Maret 13, 2015

From Shenzhen to Hongkong

Hari ini kami akan pergi ke Hong Kong dari Shenzhen. Kami bersiap check out Colour Hotel pagi-pagi. Sebelum itu, salah satu teman saya harus keluar terlebih dahulu karena kami cek in hanya 5 orang, sedangkan yang nginap ada 5 orang. Memang sih pas cek out nggak ditanya apa-apa, tapi resepsionisnya sempat ngeliat ke kamar saya yang kami isi 3 orang, lalu langsung pergi. Wah, apa kami harus bayar lagi? Untung aja nggak usah bayar.

Setelah cek out, kami keluar dari hotel dan membeli roti yang dijual orang Arab dan murah cuma 3 CNY. Rotinya sangat besar, lumayan untuk mengisi perut sampai kenyang. Kami berjalan ke stasiun Metro Shaibu sambil menggerek koper, lalu lanjut ke stasiun perbatasan Shenzhen dan Hong Kong yaitu Luo Hu. Disini saya baru syok melihat betapa ramainya orang-orang yang akan pergi ke Hong Kong sewaktu weekend. Super ramai sekaliiiii!

Awalnya, saya dan teman-teman mengikuti kemana orang-orang berjalan. Agak merasa aneh karena semua orang ke lantai 2. Karena ragu, kami bertanya pada petugas dan petugas bilang memang kalau mau ke Hong Kong melalui lantai 2. Kami naik dari eskalator awalnya, berusaha mengantri berdesakan di lantai 2, lalu keluar antrian karena merasa salah mengantri, kemudian turun lagi ke lantai satu, dan bertanya lagi pada petugas. Teman saya juga sempat melewati eskalator lainnya tapi tetap saja pintu immigrasi menuju Hong Kong di lantai 2. Arrrgghh!! Mau nggak mau kami mengantri diantara orang SEBANYAK itu. Dari awal udara dingin, jadi kepanasan saking ramainya orang. Bahkan kebanyakan orang China itu nggak tertib. Kalau kita lengah, mereka dengan wajah biasa aja langsung menyerobot antrian. Mengerikan! Pokoknya kalau kalian sedang mengantri, jangan buka antrian sama sekali. Saya dan teman-teman bergandengan berlima sambil menggerek koper masing-masing tanpa memberikan kesempatan pada orang lain. Orang tua atau pun anak kecil juga jangan dikasih kesempatan. Takut juga ntar ada yang hilang karena tertelan antrian orang ramai.

Agak sedikit lega sewaktu turis asing dan orang China dipisahkan antriannya. Agak sedikit bisa bernapas panjang. Baru setelah itu, antrian mulai sedikit manusiawi. Sampai pada pengaturan antrian untuk immigrasi, petugasnya teriak-teriak mengurus antrian, serem amat. Saya sih pasang muka pura-pura bego aja, tapi alhamdulillah dapat antrian dimana petugas immigrasi cepet kerjanya. Ada antrian dimana petugas immigrasi sangat teliti menyocokkan wajah di passpor dengan aslinya. Ah capede, mana antriannya puanjaaaang!

Sambil menunggu teman saya yang sedang sial mendapatkan antrian immigrasi yang lambat, saya melanjutkan makan roti yang saya beli tadi. Tadinya saya menunggu teman saya pas di belakang petugas immigrasi. Eh malah ada yang teriak, "No waiting here!" Jadi aja saya kabur. Duh, kok orang-orang disini suka banget teriak ya? Dulu sewaktu ke Jepang dan Korea nggak ada tuh yang teriakin saya, ckckck... Setelah semua selesai, saya dan teman-teman melanjutkan jalan ke pintu keluar. Khusus saya dan teman saya yang juga menggunakan jilbab (kerudung), koper kami di scan dan tubuh saya diperiksa. Masih dengan pasang muka cuek, saya nggak mau su'udzan apa-apa dulu. Kirain semua teman saya di cek, eh ternyata cuma saya dan Novi doang, hehehe. Ya sudahlah, kan emang nggak bawa benda-benda aneh.
Beli tiket ke Mong Kok
Dari Luo Hu, kami membeli tiket MTR menuju Mong Kok seharga 41 HKD. Mahal bangettt. Emang sih jaraknya jauh dan alhamdulillah selama di MTR kami dapat tempat duduk. Nah, setiba di Mong Kok, kami agak bingung. Sebenarnya kami melakukan reservasi apartemen melalui AirBNB. Nah, selama di Shenzhen, kami nggak bisa buka Google sama sekali. Mau janjian sama Host apartemen jadi nggak bisa. Mana di stasiun MTR nggak ada WIFI. Akhirnya saya telepon deh si Michael dan dia bilang mau jemput kami semua di stasiun Mong Kok Exit B3. Sebelum dijemput, kami juga melihat peta terlebih dahulu dimana Fa Yuen Street.
Hong Kong
Michael bilang, dia akan tiba di stasiun Mong Kok dalam waktu 20 menit. Pas banget sewaktu kami keluar Exit B3, dia udah ada disana. Saya kira dia tuh bule, ternyata orang Hong Kong asli. Michael mengantar kami ke apartemennya. Kira-kira 3 menit perjalanan, kami sampai ke apartemen di Tai On Building. Kami menginap di lantai 5 dan apartemennya memang nggak terlalu besar. Cenderung sempit malah menurut saya. Cuma harganya murah dan kalian bisa dengan mudah belanja ke Ladies Market atau mau ke stasiun MTR Mong Kok. Michael menjelaskan cara penggunaan peralatan apartemen seperti air panas, lampu, teko elektrik, dimana piring dan gelas, dan lainnya. Yang uniknya kalau mau memanaskan air untuk mandi harus 5 menit, dan hanya bisa mandi 4 menit. Kalau mau keramas, ya keburu kedinginan. Emangnya ada yang bisa mandi dalam waktu 4 menit?
Mesjid di dekat Golden Crown Hostel
Setelah shalat sebentar di apartemen, kami melanjutkan perjalanan ke Golden Crown Hostel. Lho, kok ke Hostel lagi? Bukan kok. Kami mau beli tiket taman rekreasi disini. Dari hasil browsing, akhirnya saya tau dimana tempat menjual tiket taman rekreasi lebih murah. Saya sarankan sih jangan beli on the spot ya. Oke deh, nanti saya ceritakan lagi. Sampai jumpa!

2 comments:

Sita Narendra mengatakan...

salam kenal meutia...mo tanya nginep di apartemen apa? tulis review dong. rencana akhir tahun mau family trip kesana, pengen nyoba nginep apartemen mengingat bawa anak2, biar leluasa masak nasi :)
makasih

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@anung sita : saya pesan di AirBnb

https://www.airbnb.com/rooms/4168888?euid=c6378b6c-aeb8-1eae-5116-897cde7c11bb

Follow me

My Trip