Februari 25, 2014

Malam Terlalu Dingin

Rasanya banyak cerita di kepala yang ingin saya tuliskan dalam bentuk cerita. Ntah kenapa, merangkai sebuah cerpen tentang kehidupan dan angan-angan sehari-hari itu adalah hal yang sangat positif menurut saya. Walaupun cerita yang sebenarnya berbeda jauh dengan yang saya posting di blog, tapi saya sangat tau, ini cerita tentang apa dan disaat apa. Semoga semua cerita yang saya posting bisa menjadi kenangan indah untuk saya nikmati suatu hari nanti.

***

Aku dan teman-teman abangku sibuk bermain kartu suatu malam. Ntah karena musim hujan dan kebetulan daerah rumahku adalah dataran tinggi, semakin malam, udara semakin dingin. Sekarang setiap weekend ada aktivitas baru, main dengan genk abangku.

Saat aku mulai menggigil dan meringkuk kedinginan, bang Alvian memberikan jaketnya padaku. "Ini, pake aja. Tebel banget kok!" Aku langsung menerima jaket itu dengan senang hati. Aku juga sempat shock melihat merk jaketnya dengan tekstur jaket sangat tebal dan lembut. "Gile, ini pasti jaket mahal." Bang Alvian hanya tersenyum.

Seketika rasa dinginku hilang ntah kemana. Memang beda ya jaket mahal sama kardigan yang aku beli di pasar. Mungkin dingin membuatku lapar. Kebetulan tempat kita nongkrong dekat dengan warung, aku berjalan menuju warung membeli cemilan. Aku melihat seorang cewek cantik sedang duduk di warung sambil menikmati teh panas. Kelihatannya dia bukan orang sini. Dia melihat kearahku agak lama dan aku pura-pura cuek. Tapi dia terus menatapku.

Tiba-tiba dia bilang, "Jaket kamu..." Aku melihat sesaat ke jaketku dan bilang, "Oh iya ini jaket cowok. Kegedean sih di saya, hehe." Dia bertanya, "punya siapa?" Aku menunjuk bang Alvian dari warung. Mungkin aku terlalu polos sampai harus menunjuk bang Alvian. Untuk apa juga aku menunjuknya? Emang cewek ini bakalan kenal?! Cewek itu berdiri dan melihat ke arah bang Alvian. Tatapannya seketika kosong. Ibu warung keluar dan menghampiriku seraya bertanya kenapa. Aku tidak mengerti.

Cewek itu bilang, "jaket yang kamu pakai itu saya beli sekalian dengan blezer yang saya pakai." Aku jadi memperhatikan blezer keren yang dipakai cewek itu. Cewek itu tiba-tiba melepas jam tangannya yang super keren dan memberikannya padaku. "Ini buat kamu. Harganya sama dengan jaket itu. Lumayan kok, buat gaya kamu semakin keren." Dia tersenyum maksa.

"Ehh, kamu siapa?" tanyaku. Tiba-tiba sebuah mobil datang dan dia menghampiri mobil itu. Sebelum masuk ke mobil, dia bilang, "saya temannya," seraya tersenyum dan pergi.

Suara deru mobil membuat teman-teman abangku menoleh kearahku, termasuk bang Alvian. Aku langsung menghampirinya, "bang, tadi cewek yang naik mobil itu ngasih jam tangan ini," seraya memberikan jam tangan. Bang Alvian langsung kaget, "dia bilang apa??" Aku menjawab, "jaket yang aku pakai, harganya sama dengan jam itu."

Bang Alvian mengambil jam tangan dan handphonenya, lalu menjauh dari kami. Dia terlihat panik sekali. Aku dan teman-teman abangku yang lain hanya bisa memperhatikannya dari kejauhan. Mungkin malam memang semakin dingin, tapi suasana malam itu tampak lebih dingin dari biasanya. Aku tetap tidak mengerti. Kenapa dengan jam tangan itu? Kenapa jaket yang aku pakai? Mungkin hanya dia yang tau jawabannya... Atau kalian tau kenapa?

Februari 21, 2014

Visa Korea Ditolak? Eits, Jangan Sedih Dulu!

