Hai teman-teman. Bagaimana kabar minggu kalian yang penuh dengan tanggal merah kemaren? Rasanya udah kayak kerja main-main yah? Hari ini masuk, besok libur, trus masuk, trus libur lagi. Ah, sebenarnya saya sangat senang seperti ini. Apalagi melihat kalender bulan Juni yang nggak ada tanggal merah sama sekali. Ampun deh! Oh ya, sepertinya sudah 8 hari saya nggak posting blog. Selain karena sakit (flu, demam, batuk, pilek), di kantor juga banyak kerjaan yang membuat leher sakit. Kemarin sih saya mau posting tentang film X-men yang begitu keren menurut saya. Tapi kalau me-review sebuah film nggak bisa sebentar. Harus duduk merenung beberapa lama, baru deh beres.
Oke lah, saya mau cerita sedikit kejadian lucu yang saya dengar dari teman-teman saya di kosan dan di kantor. Saya rangkum menjadi cerita unik ya :)
***
Tahun ini aku berencana untuk resign. Kenapa? Kok resign? Well, seperti kata kebanyakan orang, aku mau buka usaha, mau kuliah S2 ke luar negeri, atau menjadi ibu rumah tangga. Dan seperti biasa, saat yang paling tepat untuk mengajukan resign adalah ketika bulan Ramadhan, sehingga tetap dapat THR.
Dengan pedenya aku datang ke kantorku (sebut saja PT. Keren) dengan membawa surat resign. Karena aku masih baru kelar projek dan masih ada kerjaan, aku asumsikan mendapat 2 month notice (2 bulan masa tenggang), sehingga pas setelah Idul Fitri, aku berhasil keluar.
Aku mengetuk pintu ruangan kerja bosku dengan perasaan deg-degan. Dari dalam terdengar bos mempersilahkanku masuk. Aku membuka pintu dan melihat bosku sedang menelepon. Aku ketawa cengengesan dan bilang, "Pak, saya mau ngasih surat." Bosku hanya memberikan isyarat untuk menaruh surat di meja. Aku taruh di meja dan keluar ruangan. Ah, padahal aku kan mau berbasa-basi dulu sebelum si bos baca suratku.
Ketika aku keluar ruangan, aku membaca bbm temanku.
"Ren, lo kalau ngasih surat resign sekarang, nggak dapat THR loh. Karena lo dianggap 1 month notice!"
Hatiku langsung galau, "Tapi kan projek gw belom kelar,"
"Ternyata tadi gw dapat berita dari kantor kalau projek lu udah kelar."
OMG! Gawat! Aku harus menyelamatkan surat resignku di dalam. Aku mengetuk pintu dan masuk. Bosku baru akan membuka isi surat dan aku langsung mengambilnya. Bosku langsung mengernyit.
"Maaf, Pak! Saya salah kasih surat." Kataku buru-buru.
"Emang itu surat apa?"
"Surat ucapan selamat Ramadhan dari klien tertukar sama surat cinta anak kosan saya. Maafkan saya ya Pak. Saya pergi dulu." Aku langsung keluar ruangan, meninggalkan bosku yang masih pusing 7 keliling. Untungnya hari-hari berikutnya tidak terdengar kalau bosku mempermasalahkan surat yang aku berikan, hehehe. Aman...
Sebulan kemudian, aku mengetuk pintu bosku lagi. Kali ini aku memberikan surat sambil berkata, "Pak, saya mau resign."
"Kenapa?" tanya bosku agak kaget.
Baru ketika aku mau curhat sedikit, eh ada telepon lagi untuk bosku. Aku akhirnya disuruh menunggu diluar lagi. Selagi menunggu, aku membaca bbm.
"Ren, kata temen gw lo dapat award karena mengerjakan projek tepat waktu. Lo jangan resign dulu! Lumayan loh 15 juta. Kalo lo resign, lo nggak dapat duit."
"Ahhh, kenapa lo nggak ngasih tau dari kapan gitu?" jawabku kesal.
"Lah, gw juga baru tau."
Akhirnya aku mengetuk pintu ruangan bos dan melihat bosku baru membuka amplop surat resignku. Aku buru-buru mengambil amplop dan bilang, "Nggak jadi, Pak. Saya ternyata sangat mencintai PT. Keren ini."
"Kenapa kamu tiba-tiba nggak jadi?"
"Iya Pak tadi saya galau. Maklumlah saya masih dalam masa pertumbuhan jadi gampang galau." Aku langsung keluar dari ruangan sambil berteriak, "Hidup PT KEREN!!"
Dan aku menunda resignku lagi. Huft!
Sebulan kemudian (lagi). Aku bbm temanku untuk memastikan nggak ada uang tertunda. Tapi kali ini apa pun yang terjadi, walaupun aku dapat rumah gratis dari perusahaan, aku mau resign. Di kantor selama masa tenggang dan nggak ngapa-ngapain itu nggak enak juga. Kerja udah males, tapi tetep nunggu duit melulu.
Aku mengetuk pintu ruangan bos lagi. Kali ini bosku nggak menelepon dan aku langsung memberikan surat resign. "Maaf Pak, saya mau resign. Kali ini saya nggak galau lagi deh."
Bosku tersenyum, "Iya saya mengerti. Kemarin kamu pasti nunggu uang bonus 'kan?"
Aku langsung kaget, cengengesan, dan mengangguk.
Bosku bilang, "Karena kamu udah 3 tahun, sebulan lagi kamu bakalan dapat uang bonus kesetiaan sebesar 1x gaji. Gimana? Kamu mau menunda resign nggak?" tanyanya sambil tersenyum.
Haduwh, hatiku mulai galau lagi. Tapi harga diriku mengatakan jangan dibutakan oleh uang. "Nggak apa-apa Pak. Saya memang butuh uang, tapi nggak kerja apa-apa juga selama masa tenggang itu bikin galau."
"Kamu gampang galau ya."
"Mengikuti trend, Pak. Hihihi."
"Baiklah, surat kamu saya terima."
Sebulan kemudian, aku sudah bebas menghirup udara menjadi pengangguran. Aku mulai merencanakan liburan bersama teman-teman. Tiba-tiba ada email masuk yang mengatakan kalau aku baru saja dapat transferan uang dari perusahaan tempatku bekerja dulu. Wah, ternyata aku tetap dapat uang kesetiaan. Ah, liburan terasa semakin indah