Oktober 05, 2014

Umbul Sidomukti - Pondok Kopi

Sudah menjadi agenda wajib bagi saya untuk berwisata kuliner ketika mengunjungi suatu tempat. Dari daerah Down Hill, saya turun kebawah untuk mengunjungi sebuah Resto bernama Pondok Kopi.
Alamatnya di Umbul Sidomukti, Desa Sidomukti Bandungan, Semarang (024-70128686). Saya sudah berharap akan menemukan sebuah resto yang bisa dibandingkan dengan yang ada di Bandung. Sayangnya, ekspektasi saya terlalu tinggi untuk Pondok Kopi.
Tampak depan
Sebenarnya Resto ini memiliki pemandangan yang luar biasa indah, yang menjadi salah satu alasan saya kesini. Saya dan teman-teman setim memilih tempat di lantai dua. Kalian juga bisa makan di taman dan pemandangannya nggak kalah keren. Ada yang aneh, kenapa banyak meja tanpa kursi ya? Ternyata beberapa kursi dipakai oleh pengunjung yang lain yang ingin makan semeja dengan teman-temannya. Yang anehnya lagi, sepertinya kursi yang disediakan terlalu pas. Saya jadi harus menunggu beberapa saat untuk mendapatkan kursi. Untung pelayannya baik banget, sabar banget mencari kursi buat saya.
Pemandangan super keren
Banyak meja tanpa kursi
Nungguin kursi
Kalau mau, bisa duduk di taman juga
Setelah kursi komplit, saya memesan makanan. Pesanan saya dan teman-teman saya adalah :
Nasgor Ayam Rp. 20,000
Nasgor Spesial Rp. 28,000
Nasgor Seafood Rp. 23,000
Es Cappucino Rp. 15,000
Es Coklat Rp. 15,000
Tiramisu Rp. 12,000
Daftar menu
Menurut saya harga makanannya sangat murah untuk resto dengan pemandangan seindah ini. Tapi lagi-lagi ekspektasi saya untuk makanan dan minuman terlalu tinggi. Memang untuk minuman datangnya cepat. Saya berharap Es Coklat yang saya dapatkan seperti Resto-resto di Bandung dengan float atau satu skup es krim. Ternyata hanya minuman biasa dengan rasa seperti susu ovaltine.
Minuman
Saya datang ke Resto ini kira-kira jam 1 siang. Kalian tau? Penyajian makanannya super duper lamaaaa buangetttt....!!! Gile ya, saya udah lapar banget. Saya bolak-balik nanya ke kasir kapan makanan saya datang dan mereka hanya jawab, "nggak tau." Duh, kok nggak tau sih? Mereka cuma beralasan kalau makanan dari lantai satu belum datang dan pengunjung sedang ramai. Ya seharusnya mereka bisa mengantisipasi kalau pengunjung bakalan rame banget. Mau marahin kasir atau pelayannya saya nggak tega, karena memang bukan salah mereka. Haduwwh, jadi serba salah.

Akhirnya, 1,5 jam kemudian, tepatnya jam 2:30 siang, makanan saya datang. Gile ya, kalau bukan karena saya lagi nungguin teman-teman paralayang, udah pergi dari dulu saya. Nasi goreng yang kami pesan pun jadi terkesan asal jadi. Teman saya memesan nasi goreng ayam, eh ayamnya cuma 2 suir. Untung nasi goreng saya, ayam suirnya lebih banyak. Lalu nasi goreng seafood, udangnya cuma 1 ekor, hahaha. Haduwh! Bahkan ada bagian nasi goreng yang warnanya masih putih lagi.
Nasi Goreng ayam suir lebih banyak
Nasi goreng spesial yang masih ada bagian putihnya
Selesai makan, saya nggak mau basa-basi lagi, langsung bayar makanan di kasir, dan pergi. Pas turun ke lantai satu juga banyak banget meja dengan piring kotor belum diangkatin. Sebenarnya potensi resto Pondok Kopi ini bagus banget. Seandainya manajemennya lebih bagus, karyawannya diperbanyak, koki juga diperbanyak, logistik juga, pasti favorit banget deh resto ini. Semoga ke depannya lebih baik. Amin :)

2 comments:

Indra P Nugraha mengatakan...

Hohoho... Terkadang memang kenyataan tak seindah harapan :)

Ummi Ita mengatakan...

eman beneerr. padahal biasanya kalo udah ditempat2 kaya gitu, bakal rame pengunjung. dan harganya juga bisa lumayan banget, secara ngejual pemandangannya yang keren gitu

Follow me

My Trip