Sebenarnya mau posting pengalaman saya seminggu lalu. Ah, mungkin saya sedang sial. Pas menelepon kedutaan Korea pagi-pagi, mereka bilang kalau Visa Korea saya ditolak. OMG! Langsung pikiran nggak karuan, sedih, bingung, dan pasrah. Ntah kenapa, pembuatan Visa Korea ini benar-benar perjuangan, dan pada akhirnya di tolak. Gimana nggak sedih?!

Oke, sebelum saya menceritakan kabar gembira, saya ceritakan dulu cerita sedih tentang proses pembuatan Visa. Saya sempat kaget mendengar harga surat referensi bank BNI Rp. 200,000 (surat referensi bank diperlukan sekalian dengan rekening koran 3 bulan terakhir). Trus karena Januari kemarin hujan terus di Jakarta sampai depan Citraland banjir beberapa kali. Dan sialnya, karena kantor saya di Central Park, nggak ada busway kesana. Awalnya saya merasa nggak ada masalah, tapi karena surat keterangan kerja saya salah tanggal, terpaksa harus request ulang ke HRD. Mana HRD rese' banget. Dia minta di email dulu request revisi suratnya. Akhirnya saya email hari senin pagi dan senin sore sudah bisa diambil suratnya. Karena nangggung udah sore, saya ambil deh hari Selasa.

Ternyata hari Selasa itu banjir di Citraland dan saya nggak jadi ambil. Saya datang hari Rabu dan masih banjir juga. Karena saya emang niat mau ke Kedutaan hari rabu, jadi dari halte R.S Harapan Kita, saya jalan kaki ke Central Park. Setelah sampai di kantor, jeng! jeng! Surat keterangan kerja saya hilang. OMG! Saya marah ke HRDnya dan saya suruh si mbak itu cari surat saya. Kata dia ntar dibikinin lagi jadi suruh datang besok aja. Saya nggak mau bolak - balik lagi, akhirnya saya tungguin dia nyari surat saya dengan muka sebel. Beberapa menit dia nyari, akhirnya surat saya ketemu, Alhamdulillah.

Saya langsung naik APTB ke Kedutaan Korea di Gatot Subroto. Gedungnya kayak benteng, megah banget. Nomor antrian saya juga terlalu panjang. Untung aja ada anak backpacker Indonesia yang udah antri duluan, jadi saya bisa nebeng dia. Sebenarnya menurut saya, syarat-syarat dokumen pengajuan Visa Korea itu terlalu gampang. Bahkan tiket pesawat dan bukti booking hotel pun nggak diminta, padahal saya udah sodorin. Harga Visa pun naik jadi Rp. 480,000 dan harus dibayar dimuka. Berbeda dengan Visa Jepang yang bayarnya kalau di-approved. Akhirnya pulang ke kantor client dengan rasa capek. Oh ya, saya sempat memfoto surat keterangan kerja saya. Ternyata tanggal saya masuk kantor di surat keterangan kerja itu dengan surat sponsor visa dari atasan saya beda tanggalnya. Waduh, ini HRD benar-benar nggak teliti banget deh.

Stempel kesedihan
5 hari berlalu, akhirnya saya menelepon Kedubes untuk tanya kabar Visa saya. Langsung ada halilintar di kepala saya ketika mendengar kalau Visa saya ditolak. Ah, udah rugi Rp. 480,000 untuk duit Visa, ditambah lagi rugi Rp. 200,000 untuk surat referensi bank. Nah, saya heran banget kenapa nggak di approved? Padahal di passpor saya ada Visa Jepangnya. Masa Jepang  bisa, Korea nggak bisa? Pusing deh! Apa jangan-jangan karena tanggal saya masuk di surat keterangan kerja dan sponsor visa beda yah? Ah, masa karena se-sepele itu? Haduwh, i don't have any idea. Waktu ambil passpor juga nggak dikasih tau kenapa Visa saya di tolak. Terpaksa pulang dengan membawa passpor dengan stempel tanggal penolakan Visa.

