Keluar dari Kalibo International Airport, menurut yang saya baca bakalan banyak travel yang menawarkan paket ke Caticlan Jetty Port (nama dermaga). Awalnya saya bertanya pada Southwest Travel, sebuah travel agent yang paling populer disana. Ternyata harganya mahal. Mereka menawarkan harga sekitar 1050 PHP (1PHP = Rp. 285) untuk diantar sampai dermaga, termasuk biaya kapal, dan diantar lagi sampai ke hotel. Bahkan kalau ambil berempat, jadi di diskon seharga 995 PHP. Sebenarnya jadi enak sih karena nggak usah memikirkan transportasi lagi. Tapi yang namanya backpackeran, harus selalu meminimalisasi biaya. Mending uangnya buat belanja, hahaha.
Baiklah, pilihan saya jatuh pada travel yang menawarkan harga perorang 150 PHP (Rp. 42,750) untuk diantar ke dermaga. Harga segitu udah termasuk biaya perahu (Boat Fee). Mereka bahkan menyangka kami orang lokal, jadi mengajak berbicara bahasa tagalog. Memang orang Asia Tenggara itu wajahnya mirip semua. Kami naik ke mobil minibus di deretan paling belakang. Sialnya, saya dapat kursi yang nggak ada sandarannya. Udah malas protes juga sih karena diluar hujan deras dan kami butuh tempat untuk berteduh. Saya berpikir nanti pas duduk bakalan bisa bersandar ke teman di kiri dan kanan. Setelah menyelesaikan pembayaran, mobil pun jalan.
Perjalanan ternyata nggak sesederhana yang saya pikirkan. Jalan dari bandara Kalibo ke dermaga ternyata sangat berkelok-kelok. Mungkin kalau orang Aceh, bisa membayangkan jalan di Gunung Seulawah atau dari Banda Aceh menuju Aceh Barat. Saking berkelok-keloknya, sopir minibus jadi sering mengerem, nge-gas, nge-rem lagi, begitu seterusnya. Mana jalannya menanjak dan menurun. Beberapa menit awalnya saya masih baik-baik saja. Saya masih bisa bersandar pada teman-teman saya, atau duduk meringkuk. Sayangnya teman di sebelah kanan pengen pipis, di sebelah kiri pengen pup, dan saya pengen muntah. Haduwh, akhirnya kami semua udah pusing banget. Teman yang paling pojok masih berusaha memijit-mijit bahu dan pundak saya, tapi dia duduk terlalu jauh, jadi agak susah. Saya berdoa berkali-kali supaya cepat sampai di tujuan. Udah nggak tahan lagi, mana belum makan.
Kira-kira 1 jam 45 menit kemudian, kami sampai di Caticlan Jetty Port. Saya langsung mengoleskan minyak kayu putih ke punggung, dan teman-teman yang lain menyelesaikan urusan mereka di toilet. Setelah urusan beres, kami harus membayar Terminal Fee 100 PHP dan 75 PHP Environmental Fee baru bisa masuk ke dermaga. Ternyata kita nggak harus nunggu lama sampai kapal datang, karena kapal udah tersedia. Tinggal menyebrang jembatan super sempit untuk masuk ke kapal. Saya duduk di kapal dan masih berdoa supaya nggak muntah. Oh ya, karena malam hari dan saya udah pusing, saya nggak mengeluarkan kamera. Foto-foto dermaga saya ambil ketika saya pulang nanti.
Perjalanan yang kami tempuh hanya 10 menit menyebrang ke Pulau Boracay. Alhamdulillah nggak jadi mabuk laut, hahaha. Masih hujan deras dan kami dengan segera mendekati Tricycle (becak sepeda motor versi Boracay) yang sedang menunggu penumpang. Kami bilang mau ke Facebook Resort dan dia langsung tau. Tarif yang kami bayar berempat adalah 100 PHP. Kayaknya emang semua turis harganya segitu deh. Saya kira penginapan kami dengan dermaga itu dekat. Ternyata 15 menit naik Tricycle. Jadi menurut saya harga 100 PHP itu murah banget. Jalan menuju Facebook Resort malam itu penuh dengan genangan air. Untung aja sopir Tricyclenya berhenti pas di pintu masuk, jadinya kami nggak harus melewati genangan air dan becek.
Kami kemudian cek in penginapan dan membayar 3750 PHP (Rp. 1,068,750) untuk 2 malam dibagi 4 orang. Berarti perorang sekitar Rp. 268,000 untuk 2 malam. Murah 'kan? Enaknya di resort ini, kita bisa memesan kamar satuan (seperti sewa rumah) yang memiliki teras dan ada halaman luas di tengahnya. Jadi kalau habis berenang, nggak usah mengotori koridor hotel karena bisa langsung masuk ke resort. Ada keran air di depan teras untuk membasuh kaki. Di dalam kamar juga ada lemari, tv, kulkas, dan yang pasti ada tempat tidur. Kamar mandinya juga ada air panas. Benar-benar seperti sewa rumah deh.
Setelah menaruh tas dan berganti celana kain (udah gerah pakai jeans), kami berjalan ke D'Talipapa yang berada persis di sebelah Facebook Resort. Tidak lupa meminjam payung ke penjaga resort bernama Jake karena hujan masih deras banget. Jake bahkan menawarkan diri untuk mengantar kami ke tempat makan. D'Talipapa adalah pasar lokal. Kalian bisa berbelanja disini dan makan. Karena memang lapar banget, saya fokus mau makan dulu. Biasanya makanan yang paling populer untuk daerah pantai adalah seafood. Kami memesan udang bumbu pedas (mungkin kalau di Indonesia namanya udang saus padang) setengah kilo, pesan ikan (lupa namanya, tapi sejenis ikan tuna), dan kangkung. Awalnya kami kesulitan pesan kangkung, karena takut mereka nggak ngerti. Saya bilang aja pesan Long Spinach (bayam panjang), hahaha. Eh, pas mereka keluarin ternyata Kangkung bahasa tagalognya ya Kangkung, capedeeh!
