Bangun terlalu pagi karena harus mengejar pesawat ke Pulau Jeju. Taksi udah menunggu kami di depan hotel pukul 04:15 dan kami baru keluar dari kamar pukul 04:40, hehehe. Maklumlah, capek banget bikin tidur jadi pulas. Agak kaget melihat taksi yang jemput udah seperti mobil Alphard versi Hyundai dan bertuliskan Airport Shuttle. Ini beneran harganya cuma 50,000 Won? Kursinya udah kayak sofa, empuk sekali. Wahh, pas banget untuk tidur selama perjalanan ke bandara yang katanya resepsionis hotel memakan waktu 1 jam. Langsung setting kursi jadi agak datar dan tidur pulasss.
Perasaan baru tidur 5 menit, sopirnya udah bangunin kami karena sudah sampai bandara. Saya masih ngantuk banget tapi tetap berjalan masuk sambil mendorong koper. Konter Airbusan (maskapai yang kami gunakan untuk penerbangan ke Pulau Jeju) pas banget di depan pintu masuk. Kita langsung cek in bagasi supaya nggak susah dorong-dorong koper. Oh ya, sewaktu cek in, karena teman saya Dita dan Gilang namanya masih terdaftar sebagai penumpang yang ikut terbang, jadinya ada perubahan nomor kursi untuk mengisi kursi kosong.
Selesai cek in bagasi, saya dan teman-teman nongkrong di Mc.D untuk sekedar sarapan mengisi perut. Ngantuk sih, tapi harus makan juga karena suhu udara di Seoul pagi itu dingiiiiiiiiiiiiiiiiiiin!!! Mau cuci tangan aja airnya dingin banget, seperti cuci tangan menggunakan air es. Kalau kalian mau nggak ngantuk lagi, silahkan basuh wajah dengan air disana, pasti langsung melek, hahaha.
Masuk ke boarding gate seperti biasa pasti ada pemeriksaan barang-barang untuk dimasukkan dalam kabin. Nah, enaknya bandara di Korea, kalian bisa bawa botol minum kosong, terus diisi lagi airnya sewaktu sedang menunggu boarding karena ada dispenser air minum panas dan dingin. Sisa kentang goreng dari Mc.D tadi saya bawa untuk dimakan di dalam pesawat dan saya mengisi botol minum juga supaya irit. Nggak lama setelah kami masuk boarding gate, kami naik ke pesawat dan bersiap berangkat. Pesawat lagi pesawat lagi. Sepertinya perjalanan saya selama di Jepang dan Korea mungkin kalau di total ada 24 jam di langit.
Saya tidur selama di pesawat. Sekitar 30 menit sebelum landing, saya terbangun dan melihat pesawat sedang turun. Sambil 'ngemil kentang goreng, saya mendengar pilot memberikan pengumuman, "Ladies and gentleman, we're now losing contact from the tower, so we can't landing... bla bla bla..." Saya terdiam sambil masih mengunyah dan tiba-tiba pesawat naik lagi keatas. Saya bilang pada teman saya Welly yang kebetulan duduk di sebelah saya waktu itu, "Well, pesawat naik lagi." Welly jawab, "Iya Mut, saatnya berdoa." Sambil terus mengunyah saya bertanya, "Kenapa berdoa, Well?" Welly jawab, "Kalau udah hilang kontak, pesawat turun trus naik lagi, tinggal doa aja." Wah, saya langsung panik dan berhenti mengunyah, lalu berdoa. Sekitar 5 menit kemudian, pilot memberikan pengumuman lagi, "We're now preparing for landing." Alhamdulillah sampai juga di Pulau Jeju. Welly bilang dulu ada seorang dosen pernah berkata, kalau pesawat udah stall (naik tajam), pilihannya tinggal selamat atau jatuh, mana udah hilang kontak lagi, OMG!
