Hai teman-teman, apa kabar? Rasanya udah agak lama baru posting blog lagi. Berhubung kalau udah mudik ke kampung halaman itu kerjaannya banyak banget dan menumpuk. Mulai dari beres-beres, bersih-bersih, masak-masak, pokoknya semua kerjaan rumah tangga yang udah hampir nggak pernah saya lakukan selama di Jakarta itu harus dikerjakan. Capek sih, badan keringetan terus, tapi senang aja tuh. Mana di Aceh buka puasa lama banget, jarang tidur siang lagi, jadi terasa banget hausnya. Biasanya untuk mempercepat buka puasa tuh saya tidur siang. Nah, kalau di Aceh, agak susah tidur siang. Panas banget cuacanya. AC di kamar kurang nendang jadinya. Alhamdulillah semalem sempat hujan, walaupun bukan hujan sih itu namanya. Lebih tepatnya Thunderstorm! Hujan disertai angin hebat dan badai. Sampai-sampai seluruh dapur dan kamar belakang basah diterpa hujan.
Baiklah, selesai basa-basinya. Sebenarnya saya mau memposting tentang apa yang saya lihat dan rasakan selama bulan puasa di social media. Mungkin bukan saya saja yang merasakan hal ini, tapi seluruh warga negara Indonesia. Duh, rasanya bener-bener males banget deh buka facebook, path, dan twitter. Untungnya instagram nggak sebegitunya. Saya akan bahas satu-demi satu per paragraf supaya saya bisa mengingat kejadian ini seumur hidup.
Pertama, masalah Pemilu Presiden. Ntah kenapa, pilpres kali ini dipenuhi oleh orang-orang yang suka memposting link ke Facebook. Ntah itu black campaign, atau berita benar pun jadinya memenuhi news feed di Facebook. Awalnya saya merasa nggak masalah, selama yang diposting itu adalah berita yang jelas sumbernya. Paling nggak portal berita yang menjadi acuan link tersebut masih benar. Nah, yang bikin sangat menyebalkan adalah orang-orang yang semakin hari malah memposting keburukan salah satu pasangan calon. Captionnya juga kadang nggak pantas ditulis oleh seseorang yang mengenyam pendidikan di luar negri. Apa dia segitu nggak ada kerjaannya kali ya? Jadi tiap hari cuma mencari kesalahan capres yang tidak di jagokannya. Semuanyaaaa di posting dan saya sampai meng-unfollow banyak banget teman di Facebook. Bukan itu aja, komentar-komentar yang ditulis pun saya rasa kurang pantas dan agak sok tau. Masya Allah, pusing banget deh saya dengan masalah ini. Jadi curhat!
Kedua, piala dunia. Kalau event yang satu ini masih lumayan terkendali menurut saya. Cuma ada hal agak aneh, giliran setelah final dan Jerman menang melawan Argentina, wah jadi berantem deh. Lagi-lagi berantemnya di Facebook. Jelek-jelekin Messi lah, walaupun saya kurang tau juga siapa itu Messi. Bahkan stasiun tv yang menayangkannya juga jadi di jelek-jelekin. Apa hubungannya coba?
Ketiga, Quickcount. Balik lagi ke permasalahan pilpres. Setelah pemilu beres, beberapa hasil hitung cepat mulai ditayangkan di stasiun tv. Yang anehnya, stasiun tv yang mendukung pasangan calon pasti menang di stasiun tv tersebut. Saya jadi bingung mau nonton berita di tv mana. Trus dari Quickcount, muncullah Realcount? What's different? Sama-sama counting 'kan ya? Dan mulailah orang-orang pada berantem lagi di media social. Bahkan update status di BBM pun penuh dengan hasil hitung itu.

Kelima, ulama kita Quraish Shihab. Saya heran sama orang-orang yang menjelek-jelekkan beliau. Padahal menonton tayangan Tafsir Al-Misbah aja setengah-setengah. Lalu memposting penggalan video dengan tidak lengkap. Kalian tau? Beliau itu ulama dengan predikat summa-cumlaude. Sekalipun kalian mengejek-ngejek beliau, kalian tetap hanya akan dianggap angin lalu. Beliau segitu hebatnya bisa menafsirkan Al-Qur'an. Bukunya sudah terlalu banyak beredar di masyarakat dalam dan luar negri. Paling-paling yang banyak omong dan memaki beliau itu hafalan juz amma saja masih sedikit. Kenapa tidak menahan diri? Yang pasti, Quraish Shihab adalah salah satu ulama favorit saya sejak dulu. Saya suka nonton Tafsir Al-Misbah, mama saya juga punya banyak buku tulisan beliau.
Keenam, hasil pilpres. Menurut KPU dan Bawaslu, presiden terpilih adalah Pak Jokowi. Buat yang bukan pendukung beliau, mulai deh mencari-cari kesalahan dan kecurangan KPU. Heran deh, emangnya nggak capek apa ya mencari kesalahan orang terus-menerus? Beberapa media juga mulai mempublikasi rancangan kabinet Pak Jokowi nanti. Yang anehnya lagi, orang-orang pada mengomentari calon mentri Agama. Emangnya ada masalah ya? Kenapa kita tidak sama-sama mendoakan yang terbaik, sama-sama mendukung, rakyat bersatu kembali. Memang sih hampir setengah Indonesia yang tidak mendukung Pak Jokowi tidak akan menerima begitu saja. Tapi mau bagaimana lagi? Daripada kalian capek, mendingan tetap bekerja seperti biasa, beribadah yang banyak, mumpung bulan Ramadhan. Paling nggak lihat lah hal positifnya, presiden terpilih di bulan Ramadhan insya Allah baik.
![]() |
Presiden Indonesia |
Alhasil, beginilah Ramadhan tahun ini. Penuh dengan konflik sana-sini. Ntah kenapa rakyat Indonesia kali ini agak aneh. Awal Ramadhan aja, mesjid dekat kosan agak sepi. Biasanya setiap tahun saf shalat Tarawih sampai keluar dari mesjid. Penuhhh banget! Tahun ini? Dalam mesjid aja nggak penuh. Kenapa bisa begitu? Wallahu 'alam.
Sebentar lagi Idul Fitri. Kalau memang kemarin terlanjur berbuat banyak dosa, mungkin bisa kembali mensucikan hati. Akhir kata, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H. Kalau ada salah kata, mohon di maafkan. Jangan lupa bayar zakat fitrah juga ya.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
0 comments:
Posting Komentar