Akhirnya, saya browsing. Saya membaca semua pengalaman orang yang Visanya ditolak. Beberapa jam saya browsing tapi nggak ada jawaban. Sampai akhirnya saya menemukan blog orang Indonesia. 
Isi blog
Trus saya baca lagi pengalaman orang Indonesia di kaskus, linknya:

Kurang lebih hampir sama intinya kalau pemegang Visa Jepang bisa masuk ke Korea maksimal 30 hari dengan syarat memiliki tiket pesawat keluar Korea dalam waktu 30 hari. 

Saya juga baca di website Kedutaan Korea Indonesia kemudian pilih Page 2 dan pilih no. 1 Bebas Visa. Isinya seperti ini :
Transit ke dan dari negara-negara seperti Amerika serikat, Jepang, Kanada, Australia dan New Zealand(Pengecualian untuk WN Cuba dan Macadonia). Jika tidak ada kemungkinan untuk melakukan pelanggaran izin tinggal maka dapat masuk ke Korea selama 30 hari tanpa visa. (Tetapi harus menyertakan tiket pesawat terbang sebagai bukti perjalanan.)

Orang yang akan bepergian dengan kondisi tersebut diatas, dapat melakukan perjalanan dan tidak perlu khawatir karena pegawai Imigrasi telah mengetahui peraturan tersebut selama tidak ada kemungkinan akan melakukan pelanggaran izin tinggal.

Nah, mulailah hati saya berbunga-bunga. Saya telepon petugas Kedutaan Korea. Ternyata ada hal aneh, mereka bilang hanya untuk maskapai Korean Air saya yang boleh transit di Korea. Saya langsung nanya lagi, "Mas, dimana-mana immigrasi nggak ada hubungannya sama maskapai." Emangnya nggak boleh ya pakai Singapore Airlines atau Garuda Indonesia 'gitu? Berhubung saya pergi dari Jepang ke Korea menggunakan EastarJet dan pesawat AirAsia saya ke Jakarta dari Busan singgah di Kuala Lumpur. Petugasnya malah bilang, "Ya udah mbak, cobain aja telepon langsung EastarJetnya. Trus langsung pulang ke Indonesia ya mbak, nggak boleh ke Kuala Lumpur dulu."

What? Aneh sekali. Daripada harus menelepon maskapai Korea dan suudzan macam-macam sama orang Kedutaan Korea, akhirnya saya masuk ke web Immigration Korea. Pilih bahasa English, lalu di bagian Useful Information > No-Visa Entry Policy for Foreigners in Transit. Isinya sama aja seperti yang diatas, bahwa pemilik Visa Jepang boleh mampir di Korea maksimal 30 hari selama punya tiket keluar Korea. Kalau masih ragu lagi, bisa baca di HiKorea. Pilih Transit tourists bound for another country.

Walaupun masih deg-degan, berbekal dengan informasi dari pengalaman orang yang saya baca, dan beberapa website langsung dari Korea, saya memutuskan untuk tetap masuk Korea. Saya print aja nanti webpage tentang informasi itu. Kasihan tiket dan Hotel yang sudah saya booking untuk pergi ke Korea. Doakan saya tidak di deportasi ya, hihihi. Kalau misalnya saya berhasil masuk Korea, saya pasti langsung posting foto saya di Instagram. Tapi kalau di deportasi, saya juga pasti posting. Hahaha. Insya Allah prosedur yang saya akan ikuti tidak salah. Let's go to Korea with Japan Visa!

Catatan: Buat yang mau baca lebih lengkapnya pengalaman saya, silahkan klik Masuk Korea Selatan Tanpa Visa ya ^_^

Februari 17, 2014

Panen Softdrink

Cerita ini terinspirasi dari office boy di bandara Changi. Mumpung sebulan yang lalu baru pulang dari Singapore. Ceritanya simple, tapi sebaiknya kalian memaknai artinya, hihihi.

***

Aku melihat monitor di depan boarding room. Ahhh, rasanya lama sekali jam 9 malam. Baru jam 7.30. Udah bingung juga aku mau ngapain lagi. Kali ini aku berlibur berdua dengan kakakku. Dia bahkan udah tertidur pulas di sofa bandara dan aku nggak bisa tidur.

