Juli 14, 2013

Rantau 1 Muara

Mungkin beberapa dari kalian juga mengikuti trilogi buku dari A. Fuadi, Negeri 5 Menara. Walaupun mungkin orang sudah membaca buku pertama dari trilogi ini dari pertama dia terbit, saya baru baca tahun lalu. Kemudian langsung dilanjutkan dengan membaca Ranah 3 Warna, dan setelah itu buku terakhirnya Rantau 1 Muara.

Di buku ketiga ini, Alif diceritakan sudah lulus UNPAD. Saat itu, tahun 1998 dimana susah sekali untuk mencari pekerjaan. Dia bahkan sudah hampir keterima kerja, sudah pamitan sana-sini tapi malah perusahaan itu membatalkan penerimaannya sebagai karyawan. Akhirnya setelah terus-menerus mencari kerja, dia diterima sebagai wartawan di majalah Derap.

Di Jakarta, Alif sempat berbagi kamar kos dengan sepupunya dari Padang, walaupun akhirnya dia malah tinggal di mushalla kantor bersama Pasus, rekan kerjanya. Di kantor Derap itu juga, dia bertemu dengan Dinara yang kemudian menjadi istrinya. 

Masalah mulai muncul lagi ketika Randai menantang Alif untuk S-2 diluar negeri. Akhirnya dengan kesungguhan hati, Alif mendaftar beasiswa Aminef, dan singkat cerita dia diterima beasiswa Fullbright di Geaorge Washington University, USA. Dia juga melamar Dinara dan menikahinya, kemudian mereka berdua hidup di USA sampai ketika peristiwa World Trade Center (WTC) diserang oleh teroris.

Jujur aja, membaca buku ini sangat menginspirasi kalau kita itu tidak boleh putus asa. Saya paling suka setiap Alif menuliskan kata-kata mutiara, seperti contohnya dari Imam Syafi'i:
Merantaulah, gapailah setinggi-tinggi impianmu
Bepergianlah, maka ada lima keutamaan untukmu
Melipur duka dan memulai penghidupan baru
Memperkaya budi, pergaulan yang terpuji,
Serta meluaskan ilmu.
Dalam sekali maknanya deh menurut saya. Jadi teringat kalau saya juga udah merantau dari awal SMA. Memang sangat berguna sih kalau kita pernah merantau. Apalagi dalam buku ini dituliskan tahap-tahap ketika Alif mendaftar beasiswa, belajar sampai larut malam (orang yang belajar sampai larut malam akan mendapatkan kemuliaan), bersusah payah belajar demi beasiswa. Saya jadi sirik sama Alif. Pengen banget rasanya kuliah S-2.

Setelah baca buku ini, saya malah langsung masuk website AMINEF dan mendownload formulir pendaftaran beasiswanya. Datelinenya masih tanggal 31 Agustus 2013. Tapi somehow saya berpikir, aduh, kejauhan sekolah sendirian ke Amerika. Ah, seandainya saya sudah menikah dan pergi ke Amerika bersama suami saya, mungkin ceritanya akan berbeda.

Man Saara ala Darbi Washala
Siapa yang berjalan di jalan-Nya, akan sampai tujuan

9 comments:

Aryadevi mengatakan...

salam kembali berkunjung mba ^_^ lama nggak kesini.....jadi pangling....semoga sehat

Diah Alsa mengatakan...

udah baca juga, dan betul2 menginspirasi, sangaaat daaah.

jadi kepengen bisa seperti 'dynamic duo' itu..

ayooo Meut, semangat utk apply beasiswanya yaah, kali aja rejekimu :)

Shudai Ajlani mengatakan...

Wah ada yang terinspirasi dengan Alif, ayo kak terus gapai S2 mu hehehe gpp jauh nanti kan pasti ada yang nemenin nggak akan sendiri :D

Mila Said mengatakan...

Blum baca :(

adittyaregas mengatakan...

saya masih suka mantera lama kak. manjadawajadda :D

Annur Shah mengatakan...

wah udah baca, saya belum sama sekali.

pengen jadinya ukh.

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

Waktu itu, pengen beli, tapi rupanya keinginan untuk beli novel seorang sahabat2 blogger lebih besar; plus bukunya juga rada mahal, sih... Yah jadinya batal deh... Tapi sih, novel ini masuk wishlist... Semoga aja gak bernasib sama kayak Mantra Diee Irae-nya Clara Ng... Pengen beli, eh tapi malah keabisan... -_-

Ichsan Afriadi mengatakan...

"Merantaulah, gapailah setinggi-tinggi impianmu
Bepergianlah, maka ada lima keutamaan untukmu
Melipur duka dan memulai penghidupan baru
Memperkaya budi, pergaulan yang terpuji,
Serta meluaskan ilmu."

Maknanya ngena, krn akupun seorang perantau yg mangais ilmu di Ibu Kota.

Unknown mengatakan...

salah satu buku yg jadi wish list nih...

Follow me

My Trip