April 30, 2015

Kembang Goela Restaurant

Sepulang dari RS Jakarta, karena belum makan malam, akhirnya saya mampir ke Kembang Goela Plaza Sentral, Jl. Jend. Sudirman KAV 47-48 (021-5205625). Dari dulu pengen makan di Resto ini tapi nggak jadi terus. Mumpung ada kesempatan, dan juga dekat dari RS, ya udah mampir deh kesini.
Tatanan meja
Dari depan sih Resto ini terlihat sangat mewah. Pintunya super besar dan kokoh, ada seorang pelayan yang menyambut dan membukakan pintu untuk para pengunjung, lalu diantar sampai ke meja. Saya melihat sekeliling dan ternyata banyak banget bule' yang datang kesini. Perabot di dalam Resto sangat klasik. Mulai dari lemari berukir, cermin, lampu-lampu, kursi dan meja layaknya tempo dulu di rumah-rumah ala Jawa. Walaupun jadul, semua furniture Resto memberi kesan mewah.
Tatanan meja
Perabotan klasik
Diatas meja, kalian bisa melihat tatanan piring dan gelas sesuai dengan standar table manner. Mulai dari piring, gelas, sendok, garpu, pisau, semuanya tertata rapi diatas meja. Tapi menurut saya, karena semua peralatan makan ada di atas meja, meja jadi terasa sangat penuh. Mana menunya gede banget. Melihat buku menu aja jadi kesusahan karena nggak ada tempat diatas meja. Oh ya, menu yang disajikan ada menu barat dan menu Indonesia dengan harga mahal banget menurut saya. Nasi gorengnya aja 70rb belum termasuk pajak yang hampir 20%.
Menu
Pesanan saya adalah:
Nasi Goreng Si Pitoeng Rp. 75,050
Nasi Goreng Toena Rp. 62,750
Ice Tea Leccy Rp. 46,750
Wedang Jahe Rp. 36,750

Minuman datang terlebih dahulu seperti biasa. Menurut saya, Ice Tea Lychee dan Wedang Jahe kali ini adalah yang termahal yang pernah saya minum (belum termasuk pajak lagi). Untung porsinya gede. Berhubung saya lagi batuk banget, minum wedang jahe sebanyak ini menyegarkan tenggorokan. Apalagi rasa jahenya sangat kental, tenggorokan jadi panas. Mungkin sekilo jahe direbus untuk 2 gelas minuman doang, hahaha. Kalau Ice Tea Lychee masih standar rasanya. Hanya saja mungkin cara menuangkan ke gelas agak beda sampai bisa berbusa di atasnya. Oh ya, gelas-gelas wine yang awalnya ada di atas meja langsung dipindahin sewaktu minuman saya datang. Tadinya sempat berpikir bakalan sempit lagi nih kalau makanan dan minuman kami datang.
Minuman
Sewaktu makanan datang, piring-piring kosong diatas meja juga langsung di pindahkan. Akhirnya tersisa hanya makanan dan minuman pesanan kami saja di atas meja ditambah beberapa sendok  dan garpu. Pelayan juga membentangkan serbet (sapu tangan) ke pangkuan saya pertanda siap menikmati makananan. Untuk makanan, porsinya super duper besarrrr. Apa mungkin yang kesini lebih banyak bule' daripada orang lokal, maka porsinya menyesuaikan sama bule' kali ya? Nasi Goreng si Pitoeng aja sampai menggunung disajikan di piring. Rasanya enak, banyak campuran sayur, ayam, dan berbagai macam lainnya sampai-sampai porsinya lebih besar lagi. Berbeda dengan penyajian Nasi Goreng Toena yang saya kirain porsinya sedikit karena nggak menggunung. Eh ternyata malah piringnya dalam. Sama aja banyaaak banget deh nasinya. Mana tunanya juga banyaaak banget. Jadilah semakin banyak yang harus dihabiskan.
Nasi Goreng si Pitoeng
Nasi Goreng Toena
Sambil menikmati suasana Resto, ditambah Live Music dimana senimannya langsung datang ke meja saya untuk menyanyikan sebuah lagu. Alat musiknya juga klasik dan romantis banget karena pakai ukulele, gitar, dan cello. Kebayang kan para seniman nentengin cello ke setiap meja. Saya juga sudah berusaha menghabiskan makanan, tapi apalah daya. Mana batuuuuk terus nggak berhenti, jadi terpaksa harus menyisakan makanan. Biasanya saya pasti habis, apalagi mahal begitu. Huft!

