Pesawat dari Kalibo ke Manila berangkat pukul 11:45. Kami keluar penginapan pukul 7:30 karena masih harus mengejar kapal dan mobil ke bandara. Ah, 3 hari yang menyenangkan di Pulau Boracay. Rasanya suatu hari ingin balik lagi kesini deh, sekedar untuk berlibur di sela-sela pekerjaan kantor yang sangat memusingkan. Sebelum berkemas pulang, saya sempat menitipkan kartu pos untuk dikirim kepada teman di Kanada. Saya menitipkannya kepada pelayan hotel yang sedang membuat minuman di pondok di tengah halaman Resort. Dia memang nggak terlalu bisa bahasa inggris, tapi semoga dia mengerti kalau saya minta tolong untuk mengirimkan kartu pos. Saya memberikan 100 PHP padanya, 50 PHP untuk perangko, dan 50 PHP untuknya. Dia tampak mengerti, tapi ntahlah. Semoga kartu pos saya benar-benar dikirim. Awalnya mau meminta tolong pada Jake, tapi takut dia minta banyak duit lagi, hehehe.
 |
Bersiap pulang |
 |
Halaman dan pondok di tengah Resort |
Kami meminta Jake untuk memanggilkan Tricycle ke penginapan. Jadi kita nggak usah nenteng-nenteng tas ransel yang udah beranak-pinak dengan tas jinjing ukuran sedang. Kebanyakan beli oleh-oleh jadinya tas ransel yang bertroli jadi nggak cukup lagi. Ini baru belanjaan di Pulau Boracay, belum di Manila. Tricycle akhirnya datang dan kami langsung naik. Kalau mau sewa mobil ke dermaga, harganya 200 PHP dan Jake yang menyetir. Agak mahal sih memang, kecuali kalau kita rame. Oh ya, kita nggak lupa minta Jake untuk mengambil foto sedang naik Tricycle untuk pamer ke teman-teman di Indonesia, hihihihi. Kami lalu berpamitan kepada Jake, dan meluncur ke dermaga dengan tarif yang sama 100 PHP.
 |
Menunggu Tricycle |
 |
Naik Tricycle |
Sampai ke dermaga, kami harus membayar 100 PHP perorang untuk Terminal Fee. Setelah itu, kami langsung masuk ke ruang tunggu. Di postingan awal ke Boracay, saya belum menunjukkan foto dermaga untuk menyebrang dari Kalibo ke Boracay karena udah capek banget, kepala pusing, dan nggak mood ngeluarin kamera. Sekarang saya tunjukkan semua fotonya.
 |
Loket untuk membayar Boat, tapi kami nggak membayar disini |
 |
Loket untuk membayar Terminal Fee |
 |
Penunjuk arah |
 |
Terminal Fee 100 PHP |
Seperti yang saya katakan di beberapa postingan sebelum ini, kita nggak perlu menunggu lama untuk naik ke kapal penyebrangan. Nggak akan nyasar juga atau bertanya-tanya mau naik kapal yang mana, karena arah dan papan penunjuk semua jelas dan ditulis dengan bahasa Inggris. Tinggal ikutin aja papan penunjuk atau ikutin turis-turis kemana. Sampai akhirnya kalian akan sampai di kapal. Nah, pas mau naik kapal, tangganya sempit dan seram, untung ada pegangan dan dipegangin juga sama awak kapal.
 |
Penunjuk arah ke kapal |
 |
Menuju dermaga |
 |
Penunjuk arah ke kapal |
 |
Kapal ikan |
 |
Menuju dermaga |
 |
Kapal untuk menyebrang |
Setelah di dalam kapal, pakai Life Vest, dan duduk kira-kira 15 menit sampai ke Pulau Kalibo. Kemudian keluar kapal, melintasi jembatan sempit lagi, dan sampai di Caticlan Jetty Airport.
 |
Kapal yang kami naiki |
 |
Ayo naik |
 |
Duduk di dalam kapal |
 |
Foto dari dalam kapal |
 |
Sekitar kapal |
 |
Sampai ke Dermaga Kalibo |
 |
Berbaris naik ke dermaga |
 |
Dermaga Kalibo |
 |
Mendung |
 |
Kapal-kapal yang sedang menepi |
 |
Di depan dermaga |
Kalian nggak usah pusing nyari mobil atau travel ke Kalibo International Airport karena banyak banget yang menawarkannya di depan dermaga. Kali ini saya naik mobil yang lumayan enak, ada sandaran kursi yang terpenting, dengan tarif 200 PHP. Agak lebih mahal dari travel sewaktu kita berangkat. Ntah kenapa, perjalanan dari dermaga ke bandara hanya memakan waktu 1 jam. Berbeda dengan sewaktu kami berangkat dari bandara ke dermaga memakan waktu 2 jam. Mungkin jalannya menurun kali yah? Apa nggak terasa karena saya tidur sepanjang jalan juga ya?
