November 26, 2013

Wahai Kamu Disana

Seperti biasa, banyak hal yang menginspirasi saya untuk menulis cerita. Kali ini adalah sebuah klinik. Kemarin saya pergi ke klinik Asma dan Alergi di Tanah Abang. Udah lama banget nggak ke dokter. Mungkin karena saya punya banyak saudara dokter, jadinya males kalau harus datang ke klinik atau rumah sakit. Pengennya praktis aja, telepon dan minta resep. Bisa nego lagi kalau obatnya jangan yang mahal-mahal. Baiklah, langsung aja deh simak cerita yang sudah saya bumbui banyak hal :)

***

Tidak terasa, 2 tahun lebih sudah kita tidak pernah berkomunikasi. Aku masih mencoba menjalani hidup yang akhir-akhir ini mulai terasa sangat datar. Bahkan sangat biasa. Tidak ada motivasi sama sekali, bahkan untuk keluar kamar pun malas.

Kamu tau, mungkin kita sudah tidak pernah bertemu. Aku bahkan sangat menghindari tempat-tempat berwarna putih dan pastel, dimana dulu kamu selalu berada. Kalau bukan karena aku pernah hampir mati, mungkin aku akan tetap menghindari semua duniamu. Sampai pada hari kemarin, saat aku harus menemui seorang spesialis untuk mengobati keluhanku. Aku memperhatikan dokter tua dan ramah itu. Rambutnya nyaris putih semua dan gurat diwajahnya sangat terlihat. Tapi dia sangat baik hati, mendengar semua keluhan dan penyakit yang sebenarnya sama sekali aku tidak tahu penyebabnya.

Tanpa terasa seolah waktu berputar, membuat aku melihat dokter itu adalah kamu. Aku melamun, mengingat-ingat kalau dulu aku pernah sangat suka mengeluh tentang penyakitku padamu. Mengingat jadwalmu yang padat, dan beberapa pasien yang memelukmu dengan erat karena dengan izin Allah, kamu telah menyembuhkan keluarganya. Lalu aku tersadar, dokter di hadapanku bukan kamu. Hanya seorang spesialis yang terus memeriksaku.

Aku jadi kembali mengingat. Kita sudah memiliki kehidupan yang berbeda, dengan orang yang berbeda pula. Semula aku merasa hidupku akan sangat baik-baik saja. Semua yang aku mau terpenuhi, lulus kuliah tepat waktu, kerjaan yang memukau, dan keliling dunia. Sayangnya saat aku sadari, semua itu terasa sangat membosankan. Aku pernah bilang kalau aku selalu punya rencana dalam 1 tahun ke depan. Berharap kalau pun salah satu rencanaku melenceng, palingan hanya satu saja. Sekarang, semua melenceng. Padahal Allah telah membukakan jalan untuk semua cita-citaku dalam satu tahun, tapi tidak ada satu pun yang bisa aku raih lagi. Bahkan untuk sekarang dan tahun depan, aku tidak bisa melihat apa pun. Semua buram.

Kamu tau 'kan kalau aku adalah orang yang sangat siap untuk apa yang aku rencanakan dan yang aku inginkan. Sayangnya, itu dulu. Seandainya kamu tau kalau aku yang sekarang adalah orang yang paling tidak yakin dengan apa yang aku pikirkan, orang yang paling sering menjawab "liat saja nanti" atau "terserah" dan orang yang kehilangan teman. Dulu aku bisa mendiskusikan banyak hal padamu, sehingga pikiranku ringan. Sekarang semua aku telan bulat-bulat, sehingga aku harus sakit untuk memikirkan semuanya, dan menemui seorang dokter untuk mengobatiku.

Sampai aku kembali melihatmu masuk ke ruangan dokter spesialis itu...

6 comments:

misfah mengatakan...

seseorang yg spesial...bukan spesialis ;}

Mila Said mengatakan...

hebat lo mut, ke klinik asma aja langsung dpt inspirasi bikin cerita hahahaa

obat alami lupus mengatakan...

ikut menyimak gan

pengobatan alami pembengkakan hati mengatakan...

semua akan indah pada waktunya

obat herbal penyakit mengatakan...

alloh pasti akan selau merencanakan apa yang terbaik

Naf mengatakan...

Allah pasati selalu memberi yg terbaik pada hambanya....

Follow me

My Trip