Baiklah, buat kalian yang mau menikmati suasana romantis tapi tetap klasik, silahkan datang ke Resto ini ya. Mahal sih, tapi worth to try! Sayangnya saya mengambil gambar dengan kamera handphone. Seandainya saya membawa kamera mirrorless, pasti hasil gambarnya akan jauhhh lebih bagus dan lebih merepresentasikan keadaan Resto.

April 27, 2015

Tong Tji Tea House

Selagi nungguin travel pulang ke Jakarta, saya mampir dulu ke Cihampelas Walk. Bandung. Rencananya mau makan malam biar nggak kelaparan di jalan. Setelah berkeliling, pilihan tempat makan kali ini jatuh ke Tong Tji Tea House di lantai 2. Sepertinya Tea House ini tempat makan yang baru dibuka deh. Atau, saya aja yang udah jarang ke Bandung? Hehehe.
Suasana di dalam Cafe
Sangkar
Tempatnya lucu, sepertinya hanya untuk tempat nongkrong anak muda. Ada banyak sangkar-sangkar dan suara burung yang menghiasi tempat makan ini. Tempat duduknya juga banyak kursi bantal. Kalau duduk di dekat jendela, kalian bisa langsung melihat pemandangan di bawah. Karena kebetulan saya bawa kamera mirrorless, jadi foto yang saya ambil lebih tajam. Cafe ini bisa terdeskripsi sempurna dalam sebuah foto. 
Sangkar lagi
Sewaktu membuka buku menu, menurut saya semua makanan dan minuman disini murah meriah. Buku menunya juga cantik dan menu makanannya banyak. Spesialisasi Cafe ini adalah teh. Kalian bisa melihat teh berbagai macam rasa di buku menu.
Menu 1
Menu 2
Menu 3
Pesanan saya adalah :
Green Tea Lychee Rp. 13,000
Green Tea Apple Rp. 13,000
Mie Jawa Rp. 37,000
Nasi Goreng Presiden Rp. 28,000

Minuman selalu datang lebih awal. Penyajian Green Tea Applenya seperti yang biasa yang kita beli di gerai-gerai Tong Tji dipinggir super market. Hanya gelas plastik dengan tutupnya, dimana sedotan kita tusukkan ke tutup. Kalau Green Tea Lychee baru disajikan menggunakan gelas. Jadinya nggak bisa langsung di bawa pulang gelasnya, hehehe.
Minuman
Nggak lama kemudian, makanan datang. Menurut saya rasanya biasa aja, standar rasa Nasi Goreng dan Mie Jawa yang lumayan enak. Lauk-pauk di Nasi Goreng juga banyak. Ada Ayam, telur, sepiring kecil acar, ditambah kerupuk super banyak. Mie Jawa disajikan dengan campuran telur di orak-arik dan sawi. Awalnya memilih Mie Jawa karena kangen sama Mie dipinggir jalan Malioboro yang enak banget dan muraaah. Memang porsi makanann di Cafe ini lumayan besar, jadi mengenyangkan.
Nasi Goreng Presiden
Mie Jawa
Setelah makan, saya nongkrong sebentar disini sampai jam 7 malam. Karena jadwal keberangkan ke Jakarta jam 7:45. Sewaktu perjalanan ke Jakarta, bus yang saya tumpangi sempat bocor ban. Jadinya sampai ke Jakarta lebih lambat 30-40 menit. Yang penting sampai Jakarta aja deh.

