Novel dan film yang akan saya review adalah salah satu dari New York Time Bestseller, buku terlaris di New York. Mungkin saya beberapa kali membaca berita di social media, betapa hebohnya euphoria novel dan film ini. Awalnya karena teman saya memberitahukan kalau isi novel ini bagus, sedih, dan eh padahal dia sendiri belum baca. Teman saya cuma bilang kalau cerita novelnya tentang cewek penderita kanker paru-paru jatuh cinta dengan cowok yang dulunya penderita kanker tulang.
Baiklah, saya tertarik dengan euphorianya. Saya pergi ke Plaza Semanggi dan beli bukunya seharga Rp. 49,000. Untuk buku dengan tebal 400an halaman, buku ini memang termasuk murah. Penulisnya adalah John Green dan novel The Fault in Our Stars ini adalah karyanya yang ke enam.
Ceritanya dimulai dari remaja berusia 17 tahun bernama Hazel Grace, seorang penderita penyakit kanker tiroid yang sudah menyebar sampai ke paru-paru. Hal itu membuat dia harus selalu menggunakan selang oksigen dan membawa tabung oksigen kemana-mana. Hazel mengikuti Cancer Supporting Group, grup untuk para penderita kanker agar dia mempunyai banyak teman. Penyakit kanker membuat Hazel lebih suka di rumah dan membaca sebuah novel karangan Peter Van Houten berjudul An Imperial Affliction (Kemalangan Luar Biasa).

Hari-hari mereka di Amsterdam sangat indah. Mereka makan malam di restaurant mewah, berjalan di sepanjang kanal-kanal sungai, berciuman di museum Anne Frank, dan lainnya. Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Gus diam-diam melakukan scan pada tubuhnya karena suatu hari pinggangnya sakit. Ternyata kanker mulai tumbuh lagi di tubuhnya dan sudah menyebar kemana-mana.
Ok, cukup untuk penggalan cerita. Saya membaca buku dulu baru menonton filmnya. Di twitter bilang kalau mau nonton filmnya harus menyiapkan tissue berkotak-kotak karena sedih banget. Saya coba baca bukunya, alurnya datar, biasa aja. Sebuah kisah cinta remaja biasa, hanya saja mereka memiliki kanker, dan saya belum nangis baca bukunya. Sekitar halaman 300an, saya mulai menitikkan air mata sedikit, hanya sedikit lho, ketika saya baca kalau Gus nggak bisa menemani Hazel selamanya, lalu pada akhirnya Gus meninggal dan nggak ada cerita yang terlalu dramatis.
Baiklah, mungkin kalau nonton filmnya, saya bisa lebih menghayati dan lebih bisa untuk sedih. Ternyata banyak hal dalam novel yang nggak ditampilkan dalam film, tapi masih bisa diikuti alur ceritanya. Sayangnya ketika saya nonton film, penonton depan saya sangat lebay. Ada adegan lucu sedikit, dia tertawa ngakak. Trus ada kata-kata romantis, dia terpesona dengan lebay, ahh mengganggu banget deh pokoknya. Akhirnya saya nggak nangis sama sekali dari awal film sampai habis.
Kesimpulannya, menurut saya The Fault in Our Star nggak sedih. Saya bisa nangis terisak-isak sewaktu membaca novel karangan Tere Liye seperti Hafalan Shalat Delisa, Ayahku Bukan Pembohong, dan lainnya, sampai mata saya kembung. Saya juga nangis banget sewaktu nonton film Habibie dan Ainun, The Amazing Spiderman 2, dan Godzilla. Jadi agak heran juga kenapa saya nggak nangis pas film ini, hihihi.
Sekian review saya. Mungkin menurut kalian bisa aja novel ini memang sangat menyedihkan. Semoga reviewnya bermanfaat yah :)
6 comments:
Pengen nangis mbak? kapan2 kalau ke bioskop atau lagi baca buku, ambil bawang jadi baca/nontonnya sambil iris bawang gitu :)
Saya belum baca novelnya dan filmnya jadi belum bisa kasi pendapat tentang reviewnya :)
Gw lagi baca novel nya nih, belum selesai tapi agak terserang bosan di tengah hehee
Eh udah ada Novel Indonesia nya yah.... Gua kemarin beli novel novel nya yang Inggris. Damn tahu gitu gua nunggu yang Indonesia nya keluar dulu saja yah
Baru aja 3 jam yang lalu memutuskan pengen ke bioskop dan nonton film ini sendirian pulang kantor....tapi pas baca2x review-nya katanya sedih ya.... Nggak jadi deh, takut nanti keluar bioskop dengan mata sembab dan melow....yang ada malahan dianggapa neh pas pulang :) makasih buat postingannya.
Yup, paling males duduk dekat orang yang lebay di bioskop, norak banget kesannya.... ada adegan romantis berisik, adegan berantem kaget, adegan lucu ketawa ngakaknya bikin sakit kuping, tiap adegan dikomentarin...hadeh...menganggu kenikmatan nonton banget....
Emmm... semisal ga ada penonton depan yang lebay itu, bakalan nangis terisak-isak gak Meutia?
Pengen nonton pilem ini sendirian deh *suami mana doyan drama gini wkwkwkk*
astaga mut nonton godzilla nangis? huftt...
Posting Komentar