November 26, 2013

Wahai Kamu Disana

Seperti biasa, banyak hal yang menginspirasi saya untuk menulis cerita. Kali ini adalah sebuah klinik. Kemarin saya pergi ke klinik Asma dan Alergi di Tanah Abang. Udah lama banget nggak ke dokter. Mungkin karena saya punya banyak saudara dokter, jadinya males kalau harus datang ke klinik atau rumah sakit. Pengennya praktis aja, telepon dan minta resep. Bisa nego lagi kalau obatnya jangan yang mahal-mahal. Baiklah, langsung aja deh simak cerita yang sudah saya bumbui banyak hal :)

***

Tidak terasa, 2 tahun lebih sudah kita tidak pernah berkomunikasi. Aku masih mencoba menjalani hidup yang akhir-akhir ini mulai terasa sangat datar. Bahkan sangat biasa. Tidak ada motivasi sama sekali, bahkan untuk keluar kamar pun malas.

Kamu tau, mungkin kita sudah tidak pernah bertemu. Aku bahkan sangat menghindari tempat-tempat berwarna putih dan pastel, dimana dulu kamu selalu berada. Kalau bukan karena aku pernah hampir mati, mungkin aku akan tetap menghindari semua duniamu. Sampai pada hari kemarin, saat aku harus menemui seorang spesialis untuk mengobati keluhanku. Aku memperhatikan dokter tua dan ramah itu. Rambutnya nyaris putih semua dan gurat diwajahnya sangat terlihat. Tapi dia sangat baik hati, mendengar semua keluhan dan penyakit yang sebenarnya sama sekali aku tidak tahu penyebabnya.

Tanpa terasa seolah waktu berputar, membuat aku melihat dokter itu adalah kamu. Aku melamun, mengingat-ingat kalau dulu aku pernah sangat suka mengeluh tentang penyakitku padamu. Mengingat jadwalmu yang padat, dan beberapa pasien yang memelukmu dengan erat karena dengan izin Allah, kamu telah menyembuhkan keluarganya. Lalu aku tersadar, dokter di hadapanku bukan kamu. Hanya seorang spesialis yang terus memeriksaku.

Aku jadi kembali mengingat. Kita sudah memiliki kehidupan yang berbeda, dengan orang yang berbeda pula. Semula aku merasa hidupku akan sangat baik-baik saja. Semua yang aku mau terpenuhi, lulus kuliah tepat waktu, kerjaan yang memukau, dan keliling dunia. Sayangnya saat aku sadari, semua itu terasa sangat membosankan. Aku pernah bilang kalau aku selalu punya rencana dalam 1 tahun ke depan. Berharap kalau pun salah satu rencanaku melenceng, palingan hanya satu saja. Sekarang, semua melenceng. Padahal Allah telah membukakan jalan untuk semua cita-citaku dalam satu tahun, tapi tidak ada satu pun yang bisa aku raih lagi. Bahkan untuk sekarang dan tahun depan, aku tidak bisa melihat apa pun. Semua buram.

Kamu tau 'kan kalau aku adalah orang yang sangat siap untuk apa yang aku rencanakan dan yang aku inginkan. Sayangnya, itu dulu. Seandainya kamu tau kalau aku yang sekarang adalah orang yang paling tidak yakin dengan apa yang aku pikirkan, orang yang paling sering menjawab "liat saja nanti" atau "terserah" dan orang yang kehilangan teman. Dulu aku bisa mendiskusikan banyak hal padamu, sehingga pikiranku ringan. Sekarang semua aku telan bulat-bulat, sehingga aku harus sakit untuk memikirkan semuanya, dan menemui seorang dokter untuk mengobatiku.

Sampai aku kembali melihatmu masuk ke ruangan dokter spesialis itu...

November 24, 2013

Mesjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan

Hi, hi! Saya kembali setelah sekitar seminggu belum meng-update blog. Hari ini saya sakit, batuk-batuk kering, dan tenggorokan perih. Daripada bengong di kosan dan kerjaannya tidur aja, sebaiknya saya menulis kegiatan saya minggu ini.

3 hari yang lalu saya ada projek di luar kota, tepatnya kota Padalarang. Pasti orang Bandung tau dimana Padalarang. Untuk orang Jakarta, Padalarang itu sebelum masuk ke Bandung. Kira-kira kalau di tol, Padalarang di KM 121. Sebenarnya projek diluar kota sih udah biasa yah. Tapi yang luar biasa adalah karena saya dapat rumah dinas di Kota Baru Parahyangan.