Sesampai di Jeju International Airport, kami dijemput oleh
tourguide cewek. Sedikit informasi buat kalian yang akan berlibur ke Pulau Jeju, di pulau ini hampir tidak ada kendaraan umum. Saya membaca beberapa referensi kalau ada bus yang berkeliling pulau tapi pada kenyataannya saya tidak menemukan bus satu pun disana. Sebaiknya menggunakan jasa
tourguide. Selain lebih enak tinggal duduk, tidur aja di mobil dan sampai pada destinasi yang kita inginkan,
tourguide juga bisa membantu kita menawar barang dengan orang lokal. Oh ya, di Pulau Jeju sangat jarang orang yang bisa bahasa inggris. Menggunakan jasa
tourguide sangat memudahkan kita untuk bertanya bermacam-macam tentang tempat wisata yang kita datangi. Saya membooking jasa
tourguide di
http://www.jejudotourguide.com/ karena bisa memilih sendiri tempat wisata yang saya mau, lalu
tourguidenya akan menyesuaikan waktu dan tempat mana dulu yang akan kami datangi. Bos
tourguidenya bernama Andy Choi dan kita bisa
chatting dengan dia melalui facebook. Nanti dia akan meng-email kita itinerary selama di Jeju. Saya membayar 212,000 Won (sekitar 2,3 juta rupiah) untuk berkeling seharian dari pukul 9 pagi sampai pukul 7 malam, menggunakan mobil Hyundai jenis CRV, cukup untuk 6 orang. Tinggal dibagi aja budgetnya. Kalau kalian berani 'nyetir di sebelah kiri, kalian bisa sewa mobil. Tapi harus punya SIM Internasional ya untuk menyetir disana.
 |
Sunrise Peak |
 |
Logo 7 Keajaiban Dunia |
Pulau Jeju termasuk dari 7 keajaiban dunia karena banyak sekali tempat wisata super indah yang terbentuk secara alami disini. Destinasi wisata saya yang pertama di Pulau Jeju adalah Seongsan Ilchulbong (Sunrise Peak). Jangan tanya cara melafalkannya karena saya juga nggak bisa. Perjalanan dari bandara ke Sunrise Peak memakan waktu sekitar 1 jam. Mungkin 30 menitnya saya tidur lagi di mobil, ngantuk sih. Pas bangun langsung kaget melihat ada gunung tinggi dihadapan saya.
 |
Peta kawasan Sunrise Peak |
Mbak tourguide bilang, "You've got 50 minutes to climb up dan going down." Saya langsung melihat gunung tinggi itu, berpikir hanya memiliki waktu 50 menit untuk naik dan turun lagi. Emangnya bisa 'gitu? Harus sedikit berlari untuk sampai ke puncak nih. Teman-teman saya merasa tertantang dan langsung menyetujui untuk naik. Awalnya saya mau menunggu di bawah aja karena masih merasa capek, tapi mereka menarik saya untuk ikut naik. Ah, pasrah aja deh!
 |
Banyak orang yang ikut mendaki |
 |
Mengumpulkan semangat untuk naik |
Seongsan Ilchulbong terbentuk dari hasil erupsi gunung merapi sekitar 100,000 tahun yang lalu. Terletak di sebelah timur Pulau Jeju, ada sebuah kawah super besar di puncak Seongsan Ilchulbong. Diameter kawah tersebut sekitar 600 meter dan tingginya 90 meter. Ada sekitar 99 bebatuan yang runcing mengitari kawah dan membuatnya berbentuk seperti sebuah mahkota super besar. Kalau kalian ingin melihat matahari terbit disini, pemandangannya sungguh sangat luar biasa.
