Agustus 15, 2013

Setelah Idul Fitri 1434 H

Akhirnya, alhamdulillah, kita bisa dipertemukan pada Idul Fitri 1434 H. Sebelumnya, mohon maaf lahir dan batin ya semua teman-teman blogger. Selama di Aceh kemarin, saya cuma di rumah aja dan nggak kemana-mana. Memang sih pas Lebaran saya keliling ke semua rumah saudara, tapi pas bulan Ramadhannya lebih betah di rumah. Karena nggak ada laptop dan paling malas posting blog menggunakan handphone, jadi saya nggak menulis apa-apun deh :(

Ngapain aja saya di rumah? Well, saya membabu buta. Hihihi. Kasian sama Mama nggak ada yang ngebantuin beres-beres, jadilah saya dan adik saya bersih-bersih. Sebenarnya saya itu orangnya jijik-an, tapi juga nggak kuat melihat kotor. Jadilah saya menyikat 2 bak mandi rumah. Ahhh, pegalnya. Berhubung saya juga alergi debu, jadi saya lebih suka nyetrika, nyuci baju dan piring, bersihin kamar mandi, pokoknya yang nggak ada hubungannya dengan debu-debuan deh. Kalau untuk urusan masak-masak Lebaran, Mama akan mengerahkan seluruh pasukan rumah sebagai bala bantuan.

Sebenarnya saya merasa capek sih beres-beres ini itu, tapi ntah kenapa saya senang aja ngerjainnya. Beda dengan kerjaan kantor yang lebih memeras otak, tapi saya kurang suka. Apalagi, dalam urusan bersih-bersih, kita ngerjainnya sambil bercanda. Rasanya senang banget ngobrol lama-lama dengan keluarga tanpa harus daftar TM (Talkmania Telkomsel) atau nyari-nyari sinyal karena suara nggak kedengaran. Saya bisa puas bercerita, ngobrol, ketawa-ketawa, dan mencoba banyak resep masakan baru. Walaupun waktu saya tidur tidak sebanyak di Jakarta, tapi saya sehat-sehat aja disana. Udaranya sangat bersih dan membuat saya selalu tarik napas dalam-dalam (kalau di Jakarta harus mikir lagi kalau mau hirup udara).

Well, biasanya setiap bulan puasa saya mewajibkan diri saya untuk khatam Al-Qur'an. Tapi tahun ini nggak kesampaian. Padahal saya udah berusaha untuk mencicil ngaji dimana-mana, di busway, di taksi, abis shalat, tapi nggak habis juga. Huft! Memang sih kali ini saya ngaji di android, biar sekalian baca tafsirnya. Tapi ternyata lebih lama khatamnya karena jadi banyak yang harus dibaca. Nggak apa-apa deh, setidaknya setahun sekali harus khatam. 

Selain itu, biasanya juga saya hampir setiap malam ke mesjid untuk shalat tarawih. Ternyata pulang kantor saya merasa sangat lelah. Sejak pindah kantor, saya jadi harus naik kendaraan umum, dan berdesak-desak dimana-dimana. Kalau pulang kantor, saya naik taksi, tapi karena macet banget pas bulan puasa, saya jadi turun di halte busway Karet dan melanjutkan jalan kaki ke kosan. Saya pernah mencoba naik taksi sampai kosan dan menghabiskan waktu 1,5 jam di jalan. Kalau turun di halte Karet palingan cuma 45 menit maksimal udah nyampe kosan. Pernah sekali pergi shalat tarawih, eh pulangnya jadi flu. Jadi, saya memutuskan untuk shalat di kosan saja.

Yang paling heboh mungkin selama Lebaran itu adalah pertanyaan 'Kapan'. Wah mungkin ratusan kali saya ditanyain, kapan nikah? Kapan nyebar undangan? Kapan ngasih cucu buat mama? dan berbagai pertanyaan dengan kata 'Kapan' lainnya. Well, mungkin itu pertanyaan simple dari saudara-saudara. Tapi untuk menjawabnya membutuhkan waktu panjang untuk berpikir. Berpikir karena saya masih mengharapkan bintang di langit...

Agustus 03, 2013

Mudik via Kualanamu Airport

Akhirnya saya mudik juga tanggal 1 Agustus 2013 kemarin. Ahh, menjauh dari Jakarta yang panas, macet, dan penuh polusi udara itu sangat menyenangkan. Oh ya, kali ini saya akan menceritakan perjalanan mudik saya mulai dari Jakarta, sampai ke Lhokseumawe.

