Ternyata saya sudah 5 hari nggak posting blog. Memang sih, ini adalah cerita terakhir saya berpetualangan di Jepang dan Korea. Nggak terasa saya telah menulis lebih dari 30 postingan untuk membahas tempat-tempat unik di dua negara tersebut. Jadi pengen jalan-jalan lagi, tapi saya belum menentukan akan kemana. Oh ya, beberapa hari ini ada keluarga di Jakarta. Jadinya sibuk jalan-jalan bersama orang tua dan adik yang udah lama banget nggak ketemu. Setelah mereka pulang, baru deh melanjutkan posting blog dan berjualan makeup kembali.
Baiklah, cerita terakhir ketika saya packing koper malam itu di Busan. Saya memisahkan semua barang-barang saya dan teman-teman saya agar tidak bercampur lagi. Maklumlah, sewaktu kekurangan tempat untuk oleh-oleh, kadang saya nitip belanjaan saya ke koper teman-teman, begitu pula sebaliknya. Sekarang semua koper dibongkar dan dipisahkan sesuai milik pribadi. Kalian tau, kamar penginapan saya jadi penuh banget ketika semua isi koper kita bongkar. OMG!
Selesai packing, saya minta tolong ke resepsionis bawah untuk memanggilkan taksi jam 6 pagi. Sayangnya resepsionis ibu-ibu itu nggak bisa bahasa inggris. Saya bilang jam 6, "Six o'clock!" dan dia harus menghitung dari one, two, three, four, five, six, baru paham. Tapi saya takut dia salah bilang jam 6 pagi menjadi jam 6 sore. Aahh, susah banget sih! Saya berikan kartu nama pemilik taksi, ibu resepsionis menelepon dan berbicara bahasa Korea. Saya menunggu sambil kedinginan. Beberapa menit kemudian, setelah percakapan yang saya nggak ngerti itu, ibu resepsionis menyuruh saya untuk berbicara. Saya terima teleponnya, saya bilang pertama kali, "Can you speak english?" Lalu dijawab, "No english." Wah, gimana ini? Akhirnya karena saya sudah tidak tahan kedinginan, saya lalu balik ke kamar dan mempercayakan pada ibu resepsionis.
Teman saya nanya, "Gimana taksinya?" Saya ragu-ragu menjawab, "Nggak tau deh udah di orderin apa nggak." Lalu tiba-tiba ada telepon ke kamar penginapan saya. Ketika saya jawab, ibu resepsionis bilang, "Come here!" Nggak sopan banget sih nyuruh orang datang, tapi saya tau kok kalau beliau memang sama sekali nggak bisa bahasa inggris. Setelah menutup telepon, saya keluar kamar dan mau turun ke bawah. Eh, tiba-tiba ibu itu sudah berada di depan kamar saya dan bilang, "Taxi OK!" Lalu saya jawab, "OK!" dan dia kembali turun. Ah, aneh banget. Daripada sibuk mikirin dia, saya langsung balik ke kamar dan tidur.
Besok paginya, kami bangun agak telat. Sekitar jam 5:45, taksi sudah ada di depan hotel. Saya menyuruh teman saya yang udah mandi untuk turun duluan selagi saya menunggu teman yang lain mandi. Ternyata mandi dan beres-beres membuat kita telat 20 menit. Supir taksi udah ngomel bilang, "We're late twenty minutes," dan dia mengatakannya berulang-ulang. Saya dan teman-teman saya pura-pura bego aja dan tidak terlalu mempedulikan apa katanya.
Perjalanan menuju bandara saya gunakan untuk tidur lagi. Ketika bangun, saya sudah tiba di depan lobby bandara. Kita membayar 50,000 Won untuk taksi, lalu mengambil troli. Oh ya, troli di Jepang dan Korea itu unik. Di pegangan troli harus ditekan agak kebawah agar troli bisa jalan. Kalau nggak, troli akan ngerem dan barang-barang kita nggak akan jatuh karena jalan sendiri. Kami tiba terlalu cepat, jadinya harus duduk menunggu beberapa saat, baru counter cek in dibuka.
![]() |
Gambar bandara Gimhae dari http://busanhaps.com/transportation |
Setelah counter cek in dibuka, kami lalu mengantri untuk cek in bagasi. Semalam saya membeli bagasi 20 kg lagi supaya nggak kelebihan. Berarti total bagasi saya dan teman-teman saya bertiga dalam 1 tiket adalah 85 kg, dan total bagasi kita sekitar 84 kg, nyaris kelebihan bagasi. Oh ya, karena nggak punya Visa Korea, petugas bandara (Asiana Airlines) bertanya kapan saya kembali ke Indonesia. Saya jawab hari ini juga, lalu dia oke-oke saja. Kemudian dia menawarkan kami bertiga duduk bersebelahan. Awalnya kami duduk berjauhan karena beli tiketnya nggak barengan.
