Juni 28, 2013

Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk

Akhirnya, setelah sekian lama nggak me-review tempat makan, kali ini saya main ke daerah Green Ville. Jauh yah daerah saya main? Kalau dilihat dari daerah kosan saya di Karet Kuningan, main ke Greenville emang jauhnyaaa. Tapi karena kantor saya di Central Park, jadi nggak jauh-jauh amat, hehehehe.

Kali ini saya review sebuah resto yang menjual ayam tulang lunak dengan berbagai macam cara masak. Ketika buka buku menu, hmm, langsung tergiur banget deh. Resto ini bernama Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk cabang Grenville Jakarta (021 6606370 - 6637362). Ntah karena emang laper banget, jadi saya merasa semua foto yang ada di buku menu sangat menggiurkan.
Non Smoking Area
Saya memesan Paket Ayam Telur Asin. Ntah kenapa, setiap makanan yang dicampurkan dengan telur asin menurut saya enak banget. Dulu pernah nyobain Ikan Gurame Telur Asin di D'Cost, and that was amazing. Rasa asinnya telur dan sambal presto yang tidak terlalu pedas membuat saya ketagihan. Kalau mau, kalian juga bisa pesan sambal terasi. Sebagai pelengkap nasi juga ada tempe, lalapan dan sambal presto.
Makanan yang dipesan

Tahu Telor
Untuk menu sharing, saya pesan Tahu Telur. Menurut saya rasanya seperti kebanyakan kecap. Mungkin karena Tahu Telurnya udah berendam bersama larutan kecap. Porsinya juga gede kalau untuk dimakan sendiri.

Berikut harga makanannya :
Sambel Terasi Rp. 5,000
Cah Kangkung Polos Rp. 13,500
Sayur Asem Rp. 9,000
Tahu Telur Rp. 17,500
Paket A Telur Asin Rp. 25,000
Es Teh Tawar Rp. 3,500
Es Teh Manis Rp. 4,000

Untuk yang berencana buka puasa bareng kantor disini, tenang aja karena meja dan kursinya banyak kok. Resto ini juga terdiri dari 2 lantai dan kita tidak usah menunggu terlalu lama untuk menyantap masakan. Pelayanannya memang tidak terlalu cepat tapi tidak terlalu lama juga.
Tangga ke lantai dua

Juni 20, 2013

Halte Busway

Seperti perjalanan setiap hari menggunakan busway meninggalkan kisah sendiri. Mulai dari keluar kosan, berjalan kaki menuju halte, di klakson banyak mobil, mampir beli bubur ayam, masuk gang sempit agar tidak terkena sinar matahari, masuk ke Alfamart membeli UC1000, dan berbagai hal asyik lainnya sepertinya sudah menjadi rutinitas saya setahun terakhir ini. Yah, setahun setelah resign dari kantor lama yang sangat dekat dari kosan, dan pindah ke kantor baru dimana kalau mulai ada demo di gedung MPR/DPR, buswaynya harus berhenti hanya sampai Semanggi dan saya turun untuk mengambil busway menuju Harmoni.

Tapi saya bersyukur. Banyak kejadian seru, enak dan nggak enak, semuanya tercipta selama setahun ini. Nggak terasa banget, seolah waktu terlalu cepat bergulir. Rasanya pengen pindah ke kota atau negara lain untuk memulai hidup baru lagi. Bertemu orang baru dan suasana baru. Sepertinya hal ini harus saya pikirkan matang-matang, lalu setelah bulan puasa nanti, akan segera saya eksekusi.

Kali ini saya akan bercerita tentang situasi busway dari sisi orang lain.

Ada dua orang yang paling menarik perhatianku selama menjaga loket pembelian tiket. Biasa dari ujung lorong busway, mereka sudah terlihat bersama. Biasa mereka membuat cerita lucu dan unik, misalnya begini :

Cerita 1:
Cewek : (mengeluarkan dompet dari ranselnya)
Cowok : (sambil menenteng bubur ayam langsung berlari menuju loket dan membayar karcis)

Cerita 2:
Cowok : (memberikan bungkusan plastik alfamart ke si cewek) "Peganging sebentar dong,"
Cewek : (dengan polos langsung memegangi bungkusan)
Cowok : (mengeluarkan dompet dan berlari menuju loket)
Cewek : "Curang!!"

Cerita 3:
Cewek : "Liat tuh!" (katanya sambil menunjuk ke depan gedung kedubes Aussie)
Cowok : "Ada apa?"
Cewek : "Berlari menuju loket dan membayar karcis."
Cowok : "Curang!!"