Komplek perumahan yang satu ini termasuk elit menurut saya. Rata-rata arsitektur rumahnya keren-keren. Ya mungkin harganya udah milyaran kali yah. Beruntung juga bisa dapat kesempatan untuk merasakan jadi orang kaya beberapa hari. Hahaha. Walaupun menurut saya interior rumah dibuat se-efektif mungkin sehingga nggak ada bagian yang sia-sia. Mungkin kalau di Aceh banyak sih rumah se-gede itu, tapi kalau disini, karena kompleknya juga udah punya nama, jadinya muaahall...

Oke, selain rumahnya, menurut saya hal yang nomor satu paling menarik adalah mesjidnya. Karena saya seorang muslim, mungkin saya sangat mengagumi kemegahan sebuah mesjid. Di Bandung, saya sangat mengagumi keindahan mesjid raya (alun-alun) yang ada di daerah Kepatihan. Tapi kalau di Padalarang, Mesjid Al-Irsyad nomor 1. 

Dari website resmi Kota Baru Parahyangan, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan dimulai pembangunannya pada hari Senin, 7 September 2009 bertepatan dengan 17 Ramadhan 1430 H (Nuzulul Quran), dan diresmikan pada bulan Agustus 2010. Masjid tersebut dibangun di atas lahan seluas 1 Ha yang menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan  dengan Al Irsyad Satya Islamic School (berafiliasi dengan Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah of Singapore) sebuah sekolah Islam international yang ada di Kota Baru Parahyangan. Bangunan masjid dapat menampung 1500 jamaah. 
Susunan kaligrafi di tembok
Susunan kaligrafi di liat dari dalam mesjid
Menurut Ridwan Kamil, arsitek mesjid Al-Irsyad ini, bentuk mesjid berupa kubus sederhana tersebut terinspirasi oleh Ka'bah yang ada di Masjidil Haram. Fasad Masjid ini merupakan susunan concrete block yang membentuk kaligrafi kalimat As-Syahadah. By the way, kalian tau siapa Ridwan Kamil? Dia walikota Bandung dan arsitek kelas dunia. Dia pernah merancang Contoh karyanya adalah Marina Bay Waterfront Master Plan di Singapura, Suktohai Urban Resort Master Plan di Bangkok dan Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar-UEA.

Di Tanah Air, karyanya pun sudah terukir. Sejumlah proyek berkelas ditanganinya. Antara lain, Superblok Rasuna Epicentrum di Kuningan seluas 12 hektare, yang meliputi Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran, ritel dan waterfront. Dia juga pernah mendapatkan BCI Asia Top 10 Award untuk kategori Rancangan Bangunan Bisnis, dan menjadi juara dalam merancang Museum Tsunami di Aceh. Ia sendiri mendapatkan penghargaan International Young Creative Entrepreneur of the Year dari British Council pada 2006. Bahkan, rumahnya yang sebagian dindingnya terbuat dari susunan botol meraih penghargaan Green Design Award di tingkat Asia dari BCI.

Masjid Al Irsyad meraih Penghargaan "The Best 5 World Building of The Year 2011 untuk kategori Bangunan Religi, versi Archdaily & Green Leadership Award tahun 2011 dari BCI Asia. Bandung patut berbangga.

Awalnya saya mampir ke mesjid ini ketika menunggu shalat Isya. WC dan tempat Wudhunya bersih sekali. Saya berjalan menuju pintu masuk mesjid yang berbentuk kubus itu sambil terus mengagumi keindahan taman dan kebersihannya. Pintu masuk juga unik, semua serba segi empat. 
Pintu masuk
Di dalam mesjid, saya takjub melihat ukiran kaligrafi Allah dalam sebuah bola yang ada di depan tempat imam shalat. Tidak ada dinding disana sehingga hawa dingin padalarang langsung masuk dan membuat imam harus menggunakan pakaian agak tebal. Saya berjalan sedikit ke saf (deretan) laki-laki paling depan (mumpung shalat belum mulai) untuk memastikan bola berkaligrafi Allah itu berada dimana? Ternyata bola itu berada di tengah-tengah kolam ikan. Well, baru kali ini saya melihat tempat imam shalat dikelilingi oleh kolam ikan. Subhanallah indah.
Bola yang dikelilingi kolam ikan
Setelah puas mengagumi bola dan kolam ikan, saya kembali ke saf perempuan dan duduk menunggu adzan Isya. Saya menghitung lampu-lampu yang ada di langit-langit mesjid. Ada 99 lampu, sesuai dengan kaligrafi asmaul husna di setiap lampu. Subhanallah indahnya. Ahh, betah lama-lama disini.
99 lampu asmaul husna
Akhirnya adzan berkumandang. Udah lama saya tidak mendengarkan adzan langsung di dalam mesjid. Saya yakin muadzin disini bukan orang sembarangan. Suara adzannya sangat sangat indah, menggetarkan hati. Lumayan banyak orang yang shalat disini ketika malam itu. Suara imam shalat juga tidak usah diragukan lagi indahnya. Subhanallah. Semoga bisa kembali kesini, mengajak orang-orang yang saya cintai. Oh ya, saya tidak mengambil sendiri fotonya karena nggak bawa handphone dan kamera. Apalagi kalau malam pasti buram gambarnya.

