Oktober 02, 2014

Umbul Sidomukti - Menuju Paralayang

Sempat bosen menunggu teman-teman yang sedang mandi. Kamar mandi cuma 3 dan kita semua 19 orang. Jadi ngantri banget deh pas mandi. Mana kalau mandi pagi biasanya kan emang lebih lama daripada mandi sore. Saya hanya bisa duduk ngadem di tenda yang sebenarnya panas juga sih. Jadi bengong nggak tau mau ngapain.
Perkemahan dilihat dari jauh
Mendaki
Kepanasan dan capek
Setelah semua beres mandi, sekitar pukul 11 siang, kita berjalan balik ke parkiran. Nah, ini yang paling sulit. Bawa ransel dan mendaki siang-siang itu adalah suatu kombinasi bikin capek. Saya sempat berhenti beberapa kali baru kemudian lanjut berjalan. Sesampainya kita di parkiran, saya melihat banyak sekali jajanan. Saya dan teman-teman mampir untuk beli cemilan dadar telur puyuh dan pisang molen, sementara teman saya yang lain menaruh tas ransel ke Landy. Ternyata menunggu dadar telur puyuh selesai di goreng tuh lama juga. Saya menjadi peserta terakhir yang naik Landy orange sambil membawa 2 kotak cemilan.
Landy
Ada kejadian menyeramkan. Setelah saya duduk di Landy dan mobil mulai jalan menanjak, eh tiba-tiba rem blong. Mobil jadi berjalan mundur dan menabrak mobil di parkiran. Mana tabrakannya agak keras dan saya duduk di posisi paling belakang. Jadi tersentak kaget. Akhirnya Landy sampai harus ditahan oleh beberapa orang, di gas lagi, baru deh maju jalan. Terpaksa Landy tersebut harus di pinggirkan dulu dan kita turun untuk menumpang mobil yang lain. Selagi menunggu mobil Landy lainnya, saya makan cemilan. Herannya yang beli cemilan cuma tim saya, tapi yang lain pada nyerbu. 

Setelah Landy yang lain datang, kami naik dan mulai jalan ke tempat Paralayang. Hari minggu kemarin itu ada acara Down Hill, perlombaan sepeda Internasional. Jadinya pengunjung Umbul Sidomukti rameeeee buangettt! Nah, anehnya ketika kita melintas, orang-orang pada ngeliatin ke arah kita. Mungkin karena mobil Landy-nya itu nyentrik banget kali yah. Dan kita juga konvoi 3 mobil dengan penumpang pakai kaos seragam semua lagi.

Sesampainya kita di parkiran paralayang, karena ada Musholla, saya shalat dulu. Selesai shalat, malah bingung teman-teman lain kemana. Akhirnya saya berjalan sambil mencari teman-teman yang terpisah. Setelah ketemu mereka yang ternyata terpisah juga dari teman-teman yang ikut paralayang, jadilah kita nonton acara Down Hill aja. Keren juga manuver-manuver para peserta dengan menggunakan sepeda. Kita juga harus berteduh karena cuaca panas banget. Sebagian dari penonton Down Hill juga duduk menonton sambil berpayung ria.
Nonton Down Hill
Setelah 30 menit dan merasa udah kelamaan menunggu, akhirnya saya melanjutkan perjalanan. Yang bikin nyasar adalah nggak ada papan petunjuk kemana area paralayang. Udah nanya ke beberapa orang disana pun mereka nggak tau. Kebanyakan dari orang-orang disana adalah pendaki Gunung Ungaran yang baru turun gunung. Backpacknya gede banget. Cewek-cewek juga pada kuat bawa backpack segede gitu. Akhirnya ada seorang bapak bilang, "Udah deket kok area parayalang." Teman saya nanya, "Kira-kira berapa lama pendakian?" Bapak itu jawab, "Sejam mbak!" Beuh, langsung mutar balik nggak jadi ke area paralayang.

Karena udah jam 1 siang, saya dan teman-teman setim memutuskan untuk mampir ke Pondok Kopi untuk makan. Selagi menunggu pesanan datang, saya mengambil foto teman yang berhasil paralayang. Mereka juga membagi foto di atas gunung sewaktu berlari dan meloncat ke jurang. Baru akhirnya terbang. Wah, kalau saya sih udah pasti banget nggak berani. Tinggi banget itu!!
Bersiap berlari dan meloncat
Lalu terbang
Melihat teman sedang paralayang
Sebagai informasi, kalau mau ikut paralayang, kalian harus membayar Rp. 300,000 untuk sekitar 20 menit terbang. Karena masih baru, kalian akan didampingi oleh seorang pilot (tandem). Nah, kebetulan kemarin tandemnya cuma satu orang. Jadinya ketika seorang teman terbang, yang lain harus menunggu tandemnya balik lagi ke gunung untuk terbang lagi. Cukup menyita waktu memang, makanya kemarin dari 5 orang yang mau main parayalang, jadi cuma 2 orang yang bisa terbang. Sebaiknya kalian melakukan booking paralayang dari jauh hari, jangan on the spot. Jadi bisa dipersiapkan tandem yang sesuai dengan jumlah peserta. Bahkan kata sopir Landy, booking paralayang sama mereka juga bisa sebenarnya.
Terbang ke angkasa
Berterbangan


Kebayang kan tingginya
Oke, di postingan berikutnya saya akan mereview Pondok Kopi, cafe yang sangat mengecewakan.

4 comments:

adittyaregas mengatakan...

mahal juga ya kak mau terbang pakai paralayang :|

dan ada yg kurang, harusnya ada video waktu Down Hill berakhis hhe

nah ini toh postingan yg katanya di line lagi kemping hihi

Mila Said mengatakan...

kirain kamu yang ikut paralayang, mut hehee

annam_8937 mengatakan...

Boleh minta cp yang bisa dihubungin ga y.. Pengen.. Thnks
Seru...

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@annam: bisa masuk aja ke webnya umbul sidomukti :)

Follow me

My Trip