Daripada bengong dan browsing melulu yang membuat batre hp menipis, aku memperhatikan banyak orang. Beberapa dari mereka membuang botol minuman atau langsung meminum isinya saat itu juga ketika harus memasuki boarding room. Apa nggak kembung gitu ya? Bahkan ada yang sengaja menaruh botol minuman di kursi sebelahku.

Karena aku gengsi (padahal lagi haus), aku nggak ambil minuman-minuman yang ada di kursi. Tiba-tiba seorang kakek datang dengan mengendarai sepeda motor listrik untuk bersih-bersih. Aku melihat beliau mengambil minuman itu, melihat ke arah kakakku, lalu melihat kearahku. Aku pura-pura buang muka. Dia berjalan ke pot bunga dan menaruh kaleng-kaleng minuman itu di sela-sela tumbuhan. Aku heran, tapi tidak terlalu peduli. Dia juga mengais-ngais tong sampah, mengambil beberapa botol minuman, lalu menaruhnya juga di sela-sela dinding kaca boarding room.

Kakakku bangun dari tidurnya, dan keheranan melihatku memperhatikan kakek office boy. "Kenapa bod?" Aku masih diam sampai kakek itu pergi. Diam-diam aku mendekati pot bunga, dan kaget. OMG! Di sela-sela tumbuhan di pot bunga, banyak banget minuman ringan. "Kak, lihat!" panggilku. Kakakku sama herannya dengan aku.
"Mungkin ini tempat persembunyian botol-botol minuman dia. Lumayan kalau dia jual. Mungkin juga dia punya warung di rumahnya." kata Kakakku.
Aku juga melihat ke sela-sela kaca boarding room, dan menemukan banyak minuman ringan.

Jam 9 malam, kami masuk ke boarding room. Dari dalam ruangan, kami melihat sang kakek datang kembali dan mengambil semua minuman di tengah tanaman dan sela-sela ruang kaca. Kreatif juga yah pemikiran office boy ini, dia memanfaatkan kondisi dimana penumpang dilarang membawa cairan kedalam pesawat. Jadi panen softdrink dong dia. Lagian, kalau dibiarkan saja di dalam tong sampah juga kasihan, mubazir. Lebih baik diambil oleh sang kakek.

Oke, bersiap pulang ke tanah air.

Februari 10, 2014

Singapore Part 3 : Keliling Kota

Nah, sampailah pada postingan ketiga. Jarak postingan 1, 2, dan 3 lama banget ya. Berhubung emang lagi sibuk menjalani hari-hari yang sekarang agak hampa, hiks. Tapi nggak apa-apa deh. Berpikir hal-hal positif dan shopping ke Mall mungkin agak menghilangkan kesedihan.

Baiklah, hari Minggu di Singapore nggak terlalu spesial. Saya check out hotel, lalu makan KFC di City Square Mall. Setelah kenyang sarapan, saya naik MRT dari stasiun Farrer Park menuju Bayfront lagi, transit dulu di Dhoby Gaut. Oh ya, saya sempat terpisah dengan adik saya di stasiun ini. Dia masuk lebih dulu ke MRT dan saya ketinggalan di belakang. Wah, panik datang. Saya nggak pegang passpor dan uang karena ada di adik saya. Cuma pasrah nungguin kereta datang dan berharap adik saya keluar dari kereta. Alhamdulillah dia datang. Huft!

Setelah sampai di Bayfront, saya mengambil arah ke Marina Bay Sands. Nanti keluarnya pas di dalam Marina. Lalu keluar dari gedung dan berfoto sebentar. Ah saya sebel banget karena lupa bawa kacamata hitam. Singapore panas sekali waktu itu. Setiap foto jadi kelihatan saya mengernyit. Cuacanya beda banget sama Jakarta yang hujaaaan nggak berhenti.
Berfota dari Marina
Terlihat gedung tinggi
Duh panas..
Saya dan adik saya berjalan menelusuri Marina Bays, menuju Helix Bridge, lanjut ke patung Merlion. Karena minggu depan imlek, ada forbidden city versi mini dibangun di sekitar sungai. Saya berfoto-foto disana.
Helix Brigde
Helix Brigde
Pemandangan 3 gedung keren
Small Forbidden City
Ini siapa ya?
Berfoto mesra bersama adik
Merlion again
Ntah kenapa, kaki saya sakit banget. Padahal udah pakai sepatu kets. Jadi sedikit jalan, duduk lagi, jalan dikit, duduk lagi. Kaki sakit banget deh. Tapi saya dapat bertahan berjalan ke Merlion. Foto-foto sebentar di Merlion, lalu jalan ke stasiun MRT Raffles Place. Haduuh, sakit kakiiii >_<

