Desember 10, 2014

Long Journey to Boracay Island

Kenapa saya tulis Long Journey (perjalanan panjang)? Bahkan mungkin Super Long Journey buat saya. Baiklah, saya akan bercerita dengan rinci. Berhubung ini adalah diary saya, jadi saya akan menuliskan dengan lengkap ceritanya. Insya Allah nggak ada yang kelewatan. Atau kalau ada pun yang kelewatan, pasti postingannya akan saya update.

Jadwal pesawat saya adalah jam 10 malam ke Singapore dari Bandara Soekarno Hatta. Karena takut macet, jam 5 sore saya dan teman-teman udah berangkat dari kosan. Memang perjalanan kali ini sampai 5 hari dan saya berencana tidak membeli bagasi. Jadi cukup ransel yang masuk kabin dan ada troli, dan bawa tas kecil. Teman saya awalnya mau bawa tas jinjing, tapi kasihan ntar malah capek. Jadi dipinjemin tas lain.

Sewaktu taksi datang dan kita semua udah pada ngumpul, kami pun berangkat. Di jalan sempat berhenti sebentar beli gorengan yang banyak dan minum. Ternyata di jalan nggak begitu macet. Kami hanya membutuhkan waktu sejam lebih sedikit untuk sampai ke bandara. Shalat Magrib dulu sebentar, lalu dilanjutkan makan Hoka-hoka Bento. Selesai makan, baru cek in Jetstar. Oh ya, saya pernah baca di grup Backpacker Dunia kalau pas cek in bakalan ditanya kita bawa uang berapa. Alhamdulillah saya nggak ditanya macam-macam. Cuma cek in, nunjukin passpor, langsung dicetak deh Boarding Passnya.

Karena nggak tau mau ngapain lagi, kita semua langsung ke immigrasi dan jalan menuju Boarding Gate. Pas melihat Boarding Gate Jetstar masih digunakan Air France, jadinya kita duduk di depan gate sambil main handphone, sekalian menikmati wifi gratisan. Sejam berlalu, tapi aneh. Kok Boarding Gate Jetstar nggak buka-buka. Saya udah samperin Gatenya sampai tiga kali tapi nggak buka juga. Bahkan sampai nyakar-nyakar pintu, tetap aja nggak buka. Pas liat ke monitor, eh ternyata Jetstar pindah Gate. Untung aja cepat taunya. Kalau nggak, udah nggak keburu.
Wifi gratis
Ternyata pesawat Jetstar delay 45 menit. Saya shalat Isya dan melanjutkan browsing. Sebenarnya nggak apa-apa juga sih delay. Kan besoknya saya baru berangkat jam 6:40 pagi ke Kuala Lumpur. Sejam kemudian, akhirnya kami naik pesawat menuju Singapore. Karena udah malam, waktu di pesawat seolah jadi terasa sebentar. Kayaknya baru aja memejamkan mata tidur, eh pilot langsung kasih pengumuman kalau kita akan segera mendarat.
Akhirnya sampai
Kami tiba di Changi International Airport jam 1:30 A.M Terminal 1, terlalu pagi. Kami berjalan berkeliling dan berfoto di sekitar bandara. Awalnya mau tidur di sofa-sofa yang ada, tapi penuh. Lagian nggak terlalu mengantuk. Oh ya, baru sadar kalau Skytrain bakalan tutup jam 2:30. Karena pesawat Malaysia Airlines berada di Terminal 2, mau nggak mau harus naik Skytrain ke Terminal 2. Kami berada di Skytrain pukul 2:25, lima menit lagi mau tutup. Alhamdulillah masih keburu. Untung banget.
Haus
Menunggu pesawat Malaysia Airlines
Sesampai di Terminal 2 dan Skytrain langsung tutup, kami mulai berjalan lagi mengitari bandara. Sempat berpikir kalau nggak usah keluar imigrasi untuk cek in Malaysia Airlines, tapi masih ragu. Akhirnya mencari petunjuk di peta digital yang ada di bandara, baru deh yakin kalau kami harus cek in diluar imigrasi. Langsung turun ke lantai 1, lalu dengan pedenya jalan ke imigrasi. 

Tiba-tiba ada bapak-bapak petugas imigrasi bertanya, "Buk, buk, mau kemana?" Wah saya dibilang ibuk-ibuk. Saya jawab, "Mau keluar imigrasi untuk cek in Malaysia Airlines." "Naik pesawat apa tadi?" tanyanya lagi. "Jetstar," jawab saya. "Jestar di terminal 1." Katanya. "Iya, saya dari terminal 1," sambil nunjukin boarding pass Jetstar, "dan saya mau naik Malaysia Airlines di terminal 2, kan?" "Penerbangan jam berapa?" "Jam 6." "Oh iya, isi form dulu nanti baru ke imigrasi lagi." Bapak itu lalu memberitahukan kepada petugas yang stempel passpor kalau kami hanya transit disini dan semua berjalan baik-baik saja. Passpor di stempel dan kami berjalan ke konter cek in Malaysia Airlines.
Jalan-jalan sekitar bandara
Sampai di konter cek in jam 3 pagi dan belum buka. Kami menunggu sekitar satu jam sambil duduk di kursi. Tepat jam 4 pagi, kami mulai mengantri, tapi konter cek in-nya tetap belum buka. 30 menit kemudian baru deh buka. Sebenarnya sempat was-was karena beli tiket terlalu murah, apa benar bisa cek in? Ternyata semua baik-baik saja. Boarding pass tercetak dan ternyata boarding gate kami jauh banget di nomor 59 dari 60 gate. Bahkan petugasnya bilang sebaiknya langsung menuju ke gate karena memang jauh banget.