April 24, 2015

Atmosphere Resort Cafe

Setelah pulang dari Alun-alun Bandung, saya dan keluarga mampir ke Resto yang kami kangenin lagi nih. Namanya Atmosphere Resort Cafe yang berlokasi di Jl. Lengkong Besar No. 97 Bandung (Telp. 022 4262815; Fax. 022 4262667). Ini kali ketiga saya kesini.
Papan nama resto
Dulu sewaktu saya tinggal di Buah Batu Bandung dan turun angkot di depan Resto ini, rasanya nggak mungkin 'gitu mau makan disini karena gosipnya mahal. Katanya es krim aja Rp. 15,000 dimana dulu standar es krim Rp. 3,000. Tapi alhamdulillah dulu abang saya dapat rejeki, jadinya bisa makan disini deh.
Tampak depan
Tampak dalam
Resto ini bisa menampung banyak tamu. Memang tempat yang paling enak untuk menikmati hidangan masakan adalah di saung. Tapi kalau di saung penuh, kalian bisa makan di dalam Resto yang memiliki 2 lantai, atau di pinggir saung juga ada meja dan kursi. Di sekitar kolam juga tersedia tempat untuk makan. Kalau nggak salah setiap malam minggu ada live musicnya. Bahkan dari banner yang di taruh di depan resto, saya melihat yang akan mengisi live music adalah Raisa. Gile, mantap bener 'kan?
Bagian saung
Tempat favorit saya dan keluarga yang pasti adalah saung. Biar terasa lebih santai, sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus. Memang sih, kawasan sekitar saung nggak seluas Sapu Lidi Resort atau Kampung Daun. Tapi suasananya cukup teduh, banyak pohon, ada kolam ikan, dan sangat nyaman.
Saung kami
Pinggir kolam
Bagian lain
Bagian lain lagi
Gaya dulu
Buku menu dibagikan kepada kami. Kalau dilihat sepintas, harga makanan dari pertama kali saya makan sewaktu tahun 2009 kalau nggak salah sekitar Rp. 57,500. tahun 2011 sekitar Rp. 67,000. Mungkin setiap tahun, makanan naik Rp. 5,000 dan minuman naik Rp. 1,000 atau Rp. 2,000 kali yah? Jadi nggak terlalu berasa juga mahalnya. Setelah saya lihat lagi di archive blog, ternyata saya selalu mencatat harga makanan dan minuman di Resto ini setiap kali saya datang. Lumayan 'kan bisa membandingkan harga dari tahun ke tahun.
Menu 1
Menu 2
Menu 3
Buku Menu
Pesanan kami adalah :
Chocolicious Mint Rp. 37,000
Lheeces Juice Rp. 29,000
Chocolate Milkshake Rp. 35,000
Angel Hair Local Rp. 87,000
Cafe de Paris Local Rp. 87,000
Nasi Campur Bali Rp. 70,000
Nasi Putih Rp. 9,500