![]() |
Ikan sejenis tuna, udang, dan kangkung |
Pas pesanan datang, ternyata udangnya gede banget. Trus rasanya enaaakk banget. Ntah karena kami memang super lapar. Beberapa orang yang datang ke tempat makan ini sepertinya tergiur melihat pesanan kami dan bilang ke pelayannya, "I want that shrimp!" (saya mau udang itu). Cara kami makan juga pakai tangan. Mana enak makan udang pakai sendok garpu, susah mengupas kulitnya. Oh ya, Jake bilang, biasanya turis suka belanja seafood sendiri ke pasar, lalu menyuruh warung-warung untuk memasakkannya. Ah, malas belanja ke pasar lagi. Udah lapar banget soalnya.
Total makanan dan minuman yang kita pesan adalah 1300 PHP (Rp. 370,500) dibagi 4 orang. Udah termasuk nasi 4 piring, air mineral 4 botol, udang, ikan, dan kangkung. Selesai makan, kami berkeliling D'Talipapa untuk beli sendal. Saya beli sendal seharga 200 PHP. Ada beberapa foto barang-barang yang dijual disini. Sayangnya saya nggak mengambil foto keseluruhan D'Talipapa karena hujan. Takut kameranya basah.
![]() |
Dream Catcher |
![]() |
Gantungan kunci |
Kami balik ke resort untuk beristirahat. Sebelum tidur, saya sempat meminta Jake untuk mengantarkan kami Island Hopping (mengunjungi beberapa pulau dengan perahu) ke Crystal Cove Island dan beberapa pulau lain. Dia menawarkan harga 1800 PHP. Lalu saya menunjukkan itinerary yang saya buat kepadanya. Saya bilang mau mengunjungi pantai-pantai yang ada di kertas saya. Dia bilang kalau ke berbagai pantai seperti itu harus sewa mobil. Jadi harganya 2300 PHP. Kita menawar jadi 2200 PHP dan deal! Besok jam 9 pagi kami akan diantarkan ke tempat-tempat yang kami mau.
Selanjutnya saya dan teman-teman langsung sikat gigi, cuci muka, dan shalat. Lho? Nggak mandi? Ah, besok ajalah, sekalian luluran di pasir pantai. Hahahaha! Padahal udah seharian nggak mandi lho. Cuma satu orang teman yang mandi. Nggak tahan lagi katanya, hihihi. Sambil terus berdoa, "Ya Allah, besok jangan hujan. Perjalanan saya sangat jauh kesini." Kami tidur pun dengan baju yang sama untuk mengirit baju yang basah.
Besoknya, saya bangun jam 5 pagi untuk Shalat Shubuh. Setelah Shalat, saya mengintip keluar jendela dan melihat masih hujan. Duh, bagaimana ini? Saya masih berdoa supaya hujan berhenti. Setelah teman saya bangun dan shalat, kami keluar kamar jam 6 pagi. Alhamdulillah hujan sudah reda, tapi langit masih sangat mendung.
![]() |
Duduk di depan Resort |
Facebook Resort ini berada di lorong kecil. Mungkin hanya 100 meter dari pinggir pantai. Nggak sampai 1 menit jalan kaki, kami bisa melihat hamparan laut berwarna biru muda. Ah Subhanallah indahnya. Ternyata apa yang saya baca selama ini mengenai pantai di Boracay yang bernama White Sand Beach (Pantai pasir putih) memang benar-benar super indaahhh... Pantainya bersih, pasirnya karena masih basah kena hujan, jadi nggak begitu putih. Tapi saya sempat foto pasir pantai ini ketika siang hari. Kalian pasti takjub karena memang putiiiih banget.
![]() |
Hamparan pantai dan langit mendung |
![]() |
Pose sebelum berenang |
Pulau Boracay berlokasi sekitar 300 km di Selatan Manila. Pulau ini dikelilingi oleh birunya laut Sulu (Sulu Sea) di bagian barat daya dan laut Sibuyan (Sibuyan Sea) di bagian timur. Wajarlah kalau White Sand Beach terpilih menjadi pantai terindah nomor 1 di Asia versi Tripadvisor. Seolah-olah perjalanan sehari semalam kemarin terbayar sudah dengan melihat keindahan pantai ini. Saya dan teman-teman bahkan berjalan terus sampai 100 meter dari pesisir ke tengah pantai, tapi airnya masih dangkal, sekitar bahu saya. Rasanya seperti berenang di kolam renang tanpa batas, atau orang sana menyebutnya Infinite Pool. Super beautiful, Subhanallah!
![]() |
Ayo berenang! |
![]() |
Main air |
Saya berenang dan bermain air di pantai ini selama kurang lebih 1,5 jam. Seandainya saya bawa kaca mata renang, pasti lebih enak menyelam disini. Air asin kalau masuk ke mata jadi pedih. Pasir pantai saya pakai untuk menggosok sebagian badan saya karena belum mandi seharian kemarin, hahaha. Ah, senang banget deh di pantai ini. Saya kehabisan kata untuk mengungkapkannya.
Tunggu dulu, selain White Sand Beach, Pulau Boracay ini masih memiliki banyak pantai cantik lainnya. Nanti akan saya posting foto dan ceritanya satu persatu ya. Stay tuned!
0 comments:
Posting Komentar