Juni 24, 2014

Ayahku Bukan Pembohong

Saya lagi suka baca buku nih. Kebetulan lagi banyak sale, jadi agak memborong buku-buku bagus. Selain karena mau cari inspirasi juga untuk nulis buku lagi, sekalian memang lagi pengen buku-buku Tere Liye juga.

Saya beli buku ini kalau nggak salah di Carrefour ITC Kuningan dengan harga Rp. 15,000 dan ada stempel Broken Book. Setelah saya buka-buka halamannya nggak ada yang sobek, jadinya saya beli aja. Sempat lama buku ini betengger di lemari saya dan baru sempat baca kemarin. Karena cuma 299 halaman, sebentar juga saya habis bacanya.

Buku ini menceritakan tentang seorang anak bernama Adam yang dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya hanya pegawai negeri biasa dan Ibunya seorang ibu rumah tangga yang sakit-sakitan. Yang mengasyikkan adalah Adam dibesarkan dalam kisah-kisah seru sang Ayah yang masa mudanya dihabiskan untuk berpetualang. Ayah mengambil gelar Master di luar negri dan ketika kuliah beliau pergi ke berbagai tempat dan benar-benar seru.

Dimulai ketika Adam mau mengikuti seleksi klub renang dan sang Ayah menceritakan tentang Sang Kapten (pemain sepakbola terkenal idola Adam) yang berlatih sangat keras untuk menjadi pemain dunia. Adam terinspirasi dari cerita Sang Kapten dan dia berlatih keras. Cerita tentang Apel Emas Lembah Bukhara dan Suku Penguasa Angin juga sangat keren. Ayah menceritakan bahwa kehidupan indah dalam sebuah kota itu tidaklah di dapat dari hasil instan, tapi perjuangan bertahun-tahun sampai ratusan tahun. Dan masih banyak cerita lainnya.

Ketika Adam beranjak SMA dan sekolah di Akademi Gajah, dia menemukan buku cerita yang menceritakan Apel Emas Lembah Bukhara dan Suku Penguasa Angin. Dari situ dia mulai meragukan kalau cerita sang Ayah selama ini adalah nyata. Bisa jadi semua cerita Ayah adalah dongeng. Bahkan ketika ibu Adam sekarat di ICU, Ayah masih menceritakan kalau dulu dia memiliki teman Si Raja Tidur yang mengatakan kalau ibunya tidak akan bisa disembuhkan dari penyakitnya. Adam marah karena Ayah tidak berusaha untuk menyembuhkan ibu, hanya berpegang teguh pada pendapat si Raja Tidur. Lalu ketika Ibu meninggal, Adam berhenti mempercayai cerita-cerita Ayahnya. Padahal seluruh kampung Adam tau kalau Ayah tidak pernah berbohong sama sekali.

Novel ini berhasil membuat saya nangis tersedu-sedu. Duh, sedih banget deh! Kejadian sewaktu Adam nggak mau Ayah bercerita kepada anak-anaknya tentang dongeng-dongeng belaka sampai ia mengusir sang Ayah itu menyedihkan banget. Terbayang wajah tua Ayah yang keluar ketika hujan karena Adam mengusirnya. Bahkan sampai suatu hari ketika Ayah meninggal, dan Sang Kapten datang ke pemakaman Ayah, barulah Adam menyesal dan menangis. Terkuaklah sudah semua kebenaran dari cerita-cerita ayah.

Saya sangat merekomendasikan kalian untuk baca novel ini. Banyak sekali pesan kehidupan di dalamnya. Mungkin kalau saya punya anak nanti, saya pasti akan menyuruh mereka untuk membacanya supaya bisa melihat sisi positif dalam buku.

NB : Sehabis baca The Fault in Our Stars dan saya lanjut baca buku ini, baru saya bisa menangis puas, hehehe. Bed cover sampai basah dan besoknya mata saya kembung. OMG, disangkain sama teman-teman baru berantem lagi, hihihi.

8 comments:

Unknown mengatakan...

hemm...bukunya mirip dengan film holywood deh mut, tapi lupa judulnya. dikisahkan si anak punya ayah dengan berbagai cerita yang tak masuk akal, kemudian si anak ga percaya lagi saat dia dewasa. dan pas si ayah mau meninggal, si anak mencoba mengundang semua orang yang diceritakan si ayah, akhirnya, orang2 tersebut berdatangan dan memeriahkan acara si ayah.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@alfa : tia belom pernah baca jol buku itu. hehe

Tiari mengatakan...

Wah seru ya Mbak bukunya?
Aku sempat baca buku itu, baru setengah baca terus berhenti. Soalnya bosen, malah ngerasa kok tumben Tere Liye bukunya nggak kayak biasanya.

Jadi pengen lanjutin baca lagi. Makasih reviewnya Mbak.. :)

dunia kecil indi mengatakan...

wah, buku bagus dengan harga yang terjangkau ya :) Meski labelnya broken book selama masih nyaman dibaca aku juga pasti bakal ambil tuh, hihihi. Terima kasih sudah share, ya :)

dunia kecil indi mengatakan...

Btw, sepertinya yang dibicarakan Alfa itu film Big Fish ya :D

Mohammad Robih mengatakan...

Keknya bagus nih buku..

Zahra mengatakan...

Iyaaa kaaak bagus kali buku Tere Liye ini. Sehabis baca buku ini, langsung nelpon orang tua dan ngobrol lamaa dengan mereka. Semoga tambah banyak buku yang mengajarkan pesan moral kayak buku Tere Liye ini. :)

Suntea Edogawa mengatakan...

Saya tertarik baca resume nya karena kebetulan buku yang sama masih teronggok rapi di rak buku kamar saya. Namun saya agak sedikit kecewa mendapati ceritanya serupa dengan Big Fish (Ewan Mc Gregor).

Follow me

My Trip