Mei 07, 2014

Busan Part 2 : Walking Around

Selesai keluar dari Pasar Tradisional, karena udah siang, kami masuk ke toko mie. Salah satu teman saya pengen banget makan Chajangmyeon, salah satu kuliner paling terkenal di Korea. Sebelum main ke Haeundae Beach, dia sempat bertanya sama resepsionis hotel dimana tempat makan yang menjual Chajangmyeon? Resepsionis bilang, tempat makannya ada di dekat pantai dan bukan warung Korea. Ternyata makan Chajangmyeon itu di warung China.

Kalian tau, salah satu pelayan tempat makannya agak banci dan sombong. Teman saya bilang Chajangmyeon dan dia tanpa senyum dan muka jutek nanya berulang-ulang untuk memastikan lafal Chajangmyeon itu benar. Akhirnya dia agak menyerah dan  mengambil buku menu bergambar dan memberikannya pada teman saya, lalu dia pergi. Aneh bener, kita malah ditinggal. Nah, baru datang pelayan baik hati melayani kami dan kami bilang mau makan Chajangmyeon. Pelayan itu juga bertanya pada saya mau pesan apa dan saya menggeleng-geleng. Fyi, Chajangmyeon itu adalah mie hitam dengan saus pasta kedelai hitam yang asin (bukan kecap asin ya karena sausnya kental), ditambah potongan daging babi atau biasanya kulit perut babi. 
Chajangmyeon, dibelakangnya pelayan banci
Pelayan banci itu datang lagi dan memberikan saya menu yang ada bahasa inggrisnya, mungkin melihat saya belum pesan makanan kali yah. Akhirnya saya pesan mie seafood. Yang anehnya lagi, ketika dia memastikan pesanan, dia menunjuk saya dan teman-teman saya ke muka banget. Sewaktu dia bacakan Chajangmyeon, dia menunjuk teman saya pas ke hidungnya, lalu mie seafood dia menunjuk ke hidung saya. Buset orang ini nggak ada sopan-sopannya.
Mie seafood
Harga mie seafood disana 7000 Won dan Chajangmyeon 8000 Won. Kalau masalah rasa sih biasa aja ya, tapi porsinya banyak banget. Berhubung saya harus makan banyak, jadi saya terpaksa menghabiskan mie-nya. Beberapa orang yang mau makan disini membuka pintu tapi tidak menutupnya kembali. Udara di luar semakin dingin membeku dan saya terpaksa menutup pintunya sendiri karena saya juga duduk di dekat pintu keluar. Saya rasa, Busan lebih dingin dari Osaka. Mungkin siang aja 2 derajat, apalagi malam.

Setelah selesai makan, saya melanjutkan jalan ke subway. Oh ya, saya menyempatkan belanja kosmetik merek Peripera di Olive & Young, walaupun nggak lengkap stok produknya. Baru setelah itu masuk ke stasiun subway Haeundae menuju Nampo station. Setiba di Nampo, saya belanja di dalam subway menggunakan T-Money. Lumayan bisa belanja kosmetik seperti Etude, The Face Shop, dan lain-lain. Saya juga beli kaos kaki, cemilan, dan teman saya beli rokok untuk oleh-oleh menggunakan T-Money juga. Waktu itu kuteks Etude banyak banget buy 1 get 1, wah saya senang sekali memborong belanjaan.

Keluar dari subway, udara sangat sangat dingin. Bertambah dingin dari sebelumnya. Awalnya saya mau menelusuri berbagai pertokoan di sepanjang jalan sampai ke Busan Tower. Ternyata gunung tempat Tower berada masih sangat jauh, udara terus turun suhunya, dan saya nggak kuat. Akhirnya baru berjalan setengah perjalanan, masuk ke toko Skinfood dan beli beberapa makeup (di subway nggak ada toko Skinfood), langsung balik lagi ke subway. Karena Busan daerah pantai, jadi anginnya kuat banget dan membeku. Asap dari mulut juga tambah tebal. Mantel saya udah segitu tebal kurang nendang.
Gunungnya masih jauh
Kami masuk ke subway Nampo lalu jalan melalui underpass dan tembus ke Lotte Departemen Store - Gwangbok Branch. Ketika kami jalan terus, eh ketemu Aqua Mall. Mungkin Mall ini versi eksklusifnya, seperti Pasific Place di Jakarta. Saya dan teman-teman berkeliling Mall dan melihat banyak banget barang-barang dengan harga selangit. Ah, saya nggak sanggup beli. Jadi cuma mengagumi aja, hihihi.