Cerita 4:
Cewek dan Cowok saling tarik-menarik ransel untuk menghalangi membayar karcis.

Cerita 5 :
Cewek : (berlari) "Aah busway gw datengggg!!" (langsung masuk ke dalam halte)
Penjaga loket : (keheranan melihat si cewek nggak bayar karcis)
Cowok : "Eh, bayar dulu!"
Cewek : "Bayarin yah!!!" (masuk ke busway)

Dan berbagai macam cerita lainnya yang telah mereka ukir selama hampir setahun. Semoga terus di tahun-tahun berikutnya :D

Juni 18, 2013

Now You See Me VS Man of Steel

Udah lama nggak review film. Sebenarnya kemampuan saya untuk me-review film itu nggak bagus. Makanya jadi sangat jarang review walaupun sebenarnya banyak banget film yang saya tonton. Hiburan kalau kena macet, belok ke Mall buat nonton. Atau sekedar ngumpul sama teman-teman aja.

Baiklah, kali ini saya mau me-review 2 film seperti di judul postingan saya. Biasanya memang kalau hari Sabtu, saya nonton di Senayan City untuk nyari Buy 1 Get 1 dari BCA. Kalau nggak begitu, rada tekor juga setiap weekend movie marathon. Karena udah berharap Man of Steel sangat keren, jadi saya nonton Now You See Me dulu, baru malamnya Man of Steel. Rada kaget juga karena antrian pembelian tiketnya panjaaaaang banget deh. 

Now You See Me

Film ini unik banget sebenarnya. Di awali dengan adegan 4 pesulap yang sedang beraksi secara bergantian. Yang paling keren menurut saya aksi Daniel dan Henley. Daniel melakukan trik kartu di taman. Dia menyuruh penonton untuk memilih kartu untuk dia tebak. Yang paling mengesankan adalah kartu yang dia tebak itu muncul sebagai lampu-lampu di sebuah gedung (7 persegi sehingga lampu gedung hanya dinyalakan 7 saja). Ngerti nggak maksud saya? Pokoknya begitulah. So surprising...

Untuk pertunjukan Henley dimulai pada sebuah bar. Henley masuk ke dalam kotak yang dipenuhi air dan di rantai. Dia berusaha membuka rantai di dalam air dalam waktu 1 menit karena setelah 1 menit, pintu air aquarium yang berisi ikan piranha terbuka dan akan menyerangnya. Yang membuat saya tercekat adalah, ketika Henley tidak bisa membuka rantainya dan dia mengetuk-ngetuk kotak air untuk meminta bantuan. Setelah akhirnya rantainya berhasil dia buka sekuat tenaga dan ketika dia berusaha menyembulkan kepala, pintu aquarium piranha terbuka dan semua piranha menyerangnya. Kotak air itu berubah jadi kotak darah dan semua penonton ketakutan. Ternyata Henley malah baik-baik saja berdiri dibelakang penonton. OMG!

Setiap film menyuguhkan adegan sulap yang luar biasa. 4 pesulap itu merampok bank dan membuatnya menjadi sebuah pertunjukan. Polisi pun kesulitan menangkap mereka karena ketika akan memborgol, malah para polisi yang terborgol. Lucu deh dan seru. Saya suka sekali film ini. Ntah masih ada diputar di bioskop? Kalau pun tidak ada, sebaiknya kalian download dan nonton di rumah. Bener-bener seru dan menghibur.

Man of Steel

Mungkin film ini paling dinantikan semua orang. Dimana-mana reviewnya ditulis dan saya tidak terlalu peduli. Mungkin orang-orang udah terbawa dengan nama besar film Superman yang sebelumnya, produsernya, dan sutradara terbaik, jadinya udah high expectation. Berbeda dengan saya yang tetap biasa aja. Yang membuat saya kaget malah penonton bioskopnya yang penuh banget sampai ke kursi paling depan nggak ada yang kosong. Duh, kenapa nggak di besokin aja sih ya? Mana enak nonton kalau depan banget. Kalau mau ngejar Buy 1 Get 1-nya, kenapa nggak minggu depan aja gitu? Kan nggak dosa juga kalau belum nonton, hahahaha.

Dimulai dengan kehidupan di planet Kripton. Disini agak lama adegan orang tuanya Superman. Sekalian mau menunjukkan pemandangan di Kripton dan keindahan visual efek setiap film. Superman lahir, orang tuanya meninggal, dan Superman dikirimkan ke bumi. Adegan si Clark (Superman) dibesarkan oleh keluarga di bumi membuat terharu juga. Kasihan ayahnya meninggal kena badai, saya jadi menitikkan air mata.