Saya sempat berfoto dengan kamera handphone di depan rumah dinas saya di kota baru. Kalau dibilang gede banget, nggak juga sih. Tapi cukup menyeramkan kalau saya harus tinggal sendiri disana. Tidaaak. Buat kamu yang main ke Padalarang, sempatkan shalat disini untuk merasakan sensasinya. Dulu sewaktu saya wisuda di hotel Mason Pine, mesjidnya belum dibangun, tapi saya udah melihat konsepnya. Ternyata realisasinya jauh lebih indah daripada maket yang saya liat dulu.
Rumah dinas
Indonesia wajib berbangga memiliki bangunan-bangunan indah :)

November 13, 2013

Maja House di Bandung

Hai, hai, hai! Udah beberapa hari nggak posting blog dikarenakan sedang ada Training di kantor. Nggak bawa laptop deh. Weekend kemarin juga keasyikan nongkrong, nonton, dan makan takoyaki. Jadinya males meng-update blog. Oh ya, bagaimana tampilan terbaru blog saya? Keren kan? Masih banyak yang mau saya rombak kode CSS-nya biar keliatan "Meutia Diary-banget", hihihi.

Baiklah, saya mau memposting review sebuah Restaurant super keren dan terbilang baru di Bandung. Namanya Maja House di Jln. Sersan Bajuri No.72. Cihideung Bandung (Telpon: (022) 2788465 / 2788466). Kalau dari arah Setiabudi masih lurus terus sampai Lembang terus belok aja ke jalan Sersan Bajuri. Oh ya, Maja House ini nggak cuma Restonya aja, tapi ada Hotel Stevie G. Kemarin pakai kartu kredit BRI diskon 50% untuk menginap. Dinding hotelnya seperti susunan bata putih rapi yang memberikan kesan unik. Seperti di luar negri. Jadi kalau kalian mau menikmati ketenangan dengan suasana alam, atau mau honeymoon, mending kesini deh.
Resto dari tampak depan
Tangga masuk
View Citylight
Karena saya kemari untuk makan malam, jadinya hawa Lembang ini masih dinginnn banget. Mungkin karena masih asri. Resto ini membagi banyak konsep di dalamnya. Ada konsep bar, meja makan biasa, dan ada lesehan dengan kursi panjang untuk bersantai dengan view langsung Citiylight. Yang anehnya, kalau kalian mau menikmati makanan sambil duduk di tempat lesehan ini, kalian harus makan dan minum minimal Rp. 100rb. Memang sih harga makanan disini itu berkisar antara Rp. 75rban keatas dan minumannya Rp. 20rban keatas. Cuma saya jadi bingung kalau totalnya Rp. 99rb. Ahh, jadi harus beli air mineral.
Gaya dulu
Spot Lesehan kasur
Nasi goreng
Pizza lupa namanya
Salmon bakar
Untuk rasa makanan dan minuman, standar Restoran deh. Enak tapi tidak terlalu WOW. Mungkin karena view Resto dan suasana dingin-dingin yang membuat kami betah berlama-lama nongkrong disitu. Oh saya, saya duduk di kursi lesehan yang ada bulatan-bulatan timbul. Pantat jadi sakit tapi terobati dengan suasana yang begitu romantis.
Kursi bulat-bulat
Foto dulu
Ternyata ketika kami bayar bill, ada promo kartu kredit BRI kalau nggak salah 25%. Udah capek-capek genapin makan 100rb, eh malah dapat diskon. Saya sampe konfirmasi sama pelayannya, "Mas, kalau diskon, nggak apa-apa 'kan kalau perorang nggak nyampe 100rb?" Mas-nya cuma tertawa dan mengangguk. Untunglah... Selamat mencoba ^_^

November 06, 2013

Novel Hanum Salsabiela Rais

Sudah lama saya ingin menuliskan review novel karangan Hanum Salsabiela Rais. Memang sih saya baru membaca 2 buku saja, yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa dan Berjalan di Atas Cahaya. Tapi buku ini bisa membuat saya kagum dengan sejarah Islam yang pernah jaya di Eropa dan bagaimana cerita para mualaf dan muslim yang sekarang mendiami benua tersebut. Buku ini sangat cocok untuk kalian yang suka jalan-jalan, dan mencintai sejarah.

