Februari 19, 2015

Last Night in Macau

Masih kebingungan dimana Bus Stop ketika kami tiba di Macau Ferry Terminal. Kami berada di parkiran bus yang berkerjasama dengan perusahaan untuk menyediakan shuttle bus. Saya dan teman-teman turun dulu ke underpass untuk menyebrang ke pintu masuk terminal Ferry. Setelah menyebrang, teman saya Nida bertanya dimana Bus Stop pada seorang petugas (mungkin SPG) cewek, dan dia menunjuk ke suatu tempat.
Depan Macau Ferry Terminal
Kami berjalan beberapa meter dan melihat ada plang nomor bus yang melewati Terminal Ferry. Nah, disini bingung lagi. Karena ada galian jalan, kami berdiri 1-2 meter dari plang bus stop. Rencananya mau naik bus 3A. Setelah busnya lewat, kami halau dengan tangan, tapi kok nggak berhenti? Salah satu teman saya menyarankan kita menyebrang lagi. Mungkin saja bus 3A ke arah hotel tuh berhenti di seberang. Saya sih ikut aja, walaupun sebenarnya udah baca kalau bus di seberang itu khusus untuk Shuttle Bus.

Saya dan teman-teman masuk ke underpass lagi, lalu sampai di seberang. Kami jadi bingung lagi karena emang nggak ada plang Bus Stop. Ketika sedang sedikit berdiskusi arah, tiba-tiba ada cowok bilang, "Mau kemana ya? Mungkin saya bisa bantu?" Oh alhamdulillah, ada orang baik lagi dikirim Allah untuk menolong kami. Langsung deh kami curhat kalau mau nyari bus tapi nggak ada yang mau berhenti. Akhirnya cowok itu mengajak kami menyebrang melalui underpass (lagi), dan membawa kami di Bus Stop. Rupanya disana ada bus 3A lagi nge-tem. Kita naik itu deh dan nggak lupa memasukkan uang 10 HKD yang kami dapat di Grand Canal, hihihi. Kami bilang kalau kami mau ke Ponte 16. Cowok itu langsung kaget, "Oh nginep disana?" Sebelum sempat kami konfirmasi benar apa nggaknya kami nginap di Ponte 16, dia langsung bilang, "Pas banget kita searah." Sekedar informasi, Ponte 16 itu hotel bintang 5 yang mewahnya minta ampun. Kami sih nginep 500 meter dari Ponte 16, hihihihi.
Air laut di depan pelabuhan
Bus pun nggak nge-tem lama kayak angkot. Cuma 5 menit menunggu, bus langsung jalan. Ah saya sangat menikmati keindahan lampu-lampu malam di kota Macau. Sempat bertanya sama si Mas baik hati, dia orang Kalimantan dan bekerja di sebuah hotel. Dia bilang, satu kosannya orang Indonesia semua. Berbeda dengan di Hong Kong yang banyak Tenaga Kerja untuk Asisten Rumah Tangga berasal dari Indonesia, kalau di Macau pekerjaan orang Indonesia mantap-mantap. Ibu-ibu yang kami ketemu di Bus 26, kerjanya di International School. Mantap deh pokoknya.
Lampu di sepanjang jalanan Macau
Lampu lagi
Suasana malam di Macau
Sampai di Bus Stop Ponte 16, kami berpamitan pada cowok baik hati itu. Teman saya menyalaminya, lalu dia bilang udah nggak usah salam-salam. Malu nih. Hahaha. Ya kan kebiasaan kita kalau udah di tolong paling nggak say good bye nya dengan salaman. Kami turun di Ponte 16 dan harus jalan agak jauh ke hotel. Ah, semoga suatu hari bisa beneran nginep di Ponte 16.

Setelah beberapa menit berjalan, sampailah kami ke hotel. Karena belum makan malam, kami hanya menaruh ransel di kamar, lalu jalan kaki di sekitar hotel untuk mencari makanan. Sebenarnya ada Cafe di depan hotel, hanya saja teman saya malas makan pasta. Ya udah, kami berjalan menanjak ke arah Senado Square dan menemukan Resto Jepang. Lho kok Jepang? Akhirnya kami masuk ke dalam.  

Menu makanan di resto ini mayoritas adalah Ramen. Saya hanya memesan Chicken Drum, ayam goreng dengan taburan wijen di atasnya. Yang paling unik adalah ketika teman saya Novi memesan Lemon Tea. Eh malah dikasih Lemon Tea kotak. Padahal kan dia berharap ada segelas teh dicampur dengan lemon. Kalau mencari makanan di pinggiran memang harganya lebih bersahabat daripada di The Venetian. Lebih enak lagi.
Lemon Tea
Chicken Drum Stick
Karena Chicken Drum Sticknya kebanyakan, saya meminta untuk dibungkusin. Eh ternyata mereka nggak menyediakan kotak, plastik, bahkan kotak makan untuk take away. Jadi saya membungkus ayam-ayamnya di dalam tissue dan memasukkannya ke dalam tas. Sebelum sampai ke hotel, kami membeli air mineral dulu seharga 4 MOP (600ml) karena selama di Macau sepertinya kami jarang minum. Soalnya malas juga kalau harus ke toilet yang mayoritasnya pasti jorok banget.

Besok kami sudah harus pergi meninggalkan Macau dan menuju ke Shenzhen. Nanti saya lanjutkan lagi ya ceritanya :)

0 comments:

Follow me

My Trip