Sebelum makanan dan minuman yang kami pesan datang, pengunjung Resto akan disuguhkan air putih terlebih dahulu dan bisa refill. Gratis lagi! Kalau pun kita nggak pesan minuman, bisa tetap minum air putih. Pesanan minuman seperti biasa datang duluan. Kalian tau, semua rasa minuman yang kami pesan tuh enaaaak banget. Chocolicious Mint itu perpaduan minuman coklat shake dicampur dengan mint. Semua minuman coklat ditambahkan float sebagai topping. Juice Leeches juga enaak banget.  Rasanya murni Lychee. Padahal gelasnya tinggi, kebayang berapa banyak Lychee yang dibutuhkan untuk membuat satu gelas jus ini.
Minuman
Untuk makanan, saya pesan Nasi Campur Bali, dengan lauk pauk sate lilit, sambal bawang, ayam goreng, pepes tahu mungkin, dan sayur urap. Menurut saya Nasi Campur Bali ini porsinya jumbo. Karena lauk pauknya banyak banget. Beberapa lauk saya bagikan ke adik dan abang saya karena memang banyak banget. Nggak usah meragukan rasanya karena memang enak, ayam dan sate lilitnya empuk, apalagi ditambah sambal bawang. Mantap banget deh.
Nasi Campur Bali
Awalnya mau pesan Steak, tapi kayaknya kalau makas Steak siang-siang agak males. Berasa kurang kenyang. Adik dan abang saya tetap makan Steak, tapi mereka pesan nasi juga, hihihi. Steaknya lembut, semua bumbu berasa sampai ke daging. Untuk menu Angel Hair, kalian bisa menikmati Steak dengan spagethi. Seharusnya sih nggak usah pesan nasi lagi udah mengenyangkan, tapi abang saya masih mau pesan nasi. Untuk Cafe de Paris, Steaknya agak lebih kecil, tapi enak banget, nggak kematengan, dan empuk. Menurut saya semua Steak enak sih. Saya nggak pinter juga mendeskripsikannya. Pokoknya masih sama enaknya dengan beberapa tahun yang lalu.
Angel Hair
Cafe de Paris
Pose dulu
Setelah makan, kami tetap bersantai disini. Bantalnya enak untuk tiduran soalnya. Kalau haus, tinggal minta refill air putih. Pokoknya enak banget deh disini. Kalian harus mencoba Resto ini ya. Sepulang dari sini, saya mampir sebentar di Amanda Brownies kukus yang ada di sebelahnya. Lumayanlah untuk oleh-oleh teman kantor.

April 22, 2015

Alun-Alun Bandung

Sewaktu main ke Bandung beberapa minggu yang lalu, saya menyempatkan diri ke Alun-alun, tempat Mesjid Raya Bandung berdiri dengan megah. Dulu sewaktu kuliah sih sering banget kesini, karena sebelahan dengan Kings, tempat saya belanja baju murah meriah. Sayang, sekarang Kings udah terbakar. Sempat kaget melihat puing-puing hasil kebakarannya, karena memang ludes banget.
Pintu depan
Yang membuat saya pengen ke mesjid ini salah satunya karena sudah di revitalisasi oleh walikota Bandung tercinta, Bapak Ridwan Kamil. Bapak yang satu ini keren banget deh. Dia bisa mengaplikasikan ilmunya untuk membuat landmark kota menjadi modern tanpa menghilangkan ciri khas dari bangunan itu sendiri. Setelah di revitalisasi malah jadi rameeeee banget.
Pengunjung
Rame Banget
Perbedaan yang signifikan adalah warna kubah mesjid yang di cat berwarna emas, PKL udah nggak ada, dan rumputnya jadi sintesis agar tahan lama. Jadinya kalau mau guling-guling di rumput juga enak, seperti main diatas permadani. Kalian nggak boleh pakai alas kaki untuk menginjak rumput, supaya kebersihannya tetap terjaga. Karena udah nggak ada PKL, kawasan sekitar alun-alun jadi bersih, nggak sembraut. Dulu sewaktu kesini, PKL bikin macet. Mereka ada dimana-mana. Tapi kemarin ada sih yang berjualan kantong plastik untuk memasukkan sendal. Itu disebut PKL juga apa nggak ya?
Menara mesjid
Menenteng sendal
Di pinggir mesjid juga ditanam banyak bungaaa bungaaa (gaya Syahrini) berwarna-warni dalam jumlah yang banyak. Yang indahnya, warna bunga disatukan dalam tempat yang keren (seperti pot besar) sesuai dengan warnanya masing-masing. Taman bunga ini adalah salah satu spot foto paling bagus. Hanya saja orang yang duduk-duduk disini rameeeee buangeeet. Jadi nggak bisa di foto dengan sempurna.
Bunga-bunga
Pot besar
abang dan adik
Sekarang kayaknya tambah bagus lagi daerah Alun-alun sini, karena Konferensi Asia Afrika sedang berlangsung. Wah, Bandung semakin keren aja nih :)