99 Cahaya di Langit Eropa
Saya sempat melihat buku ini beberapa kali di toko buku Gramedia. Belum beli, belum beli, sampai akhirnya Mama saya beli. Akhirnya saya membacanya selama perjalanan dari Aceh ke Jakarta setelah lebaran kemarin. Saya kira ini novel biasa yang memuat cerita-cerita fiksi. Tapi buku ini lain. Sangat kaya akan sejarah islam.

99 Cahaya di Langit Eropa ini bercerita tentang Hanum dan suaminya Rangga yang tinggal di Wina, Austria. Hanum memiliki teman yang bernama Fatma, seorang wanita yang berasal dari Turki yang mempunyai motto, "menjadi agen muslim yang baik." Saya takjub kebaikannya yang mentraktir orang-orang yang menghina islam di sebuah Cafe dan jadinya mereka saling mengirimkan email.

Saya kagum ketika Hanum dan Rangga pergi ke Paris dan bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Saya kagum lagi dengan pengetahuan Marion bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Jadi agak malu karena saya sudah menjadi islam dari lahir tapi pengetahuan tentang islam begitu minim.

Yang paling membuat saya takjud dan mungkin sedih ketika Hanum menuliskan perjalanannya ke Cordoba dan Granada. Ah, begitu menyedihkan melihat mesjid besar sekarang malah berubah fungsi. Seandainya menjadi museum saja seperti Hagia Sophia, mungkin tidak akan ada segilintir orang yang bertikai. 

Jadi ingin ke Turki, menikmati keindahan Blue Mosque. Mungkin naik haji atau paling nggak umroh dulu kali yah, baru ke Eropa.
 
Berjalan di Atas Cahaya
Ada 3 penulis di dalam buku ini, salah satunya anak Aceh, yeay! Hahaha. Mentang-mentang ada anak Aceh, saya turut berbangga.  Dalam buku ini menceritakan tentang beberapa muslim yang tinggal di Eropa.

Bunda Ikoy, wanita Indonesia yang menikah dengan Marco Kohler atau disebut Yah Cut, seorang muallaf. Awal saya baca namanya kok kayak orang Aceh yah. Eh ternyata beneran, Bunda Ikoy itu orang Aceh dan yang hebatnya dia adalah perakit jam tangan merk terkenal seperti Calvin Klein dan Swatch. Awalnya Bunda Ikoy ditolak bekerja karena menggunakan jilbab. Tapi dengan pembuktian bahwa dia bisa bekerja lebih baik daripada orang-orang yang tidak menggunakan jilbab, dia menjadi karyawan paling lama bekerja disana. Semoga Bunda Ikoy benar-benar bisa menjadi walikota Banda Aceh dan kita jadi punya bapak walikota bule! Yeay ^_^

Ada lagi cerita sebuah toko bunga di Neerach, Swiss. Nggak ada penjual, tapi ada kaleng uang kembalian. Wah, kalau di Indonesia udah ilang semuanya. Kalau mau beli bunga, letakkan uangnya ke dalam kaleng dan ambil kembaliannya. Kalau kembaliannya tidak cukup, tinggal menulis nama dan alamat di sebuah notes, maka nanti penjual akan mengantarkan kembaliannya. Ahh, betapa budaya kejujuran itu indah.

Lalu Xiao Wei, seorang tandem partner Hanum belajar Inggris-Jerman yang mengajarkan teori gajah terbang. Bagaimana sebaiknya kita harus mengetahui sesuatu bukan dari kata kebanyakan orang, tapi harus dicoba terlebih dahulu. Ahh, keren deh cerita Hanum dan Xiao Wei ini.

Saya jadi pengen nonton film 99 Cahaya di Langit Eropa, apalagi ada Dian Pelangi!! Semoga filmnya bisa sebagus Habibie & Ainun yang sama bagusnya dengan cerita di novel. Aminnn..