Saya duduk di pelataran sebuah Cascading Fountain ketika teman saya mau ke toilet. Awalnya saya nggak tau kalau air mancur yang satu ini adalah World's Largest Indoor Cascading Fountain (air mancur berputar yang berada dalam ruangan terbesar di dunia). Tepat pukul 4 sore, musik dimainkan dan air mancur pun menari-nari dan berputar-putar. Wah saya beruntung banget bisa melihatnya, benar-benar sangat indah, Subhanallah! Saya merekam sebagian di handphone, tapi nggak bisa di upload ke blog karena terlalu besar filenya. Mendingan nonton sendiri di youtube ya. Pertunjukan air mancurnya pun lama, sekitar 20 menit. Keren banget deh pokoknya!!
Salah satu Cascading
Setelah selesai menonton air mancur, kami kembali ke subway dan menghabiskan sisa T-Money. Saya bahkan harus beli tiket subway secara manual karena uang di T-Money sisa 650 Won. Sesampai di Haendae Station, kami berjalan ke hotel untuk cek in terlebih dahulu, sekalian menaruh hasil belanjaan. Kamar hotel kali ini nggak terlalu besar, tapi cukuplah. Oh ya, karena begitu banyak bagasi yang kami bawa, sehingga harus beli bagasi tambahan untuk pulang ke Jakarta 20 kg lagi.

Selesai beres-beres sedikit, saya mencoba menelepon keluarga saya menggunakan Line. Walaupun suaranya agak delay, tapi saya bisa mendengarkan suara abang saya dan kakak ipar saya. Sekalian bertanya obat-obatan karena saya mulai sesak napas. Wajarlah, udara begitu dingin dan saya alergi dingin. Iseng-iseng, saya menelepon teman kantor juga untuk bergosip, hihihi. Pasti banyak cerita seru yang saya tinggalkan selama jalan-jalan ini.

Setelah beres menelepon, kami keluar untuk makan. Wah, malam itu dinginnyaaaaa ampuuunnn!!! Untung di dekat hotel ada Lotteria. Kami berlari kesana agar mengurangi rasa dingin. Suhu di dalam Lotteria agak sedikit hangat, tapi tetap aja dingin. Saya duduk di lantai 2 untuk menunggu tema-teman saya memesan makanan. Saya melihat keluar jendela dan merasa aneh karena saya berada di negeri drama. Besok udah balik ke Jakarta, liburan telah usai, dan malam ini sibuk melamun melihat orang berlalu-lalang. Teman saya datang sambil membawa ayam, kentang, dan kopi. Karena saya nggak bisa minum kopi, jadi pesan lagi teh. Selanjutnya kita mengobrol dan sama-sama nggak mau terima nasib kalau besok harus kembali ke Jakarta. Sudah lebih 10 hari kami berada di negara orang dan segala hal benar-benar menakjubkan.

Selesai makan dan udara di luar semakin membeku, kami balik ke hotel dengan berlari lagi. Kali ini saya lihat resepsionisnya bukan bapak-bapak yang jago bahasa inggris, tapi ibu-ibu tua. Wah, 'gimana nih nanti mau pesan taksi ya? Saya dan teman-teman bermaksud memesan taksi nanti aja ketika mau tidur, sekarang waktunya mempacking ulang semua isi koper biar cukup dan nggak kelebihan bagasi. Ternyata packing koper aja membutuhkan waktu lebih dari sejam, OMG!

Ditunggu ya cerita terakhir pulang ke Jakarta :)

4 comments:

zachflazz mengatakan...

wuasyiiik, ada gunungnyaa

Claude C Kenni mengatakan...

Eh bener lu, di Guilin sini juga ada Chajangmyeon, versi China tentunya. Rasanya tentu ga seenak yg asli buatan Korea, tapi harganya terjangkau lho, hehehe

Unknown mengatakan...

wah mie item mah ngeri dimakannya hehehe

Catatan Kecilku mengatakan...

oalah perginya berlibur tuh 10 hari ya? pantes aja ceritanya ga ada habisnya hehehe....

Follow me

My Trip