Januari 29, 2014

Kelakuan Anak Kos

Cerita ini saya posting karena semalem kosan saya rame banget, hihihihi. Memang seharusnya kosan itu rame yah penghuninya, tapi kosan saya itu sangat berbeda dengan kos-kosan lainnya. Kosan saya udah mirip asrama. Satu anak ke anak yang lain itu sangat dekat dan ada juga tipe orang-orang yang lebay. Kenapa saya sampai harus posting di blog? Well, ini karena saya ingin mengenangnya apabila suatu hari saya pindah dari kosan ini.

Beberapa hari yang lalu, kosan saya sering mati lampu karena listriknya nggak kuat. Mungkin karena anak kosan banyak yang pakai barang elektronik, atau apalah saya kurang paham. Akhirnya tombol ON OFF listrik berada di posisi OFF dan harus di ON lagi. Kadang-kadang listrik OFF ketika tengah malam. Jadi saya berpikir, mana tau emang konslet atau kenapa gitu. Tapi karena setiap listik mati dan tinggal di nyalain lagi, seharusnya urusannya beres.
gambar dari http://www.nyunyu.com
Nah, weekend kemarin ketika saya di Singapore (saya akan segera posting ceritanya, karena menurut saya cerita anak kos tadi malam lebih seru), ada beberapa mbak di kosan yang mengadukan kami ke ibu kos. Sebenarnya saya tidak terlalu yakin bagaimana ceritanya, tapi hampir semua penghuni lantai dua (termasuk saya) diadukan ke ibu kosan kalau kami menggunakan listrik lebih banyak dari biasanya. Saya sendiri "kata mereka" diadukan kalau saya punya online shop dan harus online 24 jam. Wah, gimana mau online 24 jam? Kapan saya tidur? Kapan saya ke kantor? Lucu bener deh. Oke, sebelum ke inti cerita, saya akan menyebutkan nama 2 orang, yang pertama namanya Mawar, orangnya sangat suka ngomongin orang di belakang. Yang kedua namanya Melati, paling sensi kalau dia lagi tidur, lampu dapur dinyalakan. Padahal dia memilih kamar dekat dapur yang merupakan fasilitas umum dan pasti ada orang yang harus menyalakan lampu.

Tadi malam kami dipersatukan di ruang tamu rumah Ibu Kos untuk membahas masalah listrik yang sering tiba-tiba mati sendiri. Jadi intinya ibu kos menyuruh kita untuk saling pengertian aja. Kalau ada yang lagi pakai hair dryer, yang satu lagi ya nungguin. Ganti-gantianlah pakai listrik. Ibu Kos bilang kalau nggak ada yang ngadu ke beliau tentang keburukan kita. Nah, ada anak kos yang udah eneg banget sama si Mawar dan Melati langsung deh angkat bicara. Kebetulan Melati semalem belum pulang.
"Bu, biar kita sama-sama enak. Kami pengen si Melati itu ada disini. Masa' kalau kami lupa matiin lampu dapur, dia marah dan teriak-teriak dari dalam kamar?" 
Ibu Kos, "Ah masa sih? Dia bilang boleh aja nyalain lampu buat masak dan nyuci piring asal matiin lagi."
Teman saya, "Ah itu 'kan kata dia ke ibu aja. Mana mungkin dia bilang kalau dia teriak-teriak banting pintu."
Ibu Kos, "Wah, ntar pintu saya kalau rusak dia harus ganti."
Teman saya, "Ibu cobain aja tes jam 11 hidupin lampu, pasti dia langsung kebangun. Ntah se-gimana sensitifnya dia sama cahaya. Dia bisa langsung bangun, nungguin kita sampe beres masak atau nyuci piring, sambil berkacak pinggang."
Teman yang lain, "Ada juga sekuriti di kosan yang paling nggak suka liat saya nyalain lampu sebentar aja. Langsung di matiin. Trus marah-marah karena saya goreng ikan dan bau kemana-mana."
Si Mawar yang duduk di sebelah ibu kos langsung diam aja dan menunduk. Dia sama sekali nggak berani berkata apa pun. Dan heboh lah ruang tamu ibu kos dengan pengaduan si teman A, teman B, dan teman C, dll.

Ibu Kos kemudian menyuruh untuk memanggilkan Melati. Ketika dipanggilkan, Melati bilang di besok harus bangun pagi dan harus cepat tidur. Akhirnya kami semua berpindah lah dari ruang tamu ibu Kos menuju kamar Melati. Yang mengherankan lagi, Melati cuek aja seperti tidak terjadi apa-apa.
Ibu Kos bilang, "Melati, kamu keberatan emang kalau ada yang nyalain lampu karena cuci piring atau masak?"
Melati menjawab dengan lembut, "Nggak apa-apa kok bu. Asal dia matiin lampu. Trus kalau saya terbangun malam-malam juga saya matiin lampu, trus tidur lagi."
Teman saya, "Kenapa lo nggak bisa ngomong selembut itu ke kita?"
Melati bilang, "Lah gw kan ngomong selalu baik-baik."
Teman saya, "Trus yang lo ngomong bentak-bentak dari dalam kamar itu?"
Melati bilang, "Ah, itu kan udah lama. Sekarang semuanya udah biasa lagi. Mungkin kita pas itu lagi pada capek, jadi agak emosi."
Wow, pinter yah dia ngejawabnya. Otomatis teman-teman saya jadi heboh lagi marahnya. Dia di depan ibu Kos ngomongnya baek banget. Pada naik darah semua anak kos. Dan peristiwa itu berlangsung sampai jam 11. Melati langsung masuk kamar, meninggalkan kami yang masih ngomel-ngomel sambil membanting pintu. Ibu Kos jadi pusing. Mungkin karena ini kos-kosan khusus cewek, masalahnya banyak dan bikin pusing kali yah, hihihi.

Trus, si Mawar gimana? Sepanjang miting cuma diam aja, bahkan nggak ngebantuin si Melati ketika diserang anak-anak kosan. Mana mungkin dia berani. Tapi sudahlah, sama-sama sabar aja. Kalau saya sendiri kadang males juga ada orang rese' yang tinggal satu atap. Kita sama-sama bayar. Kenapa ada orang yang terlalu mengurusi urusan orang lain dan mengadukannya pada ibu kos? Kita kan bukan anak SMA gitu yah. Bawa tamu cowok ke kamar, dia sensi. Padahal teman cowok kali aja ada kepentingan. Trus ada temen yang beli kulkas, dia juga sensi dan diadukan. Ada yang nginep juga diadukan, padahal yang nginep adik sepupu dan cewek. Bahkan kelakuannya udah melebihi ibu Kos. Jadi bingung ini yang punya kosan siapa sih?

Well, kita lihat saja apa yang terjadi nanti...

3 comments:

Diah Alsa mengatakan...

yaampuun, Mawar dan Melati macam berita kriminal aja deh Meut #eh

ada2 aja yaahh kelakuan anak kos, xixix. dulu juga pernah ngekos, pernah juga dapat tetangga kamar yg rese, yg gak bisa dibilangin baik2 karena sampahnya berantakan di depan kamar, dibilangin malah ngamuk2 gak jelas.

aahh semoga Mawar dan Melati segera sadar ya Meut.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

iyah amin.. semoga mereka pindah kos.. #eh

Unknown mengatakan...

wkkw lucu ceritanya , tapi sedikit ngeselin sih

Follow me

My Trip