Tujuan berikutnya ke Orchard. Sekali jalan dari MRT Raffles Place, nggak usah transit. Saya langsung nyari Lucky Plaza untuk beli sendal jepit. Untung lagi banyak diskon. Saya beli sendal yang harganya SGD 9.90. Langsung legaaaa deh kaki, alhamdulillah. Selanjutnya makan ayam penyet di Lucky Plaza juga dan saya menghabiskan SGD 20, berarti sekitar Rp. 190,000. Gile yah, ayam penyet termahal di dunia.
Pake sendal baru ^_^
Selesai makan, saya shalat di Mesjid AlFalah yang berada dekat dengan Lucky Plaza. Oh ya, pas lagi nungguin adik saya shalat, iseng-iseng saya nyalakan WIFI. Ketika diminta password, saya iseng menulis kata 'bismillah', eh WIFInya langsung konek. Wah, ini one in a million tebakan saya yang langsung benar. Mana internetnya kencang banget lagi.
Mesjid Al Falah
Selesai shalat, saya jalan-jalan dan berfoto di sepanjang Orchard. Banyak patung-patung kuda untuk memperingati imlek. Karena udah nggak tau lagi mau kemana, saya memutuskan untuk langsung jalan ke bandara Changi. Sebenarnya terlalu cepat sih, tapi daripada ketinggalan pesawat.
Patung kuda
Karena udah web check in, saya langsung masuk ke waiting room. Masih lama banget nungguin masuk ke boarding room yang dibuka pas 1 jam sebelum boarding. Alhasil, saya ada adik saya berkeliling Changi dan melihat-lihat. Sekalian makan malam juga. Ternyata harga makanan di bandara jauuuh lebih murah daripada makan di ayam penyet tadi. Cuma SGD 4 doang.

Akhirnya, pulang juga ke Inonesia.

Februari 05, 2014

Singapore Part 2 : Garden By The Bay

Setelah puas main di Pulau Sentosa dan makan lagi di Vivocity, tujuan berikutnya adalah Garden By The Bay. Kali ini saya naik MRT dari Harbourfront ke Chinatown, trus transit ke Bayfront. Sampai di Bayfront jalan agak jauh ke pintu keluar. Capek juga ternyata. Untung ada elevator ke atas pintu keluar.
Ada sungai mengalir
Jalan menuju hutan
Berhubung saya baru kali ini ke Garden By The Bay, takjub juga melihat Marina Bay Sands dari belakang. Subhanallah megahnya. Udara sore itu di Singapore enak banget. Mana bersih, sejuk, dan menyegarkan banget sewaktu kami ke Taman unik ini. 
Marina Bay Sand dari belakang
Setiap spot saya berfoto. Jadi teringat dulu sewaktu kecil di Komplek PT PIM Aceh. Udaranya bersih, banyak taman bunga, asri dan hijau dimana-mana. Hanya saja di Garden By The Bay ini versi canggihnya. Ada bunga kembang sepatu dan kamboja juga. Duhh, udah lama banget nggak ngeliat bunga ini di Jakarta.
Duduk - duduk di Taman Bunga
Jembatan penghubung
Kelihatan Singapore Flyer
Selagi nunggu langit gelap, saya dan adik saya tidur-tiduran di kursi yang mengelilingi pohon ungu yang bernama Supertree Grove. Semakin malam semakin indah kelihatannya dan semakin dingin udaranya. Berasa lagi di hutan. Banyak banget juga orang nongkrong-nongkrong disana. Ada yang naik ke atas pohon dengan membayar SGD 5. Ah, berhubung duit menipis dan saya nggak mau nukerin duit, akhirnya cuma menikmati dari bawah aja. Nggak kalah indahnya kok. Saya juga nggak masuk ke Flower Dome, Cloud Forest, dll karena dana menipis, hihihi. Insya Allah lain kali.
Supertree 1
Supertree 2
Supertree malam
Narsis lagi
Pohonnya kereeen
Oh ya, pada jam tertentu, lampu taman ini berkelap-kelip mengikuti irama musik. Super keren deh. Yang awalnya cuma warna ungu begini, sewaktu musik diputar, jadi warna-warni. Seolah-olah pohon-pohon ini sedang paduan suara. Sempat saya rekam di handphone, tapi cuma sebentar.
Tampak Sore
Tampak Malam
Setelah puas bernarsis ria, kami pulang ke Hotel. Hotel saya Grand C Hotel di Little India. Dari Bayfront saya transit ke Purple Line di Chinatown, lalu turun di stasiun Farrer Park yang terhubung dengan City Square Mall. Saya makan Mc.D dulu baru ke hotel. Ternyata hotel ini tuh strategis banget. Pas dibelakang Mustafa Center. Wah, saya jadi mampir ke Mustafa dulu dan ngeborong coklat. Tapi karena Kurs SGD lagi mahal banget, saya merasa semua coklat jadi mahal, tapi tetep dibeli karena unik-unik coklatnya.