Sesudah cek in, kami masuk imigrasi, lalu pemeriksaan bandara, baru deh buru-buru nyari Gate. Setelah ketemu Gatenya, saya dan teman saya berjalan dengan cepat menuju Mushalla (praying room). Duh, Mushalla dan Gate keberangkatan itu jauhhhh banget. Karena takut nggak keburu, jadinya kami berlari. Mumpung masih pagi, jadi buru-buru berlari. Pas sampai Mushalla, pas adzan Shubuh. Kami shalat, lalu balik lagi ke Gate dengan berlari. Gate udah dibuka dan orang-orang sedang mengantri masuk satu-persatu. Alhamdulillah keburu. Setelah duduk sejenak, kami naik ke pesawat. Rasanya ngantuk, capek, dan lapar. Saya berharap bakalan dapat makanan di pesawat, ternyata cuma dapat cemilan. Berbeda dengan Garuda Indonesia yang walaupun penerbangan kurang dari satu jam pun tetap akan menyediakan makanan berat. TV juga ada di pesawat tapi headsetnya nggak ada.

45 menit kemudian, kami mendarat di Kuala Lumpur International Airport 1 (KLIA1). Nggak nyangka bakalan secepat itu kami mendarat. Sempat bengong dulu di KLIA1 karena ini pertama kalinya saya kesini. Saya dan teman-teman menaiki kereta menuju daerah pertokoan di bandara atau Satelite Building. Oh ya, bandaranya agak sepi. Toko-tokonya pun lebih sedikit daripada LCCT. Selagi berkeliling, teman saya ada yg membeli titipan temannya, lalu kita juga mencari sarapan. Kali ini makan bubur ayam. Seandainya ada cakue, kecap manis, emping, dan sambal, pasti enak tuh bubur. Mangkoknya gede banget. Saya sampai bagi 2 dengan teman.
Bubur, Mie, dan teh tarik
Hal yang paling saya suka di Resto Noodles ini adalah teh tarik. Mungkin karena Malaysia adalah negara asal teh tarik jadi rasanya memang mantap banget. Mienya juga enak, ntah karena kami semua sedang lapar. Tapi teh tarik super mantap deh disini.
Mangkok bubur super besar
Harga makanan
Lagi asyik makan bubur, waktu menunjukkan pukul 9 dan kami ternyata harus masuk Gate. Langsung buru-buru makan, lalu melanjutkan naik kereta lagi ke Boarding Gate. Udah antri panjang di depan Gate dan kami termasuk penumpang terakhir. Memang sih kita nggak usah cek in lagi karena Boarding Pass ke Manila juga udah tercetak. Setelah masuk gate, beberapa menit kemudian kami langsung naik ke pesawat. Kali ini ada headset jadinya bisa nonton TV. Pas lihat di layar TV, penerbangan ke Manila itu 3 jam 20 menit. Lamaaa sekaliiii! Oh ya, ketika saya dan teman saya duduk, ada ibu-ibu orang India minta tolong mengangkat kopernya ke kabin. Kopernya gede banget dan saya heran kok nggak dimasukin aja ke bagasi. Mana berat lagi. Karena dia duduk di dekat jendela, dia masuk duluan, dan mempercayakan kopernya kepada teman saya yang cowok untuk dimasukkan ke kabin. Dia cuek aja langsung duduk dan nggak peduli. Saya bahkan udah bilang kalau udah nggak cukup lagi kabinnya, tapi sepertinya dia nggak ngerti bahasa inggris saya. OMG! Sampai ada cowok baik hati yang membantu teman saya mencari space kabin supaya koper jelek itu muat. Huft! Maunya bantuin kek. Masih sebal sampai sekarang.

Sejam pertama saya tidur. Kemudian para pramugari membagikan makan siang. Makanannya sih enak, tapi sepertinya porsinya sedikit deh. Setelah makan, saya nonton film. Ternyata banyak film bagus. Bahkan Lego Movie dan Guardian of the Galaxy saja udah ada dalam daftar. Saya nonton 1,5 jam, lalu ketiduran lagi, sampai akhirnya mendarat di bandara Ninoy Aquino International Airport (NAIA), Manila. Nggak terasa juga. Ini pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Philipines. Ketika pesawat berhenti, saya bilang ke teman saya untuk langsung keluar dan nggak usah lagi peduli sama koper ibu-ibu itu. Kami semua mengambil tas di kabin, lalu langsung kabur tanpa menoleh lagi, hahaha. Jahat ih.

