Setelah mendarat di LCCT Kuala Lumpur sekitar jam 22:30, sebenarnya kami sudah membeli SKYBUS AirAsia secara online. Tapi karena males naik turun kendaran lagi, udah malem banget juga, jadinya kami memutuskan untuk naik taksi. Saya lupa berapa tarif taksinya, kalau nggak salah sekitar 100 MYR. Lumayan mahal juga ya. Dan ternyata benar, ini taksi se-kelas Mercy kemarin yang kami naiki di Bangkok, bedanya kali ini mobil NISSAN mewah.
Mungkin karena bayaran taksinya mahal, jadinya kami mendapatkan sopir taksi yang sangat baik. Dia menceritakan tempat-tempat seru di seputar Kuala Lumpur seperti Batu Caves, Putra Jaya, Sirkuit Sepang, dll. Sayangnya karena mepetnya waktu, saya tidak mungkin mengelilingi semuanya. Rencana saya ke Kuala Lumpur karena mau shopping, shopping, shopping. Hihihi. Ketika sampai di Kuala Lumpur, sopirnya mengajak kami jalan-jalan gratis mengitari Bukit Bintang, Twin Tower, KL Tower, baru menuju hotel.
Sebenarnya sempat was-was karena kami tiba di hotel setelah jam 12 malam. Takut hangus bookingan hotelnya. Untungnya di Tune Hotel nggak apa-apa datang malam-malam. Sekedar infomasi, Tune Hotel ini punya Air Asia. Sewaktu saya booking tiket ke 3 negara ini, saya sekalian beli hotelnya sekitar Rp. 212,000 per malam untuk 2 malam. Ketika saya tiba di hotel, konsep pembelian kamar itu sama persis dengan beli pesawat AirAsia. Kalau mau nambah AC, Wifi, handuk, itu semua nambah bayaran untuk masing-masing penambahan. Bahkan kalau mau komplit AC, Wifi, Handuk, TV, dll, itu biaya tambahannya MYR 40. Nah, beruntungnya saya hanya membayar Rp. 212,000 untuk semua add ons dan berdua dalam 1 kamar. Resepsionisnya juga keren lho, dia bisa berbicara bahasa Melayu, Mandarin, Inggris, dan Indonesia. Keren bener. Sampai di hotel, ngobrol-ngobrol dulu dengan sahabat saya Dita sampai jam 2 pagi dan menunggu cowok-cowok bawa kabur password wifi dan ngopi di warung depan hotel. Huft.
Jam 9 pagi, saya sudah siap mau ke Batu Cave seharusnya. Tapi karena Dita terlalu capek, jadi kami skip jalan-jalan kesana. Saya berjalan-jalan sekitar hotel untuk mencari sarapan ringan. Saya ketemu warteg versi Malaysia. Saya heran melihat menu ayam super gemuk. Agak terlalu banyak kalau makan berat untuk sarapan. Akhirnya malah beli sandwich aja di hotel.
Selesai sarapan, tujuan pertama saya ada Pasar Central. Nah, enaknya menginap di Tune Hotel, cuma jalan 1 menit, kalian langsung dapat stesen LRT Medan Tuanku. Untuk menuju ke Pasar Central, saya harus transit ke LRT jalur Pink dan turun di stesen Pasar Seni. Pertama kali yang saya lakukan ketika tiba disini adalah pergi ke ATM. Uniknya ATM Maybank itu ya saya bisa menarik uang dengan pecahan yang berbeda. Di Indonesia mana ada. Saya mengambil MYR 250, yang keluar pecahan 100, 50, dan 10. Aneh ya. Oh ya, rate yang dipakai MAYBANK untuk Rupiah terlalu tinggi. 1 MYR = 3,767 IDR.
Pasar Sentral ini seperti ITC kalau di Jakarta, Jatuchak Mall di Bangkok, dan Bugis di Singapore. Kalian bisa menemukan gantungan kunci, magnet kulkas, dengan harga yang beragam. Saran saya kalau belanja disini, mendingan kalian jalan-jalan dulu untuk membandingkan harga, baru membeli. Dan disarankan juga membeli banyak di 1 toko agar mendapat diskon. Saya membeli di toko yang kebetulan penjualnya orang Aceh. Walaupun rada galak orangnya, tapi dia mau ngasih diskon yang banyak.
Magnet kulkas lucu semua >,< |
Saya belanja pashmina dengan harga MYR 9. Bahkan ada yang MYR 7 (rada nyesal). Saya juga belanja barang lucu-lucu seperti Passport Case, pensil lucu, magnet kulkas lucu, pin, dll yang kata penjualnya dia import dari Taiwan. Wah, next Trip kayaknya ke Taiwan nih. Saya juga belanja kaos, coklat yang banyak, makan es krim di pinggir jalan, beli souvenirs, sampai ransel saya penuh sesak. Untuk makan siang, karena Kuala Lumpur mayoritas muslim, jadi nggak susah untuk mencari makanan halal. Saya makan di wartegnya dengan harga 5 MYR.
Semua pensil/pulpen lucuuu |
Rasanya mau beli semua |
Sekitar jam 3 sore, saya kembali ke hotel. Oh ya, MRT dan LRT di Kuala Lumpur sebenarnya agak membingungkan. Saya sampai mengitari stesen Pasar Seni dua kali karena mau transit. Soalnya kalau kalian berada di dalam stesen dan mau transit langsung itu nggak bisa. Jadi ada stesen-stesen tertentu untuk transit, padahal gambar di peta jalurnya berpotongan. Well, mungkin karena saya belum terbiasa kali yah. Baiklah, setiba di hotel, saya dan teman saya langsung menyicil memasukkan barang ke koper dan tas tambahan yang baru di beli di Pasar tadi. Ntar malam masih mau belanja, ntah masih cukup koper ini. Hahaha.
7 comments:
nice post.. jadi pengen juga ke KL, kapan ya ada kesempatan dan dana yg cukup buat ke sana?
wah pernak pernik nya banyak banget ya
seru banget liburan nya
nice share.. memang kudu banyak persiapan ya sebelum liburan
bagus sekali tempatnya dan pernak perniknya lucu
hai, boleh minta emailnya untuk kerjasama?
nice post
Posting Komentar