Seperti biasa, beli cemilan di mini market bandara untuk sarapan. Kemudian langsung masuk pemeriksaan barang cabin dan immigrasi. Petugas pemeriksa barang memegang gulungan rambut saya berkali-kali untuk memastikan tidak ada yang aneh. Untung petugasnya cewek, kalau nggak udah saya omelin. Petugas immigrasi pun sama sekali nggak mempermasalahkan Visa Korea. Dia langsung men-stempel passpor saya, lalu saya bebas melenggang keluar. Selagi menunggu pesawat boarding, hal yang paling suka saya lakukan adalah masuk ke Duty Free. Kalian bisa membeli berbagai kosmetik Korea yang harganya jauh lebih murah disini karena nggak kena pajak. Saya juga melakukan refund tax untuk barang-barang yang saya beli selama di Korea. Lumayan hasil refund banyak juga. Bisa untuk makan siang bertiga. Sebenarnya belanja di Duty Free untuk menghabiskan uang Won. 'Kan bisa beli makeup untuk di jual lagi. Oh ya, di Duty Free bandara Gimhae tidak menjual Soju. Awalnya teman saya mau beli Soju untuk oleh-oleh, jadi menyesal karena nggak dijual.
Pukul 9:45, pesawat mulai boarding. Karena AirAsia X pesawat besar, antriannya sangat panjang untuk masuk ke pesawat. Saya menunggu antrian sambil ber-wifi di sebuah Lounge lantai dua. Kira-kira pukul 10 tepat, baru kami mengantri masuk pesawat. Ah, selamat tinggal Busan, selamat tinggal liburan, sediiihhh!! Pukul 10:35, pesawat terbang mengangkasa. Kami duduk di deretan kursi nomor 46, terlalu kebelakang. Kira-kira pukul 12 siang, makanan yang saya pesan di pesawat mulai dihidangkan. Karena teman saya kursinya baru saya dipindahkan untuk duduk di sebelah saya, jadi makanan yang dia pesan di nomor kursi sebelumnya mulai nyasar. Untung aja nggak dimakan sama orang lain. Selesai makan, kami tidur pulas. Sebaiknya kalian bawa bantal leher untuk tidur di pesawat supaya nggak sakit lehernya. Bisa tidur pulas lagi.
Beberapa menit sebelum mendarat, tiba-tiba pesawat kami menabrak awan. Turbulensinya kuat banget, seperti naik roller coaster. Saya mulai takut, teringat juga pesawat Malaysian Airlines, jadi berdoa banget. Pesawat dua kali menabrak awan sampai akhirnya pesawat berbelok. Barulah sampai di bandara LCCT Kuala Lumpur dengan selamat pukul 15:55. Alhamdulillah.
Karena kami hanya memiliki waktu 3 jam untuk naik pesawat lagi ke Jakarta, jadi turun pesawat agak terburu-buru. Sayangnya antrian di immigrasi Malaysia sore itu sangat panjaaaang. Kami harus mengantri sekitar 30 menit untuk bisa mendapatkan stempel di passpor, lalu mengambil bagasi. Pindah dari Arrival Gate menuju Departure Gate pun memakan waktu setengah jam. Belum lagi mengantri cek in bagasi yang nggak tertib banget membuat pelayanan jadi agak lambat. Sekitar pukul 17:30 kami beres cek in bagasi. Ternyata oh ternyata, payung transparan yang setia menemani saya nggak boleh dimasukkan ke kabin, harus bagasi. Awalnya saya sempat takut counter cek in bagasi udah tutup dan saya harus membuang payung itu. Tanpa berpikir panjang lagi, saya langsung balik ke counter cek in bagasi yang alhamdulillah masih buka. Karena saya udah cek in barang sebelumnya, jadi saya harus mengantarkan payung-payung ini ke konter lain untuk dimasukkan langsung ke dalam pesawat. Untung prosesnya nggak begitu lama. Saya masuk ke pengecekan barang (kali ini sepatu boots saya nggak disuruh buka), lalu masuk immigrasi lagi, baru akhirnya bisa lega menunggu boarding pesawat.
Selagi menunggu boarding, saya makan Dunkin Donuts. Untung aja tadi teman saya sempat menukar uang Ringgit dulu untuk beli makanan. Pukul 18:30 saya naik ke pesawat. Saat itu saya sangat sedih karena harus menerima kenyataan kalau liburan telah usai. Bahkan kebersamaan saya dengan teman saya juga saya kira harus usai. Masih sedih memikirkannya :(
Ketika tiba di bandara Soekarno Hatta, hal yang pertama kali saya lakukan adalah menelepon Mama. Ah, senangnya bisa kembali ke Jakarta dengan selamat. Nanti saya akan posting perbandingan negara Jepang dan Korea dari kacamata saya ya. Semoga bisa menginspirasi kalian yang mau berlibur kesana. Sampai jumpa ^_^
6 comments:
pokoknya ikut seneng saya membacanya. oh iya, perbandingannya kurang satu Mbak, dengan Indonesia dong.
pokoknya ikut seneng saya membacanya. oh iya, perbandingannya kurang satu Mbak, dengan Indonesia dong.
@zachflazz : hmm,mungkin bukan perbandingan. tapi saran untuk indonesia aja. hihihi
Keren tuh mbak jalan-jalannya, beneran memberikan info yang bermanfaat buat saya yang ingin jalan-jalan juga :)
oh ke Busan juga toh. keliatannya asik banget ya. hehehe
anyway di KLIA2 juga trolley-nya harus diteken mbak, kalo ngga bakal ngerem terus :D
Posting Komentar