Sesampai di Hotel langsung mandi dan bobo. Duh, udah capek dan ngantuk banget deh pokoknya...

Februari 02, 2014

Singapore Part 1 : Resort World Sentosa

Mungkin beberapa dari kalian udah pernah main kesini. Memang sih, kalau berwisata ke Singapore belum lengkap rasanya kalau nggak main kesini. Berhubung kali ini saya jalan-jalan dengan adik saya, jadinya kita mau main dan jalan-jalan ke tempat-tempat seru di Pulau Sentosa.

Sesampai kita di Bandara Changi, kita naik Skytrain dari Terminal 3 (Airasia) ke Terminal 2 untuk naik MRT. Sempat agak lupa prosedur beli tiket MRT, padahal baru 4 bulan yang lalu ke Singapore. Tujuan kita adalah stasiun MRT Harbourfront (purple line). Ternyata dari Changi ke Harbourfront itu lama juga lho. Mungkin 30 - 45 menit. Mana saya berdiri, bawa tas lagi. Tapi nggak apa-apa deh.

Sampai di Harbourfront, saya makan dulu di foodcourt Vivocity Mall. Udah ke Singapore, makannya tetepp aja Nasi Padang, hahaha. Tapi Nasi Padang di Singapore itu ayamnya montok benerrr. Harganya lumayan murah, SGD 4. Setelah kenyang mengisi perut, saya dan adik saya naik ke Lantai 3 Vivocity untuk nyebrang ke Sentosa Island menggunakan Monorail. Harga Monorailnya SGD 4. Karena kita mau main ke Universal Studio Singapore (USS), turunnya di Waterfront Station. Nah, di pintu masuk USS, paling suka berfoto di Candylicious dan bola dunia USS.
Candylicious
Merlion lucu
Universal Studio Singapore
Tiket masuk ke USS itu SGD 66. Karena kurs lagi mahal banget (1 SGD - Rp. 9550) jadi saya beli tiket di kaskus. Macem-macem sih harganya. Saya beli yang Rp. 535,000 tapi nggak dapat voucher makan SGD  10, dan voucher Souvenir SGD 3. Ya udah deh nggak makan juga nggak apa-apa. Kan baru makan tadi di Vivocity.
Pintu masuk
Menyambut imlek banyak lampion
Karena barang bawaan agak berat, kita sewa locker di USS seharga SGD 10 untuk 1 hari. Mahal juga yah. Kalau kalian pakai EZ Link card, bisa lebih murah katanya. Tapi saya kurang tau. Setelah nitip tas, baru deh permainan di mulai......
Menuju Transformers
Namanya juga ThemePark, pasti paling heboh dengan roller coaster. Pertama kali saya masuk Transformer dan seruuuuu banget. Temanya pertarungan para robot itu dengan mengikut-sertakan kita. Yah, seperti di film Transformer aja, kita jatuh dari gedung, di lempar sana-sini, tapi seru. Saya teriak habis-habisan deh. Konsep rollercoasternya itu nggak terlalu bikin copot jantung.
Mobil Bumblebee
Lain ceritanya dengan The Mummy. Wah, ini agak mampus. Suasana antrian tenang-tenang aja, pas naik rollercoaster bikin jantung copot banget. Dijatuhin, ditarik, dilempar, ahhh saya tutup mata nggak buka-buka dari awal sampe akhir. Alhasil, keluar dari wahana, saya muntaaah. Kapok deh!
Menuju kota Mesir
Pintu Masuk
Patungnya gedee