April 21, 2015

Tomodachi Restaurant

Sepulang dari jalan-jalan di Bandung Electronic Center (BEC), sambil naik angkot jurusan Kalapa - Ledeng, kami terpikir untuk makan di Tomodachi Restaurant yang berada di jalan Sukajadi Bandung ((022) 2036755). Awalnya sih nggak berniat untuk makan disini, cuma pas lewat depan resto, eh jadi teringat masa-masa kuliah sewaktu abang saya mentraktir disini. Ya udah deh, mampir kembali setelah bertahun-tahun lamanya nggak kesini.
Suasana Resto
Sebenarnya yang paling ngangenin disini tuh steaknya. Teringat dulu jaman-jaman kuliah, nggak punya duit, tapi makan steak super enak, ya di Resto ini. Sekarang setelah punya duit dan pernah mencoba berbagai Resto mantap di Jakarta, jadi pengen kembali lagi kesini bersama keluarga tercinta.
Menu Minuman 1
Menu Minuman 2
Menu Minuman 3
Sewaktu membuka buku menu, harga makanannya rata-rata sudah naik 20rb-25rb dari harga ketika saya kuliah. Masih murah sih bisa makan steak lokal enak dengan harga Rp. 67,500. Bahkan steak impor harganya hanya sekitar Rp. 80rban. Di Jakarta aja, kalau mau makan steak murah dan enak, tetap aja harus menyiapkan uang minimal Rp. 100rban per main course. Untuk harga minuman juga masih murah meriah dan enak. Hanya sekitar Rp. 20rban saja. Murah banget kan?
Menu Makanan 1
Menu Makanan 2
Menu Makanan 3
Menu Makanan 4
Kami memesan : 
Orange Lychee Rp. 21,500
Strawberry Lychee Rp. 21,500
Orange Florida Rp. 21,500
Black Pepper Steak Rp. 67,500
Tomodachi Fianciere Rp. 79,500
Old Style Tenderloin Rp. 67,500
Aqua Rp. 10,000  

Minuman yang kami pesan datang terlebih dahulu. Hiasan minumannya unik-unik. Bahkan ditambah es krim juga untuk toppingnya. Pahadal hari itu Bandung lagi hujan, tapi tetap saja minumannya dingin ber-es krim. Rasa minumannya enaaak banget. Campuran buah strawberry dan lychee bener-bener enak, Orange dan Lyche juga enak. Saya sampai ketagihan minum terus.
Minuman
Tidak lama menunggu, makanan pun datang. Kangeeen banget rasanya makan steak disini dan nggak sabaran pengen makan. Pas mencicipi potongan daging pertama, duh serasa flash back. Masih enaaaak banget. Dagingnya lembut, bumbunya terasa di setiap potongan daging. Apalagi dimakan pakai sausnya. Enaaak banget deh. Masih enak, sama seperti sewaktu saya makan pertama kali.
Black Pepper Steak
Old Style Tenderloin
Tomodachi Financiere
Adik saya yang baru pertama kali makan disini juga bilang enak. Jauh lebih enak dari steak mahal di Jakarta. Paduan steak dan sayurnya pun pas. Tapi memang untuk perut orang Indonesia seperti saya berasa ada yang kurang sih, harus makan nasi lagi, hahaha. Padahal udah ada kentang atau mash potato sebagai pelengkap, tetap aja kurang.
Kombinasi steak dan minum Orange
Semua makanan
Akhirnya kami pulang ke hotel dengan perasaan bahagia karena berhasil makan steak enak. Besok makan lagi ah. Oh ya, semua foto di ambil menggunakan kamera handphone. Mungkin agak buram sedikit, tapi cukup merepresentasikan kondisi dan keadaan sebenarnya, hihihi.

Follow me

My Trip