November 02, 2013

Kesimpulan Perjalanan 3 Negara

Akhirnya saya sudah memposting semua cerita jalan-jalan ke 3 negara kemarin. Ternyata banyak juga yang bisa saya posting. Saya udah berusaha mengingat semua tarif transportasi dan makan, tapi ada juga yang kelewatan nggak kecatet. Kalau harga barang-barang sewaktu saya belanja itu saya nggak ingat-ingat banget. Pokoknya kalau saya merasa harga itu murah, ya langsung saya beli.

Tips dan Trik Dapat Tiket Murah
Nah, ini wajib diketahui untuk kalian yang mau traveling ke luar negeri dengan harga murah. Pertama, harus NIAT! Kenapa niat? Karena kalau kalian malas-malas nongkrongin laptop untuk rebutan tiket murah, ya nggak kebagian. Untuk AirAsia, biasanya kan promo dimulai jam 23:00. Kalau kalian punya koneksi internet super cepat, silahkan mengantri dengan sabar. Tapi kalau nggak mau masuk ke waiting room terus-menerus, mendingan bangun jam 3 pagi, shalat tahajud, berdoa dapat tiket murah, terus buka internet dan booking. 
Kenapa jam 3? Karena orang yang ngantri dari jam 11 malem udah hopeless nggak dapat-dapat, biasanya mereka udah tidur. Saya yakin mereka baru tidur jam 1 malam dan nanggung banget kalau mau bangun jam 3. Jadi, dari jam 3 sampai jam 5 (shalat shubuh) biasanya saya lancar booking tiket. Hampir selalu dapat. Terakhir saya booking tiket ke Osaka dapat Rp. 980,000++ sekali jalan, dan pulang dari Busan ke Kuala Lumpur dapat Rp. 1,100,000++. Saya belum booking dari Kuala Lumpur - Jakarta karena saya sering banget dapat murah untuk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore. Nggak usah buru-buru juga beli tiket connecting langsung dari Busan - Jakarta kalau jatuhnya dari Kuala Lumpur ke Jakarta mahal. Kalian harus SABAR! Itu yang kedua. Sabar aja nanti juga pasti murah asal penerbangannya masih lama. Nggak berlaku kalau kalian mau terbang 2 minggu lagi, trus sabar-sabar nggak beli tiket. Atau kalian bisa cari pesawat lain yang harganya nggak beda jauh (hanya berlaku untuk penerbangan dari dan ke negara tetangga ya).

Catatan untuk pembelian bagasi. Kalau kalian pergi bersama teman-teman, untuk pergi pertama kali karena koper masih kosong, sebaiknya beli bagasi sedikit aja. Saya beli bagasi 25kg untuk ber-4 untuk penerbangan dari Bandung ke Singapore. Sama halnya dari Kuala Lumpur ke Bangkok juga beli 25kg. Nah, pulang dari Bangkok ke Kuala Lumpur saya beli 40kg, dan Kuala Lumpur ke Jakarta saya beli 45kg. Jadinya kita bisa mengirit banyak hanya untuk bagasi saja.

Bagaimana dengan maskapai lain? Saya menyarankan kalian untuk submit newsletter mereka dan jadi member di website. Kalian bakalan dikabarin kalau ada penerbangan murah dalam jangkauan waktu tertentu. Saya men-submit newsletter AirBusan untuk mengetahui info tiket murah dari Seoul - Jeju - Busan. Dan saya mendapatkan harga 73200 KRW (silahkan convert sendiri kurs saat ini). Bahkan untuk penerbangan dari Osaka - Seoul dengan menggunakan Peach Aviation, untuk penerbangan winter nanti dapat harga Rp. 300rban, tapi saya nggak beli karena saya merencanakan perjalanan pada musim semi. Semoga sakuranya lagi fully blooming.

Bagaimana dengan hotel? Kalau saya biasanya akan memasukkan nama hotel yang saya cari ke Tripadvisor.com, nanti website itu akan menyarankan website mana yang paling murah harganya untuk melakukan booking. Nah, berhubung Tripadvisor nggak link ke AirAsiaGo.com atau Tiket.com, sebaiknya kalau kalian udah menemukan harga termurah versi TripAdvisor, bandingkan lagi dengan website yang kalian tau yang lainnya. Kemarin saya booking hotel di Bangkok itu melalui AirAsiaGo dapat Rp. 100rban permalam, sedangkan di Tripadvisor paling murah Rp. 250rb. Lumayan kan?