Awalnya dari kosan saya berangkat jam 2 malam ke bandara Soekarno Hatta. Kenapa pagi banget kesana? Karena saya harus mengejar pesawat Lion Air keberangkatan jam 5 pagi. Sempat takut juga pesawatnya delay, karena biasanya kalau udah urusan mudik ya pesawat delay adalah hal biasa. Ah, paling males emang delay begitu. Argo taksi sejak kenaikan BBM jadi dua kali lipat. Biasanya saya hanya menghabiskan uang 75rb-80rb untuk taksi tarif bawah, sekarang 160rb. Mahal sekaliiiii. Setiba di bandara dan check in, sempat kaget juga karena antrian cek in panjang bener. Saya langsung buru-buru cek in, lalu keluar makan sahur. Karena banyak tempat makan belum buka, jadinya saya makan A&W dan harganya mahal bener. Ah semua makanan di bandara mahal. Setelah buru-buru makan, saya lari ke Gate 1 karena pesawat udah boarding. Untung saya nggak telat walaupun tetap harus shalat shubuh di pesawat.
Tampak Depan
Karena saya beli connecting flight ke Lhokseumawe, jadinya saya udah cek in untuk pesawat Wings Air sejak di Jakarta. Di tiket ditulis kalau boardingnya Wings Air jam 7:45 dan saya mendarat di Bandara Internasional Kuala Namu Medan jam 7:15 pagi. Saya kagum dengan bandara raksasa ini. Hanggar pesawatnya, gedungnya, luasnya, semua membuat saya takjub. Saya foto tampak depannya, lalu saya berlari masuk untuk transit.

Di dalam bandara, i was completely lost. Mungkin karena belum beres juga, jadi banyak papan yang belum dipasang untuk memudahkan penumpang mencari pesawat. Di tiketnya di tulis kalau Wings Air itu ada di Gate 2. Saya tanya ke mbak-mbak yang sedang mengurusi koper, katanya naik ke lantai M pakai lift atau eskalator. Akhirnya saya naik ke lantai M dengan eskalator karena lebih simple. Lalu saya mengantri pass gate (jadi kita harus menaruh barcode hasil cek in (seperi tapping kartu elektronik TransJakarta) agar pintu terbuka). Sayangnya, karena saya cek in di Jakarta, barcode-nya nggak compatible sama pass gate. Jadinya saya masuk melalui penjaga secara manual. Saya tetap cari Gate 2, tapi malah nyasar ke Keberangkatan Luar Negeri. Saya tanya lagi pada petugas dan katanya Lion Air itu Gatenya di pojok. Sejauh mata memandang, saya lihat pojok itu jauuuuuuuh sekali. OMG! Mana udah boarding lagi seharusnya. Saya sedikit berlari menuju Gate pojok itu.
Kaca semua
nyebrang..nyebrang
Landasan pesawat
Sesampai di Gate Pojok, ada beberapa Gate disana. Saya lupa nomer berapa awal Gatenya. Tapi paling terakhir itu Gate 11 dan pesawat yang terparkir di hampir semua Gate itu adalah Lion Air. Saya tanya petugas (lagi), dan katanya Wings Air itu di Gate 12. Dimanaaaa lagi Gate ituuuu? Ternyata saya harus turun melalui eskalator lagi. Saya sempat nanya, mana pesawat Wings Airnya? Dan ternyata belum datang. Well, well, well, rada untung juga sih. Kalau nggak, ya bakalan ketinggalan pesawat nih. Cuma beberapa menit menunggu, akhirnya pesawat datang dan saya terbang menuju Lhokseumawe. Pesawat Wings Air itu bukan pesawat besar, memang hanya untuk antar kota saja sepertinya. Perjalanan saya dari Bandara Kualanamu Medan sampai ke Bandara Malikussaleh Lhokseumawe hanya 50 menit saja. Sebenarnya kalau menggunakan pesawat besar hanya 20 menit.
Wings Air
Memang kalau Lebaran itu harga tiket pesawat selangit. Tapi semua orang tetap akan membelinya. Kalau kalian memang ingin mudik dengan pesawat, sebaiknya membeli tiket jauh-jauh hari karena harganya jauh lebih murah. Harga tiket saya untuk tgl 1 Agustus adalah 1,3 juta sedangkan untuk tgl 3 Agustus adalah 1,9 juta. Perbedaannya sangat signifikan. Oh ya, ini adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di bandara baru Kualanamu di Deli Serdang Medan. Baru kali ini juga saya naik pesawat ke Lhokseumawe. Biasanya saya pakai bus dari Medan ke Lhokseumawe. Tapi karena bandara di pindah dan ongkos bus juga pasti naik, saya memutuskan untuk naik pesawat. Setelah dihitung-hitung ongkos kereta api, taksi, dan bus, hanya
berbeda 100rb-200rb saja dengan pesawat dan kita hanya membutuhkan waktu 50 menit. Kalau naik bus itu ke Lhokseumawe paling cepat 7 jam. Mana lagi puasa, ahh lebih baik yang praktis-praktis aja deh. Alhamdulillah saya mendarat dengan selamat di Malikussaleh.

Sekian dulu cerita mudik saya. Nanti saya cerita lagi ya :) 

Follow me

My Trip