 |
Pengunjungnya rame |
 |
Ayo cepetan naik! |
 |
Struktur tangga |
Awalnya saya mengira kalau mendaki ratusan anak tangga menuju puncak kawah bakalan capek banget. Jangan salah, udara yang begitu dingin membuat saya justru ingin terus naik ke atas agar badan terasa lebih hangat. Berhubung saya agak phobia ketinggian, setiap saya menoleh ke belakang pasti lutut saya gemetaran. Saya bahkan bisa melihat bentukan Pulau Jeju dari ketinggian. Supaya nggak terlalu takut, saya terus aja naik tanpa memperdulikan pemandangan di belakang. Pokoknya setiap menoleh dan merasa pemandangan super keren, saya berfoto dan melanjutkan menaiki anak tangga. Oh ya, kalian tenang aja karena tangganya terbuat dari kayu yang sangat kokoh, nggak usah takut retak atau lapuk karena terlihat struktur tangga masih sangat baru. Tangga naik dan tangga turun juga berbeda, jadi nggak akan bertabrakan nantinya dengan orang-orang yang sedang turun.
 |
Lutut mulai gemetaran |
 |
Foto dulu dengan latar belakang laut |
Setelah sampai di puncak, saya melihat pemandangan di belakang saya dan kaki gemetaran lagi. Oh tidak, saya berada di puncak Sunrise Peak dan seolah-olah bisa melihat seluruh Pulau Jeju. Saya langsung duduk, gemetaran, dan kedinginan karena angin di puncak sangat kencang. Rasanya bergerak turun ke kawah yang sekarang jadi padang rumput pun malas karena terlalu tinggi, terlalu terjal, dan lutut saya terus gemetaran. Haduwh, saya pegangan terus di pinggir anak tangga karena takut jatuh walaupun keamanan turis disini luar biasa hebatnya.
 |
Pemandangan dari atas |
 |
Serasa lagi terbang |
 |
Sampai di kawah |
 |
Foto dari atas |
 |
Tangga turun |
Duduk 10 menit di puncak, kami memutuskan untuk turun karena semakin lama semakin kedinginan. Baru aja lepas mantel karena jalan menaiki anak tangga membuat tubuh kami agak hangat, sampai di puncak kedinginan lagi. Bahkan sangat sangat dingin karena anginnya gede!! Akhirnya kita turun (dan saya masih berpegangan). Ternyata untuk berjalan turun juga nggak mudah. Melihat tangga berkelok-kelok ke bawah juga membuat saya gemetaran. Perjuangan banget deh untuk naik dan turun dari sini tuh.
 |
Tangga berkelok-kelok |
 |
Foto lagi |
 |
Foto dari atas |
 |
Ada teropong |
 |
Turun terus turun |
 |
Gaya lagi |
 |
Ada rumah di tebing |
 |
Seperti padang rumput |
Alhamdulillah akhirnya sampai lagi ke bawah dan pas dalam
waktu 50 menit. Nah, seperti biasa, setiap tempat wisata harus beli
souvenirs. Saya baru tau kalau Pulau Jeju sangat terkenal dengan coklat.
Saya beli 5 kotak sekaligus, dan saya dapat banyak sample. Saya juga
sempat mencoba beli kentang goreng yang diputar dan diiris tipis. Ada
beberapa jajanan lainnya yang mungkin kalian suka.
 |
Cemilan |
Dalam perjalanan, saya melihat ada kincir angin raksasa yang digunakan
sebagai pembangkit listrik di pulau ini. Saya juga melihat banyak pohon
jeruk dan bunga seperti lavender berwarna kuning. Subhanallah indahnya. Oke, saatnya menuju Folk Village. Ditunggu ya ^_^
 |
Kincir raksasa |
 |
Bandingkan dengan orang |
6 comments:
view-nya keren-keren mbak.
wow, 2,3 juta, mba? mahal juga ya. tapi viewnya kereenn.
@ila rizky : 2.3 jt itu bisa dibagi 6-7 orang. jatuhnya lumayan murah. worth it kok dengan pemandangan sekeren itu yg kita dapat..
keren bangettttt... :D
Hallo Meutia .
saya pembaca setia Blog kamu , barusan kita plng dari Korea .
seneng banget bisa ke Seungsan Ichulbong naek bus saja . ha222
bangga banget gak pake naysar pula .
Terima kasih infonya , gimana pun juga sangat membantu .
Hi veny.. jd di Jeju ngga pake tour guide ya? saya agak susah dulu krn kopernya banyak. Hehehe.
Posting Komentar