Tiba di Shinkobe, kami naik kereta ke Kosokukobe. Rencana awal mau ke Meriken Park, tempatnya Kobe Tower yang terkenal itu. Setibanya kami di Kosokukobe, kami keluar dari stasiun dan membaca peta. Kelihatannya, Meriken Park jauh banget deh kalau jalan kaki.
Akhirnya bertanya pada kepala stasiun. Petugasnya langsung membuka peta dan menunjukkan kalau mau ke Meriken Park, harus turun di stasiun satu lagi, lupa namanya. Wah, karena udah jam 20:30, kami mau makan dulu karena lapar. Di pintu keluar stasiun udah nyari locker untuk nitip barang. Sewaktu melihat daerah sekitar stasiun, rasanya males mau makan apa. Akhirnya memutuskan lagi untuk ke Meriken Park aja. Baru aja beberapa menit nitip tas di locker, eh diambil lagi. Rugi 400 yen.
Sebelum berangkat, kami bertanya pada kepala stasiun lagi untuk ke Meriken Park, lalu beli tiket untuk ke stasiun selanjutnya. Sesampai di stasiun (lupa namanya dan nggak kecatet), ternyata jalannya jauh banget. OMG! Kami memutuskan balik lagi ke Kosokukobe dan bertemu ke kepala stasiun lagi. Bertanya lagi stasiun terdekat dan di jelaskan, lalu kami beli tiket lagi. Pas liat jam dinding udah pukul 21:00, wah nggak keburu nih ngejar Shinkansen terakhir. Akhirnya menyerahkan tiket ke kepala stasiun dan di refund.
Akhirnya kami memutuskan untuk balik ke Shinkobe aja dan makan sekitar sana. Saya baca-baca ada resto ikan enak. Nanya lagi ke kepala stasiun yang sama dan mereka juga tambah bingung kenapa kita bolak-balik terus. Akhirnya dia nunjukin peta, nanya kita mau kemana? Saya jawab Shinkobe. Petugasnya langsung membantu membelikan tiket, takut kami salah lagi. Baik banget ya mereka.
Sesampai di Shinkobe, kami keluar stasiun dan melirik kiri dan kanan. Hmm, sepi dan dingin banget sekitar sini. Jalan sedikit dan bertemu resto. Dari poster diluar sih keliatan ada ikannya. Pintu masuk resto harus menuruni tangga terlebih dahulu. Kami dengan PD masuk ke dalam resto, untung masih buka. Oh ya, karena kami duduk lesehan, sepatu harus dimasukkan ke locker. Ruangannya sangat hangat, jadi bisa buka mantel. Walaupun lesehan, dibawah meja ada lubang untuk masukkan kaki. Jadi kalau kita pegal melipat kaki terus, turunkan aja kaki ke lubang itu.
Foto di depan resto |
Foto suasana dalam resto |
Ketika buku menu datang, kami langsung bertanya pada pelayan cowok yang mana menu ikan. Pelayan menunjukan menunya. Dia nggak bisa ngomong bahasa inggris sama sekali dan di buku menu nggak ada bahasa inggris juga. Kami bilang aja Sashimi dan dia menunjukkannya. Jadi ada menu Sashimi dengan 7 ikan dan 5 ikan. Kami pilih 5 ikan dengan harga 1209 yen. Lumayan murah. Setiap menyebutkan harga, pelayan menulis di kertas karena takut kami bingung. Untuk minum, kami pesan Ocha. Untuk menghindari banyak ngomong sama pelayannya, bilang aja Ocha dan Sashimi biar mereka juga ngerti.
Sashimi enak |
Ocha |
Pas Sashimi datang, saya langsung takjub dengan dekorasi makanannya. Mungkin ini pertama kalinya saya makan Sashimi. Bahkan di Indonesia aja nggak pernah. Kalian tau, ikan mentah itu 'kan biasanya berbau amis. Nah, kali ini nggak. Bahkan saya pegang pake tangan pun nggak amis. Rasanya enak banget banget banget, seperti ikan udah matang. Ntah gimana cara masaknya bisa seenak ini. Ada ikan tuna, salmon, telur ikan, dll yang saya kurang tau juga ikan apa. Saos untuk dilalap dengan ikan juga enak banget.
Foto setelah makan |
Teman saya juga memesan Gyoza dan kuah kari. Ada kejadian lucu dimana pelayan cewek yang melayani kami tertawa terus ketika kami bertanya apa di menu ini ada babi. "Is it pig or pork?" saya tanya begitu. Dia jawab, "No pork, pigg'e." Kami ketawa mendengar logatnya dan karena dia nggak tau kalau pig dan pork sama aja. Trus nanya lagi, "Buta?" (bahasa jepangnya babi). "haik, buta wa. No pork'e!" Lalu kami tertawa lagi dan dia juga ikut tertawa. Karena kami merasa aneh dia ketawa, kami tambah ketawa. Dia malu dan keluar, hahaha. Maaf ya mbak...
Eksis dulu |
![]() |
Struknya |
Kalian tau, selain ketinggalan Shinkansen, saya juga ketinggalan kereta terakhir. Gimana mau pulang? Mana suhu malam itu 1 derajat celcius. Mau tau ceritanya? Ditunggu ya :)
1 comments:
itu meja penuh bgd ya, wah banyak benda-benda kecil gtu bingung makanya he..
AKU IKUT KTewa juga tuh klo denger dialek orang jepang
Posting Komentar