Diluar dengan lumayan banyak adegan drama orang tua dan anak, yang lain masih aja sama dengan standar film-film Superhero. Superman yang kuat, terbang sana-sini dan menyelamatkan dunia. Jujur saja, saya lebih menikmati nonton Now You See Me secara cerita daripada menikmati visual efek Superman. Hehehe..

Semuanya terserah kalian sih. Saya hanya memberikan pendapat. Selamat menonton

Juni 13, 2013

Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Sepertinya saya sudah benar-benar jarang sekali menulis. Bahkan mereview tempat-tempat yang pernah saya kunjungi, film yang saya tonton, atau kuliner yang saya nikmati saja malasnya minta ampun. Huuu, kenapa bisa separah itu ya rasa malas saya? Saya juga bingung mau jawab apa.

Baiklah, rasa malas itu mungkin akan menghilang setelah saya membaca novel yang sangat hebat yang satu ini. Ntah kenapa, mendengar nama Tere Liye, saya langsung bisa menebak kalau novel-novelnya itu pasti memiliki kesan tersendiri untuk pembacanya. Novel ini tebal dan saya bisa dengan cepat membacanya. Kalau bukan karena banyak kerjaan kantor, mungkin dalam semalam saja saya sudah habis melahapnya.

Judul buku ini Rembulan Tenggelam di Wajahmu, tebalnya kalau tidak salah sekitar 420 halaman. Saya lupa persisnya berapa karena saya mengetik blog ini sedang berada di kantor dan bukunya ada di kosan. Banyak sekali quote dalam buku ini yang membuat saya berpikir. Bahkan ketika berjalan menuju halte busway pun saya masih memikirkan isi buku itu. Betapa cerita Ray dalam buku itu membuat saya berpikir banyak hal.
“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”
Cerita bermula ketika Ray tumbuh selama 16 tahun di sebuah panti yang sangat dia benci karena penjaga pantinya galak. Lalu dia memutuskan untuk pergi dan melupakan setiap kenangan yang ada dalam panti itu. Rey memutuskan untuk jadi orang jahat, bermain judi, dan membuatnya hampir mati terkena tusukan orang suruhan bandar judi. Tanpa dia ketahui, kehidupan buruknya itu membawa pengaruh pada sahabatnya Diar dan penjaga panti.

Ray akhirnya pindah ke ibukota dan memutuskan untuk melupakan cerita di panti selama-lamanya. Dia kemudian tinggal di Rumah Singgah dan menjadi pengamen bersama sahabatnya Natan. Karena sifat emosinya, dia menantang preman dan berdampak buruk pada semua penghuni Rumah Singgah. Begitulah seterusnya...

Cerita yang paling menyesakkan buat saya adalah sewaktu istrinya Ray, si Gigi Kelinci meninggal. Ahh tidak, terkadang memang kita merasa hidup tidak adil. Padahal Ray baru saja melupakan semua pertanyaannya kepada Tuhan tentang banyak hal. Dia baru saja berbahagia bersama istrinya selama 6 tahun sampai akhirnya istrinya meninggal. Ah, sedih banget deh mikirin cerita ini.

Sebenarnya cerita dalam novel ini adalah kilas balik kehidupan Ray. Ray pada kondisi sekarat, lalu datang seorang malaikat membawanya flashback kepada kejadian kehidupannya selama ini, menjawab lima pertanyaannya kepada Tuhan, dan menunjukkan pengaruh kehidupannya terhadap kehidupan orang lain dalam satu rangkaian peristiwa besar. Rasanya nggak mau berhenti membacanya. Mantap bener dehh...

Well, terkadang memang kita tidak perlu tahu banyak tentang rahasia kehidupan kita yah? Somehow saya berpikir kalau saja saya tau pengaruh kehidupan saya terhadap kehidupan orang lain sedetail itu, saya mungkin tidak sanggup. Mungkin nanti saja ketika sudah di akhirat, saya ingin bertanya tentang kehidupan beberapa orang secara detail. Saya penasaran tentang proses kehidupannya. Mungkin terdengar aneh, tapi saya semakin penasaran...

Saya akan memulai menulis review-review lagi deh. Setidaknya ada pertinggal mengenai sepenggal kehidupan saya dan bisa dibaca orang. Semoga bermanfaat :)

Follow me

My Trip