Ngeliatin Roller Coaster Battlestar, tapi ditutup. Kata teman-teman saya juga sering ditutup wahananya. Kenapa yah? Padahal tergelitik sedikit mau nyobain. Tapi katanya lebih serem dari roller coaster The Mummy. Hmm... takut ah! Hihihihi.
Battlestar nya di tutup
Rell rollercoasternya mengerikan >_<
Mejeng dulu
Selanjutnya nyobain rumah Shrek untuk nonton 4D di komplek istana berjudul Far Far Away. Seru banget disini, kursinya bisa goyang-goyang dan ada air muncrat juga sambil nonton film 4D Monster Shrek. Tapi ada kursi penonton yang nggak gerak-gerak. Cuma diem aja. Mungkin rusak kali yah, hihihi. Wah, apa enaknya kalau gitu?
Meunju Shrek 4D
Istana Shrek
Mr. Frog
Jadi pengen punya istana begini
Mau nyobain Jurasic Park, tapi males naik semacam roller coaster lagi. Ntar muntah lagi. Trus Waterworld juga cuma nonton dari jauh aja takut basah. Pokoknya wahana basah-basah nggak nyobain, karena cuma bawa baju ganti 1. Sempat belanja gantungan kunci dan magnet kulkas untuk di koleksi seperti biasa. Beberapa wahana lainnya saya udah males juga sih. Rata-rata roller coaster. Cuma foto-foto aja di pintu masuk dan berkeliling sepuasnya di USS. 
Pintu Masuk Jurassic Park
Waterworld
Peliharaan
Duduk di pintu keluar
Karena udah sore dan mau Jamak shalat Zuhur dan Ashar, kami ke Beach Station. Jauh banget ya shalat harus naik kereta dulu. Well, namanya niat, ya udah di jalanin aja. Naik monorail juga nggak bayar lagi ke Beach Station. Saya baru sadar kalau Beach Station itu tempatnya Song of the Sea. Kalau mau shalat, ada Mushalla di Basement 1. Rata-rata disana orang Indonesia yang bersliweran shalat. Setelah shalat, saya ke Song of the Sea. Berhubung masih sore dan belum buka, jadinya cuma berfoto di depan tulisannya aja.
Song of The Sea
Saya sempat main ke Pantainya. Saya baru sekali ini ke Pantai Singapore. Haduwh bersih banget. Pasirnya putih. Banyak bule', bahkan hampir semuanya bule'. Tapi tetep lah, pantai di Indonesia nggak terkalahkan keindahannya. Seandainya pantai di Indonesia itu dijaga kebersihannya, wah nggak ada apa-apanya Pantai di Singapore.
Pantai di Sentosa
Pasir Putih
Untuk kalian yang mau naik Cable Car menjelajahi seluruh pulau, kalian bisa naik disini seharga SGD 26. Mahal yah? Tapi kalau nggak salah, saya suka baca tuh ada kupon di disdus apa dealkeren gitu ya? Jadi 1 kupon bisa naik Cable Car, nonton Song of the Sea, dll. Asal kalian niat aja nyari kupon diskon.
Cable Car
Setelah puas main dan keliling-keling di Sentosa, kami balik lagi ke Vivocity. Tetep makan Nasi Padang lagi di foodcourt sebelum melanjutkan ke Garden By The Bay. Sengaja nunggu magrib biar keindahan Gardennya fulll.... Oke deh, nanti saya tulis lagi. Udah kepanjangan kayaknya ^_^
Pertunjukkan di sore hari

Follow me

My Trip