Transportasi
Sewaktu saya jalan-jalan kemarin, mungkin yang paling terasa meringankan perjalanan saya karena di 3 negara itu ada jalur kereta. Walaupun namanya beda-beda seperti MRT, BTS, Airportlink, apa pun itu tapi dengan adanya kereta akan membuat turis nggak nyasar. Carilah hotel yang sangat dekat dengan stasiun kereta. Memang ada beberapa hotel sangat terasa getaran kereta saking dekatnya dengan stasiun, tapi kalian akan sangat tertolong dengan tinggal di dekat stasiun. Mau kemana-mana gampang, harganya murah, dan kalian bisa berbaur dengan masyarakat disana (bisa merasakan desak-desakan kalau jam pulang kantor).

Dari 3 kota (Singapore, Bangkok, Kuala Lumpur) yang saya pergi, jalur kereta yang paling nggak memusingkan adalah Singapore, yang kedua Bangkok, yang ketiga Kuala Lumpur. Singapore kalian udah sering lah ya, semua serba teratur. Kalau Bangkok, walaupun stasiun transitnya panjang-panjang, tapi tetep nggak memusingkan. Cuma kalau kalian bawa koper, ya siap-siap naik tangga tinggi karena nggak semua stasiun ada eskalator. Nah, Kuala Lumpur nih. Saya mau transit malah keluar stasiun dan ntah mana stasiun yang mau saya transit-in. Kemarin itu saya beli tiket langsung ke Stasiun Pasar Seni. Tapi transit di stasiun Hang Tuah. Seharusnya tinggal naik aja, tapi alhasil saya malah keluar stasiun. Jadinya bayar tiket lagi deh. Mungkin karena belum terbiasa aja kali yah.

Belanja
Nah, kalau untuk urusan belanja oleh-oleh saya sangat menikmati belanja di Bangkok. Semuanya rasanya murah. Benda-benda unik dan lucu-lucu disana semua murah. Asal kalian tau dimana belanjanya. Kalau nggak tau ya sama aja. Malah belanja di Mall dan jatuhnya jadi mahal. Kalau untuk belanja di Mall, saya sangat suka Kuala Lumpur. Saya belanja makeup, skincare, sepatu, semuanya di Kuala Lumpur. Selain karena toko-tokonya mewah, nyaman, penjaga toko nggak rese', harganya juga murah. Banyak diskon juga. Kalau Singapore sih, muahaal yah. Walaupun kalau natal dan tahun baru banyak diskon, tapi yaaa harga dasarnya udah mahal, jadinya se-diskon-diskonnya juga tetep mahal.

Budget
Berikut totalan Budget saya di 3 negara itu (untuk 4 orang)
Tiket Pesawat :
BDG - SING Rp. 264,000
KL - BKK PP Rp. 3,689,235
KL-CGK Rp. 1,050,218

Bagasi
Bandung - Singapore Rp. 170,000
KL- Jakarta MYR 50.00 (MYR1=IDR3654.66) = Rp. 182,733
Bangkok PP MYR 138.00 (MYR1=IDR3654.65)= Rp. 504,343

Hotel
Airasia go Bangkok - Nasa Vegas Hotel Rp. 206,235 (1 malam x 2 kamar)
Airasio GO KL - Tune Hotel Downtown KL Rp. 921,546 (2 malam x 2 kamar)
Agoda Singapore - Fragrance Hotel Crystal Rp. 525,753 (1 malam x 1 kamar)

Bus
Skybus Airasia KL Sentral - LCCT PP MYR 61.60 (MYR1=IDR3626.25) = Rp. 223,377
Bus Online Singapore - Kuala Lumpur Rp. 1,126,064

Total Rp.  8,863,504
Biaya Per Orang Rp. 2,215,876

Untuk belanja, oleh-oleh, makan, dan transportasi kalau nggak salah kira-kira saya menghabiskan sekitar 3,5 juta. Berarti totalan perorang udah semuanya Rp. 6 juta. Lumayan lah ya udah jalan-jalan 3 negara All-in 6 juta.

Okeh, cukup sekian postingan tentang jalan-jalan kali ini. Next trip Jepang - Korea sekali jalan. Kalau ada yang mau ikutan saya jalan-jalan ke Jepang dan Korea, saya pergi tgl. 11 Maret 2014 dari Jakarta ke Osaka dan pulang tanggal 21 Maret 2014 dari Busan - Kuala Lumpur. Sampai jumpa ^_^

Follow me

My Trip