Sesampai di bandara, sempat takut kalau tas kami ditimbang dan lebih dari 7 kg. Untungnya bandara Kalibo nggak terlalu ketat. Mereka membiarkan saja kami cek in Cebu Pacific Airlines tanpa memperhatikan ukuran atau berat tas. Di bandara ini kami harus membayar Airport Tax sebesar 150 PHP, lalu masuk ke ruang tunggu.
Bandara Kalibo ini memiliki ruang tunggu yang kecil, sedangkan penumpang pesawat banyak banget. Orang-orang pada nggak kebagian tempat duduk. Karena lapar, saya dan teman saya naik ke lantai 2 untuk mencari sarapan. Kami beruntung mendapatkan wafel dengan harga 20 PHP. Kami beli wafel 5 bungkus dan air mineral 2 botol dengan total 140 PHP. Lumayan untuk mengganjal perut sebelum minum obat. Oh ya, teman-teman saya banyak yang jatuh sakit. Mungkin karena perjalanan terlalu jauh, hujan, dan kelamaan berenang juga.
30 menit sebelum pesawat berangkat, kami bisa juga duduk di ruang tunggu karena banyak penumpang yang akhirnya naik ke pesawat. Kami pun akhirnya boarding dan mengucapkan sampai jumpa pada Pulau Boracay. Penerbangan dari Kalibo ke Manila hanya menempuh waktu 45 menit. Baru memejamkan mata sebentar, eh udah mendarat.
Di Ninoy Aquino International Airport, jangan asal menaiki taksi karena penipuan (scam) di dalam taksi sangat tinggi di Manila. Bahkan supir taksi pun menipu orang lokal sendiri. Nah, dari beberapa sumber yang saya baca, sebaiknya kita naik
Yellow Taxi. Jangan tanya antriannya yang super panjanggg. Saya menunggu satu jam sampai akhirnya bisa naik taksi. Teman saya yang duduk di kursi depan menunjukkan alamat
Makabata Guest House, nama penginapan kami di Manila. Ternyata penginapan yang satu ini sulit banget ditemukan. Memang sih, Leveriza Street Malate itu gampang dicari, tapi penginapannya ntah dimana.
Alhamdulillah sopir taksinya baik. Dia dengan sabar mencari dan bertanya dimana posisi penginapan. Kami udah bolak-balik masuk pasar, melewati gang, dan lapangan sepak bola, baru akhirnya tiba di depan Makabata Guest House dan membayar taksi sebesar 270 PHP. Kami lalu cek in, sayangnya kamar kami belum siap karena tamu sebelumnya telat cek out. Oh ya, resepsionis penginapan ini sangat jago berbahasa Inggris. Dia juga mengira saya berasal dari Arab Saudi, hahaha.
Karena perut sangat lapar, saya dan teman saya keluar sebentar dari Guest House untuk mencari cemilan. Awalnya mau beli sandwich di Cafe penginapan, tapi duit kita nggak cukup lagi. Hahaha. Mungkin hanya tersisa 300 PHP. Kami menemukan pedagang pinggir jalan yang sedang menjual PisCok (Pisang Coklat). Nama PisCok disini 'Toronto Banana'. Hahaha. Kalau disingkat pasti ToBan (ini karangan saya aja). ToBan disini murah, cuma 5 PHP. Minuman es jelly cuma 2 PHP. Mereka nggak rugi ya jual semurah itu? Trus kami beli kue bola-bola telur. Yang telur puyuh 5 PHP, yang telur ayam 10 PHP. Pokoknya saya beli banyak banget dengan total hanya 110 PHP. Jadinya sambil menunggu kamarnya siap, kami ngemil dulu.
Kekurangan penginapan ini adalah nggak ada lift (elevator). Mana kamar kami di lantai 5 lagi. Untung aja resepsionisnya mau ngebantuin kami mengangkat tas ke kamar. Untung pun tas kami kecil. Coba kalau bawa koper? Wah, bisa mampus si mas resepsionis. Kami juga nggak nyangka kalau kamar yang kami dapat begitu luas. Ada beranda, dapur kecil, dan lemari. Kami hanya membayar Rp. 555,000 dibagi 4 orang untuk satu malam. Murah banget 'kan?
Selanjutnya nanti saya ceritakan bagaimana kondisi Manila. Sampai jumpa!
3 comments:
jadi inget guesthouse serupa di bangkok, namanya baan mina. kalau gak salah 1 malamnya 300 ribuan, tapi kamar super luas dan ada dapurnya
namun posisinya gak begitu bagus buat jalan-jalan, harus pakai transportasi lagi terutama kalau mau ke jathuchak
Rani, penasaran deh foto ToBan, es jelly, ama kue bola2 telurnyaaaa hahahaha *makanan mulu yang dipikirin*
@empe : sewaktu di Bangkok, saya nginap di Nasa Vegas Hotel. cuma 1 menit dari skytrain dari bandara Suvarnabhumi..
@Tia : mending manggil aku meutia aja daripada Rani. Agak aneh kedengarannya. hehehe. Iya kemaren nggak difoto krn lg ribet :D
Posting Komentar