Setelah kenyang makan malam, saatnya mengantri naik Tram. Kami berlima mengambil antrian dan menunggu dengan sabar. Sebenarnya antriannya jalan kok, kalau di Jakarta sebutannya masih ramai lancar. Tapi yang paling ditakutkan adalah angiiiiinnn!! Karena The Peak itu diatas gunung yang sudah pasti anginnya kenceng, jadi bersiaplah kedinginan. Sewaktu antrian masih satu baris, angin sangat terasa. Bahkan saya sampai menggigil karena anginnya menusuk tulang. Ah, salah banget nih bawa jaket tipis. Walaupun sweater yang saya pakai tebal, tapi mantel bulu anti angin yang saya bawa malah saya tinggal di apartemen.
Paling tertolong kalau antrian sudah mengular berkelok-kelok karena angin nggak langsung kena ke kita. Tapi ada kalanya antrian kita jadi sebaris lagi dan angin jadi terasa bangeeeettt. Saya sampai meler, mana nggak minum obat anti alergi lagi. Saya udah menutup wajah dengan tangan yang sudah saya pakaikan sarung tangan kulit. Paling nggak enak kalau angin kena muka dan hidung. Terasa banget dinginnya. Pokoknya mengantri Tram benar-bener mengerikan dinginnya.
Alhamdulillah kami nggak perlu waktu sampai sejam untuk mengantri. Paling nggak sekitar 45 menit sudah sampai ke Tram. Untungnya lagi, di Tram kami dapat tempat duduk. Sebenarnya paling seram kalau Tram turun dan kita berdiri, karena kemiringan Tram membuat kita seakan jatuh. Saya dan teman-teman semuanya aman karena duduk.
Sampai ke The Peak bawah, kami langsung berjalan menuju Central Station. Baru sadar kalau langit ternyata memang mendung dan berkabut. Pantesan dari atas The Peak nggak terlalu jelas gedung-gedungnya. Dari Central Station, kami ke Mong Kok station. Rencana awal sih pengen pulang karena udah kedinginan. Tapi kami justru berbalik arah ke Ladies Market.
Ladies Market ini menurut saya adalah pasar Tanah Abang di Hong Kong. Kalian bisa menemukan banyak barang kebutuhan disini. Ada baju, tas, souvenir, macam-macam deh. Kalau kalian emang niat mau beli sesuatu, mending tawar semurah mungkin. Nggak usah merasa bersalah untuk menawar barang sampai sepertiga dari harga semula. Kalau pun tidak menemukan kesepakatan harga, palingan kalian akan melihat mereka memelas atau kalian diusir dari tokonya, hahaha. Tapi saya dan teman-teman nggak sampai dibentak-bentak atau di caci maki sih sama penjual. Paling di jutekin aja.
![]() |
Photos taken from http://theselfishyears.com/2013/04/08/hopping-around-hong-kong/ |
Saya mengunjungi Ladies Market dua kali. Malam ini sekali, sama pas mau pulang ke Indonesia. Saya nggak mengambil foto karena agak seram mengeluarkan kamera disini. Foto diatas saya ambil dari blog orang lain. Karena saya kesini udah diatas jam 10 malam, banyak toko yang mulai beres-beres. Waktu kali pertama kesini, kami hanya beli sampul passpor saja. Selebihnya hanya jalaann terus menelusuri pasar sampai ke pojok. Ingat yah, semakin ke pojok, barang semakin murah, hehehe.
![]() |
Photos taken from http://theselfishyears.com/2013/04/08/hopping-around-hong-kong/ |
Karena semuanya sudah lelah, kami akhirnya pulang ke apartemen. Nah, disini ada hal yang aneh. Kami nggak bisa membuka kunci apartemen. Udah dicobain memencet semua tombol password pintu, tetap nggak bisa. Sampai menelepon Michael untuk minta tolong. Akhirnya saya mencoba untuk menarik gagang pintu ke atas, ada bunyi klik, lalu masukin password lagi, dan tadaaaaa! Pintu berhasil dibuka. Hahaha. Kebetulan yang sangat menguntungkan. Alhamdulillah juga nggak usah nungguin Michael yang bakalan datang sejam lagi.
Baiklah, besok saya akan pergi ke Ngong Ping. Stay Tuned!
4 comments:
Wah, lg jalan ke HK ya mbak, mantap, tapi ladiesmarket itu ada pengunjung prianya ndak?
ada kok... barang2 cowok jg banyak.
Nulis cerita ini pakai laptop atau hp kak?
seru nih jalan2 terus haha bisa gak ya saya rntar kayak gini juga hiii
belanjanya bisa pke bahasa indonesia kan? hahaha
Posting Komentar