Bisa menampung 18 ribu jamaah sholat, terdapat berbagai sarana pelayanan masyarakat seperti pusat pemandian dan pengurusan jenazah terbesar di Riyadh, Auditorium untuk seminar dan ceramah agama, perpustakaan berisi 40 ribu jenis buku (bukan judul ya), tempat tinggal bagi para penuntut ilmu yang datang dari luar kota untuk mengikuti berbagai kajian Islam, menyediakan air zamzam sebagai minuman jamaah dengan kuota 400 galon perminggu, dsb. Dan saat sholat jum’at di lantai dasar dikhususkan untuk sholat jum’at orang asing dimana khutbah langsung diterjemahkan ke berbagai bahasa ; termasuk bahasa isyarat untuk jamaah yang tuna rungu dan tentu saja… bahasa Indonesia..
Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau, menerima amalnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dan kita semua
Sumber: Facebook Anwar Hamzah
1. Majalah Forbes menyebutkan kakayaannya 7,7 milyar Dollar dan orang terkaya no 120 di dunia. Tetapi beliau tetap tampil dengan sederhana, berpakaian jubah putih bersih yang jauh dari kesan glamour dan berlebihan.

3. Sangat-sangat dermawan, memiliki Yayasan Amal “raksasa” yang menyalurkan donasinya ke berbagai Negara –sebelum dilarang pasca 11 September 2002- sulit menghitung waqaf beliau dan jumlah masjid yang telah dibangunnya, serta donasinya untuk berbagai amal dakwah dan penyebaran ilmu.
4. Tidak meletakkan kekayaan di hatinya. Bahkan di masa tuanya kini beliau telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih “pakaian yang melekat di badan” dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal social dakwah Islam. Lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal.
5. Dari tetangga dan orang yang tinggal di lingkungannya disampaikan bahwa konglomerat kelas kakap ini selalu termasuk orang-orang yang datang paling awal ke masjid untuk sholat 5 waktu berjamaah, sehingga jika muadzin masjid telat sedikit maka sang konglomeratlah yang adzan. Bandingkan dengan konglomerat lainnya !!
6. Diantara masjid yang dibangunnya adalah Masjid Ar-Rajhi di distrik Rabwah, masjid ini terbesar ketiga setelah Masjidil Haram Mekah dan Madinah. Bisa menampung 18 ribu jamaah sholat, terdapat berbagai sarana pelayanan masyarakat seperti pusat pemandian dan pengurusan jenazah terbesar di Riyadh, Auditorium untuk seminar dan ceramah agama, perpustakaan berisi 40 ribu jenis buku (bukan judul ya), tempat tinggal bagi para penuntut ilmu yang datang dari luar kota untuk mengikuti berbagai kajian Islam, menyediakan air zamzam sebagai minuman jamaah dengan kuota 400 galon perminggu, dsb. Dan saat sholat jum’at di lantai dasar dikhususkan untuk sholat jum’at orang asing dimana khutbah langsung diterjemahkan ke berbagai bahasa ; termasuk bahasa isyarat untuk jamaah yang tuna rungu dan tentu saja… bahasa Indonesia..
Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau, menerima amalnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dan kita semua
Sumber: Facebook Anwar Hamzah
Hmm, bukankah kalau kita menyumbangkan 1 hal baik, maka Allah akan membalas dengan 10 kali lebih baik? Wajar saja beliau terus menjadi kaya karena beliau orang yang sangat dermawan. Subhanallah :)
13 comments:
SubhanAllah..
sangat jarang sekali org2 seprti beliau dimuka bumi ini...
patut diteladani
Punya anak cowo ga ya?
Sulaiman Ar-Rajhi patut diteladani.. Makasih banyak utk sharingnya.
contoh penerus sahabat nabi yg kaya raya dan dermawan masih bisa kita temui di jaman modern ini
alhamdulillah
bener tuh kak ngasih 1 dikasih sama Allah 10 :D
.... ngomong2 mau kasih saya satu motor gak ka?
Alhamdulillah..msh ada org yg kyk gni...
nice infonya
sosok yang luar biasa
keren gan artikelnya, salam kenal ya gan
info kesehatan
ikut nyimak artikelnya gan makasih
nice post mas.,..,.,.,
ditunggu artikel lainnya
SubhanAllah....benar-benar patut dicontoh keteladanannya
Posting Komentar