September 25, 2014

Grand and Brown Canyon

Setelah kenyang makan Soto Ayam dan Garang Asem, kami melanjutkan perjalan ke Grand Canyon menggunakan Landy (Land Rover). Mobil yang satu ini gagah banget. Mungkin karena emang di desain untuk off road. Perjalanan menuju destinasi selanjutnya sangat berkelok-kelok, masuk kampung, ntah kemana deh ujungnya. Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya kami tiba di bukit berpasir yang benar-benar persis Grand Canyon di Arizona. Bedanya, tempat ini adalah ladang pengerukan tanah. Banyak banget truk-truk penampung tanah bersliweran kemana-mana.
Perjalanan menuju Grand Canyon
Tiba di Grand Canyon
Saya kurang tau dimana lokasi persisnya tempat ini. Udah mencoba browsing juga, tapi nggak dapat lokasi pasti. Saya juga lupa bertanya pada supir Landy dimana lokasinya. Mungkin kalau kalian mau kesana, bisa bertanya pada orang lokal. Tempatnya benar-benar seperti padang tandus dengan bukit-bukit menjulang tinggi. Bahkan kalian bisa melihat ke kiri dan ke kanan ada jurang dalam. Menyeramkan! Sinar matahari juga super terik, jadi kalian wajib bawa kacamata hitam.
Penuh dengan pasir dan debu
Menurut saya, selain jurang, ada hal lain yang mengerikan disini yaitu debunya super dahsyat. Kalian wajib memakai masker dan saya salah banget karena nggak bawa masker. Setiap mobil truk pengangkut pasir lewat, debunya berterbangan sampai susah bernapas. Kalau datang angin pun, debunya terbang semua. Saya sudah berusaha untuk menutupi hidup dengan kerudung, eh malah kerudung saya jadi bau pasir dan debu. Bahkan dari warna pink, berubah menjadi agak kekuningan saking dahsyatnya debu. Saya sempat terbatuk-batuk dan agak sesak. Untung nggak apa-apa. Mungkin karena jarang hujan, jadinya tandus banget daerah ini. Mana kota Semarang super duper panas cuacanya.
Pose dulu
Walaupun tempatnya sangat berdebu, kami tetap berusaha mengambil foto. Pokoknya harus tetap eksis walaupun agak sengsara. Akhirnya karena nggak kuat lagi, kita pindah lokasi yang nggak banyak truk bersliweran. Nah, disini mobil Landy mulai menunjukkan taringnya. Kita mulai di bawa menanjak jalan yang seram banget, lalu turun ke jalan terjal. Semakin menanjak terus bahkan kadang ada tepi curam. Ah, saya di mobil hanya bisa berdoa karena ketakutan. Sebenarnya terpental-pental di mobil mungkin seru untuk sebagian orang, tapi nggak buat saya. Saya takut jatuh ke jurang aja, hiiiii. Mana mepet banget di tepi jurang jalannya mobil ini. Nau'dzubillahiminzalik.
Jalan sambil pose dulu
Akhirnya kami tiba di tempat yang landai dan masih banyak rumput. Disini nggak berdebu, bahkan ada danau buatan. Angin sore juga sepoi-sepoi banget. Kami melanjutkan sesi bernarsis ria. Udah segala macam gaya deh saya lakukan untuk berfoto.
Deretan Landy terparkir
Gaya dulu pake bendera
Tim saya
Di tepi danau
Seluruh peserta
Beberapa jam kemudian, saya heran. Kenapa kok nggak ada ajakan untuk balik ke kota? Ternyata mobil Landy-nya rusak. Teman saya bilang, memang mobil Landy itu sering banget rusak. Wah, kalau sering rusak kok dipake' yah? Kan serem kalau tiba-tiba ada kerusakan, dan kita lagi off road di tepi jurang.
Mobil terparkir
Akhirnya saya dan semua teman-teman berusaha sabar menunggu mobil selesai diperbaiki. Mana stok air minum sudah habis, keringetan, badan berdebu. Duh, benar-benar memainkan emosi. Bahkan kami dapat berfoto sunset disini dan terdengar suara adzan magrib. Saya udah capek dan duduk aja diatas batu. Udah nggak mood buat berfoto dan kamera saya juga udah kotor banget. Untung dipasang filter di lensa. Kalau nggak, haduwh susah banget bersihinnya. 
Seluruh tebing-tebing pasir
Sunset
Mataharinya unik
Ketika matahari mulai tenggelam, akhirnya kru Landy memutuskan untuk menggerek Landy rusak ke kota. Kenapa nggak daritadi ya? Ketika tiba di perkampungan dan melihat warung, saya senang banget karena mau beli aqua dingin. Saya turun sendiri dan membeli empat botol aqua untuk teman-teman saya. Saya heran juga, kok anak-anak lain pada nggak turun beli aqua? Untung teman saya baik hati masih mau sharing dengan mereka. 

Admin tour menawarkan untuk makan malam dulu, tapi yang lain pada pengen langsung ke perkemahan. Saya hitung-hitung, berarti kami tiba di perkemahan sekitar pukul 8:30 malam dan belum makan? Ya sudahlah, kali ini saya ikut aja. Palingan tidur sepanjang jalan supaya nggak terasa laparnya. Sigh...!

Terakhir informasi yang saya dapat, ternyata lokasinya di Peucang Gading.

7 comments:

Muhamad Ratodi mengatakan...

aaahhh..ngiri saiah :D

Fei mengatakan...

Beneran brown. Hahahahaaa

Puputse mengatakan...

kereeen.. tapi belum ada alfamart sama indomart kayaknya ya :D

Unknown mengatakan...

kalau kesitu lagi mampir dirumah saya, saya deket situ..
trimakasih sudah mau berkunjung di daerah saya....
salam dari brown canyon (wadasan kalo orang sini bilangnya)

Anonim mengatakan...

Pengen kesitu ,,tapi gatau alamatnya,,,,saya di semarang timur

Unknown mengatakan...

itu alamat nya dimana ya ..
soalnya aku tgl 29 mau ke ambarawa
, apa kah jauh dari ambarawa..
terima kasih

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@herianto : maaf mas.. saya kurang tau. cobain nanya sama mas ahmad rizqon yg komen di blog saya. rumahnya dekat situ :)

Follow me

My Trip