Sampai di bandara, seperti biasa menulis form, antri imigrasi, dan keluar. Akhirnya ada stempel Manila di passpor saya. Saya bertanya pada petugas bandara dimana konter cek in Philipines Airlines. Beliau jawab di Terminal 2 dan kita harus naik bus kesana. Wah, mana waktu udah mepet, saya sempat was-was menunggu shuttle bus antar Terminal. Petugas bus bertanya kami mau naik pesawat apa dan kemana? Saya jawab Philipines Airlines di Terminal 2. Beliau keheranan dan bilang, "Are you sure Terminal 2? Philipines Airlines to Kalibo is in Terminal 3." Saya langsung diam, lalu membuka lagi kertas konfirmasi Booking Philipines Airlines. Ternyata benar, pesawat ke Kalibo itu di Terminal 3. Untung saja. Kami langsung naik bus menuju Terminal 3. Kalian tau, busnya masuk ke lintasan pesawat dan membuat kami sebagai turis dan beberapa bule' lainnya tercengang. Gila, seharusnya kan ada lintasan sendiri busnya diluar, eh malah masuk ke dalam lintasan pesawat. Dan saya masih takut nggak keburu cek in karena jarak tempuh dari Terminal 1 ke Terminal 3 itu jauuuuhhh. OMG! 

Setelah mutar-mutar, akhirnya tiba juga di Terminal 3 dan langsung cek in. Anehnya kami nggak diminta membayar Airport Tax. Oh ya, bandara NAIA memberlakukan peraturan ketat untuk bagasi kabin. Semua tas kami ditimbang dan alhamdulillah masih sekitar 7 kg. Kami semua duduk menunggu di Boarding Gate sambil gantian ke WC. Sekarang udah pukul 4 sore dan kami semua belum mandi dan sikat gigi dari kemarin sore, hahaha. Udah berusaha mencari WIFI tapi nggak ada. Duh, jadi nggak bisa menghubungi orang rumah. Mereka pasti panik karena nggak ada kabar, mana naik Malaysia Airlines, orang tua pasti masih takut.

15 menit sebelum berangkat, kami ternyata pindah gate. Jadi angkat tas lagi menuju gate berikutnya. Ntah kenapa, pesawat ke Kalibo ini isinya turis semua. Hampir nggak ada orang lokal. 5 menit kemudian, kami naik pesawat. Anehnya, ada beberapa orang yang sengaja menitipkan koper ke petugas untuk dimasukkan ke bagasi tanpa cek in terlebih dahulu. Enak banget jadi nggak usah bayar.

Ketika berada di dalam pesawat, kami harus menunggu sekitar 20 menit sampai pesawat lepas landas. Mungkin antrian penerbangan dan cuaca yang mendung kali ya. Karena Philipines Airlines hampir sama dengan Malaysia Airlines, kami dapat snack cemilan dan teh untuk penerbangan hanya 45 menit sampai bandara Kalibo. Oh ya, pramugara Philipines Airlines gantengnya setengah matiii. Wah, jadi senang liat wajahnya. Apalagi saya duduk di deretan depan nomor 6. Asyik!

Pukul 5:30 sore, kami tiba di bandara Kalibo dengan diguyur hujan. Petugas maskapai meminjamkan payung pada kami supaya nggak basah. Paling repot kalau bawa tas, jadi harus dijinjing karena lintasan pesawat basah. Mana tasnya berat lagi 7 kg. Kalibo jam segitu udah malam, dan saya udah mabuk udara. Naik pesawat terussssss!!
Kalibo ke Boracay
Udah sampai ke Boracay?? Jawabannya belommmm.... Masih ada 2 jam perjalanan darat dan menyebrang laut. Nanti lagi saya tulis. Udah kepanjangan nih postingannya. Pokoknya jauh banget deh, banget banget!!

6 comments:

Putri Indah Purnama Sari mengatakan...

what a long journey.. but I'm happy....

Mia Fauzia mengatakan...

Wah wah panjang bgt perjalanannya. tapi tampak seru juga yah. Nungguin part 2 nya ah

Tiananda mengatakan...

Walaaah belum sampe juga toh ke Boracaynya :)))
*bacanya sambil ngos2an*

Eh aku dulu pernah loooh ngga ngerti kalau skytrain Changi ada jam tutupnya... Akhirnya jalan kaki antar terminal dan jauuuh banget ga sampe-sampe :)))

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@tiananda : iya nih. Alhamdulillah bgt 5 menit sebelum skytrain tutup, kami lagi nunggu keretanya. Kirain malah 5 menit itu nggak keburu lg. Ternyata 5 menit bisa untuk beberapa kali skytrain untuk lewat.

ranselahok mengatakan...

Kenapa tidak langsung pakai cebu saja langsung ke Manila sambung ke Boracay pakai cebu juga, jadi gak perlu naik turun pesawat segitu banyak. heehehe...

Harganya jauh lebih murah ya dengan rute seperti ini mbak??

@ranselahok

www.husinpeng.com

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@husin : kemarin dapat tiket Malaysia Airlines cm 170rb PP dari singapura-manila. jd tetep lebih murah :D

Follow me

My Trip